بسم الله الرحمن الرحيم
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ نَفْخِ
الصُّورِ"
“Bab: Tiupan sangkakala”
Dalam bab ini imam Bukhari menyelaskan
tentang tiupan sangkakala yang merupakan tanda akan tibanya hari kiamat. Dan
orang yang senantiasa mengingat akan datangnya tiupan tersebut akan senantiasa
takut dan tidak terlalaikan dengan kenikmatan dunia, sebagaimana dalam hadits Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ketika menafsirkan firman Allah ta’aalaa:
{فَإِذَا نُقِرَ فِي
النَّاقُورِ} [المدثر: 8] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَحَنَى
جَبْهَتَهُ يَسَّمَّعُ مَتَى يُؤْمَرُ، فَيَنْفُخُ؟» فَقَالَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ:
كَيْفَ نَقُولُ؟ قَالَ: " قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ، وَنِعْمَ الْوَكِيلُ،
عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا " [مسند أحمد: حسن
لغيره]
{Apabila ditiup sangkakala}
[Al-Mudatstsir: 8] Ia berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda, "Bagaimana aku merasa tenang sementara sang pemegang tanduk
(sangkakala) telah menelan tanduk (sangkakala) dan memiringkan dahinya, ia akan
mendengar kapan pun diperintahkan?" maka para sahabat Muhammad berkata,
Bagaimana kami mengucapkan? Beliau menjawab, "Ucapkanlah, 'HASBUNALLAHU WA
NI'MAL WAKIL 'ALALLAHI TAWAKKALNA' (Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan
Dialah sebaik-baik penolong dan kepada Allahlah kami bertawakal." [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
Dalam bab ini imam Bukhari menyebutkan
penafsiran Mujahid dan Ibnu ‘Abbas tentang tiupan sangkakala, dan
meriwaytkan satu hadits dari Abu Hurairah secara muttashil (sanad
bersambung) dan dari Abi Sa’id Al-Khudriy secara mu’allaq
(terputus sanadnya) tentang kejadian setelah tiupan tersebut.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
قَالَ مُجَاهِدٌ: «الصُّورُ كَهَيْئَةِ
البُوقِ»، {زَجْرَةٌ} [الصافات: 19]: «صَيْحَةٌ»، وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ:
{النَّاقُورِ} [المدثر: 8]: «الصُّورِ»، {الرَّاجِفَةُ} [النازعات: 6]: «النَّفْخَةُ الأُولَى»، وَ{الرَّادِفَةُ} [النازعات: 7]: «النَّفْخَةُ الثَّانِيَةُ»
Mujahid berkata: “Ash-Shur
seperti bentuk terompet dari tanduk”. {Zajrah} [Ash-Shaffat 19] adalah
teriakan. Dan Ibnu ‘Abbas berkata: {An-Naqur} [Al-Muddatsir: 6]
adalah terompet sangkakala. {Ar-Rajifah} [An-Nazi’at: 6] adalah tiupan
pertama. Dan {Ar-Radifah} [Al-Muddatsir: 7] adalah tiupan yang kedua.
A. Penafsiran
Mujahid rahimahullah.
Diriwayatkan oleh Al-Firyabiy dalam
“Tafsir surah An-Naml”, sebagimana disebutkan oleh Ibnu Hajar
dalam kitabnya “Tagliq At-Ta’liq” (5/179), Al-Firyabiy berkata:
حَدثنَا وَرْقَاء، عَن ابْن أبي نجيح،
عَن مُجَاهِد فِي قَوْله {وَنُفخ فِي الصُّور} قَالَ: «كَهَيئَةِ البوق»
Warqa’ telah menceritakan kepada kami, dari
Ibnu Abi Najih, dari Mujahid tentang firman Allah {Dan ditiuplah
sangkakala}, ia berkata: “Seperti bentuk terompet dari tanduk”.
Ø Dengan sanad yang sama dalam “Tafsir surah An-Nazi’at”, Mujahid
berkata tentang firman Allah ta’aala:
{فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَة
وَاحِدَة} قَالَ: «صَيْحَة وَاحِدَة»
{Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan
saja] [Ash-Shaffat: 19], ia berkata: “Satu teriakan”.
