Rabu, 24 Januari 2024

Kitab Ar-Riqaq, bab 43; Tiupan sangkakala

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ نَفْخِ الصُّورِ"

“Bab: Tiupan sangkakala”

Dalam bab ini imam Bukhari menyelaskan tentang tiupan sangkakala yang merupakan tanda akan tibanya hari kiamat. Dan orang yang senantiasa mengingat akan datangnya tiupan tersebut akan senantiasa takut dan tidak terlalaikan dengan kenikmatan dunia, sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ketika menafsirkan firman Allah ta’aalaa:

{فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ} [المدثر: 8] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ يَسَّمَّعُ مَتَى يُؤْمَرُ، فَيَنْفُخُ؟» فَقَالَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ: كَيْفَ نَقُولُ؟ قَالَ: " قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ، وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا " [مسند أحمد: حسن لغيره]

{Apabila ditiup sangkakala} [Al-Mudatstsir: 8] Ia berkata, Rasulullah bersabda, "Bagaimana aku merasa tenang sementara sang pemegang tanduk (sangkakala) telah menelan tanduk (sangkakala) dan memiringkan dahinya, ia akan mendengar kapan pun diperintahkan?" maka para sahabat Muhammad berkata, Bagaimana kami mengucapkan? Beliau menjawab, "Ucapkanlah, 'HASBUNALLAHU WA NI'MAL WAKIL 'ALALLAHI TAWAKKALNA' (Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dialah sebaik-baik penolong dan kepada Allahlah kami bertawakal." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Dalam bab ini imam Bukhari menyebutkan penafsiran Mujahid dan Ibnu ‘Abbas tentang tiupan sangkakala, dan meriwaytkan satu hadits dari Abu Hurairah secara muttashil (sanad bersambung) dan dari Abi Sa’id Al-Khudriy secara mu’allaq (terputus sanadnya) tentang kejadian setelah tiupan tersebut.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

قَالَ مُجَاهِدٌ: «الصُّورُ كَهَيْئَةِ البُوقِ»، {زَجْرَةٌ} [الصافات: 19]: «صَيْحَةٌ»، وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: {النَّاقُورِ} [المدثر: 8]: «الصُّورِ»، {الرَّاجِفَةُ} [النازعات: 6]: «النَّفْخَةُ الأُولَى»، وَ{الرَّادِفَةُ} [النازعات: 7]: «النَّفْخَةُ الثَّانِيَةُ»

Mujahid berkata: “Ash-Shur seperti bentuk terompet dari tanduk”. {Zajrah} [Ash-Shaffat 19] adalah teriakan. Dan Ibnu ‘Abbas berkata: {An-Naqur} [Al-Muddatsir: 6] adalah terompet sangkakala. {Ar-Rajifah} [An-Nazi’at: 6] adalah tiupan pertama. Dan {Ar-Radifah} [Al-Muddatsir: 7] adalah tiupan yang kedua.

A.    Penafsiran Mujahid rahimahullah.

Diriwayatkan oleh Al-Firyabiy dalam “Tafsir surah An-Naml”, sebagimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya “Tagliq At-Ta’liq” (5/179), Al-Firyabiy berkata:

حَدثنَا وَرْقَاء، عَن ابْن أبي نجيح، عَن مُجَاهِد فِي قَوْله {وَنُفخ فِي الصُّور} قَالَ: «كَهَيئَةِ البوق»

Warqa’ telah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah {Dan ditiuplah sangkakala}, ia berkata: “Seperti bentuk terompet dari tanduk”.

Ø  Dengan sanad yang sama dalam “Tafsir surah An-Nazi’at”, Mujahid berkata tentang firman Allah ta’aala:

{فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَة وَاحِدَة} قَالَ: «صَيْحَة وَاحِدَة»

{Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja] [Ash-Shaffat: 19], ia berkata: “Satu teriakan”.

