بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ فَضْلِ
الفَقْرِ"
“Bab: Keutamaan miskin”
Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan
tentang keutamaan orang miskin dengan meriwayatkan 6 hadits dari Sahl bin
Sa’ad As-Sa’idiy, Khabbab, ‘Imran bin Hushain, Ibnu ‘Abbas,
Anas, dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.
Lihat: Kaya bersyukur vs miskin bersabar
A. Hadits
Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6447 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [بن أبي
أويس]، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ
[سلمة بن دينار]، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: مَرَّ
رَجُلٌ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لرَجُلٍ
عِنْدَهُ جَالِسٍ: «مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا» فَقَالَ: رَجُلٌ مِنْ أَشْرَافِ
النَّاسِ، هَذَا وَاللَّهِ حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ يُنْكَحَ، وَإِنْ شَفَعَ أَنْ
يُشَفَّعَ، قَالَ: فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثُمَّ مَرَّ رَجُلٌ آخَرُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا رَجُلٌ
مِنْ فُقَرَاءِ المُسْلِمِينَ، هَذَا حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ لاَ يُنْكَحَ،
وَإِنْ شَفَعَ أَنْ لاَ يُشَفَّعَ، وَإِنْ قَالَ أَنْ لاَ يُسْمَعَ لِقَوْلِهِ،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذَا خَيْرٌ مِنْ
مِلْءِ الأَرْضِ مِثْلَ هَذَا»
Telah menceritakan kepada kami Isma'il [bin
Abi Uwais], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz bin Abi Hazim,
dari Ayahnya [Salamah bin Dinar], dari Sahl bin Sa'ad As Sa'idi,
bahwasanya pernah ada seseorang yang melewati Rasulullah ﷺ, lantas Nabi ﷺ bersabda kepada orang
yang duduk di dekat beliau, "Apa tanggapanmu mengenai orang ini?"
Maka orang tersebut menjawab, "Ia adalah seorang yang terpandang. Demi
Allah, sudah sepantasnya bilamana ia meminang seorang wanita, pasti akan
diterima pinangannya, dan bila ia meminta bantuan, niscaya ia akan
dibantu." Nabi ﷺ pun diam. Beberapa
saat kemudian, lewatlah orang lain, lantas Rasulullah ﷺ
bertanya kembali kepada (orang yang di dekat beliau), "Apa tanggapanmu
mengenai orang ini?" Ia menjawab, 'Wahai Rasulullah, menurutku orang ini
merupakan orang fakir dari kalangan kaum muslimin. Apabila ia meminang seorang
wanita, sudah sepantasnya akan ditolak pinangannya. Bila ia meminta bantuan,
niscaya ia tidak akan dibantu, dan apabila ia berucap, niscaya ucpannya tidak
akan didengar.' Maka Rasulullah ﷺ
bersabda, "Sesungguhnya orang ini (yang miskin) lebih baik dari dunia dan
seisinya di bandingkan orang yang ini (yaitu yang terpandang)."
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Allah tidak menilai seseorang dari penampilan semata.
Abu Dzar radhiyallahu'anhu
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"يَا أَبَا ذَرٍّ،
ارْفَعْ بَصَرَكَ فَانْظُرْ أَرْفَعَ رَجُلٍ تَرَاهُ فِي الْمَسْجِدِ "
قَالَ: فَنَظَرْتُ، فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ عَلَيْهِ حُلَّةٌ، قَالَ: فَقُلْتُ:
هَذَا. قَالَ: فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، ارْفَعْ بَصَرَكَ فَانْظُرْ
أَوْضَعَ رَجُلٍ تَرَاهُ فِي الْمَسْجِدِ قَالَ: "فَنَظَرْتُ، فَإِذَا رَجُلٌ
ضَعِيفٌ عَلَيْهِ أَخْلَاقٌ، قَالَ: فَقُلْتُ: هَذَا. قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ،
لَهَذَا أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ قُرَابِ الْأَرْضِ مِثْلِ
هَذَا " [مسند أحمد: إسناده صحيح]
"Wahai Abu Dzar, angkat pandangamu dan
lihatlah siapa orang yang paling tinggi setatus sosialnya di masjid yang kamu
tahu." Maka Abu Dzar berkata, "Aku lalu melihatnya, dan ternyata ada
seorang laki-laki yang mengenakan pakaian bagus." Zaid berkata, "Abu
Dzar lantas berkata, "Ini orangnya." Beliau bersabda, "Wahai Abu
Dzar, angkat pandanganmu dan lihatlah siapa orang yang paling rendah setatus
sosialnya di masjid yang kamu tahu!" Maka akupun melihatnya, dan ternyata
ada seorang laki-laki yang mengenakan pakaiajn kumal dan usang." Zaid
berkata, "Abu Dzar lalu berkata, "Ini orangnya." Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Demi Dzat yang