B. Penafsiran
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8)
فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ
يَسِيرٍ} [المدثر: 8-10]
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu
itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak
mudah. [Al-Mudatsir 8-10]
{يَوْمَ تَرْجُفُ
الرَّاجِفَةُ (6) تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ (7) قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ (8)
أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ} [النازعات: 6 - 9]
(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan
pertama mengguncangkan alam, (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk. [An-Nazi'at: 6-9]
Ø Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam
Tafsir-nya (23/420), ia berkata:
حَدَّثَنِي عَلِيٌّ، قَالَ: ثنا أَبُو
صَالِحٍ، قَالَ: ثني مُعَاوِيَةُ، عَنْ عَلِيٍّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَوْلُهُ
{فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ} [المدثر: 8] يَقُولُ: "الصُّورِ"
Ali telah meceritakan kepadaku, ia berkata:
Abu Shalih menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu’awiyah menceritakan
kepadaku, dari ‘Ali, dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah {Apabila
ditiup sangkakala} [Al-Muddatsir: 8] ia berkata: “Itu adalah terompet
sangkakala”.
Ø Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy dalam
Tafsir-nya (24/65), dengan
sanad yang sama:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَوْلُهُ:
{يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ} [النازعات: 6] يَقُولُ: "النَّفْخَةُ الْأُولَى".
وَقَوْلُهُ: {تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ} [النازعات:
7] يَقُولُ: "النَّفْخَةُ
الثَّانِيَةُ"
Dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah {Apabila ditiup
sangkakala} [Al-Muddatsir: 8] ia berkata: “Itu adalah terompet sangkakala”.
C. Hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
6517 - حَدَّثَنِي عَبْدُ
العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ
ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَبْدِ
الرَّحْمَنِ الأَعْرَجِ، أَنَّهُمَا حَدَّثَاهُ: أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ:
اسْتَبَّ رَجُلاَنِ: رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَرَجُلٌ مِنَ اليَهُودِ، فَقَالَ
المُسْلِمُ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُحَمَّدًا عَلَى العَالَمِينَ، فَقَالَ
اليَهُودِيُّ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَى العَالَمِينَ، قَالَ: فَغَضِبَ
المُسْلِمُ عِنْدَ ذَلِكَ فَلَطَمَ وَجْهَ اليَهُودِيِّ، فَذَهَبَ اليَهُودِيُّ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ ، فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ وَأَمْرِ
المُسْلِمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لاَ تُخَيِّرُونِي عَلَى مُوسَى، فَإِنَّ
النَّاسَ يَصْعَقُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَأَكُونُ فِي أَوَّلِ مَنْ يُفِيقُ،
فَإِذَا مُوسَى بَاطِشٌ بِجَانِبِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ مُوسَى فِيمَنْ
صَعِقَ فَأَفَاقَ قَبْلِي، أَوْ كَانَ مِمَّنِ اسْتَثْنَى اللَّهُ»
Telah menceritakan kepadaku Abdul 'Aziz bin
Abdullah, ia mengatakan: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa'd, dari
Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dan Abdurrahman Al-A'raj,
keduanya menceritakan kepadanya, bahwa Abu Hurairah mengatakan; Ada dua
orang laki-laki saling mencaci, yang pertama muslim dan yang kedua Yahudi, si
muslim mengatakan, 'Demi Dzat yang telah memilih Muhammad di atas seluruh
manusia.' Si Yahudi tak mau kalah mengatakan, 'Demi Dzat yang memilih Musa di
atas seluruh manusia.' Kata Abu Hurairah, si muslim kontan murka seketika itu
dan menampar si Yahudi. Si Yahudi kontan mengadukan kasusnya kepada Rasulullah ﷺ, dan memberitahukan seluruh kasusnya
bersama si muslim. Rasulullah ﷺ lalu bersabda,
"Jangan kalian memilih aku di atas Musa, sebab manusia pada hari kiamat
nanti akan pingsan, dan akulah yang pertama-tama siuman, tak tahunya Musa juga
telah siuman memegang keras di samping arsy, sehingga aku tak tahu apakah Musa
diantara yang pingsan lalu siuman sebelumku, ataukah diantara yang Allah
kecualikan (tidak pingsan)."
6518 - حَدَّثَنَا أَبُو
اليَمَانِ [الحكم بن نافع البهراني]، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن أبي حمزة]،
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «يَصْعَقُ النَّاسُ حِينَ يَصْعَقُونَ،
فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ قَامَ، فَإِذَا مُوسَى آخِذٌ بِالعَرْشِ، فَمَا أَدْرِي
أَكَانَ فِيمَنْ صَعِقَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman
[Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah memberitakan kepada kami
Syu'aib [bin Abi Hamzah], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinad
[Abdullah bin Dzakwan], dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu,
dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
"Manusia pingsan pada hari mereka pingsan dan aku yang pertama kali
terbangun, tak tahunya Musa juga telah siuman memegang ‘Arsy, sehingga aku tak
tahu apakah Musa diantara yang pingsan (lalu siuman sebelumku, ataukah ia tidak
pingsan)."
D. Hadits
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
رَوَاهُ أَبُو سَعِيدٍ [الخدري]، عَنِ
النَّبِيِّ ﷺ.
