بسم الله الرحمن الرحيم
Zaid bin Khalid Al-Juhainiy radhiyallahu
'anhu berkata:
صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَلاَةَ
الصُّبْحِ بِالحُدَيْبِيَةِ عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا
انْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «هَلْ تَدْرُوْنَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوْا: اللهُ
وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: أَصْبَحَ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِيْ وَكَافِرٌ،
فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ
بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا
وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِيْ
مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ»
Rasulullah ﷺ mengimami kami pada shalat subuh di Hudaibiyah setelah
semalaman turun hujan, ketika usai melaksanakan shalat, beliau menghadap kepada
jamaah dan bersabda: “Tahukah kalian apakah yang difirmankan oleh Rabb pada
kalian? Mereka menjawab: “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu”, lalu beliau bersabda: “Dia berfirman: “Pagi ini ada di antara hamba-hamba-Ku
yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir, adapun orang yang mengatakan: hujan
turun berkat karunia dan rahmat Allah, maka ia telah beriman kepada-Ku dan kafir
kepada bintang, sedangkan orang yang mengatakan: hujan turun karena bintang
ini dan bintang itu, maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada
bintang”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Zayd bin Khalid Al-Juhainiy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Perang
Hudaibiyah terjadi pada bulan Dzul Qa’dah tahun 6 hijriyah.
3) Boleh
menyampaikan nasehat setelah shalat berjama’ah, sebelum berdzikir jika dianggap
perlu dan mendesak.
Anas
bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ ذَاتَ
يَوْمٍ فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ، فَقَالَ:
«أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي إِمَامُكُمْ، فَلَا تَسْبِقُونِي بِالرُّكُوعِ وَلَا
بِالسُّجُودِ، وَلَا بِالْقِيَامِ وَلَا بِالِانْصِرَافِ، فَإِنِّي أَرَاكُمْ
أَمَامِي وَمِنْ خَلْفِي» ثُمَّ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ،
لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا»
قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «رَأَيْتُ الْجَنَّةَ
وَالنَّارَ» [صحيح مسلم]
"Suatu ketika Rasulullah ﷺ pernah salat mengimami kami. Ketika beliau
telah menyelesaikan salat, beliau menghadap kami seraya bersabda: 'Wahai para
jemaah, aku adalah imam kalian, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam rukuk,
sujud, berdiri, dan berpaling, karena aku dapat melihat kalian dari arah depan
dan belakangku." Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: "Demi Dzat
yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jikalau kalian dapat melihat sesuatu
seperti apa yang kulihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa, dan banyak
menangis." Mereka bertanya: "Apa yang engkau lihat wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab: "Aku melihat surga dan neraka.'"
[Shahih Muslim]
4) Pentingnya
menasehati tentang tauhid dalam peperangan.
5) Kewajiban
mensyukuri nikmat Allah dan bahaya mengingkarinya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]
6) Menisbatkan
asal turunnya hujan kepada selain Allah adalah kesyirikan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا
تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة:
22]
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu Mengetahui. [Al-Baqarah:22]
{أَمَّنْ خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا
بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا
أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ} [النمل:
60]
Bukankah Dia
(Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air dari langit
untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan
indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang
menyimpang (dari kebenaran). [An-Naml: 60]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
مُطِرَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ
النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: النَّبِيُّ ﷺ: " أَصْبَحَ مِنَ النَّاسِ شَاكِرٌ
وَمِنْهُمْ كَافِرٌ، قَالُوا: هَذِهِ رَحْمَةُ اللهِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَقَدْ
صَدَقَ نَوْءُ كَذَا وَكَذَا " قَالَ: فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {فَلَا
أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ (75) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ
عَظِيمٌ (76) إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا
يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80)
أَفَبِهَذَا الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ (81) وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ
أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ} [الواقعة: 75-82] [صحيح مسلم]
"Suatu ketika manusia diberi hujan
pada masa Nabi ﷺ, lalu beliau berkata,
"Dengan hujan ini di antara manusia ada yang berubah menjadi hamba yang
bersyukur dan ada pula yang kufur. Sebagian mereka berkata, 'Hujan ini adalah
sebuah bukti dari rahmat Allah.' Namun sebagian yang lain berkata, 'Bintang ini
dan ini sungguh telah benar'." Ibnu Abbas berkata, "Kemudian turunlah
ayat: {Lalu
Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Dan sesungguhnya itu
benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui, dan (ini) sesungguhnya
Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak
ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan
seluruh alam. Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an), dan kamu
menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya)?}
[Al-Waqi'ah: 75-82] [Shahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah
ﷺ bersabda:
" أَلَمْ تَرَوْا
إِلَى مَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالَ: مَا أَنْعَمْتُ عَلَى عِبَادِي مِنْ نِعْمَةٍ
إِلَّا أَصْبَحَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِهَا كَافِرِينَ. يَقُولُونَ الْكَوَاكِبُ
وَبِالْكَوَاكِبِ " [صحيح مسلم]
"Tidakkah kalian melihat sesuatu yang
difirmankan oleh Rabb kalian? Dia berfirman, 'Tidaklah Aku memberikan nikmat
(hujan) kepada hamba-Ku melainkan sebagian mereka menjadi kafir dengannya.
