بسم الله الرحمن الرحيم
'Uqbah
bin 'Amir Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu berkata:
قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: «امْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ،
وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ» [سنن الترمذي: صحيح]
Aku
bertanya: Wahai Rasulullah apakah kunci keselamatan? Beliau menjawab,
"Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu lapang (tidak keluar menuju
fitnah), dan menangislah karena dosa-dosamu." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Kunci pertama: Menjaga
ucapan.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ صَمَتَ
نَجَا» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang diam
(dari perkataan buruk) maka ia akan selamat". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
1.
Setiap ucapan akan dipertanggung-jawabkan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{مَا يَلْفِظُ
مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18]
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qaaf:18]
2.
Semua tubuh selamat jika lisannya selamat.
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ:
اتَّقِ اللَّهَ فِينَا، فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا،
وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا " [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Jika
anak cucu Adam memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya mengingkari lidah dan berkata: Bertakwalah engkau (wahai
lidah) kepada Allah terhadap kami, karena sesungguhnya kami tergantung engkau,
maka jika engkau baik maka kami juga baik, dan jika engkau buruk maka kami juga
buruk”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ memegang lisannya, dan bersabda:
«كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا»، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا
لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا
مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى
مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"'Tahanlah (lidah) mu ini." Aku bertanya: Wahai nabi Allah, apakah
kita akan dihukum atas apa yang kita ucapkan? Rasulullah menjawab: “Wahai Mu’adz, apakah orang-orang berjalan di neraka dengan wajah dan
hidungnya (tidak disiksa demikian) kecuali karena perbuatan lidahnya?” [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ ditanya tentang sesuatu yang
paling banyak memasukkan orang ke neraka?
Rasulullah ﷺ
menjawab:
«الفَمُ وَالفَرْجُ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Mulut dan
kemaluan". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا
فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat, ia tidak memikirkan
kandungannya, akan menyebabkan ia terjerumus ke dalam neraka, lebih jauh dari
jarak antara timur dan barat”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
«إِنَّ العَبْدَ
لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا،
يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ
مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» [صحيح البخاري]
"Sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat
yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan Allah mengangkat
derajatnya. Dan sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat yang dimurkai
Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan ia terjerumus ke dalam neraka
jahannam". [Sahih Bukhari]
3.
Ahli ibadah tidak akan selamat jika tidak menjaga lisannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ
كَثْرَةِ صَلَاتِهَا، وَصِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي
جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ: «هِيَ فِي النَّارِ»، قَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا،
وَصَلَاتِهَا، وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ، وَلَا تُؤْذِي
جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ: «هِيَ فِي الْجَنَّةِ» [مسند أحمد: صحيح]
Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah (seorang wanita)
terkenal dengan banyak melakukan salat, puasa, dan sedekah, akan tetapi ia
menyakiti tetangganya dengan lidahnya? Rasulullah ﷺ bersabda: "Ia adalah penghuni neraka!" Orang itu
bertanya lagi: Ya Rasulullah, si Fulanah yang lain terkenal dengan sedikit melakukan
puasa, sedekah dan salat, ia hanya bersedekah dengan secuil keju akan tetapi ia
tidak menyakiti tetangganya dengan lidahnya? Rasulullah ﷺ bersabda: "Ia adalah penghuni surga!" [Musnad Ahmad:
Shahih]
Lihat: Jaga puasamu dengan menjaga ucapanmu
Kunci kedua: Rumah
terasa lapang.
1) Menyibukkan
diri dengan keluarga di rumah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا} [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. [At-Tahriim:6]
Ø Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ
مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya. Imam (kepala Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung
jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan
akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah
pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung
jawaban atas urusan rumah tangga tersebut". [Sahih Bukhari dan Muslim]
2) Menjauhi
fitnah (perpecahan dan perselisihan).
