Rabu, 21 Juni 2023

Kitab Ar-Riqaq, bab 18; Beramal sewajarnya dan rutin

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ القَصْدِ وَالمُدَاوَمَةِ عَلَى العَمَلِ"

Bab: Beramal sewajarnya dan rutin

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang anjuran sederhana dalam beramal serta konsisten, karena surga tidak diraih dengan banyaknya amalan, tapi dengan rahmat Allah. Imam Bukhari menyebutkan 8 hadits dari Aisyah, Abu Hurairah, dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhum.

A.    Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6461 - حَدَّثَنَا عَبْدَانُ [هو عبد الله بن عثمان بن جبلة]، أَخْبَرَنَا أَبِي، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَشْعَثَ [بن سليم بن الأسود]، قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي، قَالَ: سَمِعْتُ مَسْرُوقًا، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَيُّ العَمَلِ كَانَ أَحَبَّ إِلَى النَّبِيِّ ؟ قَالَتْ: «الدَّائِمُ» قَالَ: قُلْتُ: فَأَيَّ حِينٍ كَانَ يَقُومُ؟ قَالَتْ: «كَانَ يَقُومُ إِذَا سَمِعَ الصَّارِخَ»

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan [Namanya: Abdullah bin ‘Utsman bin Jabalah], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ayahku, dari Syu'bah, dari Asy'ats [bin Sulaim bin Al-Aswad], dia berkata: Saya mendengar ayahku, dia berkata, saya mendengar Masruq berkata, Saya bertanya kepada Aisyah radhiallahu'anha, "Amalan apakah yang paling dicintai oleh Nabi ?" Dia menjawab, 'Yaitu amalan yang dikerjakan secara terus menerus.' Masruq berkata, 'Tanyaku lagi, 'Lalu kapankah beliau biasa bangun (pagi)?' Dia menjawab, 'Beliau bangun (pagi) apabila mendengar ayam berkokok.'

6462 - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: «كَانَ أَحَبُّ العَمَلِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ الَّذِي يَدُومُ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ»

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari Ayahnya dari Aisyah bahwa dia berkata, "Amalan yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Iman bab 33; Pelaksanaan agama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Ayam jantan membangunkan untuk shalat.

Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda:

«لَا تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلَاةِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Janganlah kalian mencela ayam jantan, sebab ia membangunkan (orang) untuk shalat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

2.      Berdo’a ketika mendengar ayam berkokok.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Jika kalian mendengar kokokan ayam maka mintalah kepada Allah dari karuniahnya karena ayam itu melihat malaikat". [Sahih Bukhari dan Muslim]

3.      Keutamaan beribadah secara konsisten sekalipun sedikit.

Diantaranya:

a)      Menunjukkan pengagungan terhadap suatu amalan.

b)      Amalan yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wajalla.

c)       Amalan yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam.

d)      Pahala tetap dicatat saat berhalangan.

e)      Tidak cepat bosan.

f)        Tidak termasuk orang yang dicela.

4.      Amalan dinilai bukan dari banyaknya tapi keikhlasan dan kesesuaiannya dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaih wasallam.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ ﷺ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»

Tiga orang datang ke rumah istri-istri Rasulullah , mereka menanyakan tentang ibadah Rasulullah . Setelah mereka diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan: Apalah kita dibandingkan dengan Nabi ? Beliau sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Seorang dari mereka berkata: Adapun saya, akan shalat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya. Kemudian Rasulullah mendatangi mereka dan bersabda: "Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian dan yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Sahih Bukhari dan Muslim]

B.     Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6463 - حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ المَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «لَنْ يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ، سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاغْدُوا وَرُوحُوا، وَشَيْءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ، وَالقَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا»

Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dia berkata, Rasulullah bersabda, "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya, 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Syarah Riyadhushalihin Bab (08) Istiqamah, hadits kedua

Lanjutan hadits Aisyah.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6464 - حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاعْلَمُوا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الجَنَّةَ، وَأَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ»

Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Musa bin 'Uqbah dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda, "Beramallah sesuai dengan sunnah dan berlaku imbanglah, dan ketahuilah bahwa salah seorang tidak akan masuk surga karena amalannya, sesungguhnya amalan yang dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus walaupun sedikit."