B.     Penafsiran Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

 {فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ} [المدثر: 8-10]  

Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. [Al-Mudatsir 8-10]

{يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ (6) تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ (7) قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ (8) أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ} [النازعات: 6 - 9]

(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk. [An-Nazi'at: 6-9]

Ø  Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam Tafsir-nya (23/420), ia berkata:

حَدَّثَنِي عَلِيٌّ، قَالَ: ثنا أَبُو صَالِحٍ، قَالَ: ثني مُعَاوِيَةُ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَوْلُهُ {فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ} [المدثر: 8] يَقُولُ: "الصُّورِ"

Ali telah meceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Shalih menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu’awiyah menceritakan kepadaku, dari ‘Ali, dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah {Apabila ditiup sangkakala} [Al-Muddatsir: 8] ia berkata: “Itu adalah terompet sangkakala”.

Ø  Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam Tafsir-nya (24/65), dengan sanad yang sama:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَوْلُهُ: {يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ} [النازعات: 6] يَقُولُ: "النَّفْخَةُ الْأُولَى". وَقَوْلُهُ: {تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ} [النازعات: 7] يَقُولُ: "النَّفْخَةُ الثَّانِيَةُ"

Dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah {Apabila ditiup sangkakala} [Al-Muddatsir: 8] ia berkata: “Itu adalah terompet sangkakala”.

C.     Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6517 - حَدَّثَنِي عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَعْرَجِ، أَنَّهُمَا حَدَّثَاهُ: أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: اسْتَبَّ رَجُلاَنِ: رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَرَجُلٌ مِنَ اليَهُودِ، فَقَالَ المُسْلِمُ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُحَمَّدًا عَلَى العَالَمِينَ، فَقَالَ اليَهُودِيُّ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَى العَالَمِينَ، قَالَ: فَغَضِبَ المُسْلِمُ عِنْدَ ذَلِكَ فَلَطَمَ وَجْهَ اليَهُودِيِّ، فَذَهَبَ اليَهُودِيُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ ، فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ وَأَمْرِ المُسْلِمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لاَ تُخَيِّرُونِي عَلَى مُوسَى، فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَأَكُونُ فِي أَوَّلِ مَنْ يُفِيقُ، فَإِذَا مُوسَى بَاطِشٌ بِجَانِبِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ مُوسَى فِيمَنْ صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي، أَوْ كَانَ مِمَّنِ اسْتَثْنَى اللَّهُ»

Telah menceritakan kepadaku Abdul 'Aziz bin Abdullah, ia mengatakan: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa'd, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dan Abdurrahman Al-A'raj, keduanya menceritakan kepadanya, bahwa Abu Hurairah mengatakan; Ada dua orang laki-laki saling mencaci, yang pertama muslim dan yang kedua Yahudi, si muslim mengatakan, 'Demi Dzat yang telah memilih Muhammad di atas seluruh manusia.' Si Yahudi tak mau kalah mengatakan, 'Demi Dzat yang memilih Musa di atas seluruh manusia.' Kata Abu Hurairah, si muslim kontan murka seketika itu dan menampar si Yahudi. Si Yahudi kontan mengadukan kasusnya kepada Rasulullah , dan memberitahukan seluruh kasusnya bersama si muslim. Rasulullah lalu bersabda, "Jangan kalian memilih aku di atas Musa, sebab manusia pada hari kiamat nanti akan pingsan, dan akulah yang pertama-tama siuman, tak tahunya Musa juga telah siuman memegang keras di samping arsy, sehingga aku tak tahu apakah Musa diantara yang pingsan lalu siuman sebelumku, ataukah diantara yang Allah kecualikan (tidak pingsan)."

6518 - حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ [الحكم بن نافع البهراني]، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن أبي حمزة]، حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «يَصْعَقُ النَّاسُ حِينَ يَصْعَقُونَ، فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ قَامَ، فَإِذَا مُوسَى آخِذٌ بِالعَرْشِ، فَمَا أَدْرِي أَكَانَ فِيمَنْ صَعِقَ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah memberitakan kepada kami Syu'aib [bin Abi Hamzah], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinad [Abdullah bin Dzakwan], dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi , beliau bersabda, "Manusia pingsan pada hari mereka pingsan dan aku yang pertama kali terbangun, tak tahunya Musa juga telah siuman memegang ‘Arsy, sehingga aku tak tahu apakah Musa diantara yang pingsan (lalu siuman sebelumku, ataukah ia tidak pingsan)."

