بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 2 hadits, yang menunjukkan betapa besar upaya yang ditempuh
Rasulullah ﷺ dalam menjaga kemurnian tauhid dan berusaha
menutup semua jalan yang menuju kepada kemusyrikan.
a. Abdullah bin Asy-Syikhkhir radhiyallahu'anhu
berkata: “Ketika aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani 'Amir menemui
Rasulullah ﷺ,
kami berkata:
"أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَـالَ:
«السَّيِّدُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى»، قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلاً،
وَأَعْظَمُنَا طُوْلاً، فَقَالَ: «قُوْلُوْا بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ
وَلاَ يَسْتَجْرِيَنَّكُمْ الشَّيْطَانُ»
“Engkau adalah sayyiduna (tuan kami), maka
beliau bersabda:” Sayyid (Tuan) yang sebenarnya adalah Allah tabaraka wa
ta’aalaa”, kemudian kami berkata: ‘Engkau adalah yang paling utama dan
paling agung kebaikannya di antara kita. Beliau bersabda: “Ucapkanlah semua
atau sebagaian kata-kata yang wajar bagi kalian, dan janganlah kalian terseret
oleh syetan.” [Abu Daud dengan sanad yang shahih]
b. Dikatakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu'anhu
bahwa ada sebagian orang berkata:
"يَا رَسُوْلَ اللهِ، يَا خَيْرَنَا وَابْنُ
خَيْرِنَا، وَسَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّدِنَا، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ،
قُوْلُوْا بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمْ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدٌ،
عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُ اللهِ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُوْنِيْ فَوْقَ
مَنْـزِلَتِيْ الَّتِيْ أَنْزَلَنِيْ اللهُ عز وجل»
“Ya Rasulullah, wahai orang yang paling
baik di antara kami, dan putra orang yang terbaik di antara kami, wahai tuan
kami dan putra tuan kami!” Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Saudara-saudara sekalian!
Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian, dan janganlah
sekali-kali kalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan
utusan-Nya, aku tidak senang kalian mengagungkanku melebihi kedudukanku yang
telah diberikan Allah ‘azza wajalla kepadaku.”
[An-Nasai dengan sanad yang jayyid]
Dari hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 4 poin penting:
1. Peringatan
kepada para sahabat agar tidak bersikap berlebih-lebihan terhadap beliau.
Ini menunjukkan
bahwa tauhid tidak akan sempurna dan murni, kecuali dengan menghindarkan diri
dari setiap ucapan yang menjurus kepada perlakuan yang berlebih-lebihan
terhadap makhluk, karena dikhawatirkan akan menyeret ke dalam kemusyrikan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا
عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ} [النساء: 171]
Wahai ahli kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah
kecuali yang benar (sesuai dengan wahyu). [An-Nisaa':171]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن النسائي: صحيح]
"Hati-hatilah kalian dengan
sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama karena sesungguhnya yang
membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam
menjalankan agama". [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
Lihat: Mencintai Nabi; Antara berlebihan dan antipati
2. Orang
yang dipanggil dengan panggilan “Engkau adalah tuan kami!” hendaknya ia
menjawab: “Tuan yang sebenarnya adalah Allah!”.
Boleh mengatakan “Engkau adalah tuan kami!”
kepada orang yang pantas. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
" لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ:
أَطْعِمْ رَبَّكَ وَضِّئْ رَبَّكَ، اسْقِ رَبَّكَ، وَلْيَقُلْ: سَيِّدِي مَوْلاَيَ
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Janganlah salah seorang di antara
kalian berkata: (kepada hamba sahaya atau pelayannya): "Hidangkan makanan
untuk gustimu, dan ambilkan air wudhu untuk gustimu, beri minum untuk
gustimu", dan hendaknya pelayan itu mengatakan: "tuanku,
majikanku".” [Shahih Bukhari dan Muslim]
Adapun yang tidak pantas maka itu dilarang.