Mereka berkata, 'Bintang (yang memberikannya) dan berasal dari bintang."
[Shahih Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَا أَنْزَلَ
اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ بَرَكَةٍ إِلَّا أَصْبَحَ فَرِيقٌ مِنَ النَّاسِ بِهَا
كَافِرِينَ، يُنْزِلُ اللهُ الْغَيْثَ فَيَقُولُونَ: الْكَوْكَبُ كَذَا وَكَذَا
"
"Tidaklah Allah menurunkan dari langit
sebagian keberkahan (hujan) melainkan sebagian manusia menjadi kafir. Ketika
Allah menurunkan hujan, maka mereka berkata, 'Bintang ini dan bintang itu
(menyebabkan hujan)." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا عَدْوَى وَلَا هَامَةَ وَلَا نَوْءَ» [صحيح
مسلم]
"Tidak ada penyakit menular,
tidak ada "haamah", dan tidak ada "nau'a"".
[Sahih Muslim]
Nau': bintang; arti asalnya adalah:
tenggelam atau terbitnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyah menisbatkan
turunnya hujan kepada bintang ini, atau bintang itu. Maka Islam datang mengikis
anggapan seperti ini, bahwa tidak ada hujan turun karena suatu bintang
tertentu, tetapi semua itu adalah ketentuan dari Allah ta'aalaa.
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (30); Menisbatkan turunya hujan kepada bintang
7) Malaikat
yang ditugaskan menurunkan hujan adalah Mikail.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma; Ketika pendeta Yahudi menanyakan beberapa hal kepada Nabi ﷺ, mereka berkata:
إِنَّمَا بَقِيَتْ وَاحِدَةٌ وَهِيَ
الَّتِي نُبَايِعُكَ إِنْ أَخْبَرْتَنَا بِهَا، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ نَبِيٍّ
إِلا لَهُ مَلَكٌ يَأْتِيهِ بِالْخَبَرِ، فَأَخْبِرْنَا مَنْ صَاحِبكَ؟ قَالَ:
«جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ» ، قَالُوا: جِبْرِيلُ ذَاكَ الَّذِي يَنْزِلُ
بِالْحَرْبِ وَالْقِتَالِ وَالْعَذَابِ عَدُوُّنَا، لَوْ قُلْتَ: مِيكَائِيلَ
الَّذِي يَنْزِلُ بِالرَّحْمَةِ وَالنَّبَاتِ وَالْقَطْرِ، لَكَانَ فَأَنْزَلَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ
عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى
وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ} [البقرة: 97] [مسند أحمد: حسن]
Kini tinggal satu (pertanyaan), inilah
(penentu) yang kami jadikan alasan untuk berbaiat kepadamu bila engkau
memberitahu kami tentang ini. Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun kecuali
ada satu malaikat yang mendatanginya dengan membawa berita, beritahu kami siapa
temanmu itu?" Beliau menjawab, "Jibril 'alaihissalam."