aku berada di tangan-Nya, (orang berpakaian usang) ini lebih utama di sisi Allah
di hari kiamat dari seluruh bumi." [Musnad Ahmad: Sanadnya shahih]
B. Hadits
Khabbab radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6448 - حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ [بن عيينة]، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ،
قَالَ: عُدْنَا خَبَّابًا، فَقَالَ: «هَاجَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُرِيدُ وَجْهَ اللَّهِ، فَوَقَعَ أَجْرُنَا عَلَى اللَّهِ،
فَمِنَّا مَنْ مَضَى لَمْ يَأْخُذْ مِنْ أَجْرِهِ، مِنْهُمْ مُصْعَبُ بْنُ
عُمَيْرٍ، قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ، وَتَرَكَ نَمِرَةً، فَإِذَا غَطَّيْنَا رَأْسَهُ
بَدَتْ رِجْلاَهُ، وَإِذَا غَطَّيْنَا رِجْلَيْهِ بَدَا رَأْسُهُ، فَأَمَرَنَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُغَطِّيَ رَأْسَهُ وَنَجْعَلَ
عَلَى رِجْلَيْهِ شَيْئًا مِنَ الإِذْخِرِ، وَمِنَّا مَنْ أَيْنَعَتْ لَهُ
ثَمَرَتُهُ، فَهُوَ يَهْدِبُهَا»
Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy,
ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin ‘Uyainah], ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dia berkata: Saya mendengar Abu Wa`il dia
berkata, "Kami pernah menjenguk Khabbab, lalu dia berkata, 'Kami
berhijrah bersama Rasulullah ﷺ dengan mengharap
ridha Allah Ta'ala, maka Allah pun memberi balasan kepada kami, diantara kami
ada yang meninggal dan belum mendapatkan balasan (di dunia) sedikitpun,
diantaranya adalah Mush'ab bin Umair yang terbunuh pada perang Uhud, dan hanya
meninggalkan kain burdah kasar, jika kami menutup kepalanya, kedua kakinya
keluar dari kain (terlihat) dan jika kami menutup kakinya, kepalanya keluar
dari kain (terlihat). Maka Nabi ﷺ
menyuruh kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut dan menutup kakinya
dengan idzkhir (rumput-rumputan berbau harum: penerj). Juga diantara kami ada
yang memliki buah yang sudah masak dan ia memetiknya.'
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Biografi Khabbab bin Al-Arat radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2)
Keistimewaan Mus’ab bin ‘Umair Al-‘Abdariy radhiyallahu
‘anhu.
Beliau termasuk sahabat terdahulu masuk
Islam, diutus oleh Nabi ﷺ untuk
berda’wah ke Yatsrib (Madinah) setelah bai’atul aqabah yang pertama. Ia
dipercayakan memegang bendera pasukan kaum Muhajirin di perang Badar dan Uhud.
Wafat tahun 3 hijriyah.
Al-Bara' bin 'Azib radhiallahu'anhu
berkata:
"أَوَّلُ مَنْ
قَدِمَ عَلَيْنَا مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ، وَابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ وَكَانَا
يُقْرِئَانِ النَّاسَ" [صحيح البخاري]
"Orang yang pertama datang kepada kami
(dari kaum Muhajirin) adalah Mush'ab bin 'Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya
membacakan Al-Qur'an kepada orang-orang. [Shahih Bukhari]
Ø Pada suatu hari 'Abdurrahman bin 'Auf dihidangkan makanan
kepadanya saat itu ia sedang berpuasa. Lalu ia berkata:
" قُتِلَ مُصْعَبُ
بْنُ عُمَيْرٍ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّي، كُفِّنَ فِي بُرْدَةٍ، إِنْ غُطِّيَ
رَأْسُهُ، بَدَتْ رِجْلاَهُ، وَإِنْ غُطِّيَ رِجْلاَهُ بَدَا رَأْسُهُ، ثُمَّ
بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا مَا بُسِطَ، وَقَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ
حَسَنَاتُنَا عُجِّلَتْ لَنَا"، ثُمَّ جَعَلَ يَبْكِي حَتَّى تَرَكَ
الطَّعَامَ [صحيح
البخاري]
“Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah
orang yang lebih baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain kafan
yang bisa membungkusnya kecuali hanyalah burdah (kain bergaris) yang apabila
kepalanya akan ditutup, kakinya terbuka (karena kain yang pendek) dan bila
kakinya yang hendak ditutup kepalanyalah yang terbuka. Kemudian setelah itu
dunia telah dibukakan buat kami dan sungguh kami khawatir bila
kebaikan-kebaikan kami disegerakan balasannya buat kami (berupa kenikmatan
dunia)”. Lalu ia pun mulai menangis sampai meninggalkan makanan. [Shahih
Bukhari]
3)
Harta rampasan perang mengurangi pahala jihad.
Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ غَازِيَةٍ
تَغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ فَيُصِيبُونَ الْغَنِيمَةَ، إِلَّا تَعَجَّلُوا
ثُلُثَيْ أَجْرِهِمْ مِنَ الْآخِرَةِ، وَيَبْقَى لَهُمُ الثُّلُثُ، وَإِنْ لَمْ
يُصِيبُوا غَنِيمَةً، تَمَّ لَهُمْ أَجْرُهُمْ» [صحيح
مسلم]
"Tidaklah seseorang berperang di jalan
Allah kemudian ia mengambil bagiannya dari harta ghanimah, melainkan sepertiga
pahalanya telah terkurangi di akhirat kelak, namun jika dia tidak mengambil
harta ghanimah tersebut, maka pahalanya menjadi sempurna." [Shahih Muslim]
Ø Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma berkata:
«لَا يُصِيبُ أَحَدٌ مِنَ
الدُّنْيَا إِلَّا نَقَصَ مِنْ دَرَجَاتِهِ عِنْدَ اللَّهِ وَإِنْ كَانَ عَلَيْهِ
كَرِيمًا» [مصنف ابن أبي شيبة]
“Tidaklah seseorang mendapatkan kenikmatan
dunia kecuali berkurang derajatnya di sisi Allah sekalipun ia dermawan”.
[Mushannaf bin Abi Syaibah]
C. Hadits
‘Imran bin Hushain dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhum.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6449 - حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيدِ [هشام بن عبد الملك الطيالسي]، حَدَّثَنَا سَلْمُ بْنُ زَرِيرٍ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ [عمران العُطاردي]، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اطَّلَعْتُ فِي الجَنَّةِ
فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الفُقَرَاءَ، وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ
أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Walid
[Hisyam bin Abdil Malik Ath-Thayalisiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada
kami Salm bin Zarir, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Raja` [‘Imran
Al-‘Utharidiy], dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu'anhuma dari
Nabi ﷺ beliau bersabda, "Aku pernah menengok ke surga, ternyata
kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin, dan aku juga menengok ke
neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita."
تَابَعَهُ أَيُّوبُ [السختياني]،
وَعَوْفٌ [الأعرابي]، وَقَالَ صَخْرٌ [بن جويرية]،
وَحَمَّادُ بْنُ نَجِيحٍ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ.
Diperkuat juga oleh Ayyub [As-Sakhtiyaniy] dan
'Auf [Al-A’rabiy]. Shakhr [bin Juwairiyah] dan Hammad bin Najih mengatakan;
dari Abu Raja`, dari Ibnu Abbas.
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Biografi
Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin 'Abbas
3. Kebanyakan
penduduk surga adalah orang miskin.
Diantara sebabnya:
a.
Karena kemiskinan menyebabkan kelemahan, berbeda dengan kekayaan
yang sering mendorong untuk bertindak melampaui batas.
Dari Haritsah bin Wahb Al-Khuza’iy
radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
" أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعّفٍ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ
لَأَبَرَّهُ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍّ، جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
" [صحيح البخاري ومسلم]
“Maukah kalian kuberi tahu tentang penduduk
surga? Semua orang lemah yang dan direndahkan, kalau mereka bersumpah atas nama
Allah maka Allah akan mengabulkannya. Maukah kalian kuberi tahu tentang
penduduk nereka? Semua yang sifatnya kasar, kikir dan sombong”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 13; “Yang banyak harta merekalah yang sedikit”
b.
Pertanggung-jawabannya nanti di akhirat sedikit.
Dari Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ
أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Kedua kaki seorang hamba
tidak berajak dari tempatnya di hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya
yang ia habiskan dengan melakukan apa, tentang ilmunya apa yang ia amalkan,
tentang hartanya dari mana ia dapat dan ia nafkahkan untuk apa, dan tentang
jasadnya pada hal apa ia gunakan". [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Ø Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ:
الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ، وَيَكْرَهُ قِلَّةَ
الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقُلُّ لِلْحِسَابِ»
“Dua perkara yang dibenci anak Adam,
[pertama] kematian, padahal kematian itu lebih baik bagi seorang mukmin
daripada fitnah (dlm Agama). [Kedua] dia membenci sedikit harta, padahal
sedikit harta itu lebih meminimalisir hisab (perhitungan amal)." [HR.
Ahmad, dan lain-lain, dishahihkan oleh Albâniy di dalam Ash-Shahîhah]
Lihat: Hadits Abu Barzah; 4 pertanggung-jawaban di hadapan Allah
4. Kebanyakan
penduduk neraka adalah wanita.
Diantara sebabnya:
a)
Suka mengingkari kebaikan suaminya.
b)
Sulit menjaga lisan.
c)
Mudah tergoda.
d)
Mudah menggoda.