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا،
فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ
أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ،
عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ
مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا مَا
أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]
"Fitnah akan dipaparkan pada
hati manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara
satu sama lain). Mana pun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan
terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak
dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati
tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak
lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan
sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang terbalik, tidak
menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang
diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«سَتَكُونُ فِتَنٌ
القَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ القَائِمِ، وَالقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ
المَاشِي، وَالمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا
تَسْتَشْرِفْهُ، وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Akan terjadi fitnah yang ketika itu
orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, dan orang yang berdiri
lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik
daripada orang yang berlari, dan siapa yang ingin melihat fitnah itu, maka
fitnah itu akan mengintainya, siapa yang menemukan tempat pertahanan atau
tempat perlindungan, hendaklah dia berlindung kepadanya". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø Dari Abu Bakrah radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّهَا
سَتَكُونُ فِتَنٌ: أَلَا ثُمَّ تَكُونُ فِتْنَةٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ
الْمَاشِي فِيهَا، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي إِلَيْهَا. أَلَا،
فَإِذَا نَزَلَتْ أَوْ وَقَعَتْ، فَمَنْ كَانَ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ،
وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ، وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ
فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ " قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ
أَرَأَيْتَ مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ وَلَا غَنَمٌ وَلَا أَرْضٌ؟ قَالَ:
«يَعْمِدُ إِلَى سَيْفِهِ فَيَدُقُّ عَلَى حَدِّهِ بِحَجَرٍ، ثُمَّ لِيَنْجُ إِنِ
اسْتَطَاعَ النَّجَاءَ، اللهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟ اللهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟
اللهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟» قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ
إِنْ أُكْرِهْتُ حَتَّى يُنْطَلَقَ بِي إِلَى أَحَدِ الصَّفَّيْنِ، أَوْ إِحْدَى
الْفِئَتَيْنِ، فَضَرَبَنِي رَجُلٌ بِسَيْفِهِ، أَوْ يَجِيءُ سَهْمٌ
فَيَقْتُلُنِي؟ قَالَ: «يَبُوءُ بِإِثْمِهِ وَإِثْمِكَ، وَيَكُونُ مِنْ أَصْحَابِ
النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya akan terjadi
fitnah-fitnah, ingat, setelah itu terjadi fitnah, orang duduk saat itu lebih
baik daripada yang berjalan dan yang berjalan saat itu lebih baik dari yang
berlari kecil menujunya. Ingat, bila fitnah terjadi, barangsiapa memiliki unta,
hendaklah menyusul dengan untanya, barangsiapa memiliki kambing, hendaklah
menyusul dengan kambingnya dan barangsiapa memiliki tanah, hendaklah menyusul
dengan tanahnya." Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, menurut Tuan
bagaimana dengan orang yang tidak memiliki unta, kambing atau tanah? Beliau
menjawab, "Ia berpegangan pada pedangnya lalu memukulkan bagian tajamnya
ke batu kemudian hendaklah menyelamatkan diri bila mampu. Ya Allah, apakah
telah aku sampaikan, Ya Allah, apakah telah aku sampaikan, Ya Allah, apakah
telah aku sampaikan?" Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, menurut Tuan
bagaimana bila aku dipaksa hingga aku dibawa menuju salah satu dari kedua kubu
atau salah satu dari dua kelompok lalu seseorang menebasku dengan pedangnya
atau anak panah menimpaku lalu membunuhku? Beliau menjawab, "Ia datang
membawa dosanya dan dosamu dan ia termasuk penghuni neraka." [Shahih
Muslim]
Ø Abu Musa radhiallahu'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ بَيْنَ