Mereka berkata, "Jibril, dia yang menurunkan peperangan, pembunuhan dan
siksaan, dia adalah musuh kami! Seandainya engkau mengatakan Mika`il, yang
menurunkan rahmat, menumbuhkan tanaman dan menurunkan hujan, pasti (kami
mengikutimu)." Maka Allah 'Azza wa Jalla menurunkan ayat: {Barang
siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Quran)
ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman}. [Musnad Ahmad: Hasan]
8) Tidak
meminta hujan kepada selain Allah ‘azza wajalla.
Dari Abu Malik Al Asy’ariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" أَرْبَعٌ فِي
أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي
الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ،
وَالنِّيَاحَةُ " [صحيح مسلم]
“Empat hal yang terdapat pada umatku yang
termasuk perbuatan jahiliyah yang susah mereka tinggalkan: Membangga-banggakan
kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada
bintang tertentu, dan meratapi orang mati”. [Shahih Muslim]
9) Hujan
adalah rahmat dan karunia dari Allah ta’aalaa.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَنَزَّلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ} [ق : 9]
Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya (berberkah), lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. [Qaaf: 9]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata;
أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ
اللهِ ﷺ مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللهِ ﷺ ثَوْبَهُ، حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ
الْمَطَرِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لِأَنَّهُ
حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى» [صحيح مسلم]
Kami diguyur hujan ketika bersama
Rasulullah ﷺ, beliau membuka
pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, "Wahai
Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" beliau menjawab, "Karena
hujan ini baru saja turun dari Tuhannya ta'ala." [Shahih Muslim]
10) Kapan
hujan menjadi rahmat?
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ
الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
طَهُورًا (48) لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا
أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا (49) وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ
لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا} [الفرقان: 48 - 50]
Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa
kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari
langit air yang sangat bersih, agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri
yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami
ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak. Dan sungguh,
Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka agar mereka mengambil
pelajaran; tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka
mengingkari (nikmat). [Al-Furqan: 48-50]
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا
مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ
طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ
وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا
أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (99)
وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ
وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَصِفُونَ} [الأنعام: 99، 100]
Dan Dialah yang
menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh,
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin sekutu-sekutu Allah,
padahal Dia yang menciptakannya (jin-jin itu), dan mereka berbohong (dengan
mengatakan), “Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan,” tanpa (dasar)
pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka
gambarkan. [Al-An'am: 99-100]
{وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ
الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ} [الأنفال: 11]
Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh
dengannya telapak kaki(mu). [Al-Anfaal:11]
{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
(10) يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ
وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} [النحل: 10، 11]
Dialah yang telah
menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan
sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.
Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. [An-Nahl: 10-11]
Ø 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;
كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَقُولُ إِذَا
رَأَى الْمَطَرَ: «رَحْمَةٌ» [صحيح مسلم]
Rasulullah
ﷺ ketika melihat hujan beliau bersabda:
"(ini adalah) rahmat." [Shahih Muslim]
11) Ketika
hujan menjadi ‘azab.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ
مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ
عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ
فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ}
[الأنعام:
6]
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami
binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu,
dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka, kemudian kami binasakan mereka karena dosa mereka
sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. [Al-An'am:6]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
أَصَابَتْ النَّاسَ سَنَةٌ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ فَبَيْنَا
النَّبِيُّ ﷺ يَخْطُبُ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَ الْمَالُ وَجَاعَ الْعِيَالُ، فَادْعُ اللَّهَ لَنَا!