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَيِّدٌ، فَإِنَّهُ إِنْ يَكُ سَيِّدًا
فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن أبي داود: صححه
الألباني]
"Jangan kalian memanggil
orang munafiq dengan sebutan "Tuan", karena jika mereka menjadi tuan
maka kalian telah membuat murka Rabb kalian 'azza wa jalla". [Sunan
Abi Daud: Shahih]
Lihat: Hadits tentang sifat Nifaq dan Munafiq
3. Rasulullah
ﷺ memperingatkan kepada para sahabat agar
tidak terseret dan terbujuk oleh syetan, padahal mereka tidak mengatakan
kecuali yang sebenarnya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا
عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 168، 169]
Dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan
keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
[Al-Baqarah: 168-169]
{قُلْ أَنَدْعُو مِنْ
دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي
الْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ
إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}
[الأنعام: 71]
Katakanlah (Muhammad), “Apakah kita akan memohon
kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak (pula)
mendatangkan mudarat kepada kita, dan (apakah) kita akan dikembalikan ke
belakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan
oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” Kawan-kawannya mengajaknya
ke jalan yang lurus (dengan mengatakan), “Ikutilah kami.” Katakanlah,
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya); dan kita
diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam. [Al-An'am: 71]
Ø Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ»
"Aku pemimpin anak cucu Adam
pada hari kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri." [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an
4. Rasulullah
ﷺ (tidak menginginkan sanjungan dari para
sahabat yang melampaui kedudukan yang sebenarnya), dengan sabdanya: “Aku tidak
senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukan (yang sebenarnya) yang
telah diberikan kepadaku oleh Allah ta’aalaa.”
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ} [الكهف:
110، فصلت: 6]
Katakanlah: "Sesungguhnya aku Ini
manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku". [Al-Kahfi:110,
dan Fushilat: 6]
Ø Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ،
فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ» [صحيح
البخاري]
"Janganlah kalian memujiku
secara berlebihan sebagaimana kaum Nashrani telah berlebihan memuji Ibnu
Maryam, karena sesungguhnya aku ini hanya hamba-Nya. Maka katakanlah: Hamba
Allah dan Rasul-Nya". [Shahih Bukhari]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menuturkan:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: مَا شَاءَ اللَّهُ، وَشِئْتَ،
فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: «أَجَعَلْتَنِي وَاللَّهَ عَدْلًا؟ بَلْ مَا
شَاءَ اللَّهُ وَحْدَهُ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Bahwa ada seorang lelaki
berkata kepada Nabi ﷺ:
"atas kehendak Allah dan kehendakmu"! Maka Nabi ﷺ bersabda: "Apakah kamu telah menjadikan diriku sekutu
bagi Allah? Hanya atas kehendak Allah semata". [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
Ø Abdullah bin Abu Aufa -radhiyallahu 'anhu-
berkata:
لَمَّا قَدِمَ مُعَاذٌ مِنَ الشَّامِ سَجَدَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «مَا هَذَا يَا مُعَاذُ؟» قَالَ: أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ
يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ، فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ
نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «فَلَا تَفْعَلُوا، فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ
يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا،
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا
حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى
قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ»
Tatkala Mu'adz -radhiallahu 'anhu-
datang dari Syam, ia bersujud kepada Nabi ﷺ hingga beliau bersabda:
"Apa-apaan ini ya Mu'adz?” Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendatangi
Syam, aku mendapatkan mereka sujud kepada para uskup dan komandan mereka. Maka,
aku ingin melakukannya terhadapmu."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Janganlah kalian melakukannya, kalau saja aku diperbolehkan memerintahkan
seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku akan perintahkan
seorang isteri bersujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di
Tangan-Nya, sungguh seorang isteri itu tidak dikatakan menunaikan hak Rabb-nya
hingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau saja suami memintanya untuk dilayani,
sementara ia sedang berada di atas pelana kendaraan, maka ia tidak boleh
menolaknya." [Sunan Ibnu Majah: Hasan Shahih]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
«مَا كَانَ أَحَدٌ مِنَ
النَّاسِ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ شَخْصًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، كَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَا يَقُومُ
لَهُ أَحَدٌ مِنْهُمْ، لِمَا يَعْلَمُونَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ» [مسند أحمد: صحيح]
"Tidak ada seorang pun manusia yang
lebih dicintai para sahabat selain Rasulullah ﷺ,
namun jika mereka melihat Rasulullah, tidak seorang pun dari mereka berdiri
(untuk menghormatinya) karena mereka mengetahui bahwa beliau tidak
menyukainya." [Musnad Ahmad: Shahih]
Jika Nabi ﷺ tidak
menyukai sanjungan dan penghormatan yang berlebihan sebagai bentuk penjagaan
terhadap tauhid, maka kepadaselainnya harus lebih dihindari.
Abu
Miljaz –rahimahullah- berkata, "Mu'awiyah pergi menemui Ibnu
Az-Zubair dan Ibnu Amir, Ibnu Amir lalu berdiri sementara Ibnu Az-Zubair tetap
duduk. Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu lalu berkata kepada Ibnu Amir, "Duduklah,
aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يَمْثُلَ لَهُ الرِّجَالُ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ
النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Barang
siapa senang melihat orang lain berdiri karenanya, maka hendaklah ia menempati
tempat duduknya di neraka." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (65); Larangan menjadikan Allah sebagai perantara kepada makhlukNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...