D.    Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

رَوَاهُ أَبُو سَعِيدٍ [الخدري]، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ.

“Abu Sa’id [Al-Khudriy] meriwayatkannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”.

Takhrij hadits Abu Sa’id Al-Khudriy.

Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam “Ash-Shahih” pada beberapa kitab diantaranya kitab Al-Khushumat;

Dari Abu Sa'id Al Khudriy radhiallahu'anhu berkata:

بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ جَالِسٌ جَاءَ يَهُودِيٌّ، فَقَالَ: يَا أَبَا القَاسِمِ ضَرَبَ وَجْهِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِكَ، فَقَالَ: "مَنْ؟"، قَالَ: رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ، قَالَ: «ادْعُوهُ»، فَقَالَ: «أَضَرَبْتَهُ؟»، قَالَ: سَمِعْتُهُ بِالسُّوقِ يَحْلِفُ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَى البَشَرِ، قُلْتُ: أَيْ خَبِيثُ، عَلَى مُحَمَّدٍ ﷺ، فَأَخَذَتْنِي غَضْبَةٌ ضَرَبْتُ وَجْهَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تُخَيِّرُوا بَيْنَ الأَنْبِيَاءِ، فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ، فَإِذَا أَنَا بِمُوسَى آخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ فِيمَنْ صَعِقَ، أَمْ حُوسِبَ بِصَعْقَةِ الأُولَى»

Rasulullah sedang duduk bermajelis tiba-tiba datang seorang Yahudi seraya berkata, "Wahai Abu Al Qasim, seorang shahabatmu telah memukul wajahku." Lalu dia menebutkan seseorang dari kalangan Anshar. Maka beliau berkata, "Panggillah." Kemudian beliau bertanya, "Apakah benar kamu memukulnya?" Orang itu berkata, "Aku mendengar di pasar dia bersumpah, "Demi Dzat yang telah memilih Musa untuk seluruh manusia. Aku katakan; (Apakah kamu bermaksud untuk mengatakan) "Aku benci Muhammad ." Maka kemarahanku memuncak lalu aku pukul wajahnya." Maka Nabi bersabda, "Janganlah kalian banding-bandingkan (lebihkan) sesama para nabi karena nanti saat seluruh manusia dimatikan pada hari kiamat, akulah orang yang pertama kali dibangkitkan dari bumi namun saat itu di hadapanku telah ada Musa 'alaihissalam yang sedang berpegangan pada salah satu tiang 'Arsy, dan aku tidak tahu apakah dia termasuk orang yang dibangkitkan (lebih dahulu) atau termasuk orang yang dihisab (sehingga diselamatkan) dengan hari kegoncangan yang pertama?"

Penjelasan singkat dua hadits di atas:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3.      Sifat adil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri maka aku akan memotong tangannya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

4.      Sifat tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari 'Iyadh bin Himar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu' (rendah diri) sampai seseorang tidak sombong terhadap yang lainnya, dan seseorang tidak melampaui batas terhadap yang lainnya". [Shahih Muslim]

Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

5.      Boleh membanding-bandingkan antara para nabi dan Rasul dengan dalil tanpa merendahkan mereka.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ} [البقرة: 253]

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. [Al-Baqarah:253]

Ø  Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

«أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ، وَبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ وَلَا فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ وَلَا فَخْرَ»

"Aku pemimpin anak cucu Adam pada hari kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, ditanganku ada bendera pujian, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, dan tidaklah seorang nabi pun selain Adam kecuali berada di bawah benderaku saat itu, dan aku adalah orang pertama-tama yang bumi dibelah untuknya, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

6.      Sifat “sangkakala” (shur).

Dari Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

«الصُّورُ قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Sangkakala adalah tanduk yang ditiup." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Perjalanan setelah kematian

7.      Nama malaikat yang bertugas meniup sangkakala.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

"اشْتُهِرَ أَنَّ صَاحِبَ الصُّورِ إِسْرَافِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَنَقَلَ فِيهِ الْحَلِيمِيُّ الْإِجْمَاعَ" [فتح الباري لابن حجر]

“Telah masyhur bahwasanya yang meniup sangkakala adalah Israfil ‘alaihissalam, dan Al-Halimiy menukil ijma’ dalam hal ini” [Fathul Bariy]

Disebutkan dalam beberapa hadits namun dengan sanad yang sangat lemah, wallahu a’lam!