فَرَفَعَ يَدَيْهِ وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً فَوَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ مَا وَضَعَهَا حَتَّى ثَارَ السَّحَابُ أَمْثَالَ الْجِبَالِ، ثُمَّ لَمْ
يَنْزِلْ عَنْ مِنْبَرِهِ حَتَّى رَأَيْتُ الْمَطَرَ يَتَحَادَرُ عَلَى لِحْيَتِهِ
ﷺ، فَمُطِرْنَا يَوْمَنَا ذَلِكَ وَمِنْ الْغَدِ وَبَعْدَ الْغَدِ وَالَّذِي
يَلِيهِ حَتَّى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى، وَقَامَ ذَلِكَ الْأَعْرَابِيُّ -أَوْ
قَالَ: غَيْرُهُ- فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ تَهَدَّمَ الْبِنَاءُ وَغَرِقَ
الْمَالُ، فَادْعُ اللَّهَ لَنَا! فَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ «اللَّهُمَّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا» فَمَا يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنْ
السَّحَابِ إِلَّا انْفَرَجَتْ وَصَارَتْ الْمَدِينَةُ مِثْلَ الْجَوْبَةِ،
وَسَالَ الْوَادِي قَنَاةُ شَهْرًا وَلَمْ يَجِئْ أَحَدٌ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلَّا
حَدَّثَ بِالْجَوْدِ [صحيح البخاري ومسلم]
Orang-orang
ditimpa musibah kekeringan di masa Rasulullah ﷺ, maka sewaktu Rasulullah khutbah pada hari
jum'at seorang a'raby berdiri dan berkata: Ya Rasulullah, semua harta telah musnah, dan keluarga kelaparan, berdo'alah
kepada Allah untuk kami. Maka Rasulullah mengangkat kedua tangannya, dan
kami tidak melihat sedikitpun mendung, lalu demi Allah yang jiwaku di
tangan-Nya, beliau tidak menurun kan kedua tangannya sampai awan menggumpal
seperti gunung, kemudian beliau tidak turun dari mimbar sampai aku melihat
hujan bercucuran dari jenggotnya. Lalu kami dihujani pada hari itu, besok dan
besoknya lagi, sampai datang hari jum'at berikutnya, dan a'raby itu kembali
berdiri dan berkata: Ya Rasulullah, bangunan telah runtuh, dan harta benda
tenggelam, berdo'alah kepada Allah untuk kami. Maka Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan
berkata: Ya Allah jadikanlah hujan ini di sekitar kami dan jangan di atas kami. Kemudian
Rasulullah tidak menunjuki awan ke satu arah kecuali bergeser dan Madinah
mejadi seperti lingkaran yang dikelilingi awan, dan air mengalid di wadi selama
sebulan dan tidak seorang pun yang datang dari satu tempat kecuali mengisahkan hujan
deras ini. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat:
Sebab kebinasaan
12) Allah
dan RasulNya memberikan perumpamaan dengan hujan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ
ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ
الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ (19) يَكَادُ
الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا
أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ
وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [البقرة: 17 - 20]
Atau
(perumpamaan orang munafiq) seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat
dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; Mereka menyumbat telinganya
dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan
Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar
penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu. [Al-Baqarah: 17-20]
{اعْلَمُوا أَنَّمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ
الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ} [الحديد:
20]
Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia Ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu. [Al-Hadiid:20]
{إِنَّمَا
مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ
بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّى إِذَا
أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ
قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا
حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ} [يونس: 24]
Sesungguhnya perumpamaan
kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari
langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di
antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu
telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka
pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu
malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. [Yunus: 24]
{أَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ
زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ
أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ
فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ} [الرعد: 17]
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia
(air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun
buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang
bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan. [Ar-Ra'd: 17]
Ø
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ
الهُدَى وَالعِلْمِ، كَمَثَلِ الغَيْثِ الكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا، فَكَانَ
مِنْهَا نَقِيَّةٌ، قَبِلَتِ المَاءَ، فَأَنْبَتَتِ الكَلَأَ وَالعُشْبَ
الكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ، أَمْسَكَتِ المَاءَ، فَنَفَعَ اللَّهُ
بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً
أُخْرَى، إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلَأً،
فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ
بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا، وَلَمْ
يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ»
"Perumpamaan
petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan
yang lebat yang turun mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis yang dapat
menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang
banyak. Dan di antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang)
sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk
menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang
tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman. Perumpamaan
itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfa'atkan apa
yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga
perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima
hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya". [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat musim hujan - Hadits Zainab binti Jahsy; Maksiat sebab kebinasaan - Bersatu di atas pondasi Tauhid dan As-Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...