6465 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّهَا قَالَتْ: سُئِلَ النَّبِيُّ : أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ» وَقَالَ: «اكْلَفُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ»

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Ar'arah, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sa'd bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Aisyah radhiallahu'anha bahwa dia berkata, Nabi pernah ditanya, "Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Dia menjawab, 'Yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit, lalu beliau bersabda, 'Beramallah sesuai dengan kemampuan kalian.'

6466 - حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ [بن عبد الحميد]، عَنْ مَنْصُورٍ [بن المعتمر]، عَنْ إِبْرَاهِيمَ [النخعي]، عَنْ عَلْقَمَةَ [بن قيس]، قَالَ: سَأَلْتُ أُمَّ المُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ، قُلْتُ: يَا أُمَّ المُؤْمِنِينَ، كَيْفَ كَانَ عَمَلُ النَّبِيِّ ، هَلْ كَانَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الأَيَّامِ؟ قَالَتْ: «لاَ، كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ النَّبِيُّ يَسْتَطِيعُ»

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir [bin Abdil Hamid], dari Manshur [bin Al-Mu’tamir], dari Ibrahim [An-Nakha’iy], dari 'Alqamah [bin Qais], dia berkata: Aku pernah bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah, tanyaku, "Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Nabi beramal? Apakah beliau pernah mengkhususkan hari?" Aisyah menjawab, 'Tidak, bahwa beliau selalu mengerjakan amalan secara berkesinambungan, lalu siapakah diantara kalian yang dapat menyamai amalan Nabi ?'

6467 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: «سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Az Zabriqan, telah menceritakan kepada kami Musa bin 'Uqbah dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah dari Nabi beliau bersabda, "Beramalah sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya." Para sahabat bertanya, 'Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Begitu juga denganku, kecuali bila Allah meliputi melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepadaku.'

قَالَ: أَظُنُّهُ عَنْ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ. وَقَالَ عَفَّانُ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ : «سَدِّدُوا وَأَبْشِرُوا»

Perawi berkata, aku kira dari Abu An Nadlr dari Abu Salamah dari Aisyah. 'Affan mengatakan; telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Musa bin 'Uqbah dia berkata, saya mendengar Abu Salamah dari Aisyah dari Nabi dengan redaksi "Saddidu (beristiqamahlah dalam beramal) wa absyiruu (dan berilah kabar gembira)."

قَالَ مُجَاهِدٌ: {قَوْلًا سَدِيدًا} [النساء: 9]: " وَسَدَادًا: صِدْقًا "

Mujahid mengatakan mengenai firman Allah "Qaulan sadida" yaitu berkataan yang benar."

Penjelasan singkat hadits Abu Hurairah dan Aisyah:

1)      Amal ibadah semata tidak mampu menyelamatkan di akhirat.

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا، إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللهِ» [صحيح مسلم]

"Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah." [Shahih Muslim]

2)      Bagaiman menyikapi ayat dan hadits yang menuntukkan bahwa seseorang masuk surga karena amalannya?

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 43]   

Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". [Al-A'raaf: 43]

Ada beberapa jawaban untuk masalah ini, diantaranya:

a)      Amal shaleh adalah sebab mendapatkan ramat Allah, dan rahmat Allah sebab masuk surga.

b)      Seseorang mendapat taufiq untuk beramal shaleh adalah rahmat dari Allah.

c)       Amal shaleh bermanfaat jika diterima oleh Allah, dan Allah hanya menerima amalan orang yang dirahmati-Nya.

d)      Berapapun banyaknya amal shaleh yang dilakukan oleh seorang hamba maka itu tidak akan mencukupi untuk mensyukuri nikmat Allah, apalagi untuk masuk surga. Akan tetapi dengan rahmat-Nya Allah menerima amal hamba-Nya sesusai kemampuan mereka kemudian memasukkannya ke dalam surga.

e)      Amal shaleh menentukan posisi dan derajat seseorang dalam surga.

3)      Pentingnya rahmat Allah ta’aalaa.

Dari beberapa Sahabat Nabi; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Jika Allah menyiksa semua makluk yang ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah mereka lakukan. [Sunan Abi Daud: Shahih]

4)      Bagaimana mendapatkan rahmat Allah ta’aalaa?

Lihat: Ramadhan bulan penuh rahmat

5)      Jangan sombong dengan ibadah yang telah kita lakukan.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ»

“Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah." Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga." Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka."