“Abu Sa’id [Al-Khudriy] meriwayatkannya
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Takhrij hadits Abu Sa’id Al-Khudriy.
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam “Ash-Shahih” pada beberapa kitab diantaranya kitab Al-Khushumat;
Dari Abu Sa'id Al Khudriy radhiallahu'anhu
berkata:
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ جَالِسٌ
جَاءَ يَهُودِيٌّ، فَقَالَ: يَا أَبَا القَاسِمِ ضَرَبَ وَجْهِي رَجُلٌ مِنْ
أَصْحَابِكَ، فَقَالَ: "مَنْ؟"، قَالَ: رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ، قَالَ:
«ادْعُوهُ»، فَقَالَ: «أَضَرَبْتَهُ؟»، قَالَ: سَمِعْتُهُ بِالسُّوقِ يَحْلِفُ:
وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَى البَشَرِ، قُلْتُ: أَيْ خَبِيثُ، عَلَى مُحَمَّدٍ
ﷺ، فَأَخَذَتْنِي غَضْبَةٌ ضَرَبْتُ وَجْهَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ
تُخَيِّرُوا بَيْنَ الأَنْبِيَاءِ، فَإِنَّ النَّاسَ يَصْعَقُونَ يَوْمَ
القِيَامَةِ، فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ، فَإِذَا أَنَا
بِمُوسَى آخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ العَرْشِ، فَلاَ أَدْرِي أَكَانَ
فِيمَنْ صَعِقَ، أَمْ حُوسِبَ بِصَعْقَةِ الأُولَى»
Rasulullah ﷺ
sedang duduk bermajelis tiba-tiba datang seorang Yahudi seraya berkata,
"Wahai Abu Al Qasim, seorang shahabatmu telah memukul wajahku." Lalu
dia menebutkan seseorang dari kalangan Anshar. Maka beliau berkata,
"Panggillah." Kemudian beliau bertanya, "Apakah benar kamu
memukulnya?" Orang itu berkata, "Aku mendengar di pasar dia
bersumpah, "Demi Dzat yang telah memilih Musa untuk seluruh manusia. Aku
katakan; (Apakah kamu bermaksud untuk mengatakan) "Aku benci Muhammad ﷺ." Maka kemarahanku memuncak lalu aku
pukul wajahnya." Maka Nabi ﷺ
bersabda, "Janganlah kalian banding-bandingkan (lebihkan) sesama para nabi
karena nanti saat seluruh manusia dimatikan pada hari kiamat, akulah orang yang
pertama kali dibangkitkan dari bumi namun saat itu di hadapanku telah ada Musa
'alaihissalam yang sedang berpegangan pada salah satu tiang 'Arsy, dan aku
tidak tahu apakah dia termasuk orang yang dibangkitkan (lebih dahulu) atau
termasuk orang yang dihisab (sehingga diselamatkan) dengan hari kegoncangan
yang pertama?"
Penjelasan singkat dua hadits di atas:
1.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2.
Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3.
Sifat adil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ
لَقَطَعْتُ يَدَهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Demi Allah, seandainya
Fatimah binti Muhammad mencuri maka aku akan memotong tangannya". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
4.
Sifat tawadhu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari 'Iyadh bin Himar radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ
أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ» [صحيح
مسلم]
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku
agar kalian bersikap tawadhu' (rendah diri) sampai seseorang tidak sombong
terhadap yang lainnya, dan seseorang tidak melampaui batas terhadap yang
lainnya". [Shahih Muslim]
Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
5.
Boleh membanding-bandingkan antara para nabi dan Rasul
dengan dalil tanpa merendahkan mereka.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{تِلْكَ الرُّسُلُ
فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ
بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ} [البقرة: 253]
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka
dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman
dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. [Al-Baqarah:253]
Ø Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa salam bersabda:
«أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ،
وَبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ وَلَا فَخْرَ، وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ
فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ
الأَرْضُ وَلَا فَخْرَ»
"Aku pemimpin anak cucu Adam
pada hari kiamat dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, ditanganku ada
bendera pujian, dan itu bukannya aku membangga-banggakan diri, dan tidaklah
seorang nabi pun selain Adam kecuali berada di bawah benderaku saat itu, dan
aku adalah orang pertama-tama yang bumi dibelah untuknya, dan itu bukannya aku
membangga-banggakan diri." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
6.
Sifat “sangkakala” (shur).
Dari Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu
'anhuma; Nabi ﷺ bersabda:
«الصُّورُ قَرْنٌ
يُنْفَخُ فِيهِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Sangkakala adalah tanduk yang
ditiup." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Perjalanan setelah kematian
7.
