بسم الله الرحمن الرحيم
Surah
ini dinamai “Al-Maidah” yang berarti hidangan karena di dalamnya disebutkan
kisah hidangan yang turun dari langit yang diminta oleh Al-Hawariyun. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ
يَاعِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا
مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
(112) قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ
أَنْ قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ (113) قَالَ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ
تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (114) قَالَ اللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا
عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لَا
أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ} [المائدة:
112-115]
(Ingatlah), ketika
pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, “Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah
Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab,
“Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman.” Mereka berkata, “Kami
ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa
engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang
menyaksikan (hidangan itu).” Isa putra Maryam berdoa, “Ya Tuhan kami,
turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi
hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun
yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami
rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” Allah berfirman, “Sungguh,
Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barangsiapa kafir di antaramu
setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab
yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia
(seluruh alam).” [Al-Ma'idah: 112-115]
Lihat: Keutamaan surah Al-Maidah
Ayat
15, Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ
مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ
وَكِتَابٌ مُبِينٌ}
Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah
datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu
sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.
1. Berdialog dengan
Ahli Kitab dengan cara yang baik.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ} [العنكبوت:
46]
Dan
janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling
baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka. [Al-'Ankabuut: 46]
2. Kandungan
kitab Allah banyak disembunyikan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.
Diantaranya:
a)
Sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.
Allah subahanahu wa ta'aalaa berfirman:
{الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ
النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ}
[الأعراف: 157]
(Yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.
[Al-A'raaf:157]
b)
Hukum-hukum Allah seperti hukum
rajam.
Dari Abdullah
bin Umar radhiallahu'anhuma:
أَنَّ
اليَهُودَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَذَكَرُوا لَهُ أَنَّ رَجُلًا
مِنْهُمْ وَامْرَأَةً زَنَيَا، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا تَجِدُونَ
فِي التَّوْرَاةِ فِي شَأْنِ الرَّجْمِ». فَقَالُوا: نَفْضَحُهُمْ وَيُجْلَدُونَ،
فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلاَمٍ: كَذَبْتُمْ إِنَّ فِيهَا الرَّجْمَ
فَأَتَوْا بِالتَّوْرَاةِ فَنَشَرُوهَا، فَوَضَعَ أَحَدُهُمْ يَدَهُ عَلَى آيَةِ
الرَّجْمِ، فَقَرَأَ مَا قَبْلَهَا وَمَا بَعْدَهَا، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ سَلاَمٍ: ارْفَعْ يَدَكَ، فَرَفَعَ يَدَهُ فَإِذَا فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ،
فَقَالُوا: صَدَقَ يَا مُحَمَّدُ، فِيهَا آيَةُ الرَّجْمِ، فَأَمَرَ بِهِمَا
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَرُجِمَا " [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwasanya
ia menuturkan; orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengisahkan bahwa ada seorang
laki-laki dari mereka dan seorang wanita melakukan perzinaan. Rasulullah
bertanya, "Bagaimana yang kalian dapatkan dalam Taurat tentang hukuman
rajam?" Mereka menjawab, 'Kami sekedar membongkar kejahatannya di depan
umum dan mereka didera.' Serta merta Abdullah bin Salam berdiri dan mengatakan,
'Kalian semua bohong, dalam (Taurat) ada hukuman rajam.' Maka mereka membawa
Taurat dan membagikannya diantara hadirin. Salah seorang diantara mereka
berusaha menutup-nutupi ayat rajam dengan tangannya sehingga ia baca sebelum
dan sesudahnya. Dengan tegas Abdullah bin Salam menegur, 'angkat tanganmu!' Ia
pun mengangkat tangannya. Ternyata di sana terdapat ayat hukum rajam. Mereka
menjawab, 'Benar engkau Ya Muhammad, sungguh dalam isinya terdapat hukum
rajam!' Maka Rasulullah memerintahkan keduanya untuk dirajam, dan
diberlakukanlah hukuman tersebut. [Shahih Bukhari dan Muslim]
3. Rasul dan
cahaya yang dimaksud dalam ayat ini adalah Muhammad ﷺ yang
memberi petunjuk.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (45) وَدَاعِيًا إِلَى
اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا} [الأحزاب:
45 - 46]
Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu
untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, dan untuk
jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang
menerangi. [Al-Ahzaab: 45-46]
Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur'an
4.