Abu Hurairah berkata:

«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ»

“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang mampu merusak dunia dan akhiratnya." [Sunan Abi Daud:Shahih]

6)      Tidak menjamin surga untuk seseorang hanya karena ibadahnya.

Sewaktu Usman bin Madz'un radhiyallahu 'anhu meninggal, Ummu Al-'Ala' radhiyallahu 'anha berkata: “Rahmat Allah untukmu wahai Abu As-Saib (kuniah Usman), aku bersaksi tentang kamu sesungguhnya Allah telah memuliakanmu!”

Rasulullah bertanya kepadnya: "Dari mana engkau tau kalau Allah telah memuliakannya?”

Ummu Al-'Ala' menjawab: “Demi Allah aku tidak tau, tapi kalau bukan seperti dia yang dimuliakan Allah, siapa lagi?”

Rasulullah shallallau 'alaihi wasallam menjawab:

«أَمَّا هُوَ فَقَدْ جَاءَهُ اليَقِينُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرْجُو لَهُ الخَيْرَ، وَاللَّهِ مَا أَدْرِي، وَأَنَا رَسُولُ اللَّهِ، مَا يُفْعَلُ بِي»

“Adapun dia (Usman), maka ia sudah didatangi keyakinan (kematian), dan demi Allah aku berharap ia dalam keadaan yang baik, dan demi Allah aku pun tidak tau, padalah aku adalah Rasul Allah, apa yang Allah akan perbuat nanti terhadapku".

Ummu Al-'Alaa' berkata: “Demi Allah, aku tidak akan memuji seseorang pun setelahnya untuk selama-lamanya”. [Shahih Bukhari]

7)      Berusaha meraih kesempurnaan ibadah tanpa menyulitkan diri.

8)      Melakukan ibadah sesuai kemampuan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْوِصَالَ» قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ، يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «إِنَّكُمْ لَسْتُمْ فِي ذَلِكَ مِثْلِي، إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي، فَاكْلَفُوا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ»

"Janganlah kalian menyambungkan puasa". Sahabat bertanya: Tapi engkau menyambung puasa, Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: "Kalian tidak sama sepertiku, sesungguhnya aku bermalam dan Tuhanku memberiku makan dan minum, lakukanlah ibadah yang engkau mampu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

9)      Tidak ada yang bisa beribadah seperti ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

C.     Hadits Anas radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6468 - حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ المُنْذِرِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ [بن سليمان]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ هِلاَلِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى لَنَا يَوْمًا الصَّلاَةَ، ثُمَّ رَقِيَ المِنْبَرَ، فَأَشَارَ بِيَدِهِ قِبَلَ قِبْلَةِ المَسْجِدِ، فَقَالَ: «قَدْ أُرِيتُ الآنَ مُنْذُ صَلَّيْتُ لَكُمُ الصَّلاَةَ، الجَنَّةَ وَالنَّارَ، مُمَثَّلَتَيْنِ فِي قُبُلِ هَذَا الجِدَارِ، فَلَمْ أَرَ كَاليَوْمِ فِي الخَيْرِ وَالشَّرِّ، فَلَمْ أَرَ كَاليَوْمِ فِي الخَيْرِ وَالشَّرِّ»

Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Mundzir, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih [bin Sulaiman], dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ayahku, dari Hilal bin Ali, ia berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata, Suatu hari Rasulullah mengimami kami salat, kemudian menuju mimbar dan memberi isyarat dengan tangannya ke arah kiblat masjid lalu bersabda, "Sungguh telah diperlihatkan kepadaku sekarang ini surga dan neraka tergambar jelas pada dinding ini sejak saya salat bersama kalian. Saya tidak pernah melihat kebaikan dan kejelekan seperti hari ini, Saya tidak pernah melihat kebaikan dan kejelekan seperti hari ini."

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

2)      Hadits ini mengandung isyarat motifasi untuk konsisten dalam beramal, karena surga dan neraka yang Nabi shalallahu 'alaihi wasallam lihat menjadi pendorong untuk beramal shalih dan menjauhi segala kemaksiatan.

3)      Boleh memandang ke depan saat shalat.

4)      Surga dan neraka sudah diciptakan.

5)      Boleh menyampaikan ilmu setelah shalat.

6)      Boleh menyampaikan sesuatu di atas mimbar sekalipun bukan khutbah.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 17; Kehidupan Nabi ﷺ dan para sahabatnya dan tidak berambisinya mereka terhadap dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...