Lihat: Kitab Iman bab 21; Mengingkari kebaikan suami, dan istilah kekufuran di bawah kekufuran
e)
Jumlah wanita memang lebih banyak dari laki-laki.
Anas bin Malik radhiyallahu'anhu
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
" مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ: أَنْ يَقِلَّ العِلْمُ، وَيَظْهَرَ الجَهْلُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا،
وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ
امْرَأَةً القَيِّمُ الوَاحِدُ "
"Sesungguhnya diantara tanda-tanda
kiamat adalah sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, perzinaan secara
terang-terangan, jumlah perempuan yang lebih banyak dan sedikitnya laki-laki,
sampai-sampai (perbandingannya) lima puluh perempuan sama dengan hanya satu
orang laki-laki. [Shahih Bukhari]
Lihat: Kitab Ilmu bab 21; Diangkatnya ilmu dan nampaknya kebodohan
D. Hadits
Anas radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6450 - حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ [عَبْدُ اللهِ بنُ عَمْرِو بنِ أَبِي
الحَجَّاجِ]، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الوَارِثِ [بن
سعيد بن ذكوان التميمي]،
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «لَمْ يَأْكُلِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى خِوَانٍ حَتَّى مَاتَ، وَمَا أَكَلَ خُبْزًا مُرَقَّقًا حَتَّى
مَاتَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar
[Abdullah bin 'Amr bin Abi Al-Hajjaj], ia berkata: Telah menceritakan kepada
kami Abdul Warits [bin Sa'id bin Dzakwan At-Tamimiy], ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah, dari Qatadah, dari Anas radhiyallahu'anhu
dia berkata, "Nabi ﷺ tidak pernah makan di
atas khiwan (tempat yang sangat besar) hingga beliau meninggal, dan tidak juga
memakan roti yang lunak hingga beliau meninggal."
E. Hadits
Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6451 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ [حماد بن أسامة الكوفي]، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا، قَالَتْ: «لَقَدْ تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَمَا فِي رَفِّي مِنْ شَيْءٍ يَأْكُلُهُ ذُو كَبِدٍ، إِلَّا شَطْرُ شَعِيرٍ فِي
رَفٍّ لِي، فَأَكَلْتُ مِنْهُ، حَتَّى طَالَ عَلَيَّ، فَكِلْتُهُ فَفَنِيَ»
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Abu Syaibah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah [Hammad bin
Usamah Al-Kufiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari
Ayahnya, dari Aisyah radhiallahu'anha dia berkata, "Sungguh
Nabi ﷺ telah wafat, sementara tidak ada
sesuatupun di rumahku yang dapat dimakan oleh makhluk yang bernyawa (manusia
atau hewan) kecuali sedikit gandum yang ada pada rak makanan milikku, lalu aku
memakannya sebagian hingga beberapa lama, kemudian aku timbang dan akhirnya
rusak (habis)."
Penjelasan singkat hadits Anas dan Aisyah:
1)
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2)
Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya
3)
Kesederhanaan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
NB:
Akan ada penjelasan khusus pada bab selanjutnya.
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 14; “Aku tidak suka jika aku mempunyai emas seperti gunung Uhud”
4)
Suka menghitung-hitung harta menghilangkan keberkahan.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Seorang datang kepada Nabi ﷺ
meminta makanan, maka beliau memberinya seperdua wasaq (1 wasaq= 60 sha')
gandum. Maka orang tersebut terus menerus makan darinya bersama istri dan
tamunya sampai ia menakarnya. Kemudian ia mendatangi Nabi ﷺ, maka beliau bersabda:
«لَوْ لَمْ تَكِلْهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ، وَلَقَامَ لَكُمْ» [صحيح
مسلم]
"Seandainya engkau tidak
menakarnya maka engkau akan makan terus darinya dan tidak akan habis untuk
kalian". [Sahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain; Jabir radhiyallahu 'anhu
berkata: Ummu Malik terkadang menghadiahi Nabi ﷺ
minyak dengan bejana miliknya. Kemudian anaknya datang meminta makanan dan ia
tidak memiliki sesuatu, maka ia memeriksa bejana yang ia pakai untuk
menghadiahi Nabi ﷺ dan ia mendapatinya
masih berisi minyak. Maka ia terus menerus memakai minyak itu membuat makanan
di rumahnya sampai ia memerasnya. Kemudian ia mendatangi Nabi ﷺ, maka beliau bersabda:
«عَصَرْتِيهَا؟»
"Apakah engkau memerasnya?"
Ummu Malik menjawab: Iya!
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«لَوْ تَرَكْتِيهَا مَا زَالَ قَائِمًا» [صحيح
مسلم]
"Seandainya engkau
membiarkannya maka minyak tersebut akan senantiasa ada". [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 15; “Kaya adalah kaya jiwa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...