Hadits palsu tentang cahaya Muhammad ﷺ.
Disebutkan oleh Ahmad Al-Qasthalaniy
(923H) dalam kitabnya "Al-Mawahib Al-Ladunniyah" 1/48,
dinisbahkan kepada Abdurrazzaq:
عن جابر بن عبد الله الأنصاري قال: قلت يا رسول الله،
بأبي أنت وأمي، أخبرني عن أولِّ شيء خلقَه اللهُ تعالى قبلَ الأشياء؟ قال: «يا جابر، إن الله تعالى قد خلق قبل الأشياء نورَ نبيّك من نوره، فجعل
ذلك النورَ يدُور بالقدرة حيث شاء الله تعالى، ولم يكن في ذلك الوقتِ لوحٌ ولا قلمٌ،
ولا جَنّةٌ ولا نارٌ، ولا مَلكٌ ولا سماءٌ، ولا أرضٌ ولا شمسٌ ولا قمرٌ، ولا جنّيٌ
ولا إنسِيٌ، فلمّا أراد الله تعالى أن يخلقَ الخلقَ قسّم ذلك النورَ أربعةَ أجزاءٍ،
فخلقَ من الجزء الأولِ القلمَ، ومن الثاني اللوحَ، ومن الثالث العرشَ. ثم قسّم الجزءَ
الرابعَ أربعةَ أجزاءٍ، فخلقَ من الجزء الأولِ حملةَ العرشِ، ومن الثاني الكرسيَّ،
ومن الثالث باقيَ الملائكة، ثم قسّم الجزءَ الرابعَ أربعةَ أجزاءٍ، فخلقَ من الأول
السماواتِ، ومن الثاني الأرضينَ، ومن الثالث الجنةَ والنارَ، ثم قسّم الرابعَ أربعةَ
أجزاء، فخلقَ من الأول نورَ أبصار المؤمنين، ومن الثاني نورَ قلوبهم - وهي المعرفة
بالله -، ومن الثالث نورَ أنسِهم، وهو التوحيد لا إله إلا الله محمد رسول الله»
Jabir bertanya: Ya
Rasulullah, aku mengorbanyak bapak dan ibuku demi engkau, beritahukanlah
kepadaku tentang sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah ta'aalaa
sebelum menciptakan yang lainnya? Rasulullah menjawab: Wahai Jabir,
sesungguhnya Allah ta'aalaa telah menciptakan cahaya
nabimu dari cahaya-Nya sebelum menciptakan segala sesuatu, kemudian
Allah menjadikan cahaya itu berputar dengan kemampuan sesuai yang dikehendaki
Allah ta'aalaa, dan pada saat itu belum ada lauhul mahfudz dan pena, belum ada surga
dan neraka, belum ada malaikat dan langit, belum ada bumi, matahari dan bulan,
belum ada jin dan manusia. Maka ketika Allah ta'aalaa ingin menciptakan segala
ciptaan, Allah membagi cahaya itu menjadi empat bagian, kemudian dari bagian
pertama diciptakan pembawa Al-'Arsy, dari bagian kedua diciptakan Al-Kursiy,
dari bagian ketiga diciptakan Al-'Arsy. Kemudian bagian yang keempat dibagi
menjadi empat bagian, maka diciptakan dari yang pertama langit-langit, dari
yang kedua bumi-bumi, dari yang ketiga surga dan neraka. Kemudian bagian kempat
dibagi menjadi empat, maka diciptakan dari yang pertama cahaya mata hati
orang-orang beriman, dari yang kedua diciptakan cahaya hati mereka yaitu
pengetahuan tentang Allah, dari yang ketiga diciptakan cahaya diri mereka yaitu
At-Tauhid "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Muhammad adalah
utusan Allah"
Hadits ini palsu,
tidak didapati satupun buku yang menyebutkan sanadnya, dan penisbatannya kepada
Abdurrazzaq tidak benar, sama sekali tidak ada di dalam kitab mushannaf-nya,
tafsir dan karya-karyanya yang lain.
