بسم الله الرحمن الرحيم
Persatuan dan persaudaraan adalah nikmat dari Allah ta’aalaa.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا} [آل عمران: 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara. [Ali 'Imran: 103]
{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا
فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ
بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال: 63]
Dan
(Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. [Al-Anfaal:63]
Lihat: Indahnya persaudaraan di atas Islam
Perselisihan dan permusuhan adalah adzab.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ
النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ
رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ}
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan
untuk itulah (tidak berselisih atau rahmat) Allah menciptakan mereka. [Huud: 118-119]
{وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا
وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ
عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]
Ø Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata: Aku mendengar seseorang membaca satu ayat dan aku telah
mendengar Rasulullah membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya
kepada Rasulullah ﷺ dan menceritakannya, dan aku melihat raut muka tidak senang dari
Rasulullah seraya bersabda:
«كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا،
فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]
“Kalian berdua sudah betul,
dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih dan akhirnya
mereka binasa.” [Sahih Bukhari]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«ذَرُونِي مَا
تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ، وَاخْتِلَافِهِمْ
عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» [صحيح مسلم]
“Abaikanlah
(jangan tanyakan) apa yang aku tidak ajarkan kepada kalian, karena sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian karena banyak bertanya dan berselisih
dengan para nabi mereka.” [Sahih Muslim]
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
Larangan bercerai-berai.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46]
Dan
taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal:46]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللهَ
يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا: أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ
تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا، وَلَا تَفَرَّقُوا» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya
Allah meridhai kalian tiga hal: Kalian menyembahnya, dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun, dan kalian berpeganglah kepada tali (agama) Allah dan
janganlah bercerai berai.” [Sahih Muslim]
Sifat orang
beriman senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ}
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat:10]
Ø
Dari An-Nu'man bin
Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ،
وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى
لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Perumpamaan orang beriman
dalam kecintaan, kasih sayang, dan kelembutan mereka, seperti satu tubuh jika
salah satu anggotanya merasa sakit maka anggota tubuh lainnya juga merasakan
dengan susah tidur dan demam.” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abi Musa
Al-Asy’ariy radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ
بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin
lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain."
kemudian beliau menganyam jari jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ
إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Kalian tidak akan masuk surga
sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian
"saling mencintai". Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang
jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara
kalian.” [Sahih Muslim]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا،
وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ
أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Janganlah kalian saling
marahan, jangan saling iri, jangan saling membelakangi, jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang saling bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim
menjauhi saudaranya labih dari tiga hari”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Mengembalikan segala perselisihan kepada hukum Allah
dan Rasul-Nya.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا}
[النساء: 59]
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]
{إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [النور: 51]
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka
Itulah orang-orang yang beruntung. [An-Nuur:51]
{فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا
شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء: 65]
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya)
tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya". [An-Nisaa: 65]
Ø Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
" كَانَ أَبُو بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيُّ كَاهِنًا يَقْضِي بَيْنَ
الْيَهُودِ فِيمَا يَتَنَافَرُونَ إِلَيْهِ، فتنافرَ إِلَيْهِ نَاسٌ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ، فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ {أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ
يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ
قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحاكَمُوا إِلَى الطاغوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ
يَكْفُرُوا بِهِ} إِلَى قَوْلِهِ: {إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا} [النساء: 60 -
62] " [المعجم الكبير للطبراني: صححه الشيخ مقبل]
"Abu Barzah Al-Aslamiy
dahulu adalah seorang dukun yang memberi keputusan di antara kaum Yahudi
terhadap perkara yang mereka ajukan kepadanya. Lalu beberapa orang muslim ikut
meminta keputusan kepadanya, maka Allah 'azza wajalla menurunkan firmanNya:
{"Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah
diperintahkan untuk mengingkari Thaghut itu}, sampai firmanNya: {"Sekali
kali kami tidak menghendaki selain penyelesain yang baik"} [An-Nisaa':
60 - 62] [Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Dishahihkan oleh syekh
Muqbil]
Lihat: Adab berdebat dan berselisih pendapat
Tauhid
menyatukan ummat sedangkan syirik memecah persatuan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ
الْقَهَّارُ} [يوسف: 39]
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?" [Yusuf:39]
{ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ
وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ
أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [الزمر: 29]
“Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak)
yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan
seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah
kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka
tidak Mengetahui." [Az-Zumar:29]
Ø Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ أَوْ فِي
الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا» [الأدب المفرد
للبخاري: صححه الألباني]
"Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena
Allah 'azza wa jalla atau karena Islam kemudian keduanya dipisahkan
(bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari
keduanya". [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Shahih]
Sifat orang musyrik suka berpecah.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(31) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ
فَرِحُونَ} [الروم: 31، 32]
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka. [Ar-Ruum: 31-32]
{لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ
مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا
وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ} [الحشر: 14]
Mereka tidak akan memerangi
kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng
atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu
kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu
karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti (tidak berakal). [Al-Hasyr:14]
Beramal hanya untuk Allah akan
menyatukan, sedangkan selainNya memecah-belah.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ
أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata,
Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yusuf:108]
{وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ
إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ
وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا
وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ
عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 152]
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu (di perang
Uhud), ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah
dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (rasul) sesudah Allah
memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai (kemenangan). Di antaramu ada
orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki
akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari (mengalahkan) mereka untuk
menguji kamu, dan Sesunguhnya Allah Telah mema'afkan kamu. dan Allah mempunyai
karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman. [Ali 'Imran:152]
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ
الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ
إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
(107) لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ
يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ} [التوبة: 107، 108]
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak
dahulu. mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah
pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu
selama-lamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa
(mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. [At-Taubah: 107-108]
Lihat: Jujur dalam berda’wah kepada Allah
“As-Sunnah” menuntun dalam fitnah perselisihan dan
perpecahan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى
وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [النحل: 64]
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu
Al-Kitab (Al-Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman. [An-Nahl: 64]
Ø
Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu
berkata:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ،
ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ
وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ
مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى
اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا
بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
Suatu
hari Rasulullah ﷺ shalat bersama
kami, kemudian ia memalingkan wajahnya kepada kami dan menasehati kami dengan
nasehat yang sangat mengena, air mata menetes dan hati bergetar mendengarnya.