Nama malaikat yang bertugas meniup sangkakala.
Al-Hafidz
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"اشْتُهِرَ أَنَّ
صَاحِبَ الصُّورِ إِسْرَافِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَنَقَلَ فِيهِ الْحَلِيمِيُّ
الْإِجْمَاعَ" [فتح الباري لابن حجر]
“Telah masyhur bahwasanya yang meniup sangkakala adalah Israfil ‘alaihissalam, dan Al-Halimiy menukil ijma’ dalam hal ini” [Fathul Bariy]
Disebutkan dalam beberapa hadits namun
dengan sanad yang sangat lemah, wallahu a’lam!
Lihat: Iman kepada malaikat
8.
Tiupan sangkakala terjadi pada hari Jum’at.
Dari Aus bin Aus radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ
الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ
مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ» قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَكَيْفَ تُعْرَضُ
صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ - يَقُولُونَ: بَلِيتَ -؟ فَقَالَ: «إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ»
“Sesungguhnya di antara hari terbaik kalian
adalah hari jum'at, pada hari itu Adam diciptakan dan pada hari itu diwafatkan,
dan pada hari itu terompet kiamat ditiup dan pada hari itu
manusia dibangkitkan. Maka perbanyaklah kalian bersalawat padaku di hari
jum'at, karena sesungguhnya salawatmu itu diperlihatkan padaku”. Sahabat
bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana salawat kami diperlihatkan padamu sedangkan jasadmu sudah
hancur? Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi bumi untuk
memakan jasad para Nabi".
[Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Keistimewaan Hari Jum'at
9.
Ada perselisihan tentang jumlah tiupan sangkakala.
Pendapat pertama: Ada dua tiupan.
Dari Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu
'anhuma; Nabi ﷺ bersabda:
"ثُمَّ يُنْفَخُ فِي
الصُّورِ، فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا، قَالَ:
وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ، قَالَ: فَيَصْعَقُ،
وَيَصْعَقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ - أَوْ قَالَ يُنْزِلُ اللهُ - مَطَرًا
كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ، فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ
يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى، فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ" [صحيح مسلم]
“Kemudian sangkakala ditiup, tidak ada
seorang pun yang mendengarnya melainkan memiringkan leher dan mengangkat
leher." Beliau bersabda, "Orang pertama yang mendengarnya adalah
seseorang yang tengah memperbaiki telaga untuk untanya." Beliau bersabda,
"Ia mati dan orang-orang pun mati. Setelah itu Allah mengirim -atau
bersabda, Menurunkan- hujan seperti hujan rintik-rintik kemudian tubuh manusia
bermunculan, 'Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu (putusannya masing-masing)." [Shahih Muslim]
Pendapat kedua: Ada tiga tiupan:
a)
Tiupan terkejut (sebelum kiamat/نفخة الفزع).
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي
الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ
اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ} [النمل: 87]
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup
sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi,
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya
dengan merendahkan diri. [An-Naml: 87]
b)
Tiupan kematian (seluruh makhluk/نفخة الصعق).
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَنُفِخَ فِي الصُّورِ
فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ} [الزمر: 68]
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. [Az-Zumar:
68]
c)
Tiupan kebangkitan (نفخةُ البعثِ).
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ
أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ} [الزمر:
68]
Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka
seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah). [Az-Zumar: 68]
{يَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ
فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا} [النبأ: 18]
(Yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong. [An-Naba': 18]
Pendapat ketiga: Ada empat tiupan, ini adalah
pendapat Ibnu Hazm rahimahullah.
10.
Siapa yang dikecualikan tidak pingsang ketika tiupan
sangkakala?
Ulama berselisih pendapat dalam masalah
ini:
Pendapat
pertama: Semua orang yang sudah mati karena mereka sudah tidak bisa
mendengar dan merasakan apa pun.
Pendapat
kedua: Para syuhada’.
Pendapat
ketiga: Para Nabi ‘alaihimussalam.
Pendapat
keempat: Jibril, Mikail, Israfil,
dan malaikat maut.
Pendapat
kelima: Malaikat pemikul ‘Arsy.
Pendapat
keenam: Jibril, Mikail, Israfil,
malaikat maut dan pemikul ‘Arsy.
Pendapat
ketujuh: Hanya nabi Musa ‘alaihissalam.
Pendapat
kedelapan: Anak-anak yang di
surga dan para bidadari.
Pendapat
kesembilan: Malaikat penjaga
surga dan neraka, begitu pula ular dan kalajengkin yang ada di dalamnya.
Pendapat
kesepuluh: Seluruh malaikat.
[Lihat Fathul Bari karya Ibnu Hajar]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 42; Sakaratul maut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...