Lihat penjelasan lengkap hadits ini di postingan: "Rasulullah nabi pertama yang diciptakan"
5. Al-Qur’an
adalah cahaya dan petunjuk.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا
مُبِينًا} [النساء: 174]
Dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al-Quran). [An-Nisaa':174]
{وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا
مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا
نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا} [الشورى: 52]
Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu “ruuh” (Al-Quran) dengan perintah
Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Quran) dan tidak
pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Quran itu cahaya,
yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba
kami. [Asy-Syuuraa:52]
Ø Dari Zayd bin Arqam; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"أَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ:
أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللهِ، وَاسْتَمْسِكُوا
بِهِ" [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya aku akan
meninggalkan dua hal yang berat kepada kalian, yaitu: Pertama, Al-Qur'an yang
berisi petunjuk dan cahaya. Oleh karena itu, laksanakanlah isi Al-Qur'an dan
peganglah. [Shahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
Ayat
16, Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَهْدِي بِهِ اللَّهُ
مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}
Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada
orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu
pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan
izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.
1)
Orang yang mengejar keridhaan Allah akan
mendapat petunjuk.
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنِ
الْتَمَسَ رِضَا اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَأَرْضَى عَنْهُ
النَّاسُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ، سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ
وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسُ»
“Barangsiapa yang mencari Ridha Allah
sekalipun berakibat mendapatkan kemarahan manusia, maka Allah akan meridhainya,
dan akan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan barangsiapa yang mencari ridha
manusia dengan melakukan apa yang menimbulkan kemurkaan Allah, maka Allah murka
kepadanya, dan akan menjadikan manusia murka pula kepadanya." [Shahih Ibnu
Hibban]
2)
Makna “As-Salam”.
Diantaranya:
a. Allah Maha Pemberi keselamatan.
'Aisyah
radhiyallahu 'anha berkata; "Apabila Nabi ﷺ mengucapkan salam, beliau tidak
duduk selain seukuran membaca bacaan:
"اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ"
“Ya Allah, Engkau adalah Dzat Pemberi
keselamatan, dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau Dzat Pemilik
kebesaran dan kemuliaan." [Shahih Muslim]
b. “As-Salam” berarti selamat dari segala kekurangan
dan keburukan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ (45) ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ} [الحجر:
45، 46]
Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam
surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir). (Allah
berfirman), “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.” [Al-Hijr: 45-46]
c. “As-Salam” berarti agama Islam.
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (52); Larangan mengucapkan “As-Salamu‘alallah”
3)
Berdo’a meminta jalan-jalan “As-Salam”.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ
يُعَلِّمُنَاهُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ: «اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا
سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ،
وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي
أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا،
وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا
شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا، قَابِلِيهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا» [سنن أبي داود: صحيح]
“Rasulullah ﷺ mengajari kami beberapa kalimat, dan beliau mengajari kami
beberapa kalimat itu berbeda dengan apa yang beliau ajarkan tasyahud kepada
kami , (sabdanya): (Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, damaikanlah orang
bertikai di antara kami, tunjukilah kami jalan yang lurus, selamatkanlah kami
dari kegelapan menuju cahaya, hindarkanlah kami dari perbuatan keji baik yang
nampak maupun yang tersembunyi, berkahilah kami pada pendengaran kami,
penglihatan kami, hati kami, istri-istri kami dan anak cucu kami, terimalah
tobat kami karena Engkau adalah Dzat yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang, jadikanlah kami orang-orang yang pandai bersyukur, terhadap
nikmat-nikmat-Mu kami bersyukur, terimalah dan sempurnakanlah atas kami."
[Sunan Abi Daud: Shahih]
4)
Cahaya dan kegelapan adalah ciptaan Allah ta’aalaa.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ
وَالنُّورَ} [الأنعام: 1]
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang. [Al-An'am: 1]
5)
Bagaimana mendapatkan cahaya dari Allah?