Lihat: Iman kepada malaikat

8.      Tiupan sangkakala terjadi pada hari Jum’at.

Dari Aus bin Aus radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ» قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ - يَقُولُونَ: بَلِيتَ -؟ فَقَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ»

“Sesungguhnya di antara hari terbaik kalian adalah hari jum'at, pada hari itu Adam diciptakan dan pada hari itu diwafatkan, dan pada hari itu terompet kiamat ditiup dan pada hari itu manusia dibangkitkan. Maka perbanyaklah kalian bersalawat padaku di hari jum'at, karena sesungguhnya salawatmu itu diperlihatkan padaku”. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana salawat kami diperlihatkan padamu sedangkan jasadmu sudah hancur? Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi untuk memakan jasad para Nabi". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Keistimewaan Hari Jum'at

9.      Ada perselisihan tentang jumlah tiupan sangkakala.

Pendapat pertama: Ada dua tiupan.

Dari Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

"ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ، فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا، قَالَ: وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ، قَالَ: فَيَصْعَقُ، وَيَصْعَقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ - أَوْ قَالَ يُنْزِلُ اللهُ - مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ، فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى، فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ" [صحيح مسلم]

“Kemudian sangkakala ditiup, tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan memiringkan leher dan mengangkat leher." Beliau bersabda, "Orang pertama yang mendengarnya adalah seseorang yang tengah memperbaiki telaga untuk untanya." Beliau bersabda, "Ia mati dan orang-orang pun mati. Setelah itu Allah mengirim -atau bersabda, Menurunkan- hujan seperti hujan rintik-rintik kemudian tubuh manusia bermunculan, 'Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)." [Shahih Muslim]

Pendapat kedua: Ada tiga tiupan:

a)      Tiupan terkejut (sebelum kiamat/نفخة الفزع).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ} [النمل: 87]

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. [An-Naml: 87]

b)      Tiupan kematian (seluruh makhluk/نفخة الصعق).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ} [الزمر: 68]  

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. [Az-Zumar: 68]

c)       Tiupan kebangkitan (نفخةُ البعثِ).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ} [الزمر: 68]

Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah). [Az-Zumar: 68]

{يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا} [النبأ: 18]  

(Yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong. [An-Naba': 18]

Pendapat ketiga: Ada empat tiupan, ini adalah pendapat Ibnu Hazm rahimahullah.

10.  Siapa yang dikecualikan tidak pingsang ketika tiupan sangkakala?

Ulama berselisih pendapat dalam masalah ini:

Pendapat pertama: Semua orang yang sudah mati karena mereka sudah tidak bisa mendengar dan merasakan apa pun.

Pendapat kedua: Para syuhada’.

Pendapat ketiga: Para Nabi ‘alaihimussalam.

Pendapat keempat: Jibril, Mikail, Israfil, dan malaikat maut.

Pendapat kelima: Malaikat pemikul ‘Arsy.

Pendapat keenam: Jibril, Mikail, Israfil, malaikat maut dan pemikul ‘Arsy.

Pendapat ketujuh: Hanya nabi Musa ‘alaihissalam.

Pendapat kedelapan: Anak-anak yang di surga dan para bidadari.

Pendapat kesembilan: Malaikat penjaga surga dan neraka, begitu pula ular dan kalajengkin yang ada di dalamnya.

Pendapat kesepuluh: Seluruh malaikat. [Lihat Fathul Bari karya Ibnu Hajar]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 42; Sakaratul maut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...