أَيْدِيكُمْ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا
مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ،
وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ
السَّاعِي»، قَالُوا: فَمَا تَأْمُرُنَا؟ قَالَ: «كُونُوا أَحْلَاسَ بُيُوتِكُمْ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Akan datang kepada kalian fitnah
sebagaimana malam yang gelap gulita, pada masa itu seorang beriman di pagi hari
lalu kafir di sore hari, orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri,
orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan dan orang yang berjalan
lebih baik dari orang yang berlari." Para sahabat bertanya, "Lalu apa
yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab, "Tetaplah
kalian di rumah-rumah kalian." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Abu Dzar radhiallahu'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku:
«يَا أَبَا ذَرٍّ»،
قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: «كَيْفَ أَنْتَ إِذَا
أَصَابَ النَّاسَ مَوْتٌ يَكُونُ الْبَيْتُ فِيهِ بِالْوَصِيفِ؟» يَعْنِي
الْقَبْرَ، قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، - أَوْ قَالَ: مَا خَارَ
اللَّهُ لِي وَرَسُولُهُ -، قَالَ: «عَلَيْكَ بِالصَّبْرِ» - أَوْ قَالَ:
«تَصْبِرُ» - ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا أَبَا ذَرٍّ» قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ،
قَالَ: «كَيْفَ أَنْتَ إِذَا رَأَيْتَ أَحْجَارَ الزَّيْتِ قَدْ غَرِقَتْ
بِالدَّمِ؟» قُلْتُ: مَا خَارَ اللَّهُ لِي وَرَسُولُهُ، قَالَ: «عَلَيْكَ بِمَنْ
أَنْتَ مِنْهُ» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَلَا آخُذُ سَيْفِي وَأَضَعُهُ
عَلَى عَاتِقِي؟ قَالَ: «شَارَكْتَ الْقَوْمَ إِذَنْ» قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِي؟
قَالَ: «تَلْزَمُ بَيْتَكَ»، قُلْتُ: فَإِنْ دُخِلَ عَلَيَّ بَيْتِي؟ قَالَ:
«فَإِنْ خَشِيتَ أَنْ يَبْهَرَكَ شُعَاعُ السَّيْفِ، فَأَلْقِ ثَوْبَكَ عَلَى
وَجْهِكَ يَبُوءُ بِإِثْمِكَ وَإِثْمِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Wahai Abu Dzar!" Aku menjawab,
"Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu dan kebahagiaan semoga
bersamamu," Beliau
bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan jika datang kematian kepada manusia,
kemudian rumahnya pindah ke kuburan?" Aku menjawab, "Allah dan
rasul-Nya lebih tahu." Atau ia menyebutkan, "(Aku akan melakukan) apa
yang Allah dan rasul-Nya kehendaki (pilih)." Beliau bersabda,
"Hendaklah engkau sabar, atau beliau mengatakan, "Bersabarlah."
Kemudian beliau berkata lagi kepadaku, "Wahai Abu Dzar!" aku
menjawab, "Aku penuhi panggilanmu dan kebahagiaan semoga bersamamu, "Apa
pendapatmu jika Ahjar Az-Zait (nama suatu tempat di Madinah) berlumuran
darah?" Aku menjawab, "(Aku akan melakukan) apa yang Allah dan
rasul-Nya kehendaki untukku." Beliau bersabda, "Hendaklah engkau
bergabung bersama orang terdekatmu (keluarga, atau Imam yang kamu berbaiat
kepadanya)." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa tidak lebih baik
jika aku ambil pedangku, lalu aku letakkan di atas pundakku?" beliau
menjawab, "Kalau begitu kamu telah ikut serta bersama orang-orang (dalam
dosa)." Aku lalu bertanya lagi, "Lantas apa yang engkau perintahkan
untukku?" beliau menjawab, "Berdiamlah engkau di rumahmu." Aku
terus bertanya, "Bagaimana jika ada seseorang yang masuk ke dalam
rumahku!" beliau menjawab, "Jika engkau merasa takut dengan kilauan
pedang musuh, maka letakkanlah kain baju di mukamu (pasrah), maka ia akan
menanggung dosamu dan dosanya sendiri." [Sunan Abi Daud: Shahih]
3) Perintah
menetap dalam rumah bagi wanita.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ} [الأحزاب:
33]
“Dan hendaklah kamu (kaum wanita) tetap di
rumahmu". [Al-Ahzab: 33]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، فَإِذَا
خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ مِنْ وَجْهِ
رَبِّهَا وَهِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا» [صحيح ابن خزيمة]
"Sesungguhnya wanita itu
adalah aurat, maka jika ia keluar rumah setan akan memuliakannya, dan tempat
yang paling dekat bagi wanita dari wajah Tuhannya adalah ketika ia di dalam
rumahnya." [Sahih Ibnu Khuzaimah]
Ø Ummu Humaid istri Abu Humaid As-Sa'idy -radhiyallahu'anhuma-
mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya
aku suka jika shalat bersamamu.