Pertama: Menjadi wali Allah
(beriman dan bertakwa).
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: 257]
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. [Al-Baqarah: 257]
Kedua: Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ} [إبراهيم: 1]
Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami
turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan
kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan
Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji. [Ibrahim: 1]
Ketiga: Mengamalkan
Al-Qur’an.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ
لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ
لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ} [الحديد: 9]
Dialah yang menurunkan ayat-ayat yang terang
(Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad) untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan
kepada cahaya. Dan sungguh, terhadap kamu Allah Maha Penyantun, Maha Penyayang. [Al-Hadid: 9]
6)
Mendapatkan cahaya (petunjuk) dari Allah
adalah nikmat terbesar.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا
يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ
مِنْهَا} [الأنعام: 122]
Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami
hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di
tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan,
sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? [Al-An'am: 122]
7) Tidak ada yang bisa memberi cahaya (petunjuk) kecuali Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ
} [النور: 40]
Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh
Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun. [An-Nur: 40]
8) Ada orang-orang yang ingin meredupkan cahaya (petunjuk) dari Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ} [التوبة:
32]
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai. [At-Taubah: 32]
{يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ
مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ} [الصف: 8]
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan
cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. [Ash-Shaff: 8]
9)
Yang dimaksud dengan “shirathal mustaqim” (jalan yang lurus).
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا
قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [الأنعام:
161]
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah
ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang
musyrik". [Al-An'am: 161]
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} [الفاتحة:
6، 7]
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
(Nasharni)". [Al-Fatihah: 6 - 7]
{وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ،
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا} [النساء:
69]
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid,
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [An-Nisaa': 69]
Ø Seorang yang pernah mendengar Nabi ﷺ ketika di wadi al-Qura, saat itu beliau sedang berada di atas kudanya.
Beliau ditanya oleh seorang laki-laki dari Bulqin. Katanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: «هَؤُلَاءِ
الْمَغْضُوبُ عَلَيْهِمْ»، وَأَشَارَ إِلَى الْيَهُودِ، قَالَ: فَمَنْ هَؤُلَاءِ؟
قَالَ: «هَؤُلَاءِ الضَّالُّونَ» يَعْنِي النَّصَارَى [مسند أحمد: إسناده
صحيح]
"Wahai Rasulullah, siapakah mereka." Beliau menjawab,
"Mereka adalah orang-orang yang di murkai" -sambil menunjuk ke arah
orang-orang Yahudi- Dia bertanya lagi, "Lalu, siapakah orang-orang
itu?" Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang sesat."
Yaitu, orang-orang Nasrani. [Musnad Ahmad: Sanadnya shahih]
Ayat
17, Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ
قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ
اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ
وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا
بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}
Sungguh, telah kafir orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad),
“Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak
membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang
berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu.
1. Siapa mengatakan Isa bin Maryam
adalah tuhan maka ia telah kafir.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ
ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ } [المائدة:
72]
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", padahal
Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [Al-Maaidah:72]
{لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا
يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(74) مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ
الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ
نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ} [المائدة:
73 - 75]
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal
sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak
bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang
sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang
sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan (sebagaimana manusia).
Perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda
kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari
memperhatikan ayat-ayat kami itu). [Al-Maaidah:73 - 75]
Lihat: Kisah Nabi Isa dalam Al-Qur'an
2. Allah 'azza wajalla penguasa langit dan bumi.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ
وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ
تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [آل عمران:
26]
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Ali 'Imran:26]
Ø Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
" يَقْبِضُ اللَّهُ
الأَرْضَ، وَيَطْوِي السَّمَاءَ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا المَلِكُ،
أَيْنَ مُلُوكُ الأَرْضِ؟!"
"Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan
kanan-Nya seraya berfirman, 'Akulah Sang Raja, mana orang-orang yang
mendakwakan dirinya sebagai raja-raja bumi?" [Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hati yang selamat (qalbun saliim) - Perniagaan yang tidak merugi (surah Fathir 29) - Jangan jadi manusia merugi (surah Al-'Ashr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...