Rasulullah ﷺ menjawab:
«قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي
بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ
خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ
صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ
مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي ... »
"Aku sudah tau kalau engkau
suka salat bersamaku, akan tetapi salat di kamarmu lebih baik dari pada di luar
kamar, dan di luar kamar lebih baik daripada di luar rumah, dan di luar rumah
lebih baik daripada di mesjid kaummu, dan di mesjid kaummu lebih baik daripada
di mesjidku." [Musnad Ahmad: Hadits hasan]
Lihat: Hukum wanita keluar rumah
Kunci ketiga: Taubat.
Dari Anas -radhiyallahu 'anhu-;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ»
"Semua anak cucu Adam banyak salah dan
sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat." [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«النَّدَمُ تَوْبَةٌ»
"Penyesalan adalah bentuk
taubat." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
1. Tidak
mendapatkan azab jika bertaubat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَمَا كَانَ
اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} [الأنفال: 33]
Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta ampun. [Al-Anfaal:33]
Ø Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma berkata: Aku
mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"عَيْنَانِ لَا
تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ
تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ" [سنن الترمذي: صحيح]
"Dua mata yang tidak akan disentuh
oleh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang begadang
untuk berjaga di jalan Allah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Abu Raihanah radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«حُرِّمَتِ النَّارُ
عَلَى عَيْنٍ دَمَعَتْ أَوْ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَحُرِّمَتِ النَّارُ
عَلَى عَيْنٍ سَهِرَتْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» [مسند
أحمد: حسن لغيره]
"Diharamkan neraka atas mata yang
menetes atau menangis karena takut kepada takut Allah dan diharamkan neraka
atas mata yang berjaga di jalan Allah". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
2. Dosa
diampuni dan masuk surga.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا
إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ} [التحريم:
8]
Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
[At-Tahriim:8]
3. Keburukan
diganti dengan kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا
صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَحِيمًا} [الفرقان: 70]
Kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Al-Furqan:70]
Ø Abu Thawil -radhiyallahu 'anhu- mendatangi
Rasulullah ﷺ dan bertanya:
أرأيتَ رجلاً عمل الذنوبَ كلَّها، فلم يترك منها شيئاً، وهو مع ذلك لم
يترك حاجة ولا داجة إلا أتاها، فهل لذلك من توبة؟ قال: "أليس قد أسلمت؟
" قال: أما أنا فأشهدُ أنْ لا إلهَ إلا الله وحدَه لا شريك له، وأن محمداً
رسول الله. قال: "نعم، تفعل الخيرات، وتترك السيئات، فيجعلُهُن اللهُ لك
حسناتٍ كلهنَّ". قال: وغَدَراتي وفَجَراتي؟! قال: "نعم".
Bagaimana pendapamu tentang seorang yang
melakukan semua dosa, tidak satu pun yang ia tinggalkan, apapun yang diinginkan
oleh hawa nafsunya pasti dikerjakan. Apakah ada tobat baginya? Rasulullah balik
bertanya: "Bukankah kamu sudah masuk Islam?"
Ia menjawab: Kalau saya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah Rasul Allah.
Rasulullah bersabda: "Iya (ada tobat baginya), perbanyalah melakukan
kebaikan dan tinggalkan keburukan, maka Allah akan mengganti semua keburukan
yang pernah kau lakukan menjadi kebaikan".
Ia bertanya lagi: Begitu juga dengan pengkhianatanku dan kejahatanku?
Rasulullah menjawab: "Iya". [Silsilah hadits Shahih no.3391]
4. Mendapat
naungan di padang mahsyar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ: ... وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»
"Ada tujuh (golongan orang
beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah
naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali
naunganNya. Yaitu; …, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan
mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Tiga yang membinasakan dan tiga yang menyelamatkan - Raih keselamatan dengan bersyukur - Bagaimana kita selamat dari fitnah (cobaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...