Kemudian seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat
perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami? Rasululah ﷺ bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk
selalu bertakwa kepada Allah serta patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun
ia seorang hamba dari kaum Habasyiy, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari
kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar,
maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang
mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan
gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena
sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah
kesesatan". [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ
ﷺ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ، فَقَالَ: «هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»،
وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ: «هَذِهِ سَبِيلُ
الشَّيْطَانِ»، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ، وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153] [مسند أحمد: صحيح]
Suatu
hari kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ,
kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata:
"Ini adalah jalan Allah", Kemudian beliau menulis dua garis di
sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata: "Ini adalah jalan-jalan syaitan", Kemudian
beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini: {Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa} [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Shahih]
Hanya
dengan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ umat Islam akan bersatu, sedangkan bid'ah
akan memecah belah mereka karena setiap orang bebas menjalankan agama sesuai
yang ia anggap baik.
Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ
الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ،
وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود:
حسنه الألباني]
“Ketahuilah sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian dari ahli kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh
dua umat, dan sesungguhnya umat ini (Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh
tiga: tujuhpuluh dua masuk neraka, dan satu masuk surga, yaitu "al-jama'ah".”
[Sunan Abu Daud: Hasan]
Makna "al-jama'ah" dalam
hadits di atas adalah kelompok yang berpegang teguh pada sunnah Rasulullah dan
tuntunan para sahabatnya, sebagaimana dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan
oleh Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ
عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ
مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»
"Sesungguhnya Bani Israil
terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu
golongan".
Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya
Rasulullah? Rasulullah ﷺ menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mereka yang mengikuti
sunnahku dan sunnah para sahabatku.” [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Kelompok yang selamat adalah kelompok yang
berpemahaman “ahli sunnah wal jama’ah”, (ahli sunnah) yang
senantiasa menerapkan sunnah Nabi ﷺ dan kesehariannya, (wal jama’ah) yang
senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan sesama umat Islam.
Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
Memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan
pemahaman Sahabat Nabi dan mereka yang mengikutinya dengan baik.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة: 100]
Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar. [At-Taubah:100]
{وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ
مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah
jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali. [An-Nisaa':115]
Yang dimaksud orang-orang mukmin dalam ayat ini
adalah sahabat Rasulullah ﷺ dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka
dengan baik. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ
بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ
اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 137]
Maka jika mereka beriman seperti apa yang kamu
(Rasulullah dan sahabatnya) telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah
mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam
permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan
Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:137]
Ø
Dari Abu Burdah radiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ،
فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ، وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي،
فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ، وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي،
فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ» [صحيح مسلم]
"Bintang adalah pengaman
bagi langit, maka jika bintang telah tiada maka akan datang kepada langit apa
yang telah dijanjikan (kebinasaan), dan aku adalah pengaman bagi sahabatku,
maka jika aku telah tiada maka akan datang kepada sahabatku apa yang telah
dijanjikan (perselisihan), dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, maka jika
sahabatku telah tiada maka akan datang kepada umatku apa yang telah dijanjikan
(perpecahan)". [Shahih Muslim]
Ø
Dari Watsilah bin Al-Asqa' radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَزَالُونَ بِخَيْرٍ مَا دَامَ
فِيكُمْ مَنْ رَآنِي وَصَاحَبَنِي، وَاللَّهِ لَا تَزَالُونَ بِخَيْرٍ مَا دَامَ فِيكُمْ
مَنْ رَأَى مَنْ رَآنِي وَصَاحَبَ مَنْ صَاحَبَنِي» [مصنف ابن أبي شيبة:
حسنه الحافظ ابن حجر]
"Kalian senantiasa dalam
kebaikan selama masih ada pada kalian orang yang pernah melihatku dan
bersamaku, demi Allah kalian senantiasa dalam kebaikan selama masih ada pada
kalian orang yang pernah melihat orang yang pernah melihatku dan bersama orang
yang pernah bersamaku". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Hasan]
Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah
Do’a untuk
diberi petunjuk dalam perselisihan.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
Jika Rasulullah ﷺ mendirikan shalat malam beliau membaca do'a iftitah:
«اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ
فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ
بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ»
“Ya Allah ... Rabb-nya Jibril, Mikail, dan
Israfil, Yang menciptakan langit dan bumi, Yang mengetahui hal gaib dan yang
terlihat, Engkau menetapkan hukum di antara hamba-bamba-Mu tentang apa yang
mereka perselisihkan, tunjukilah aku yang benar pada suatu yang diperselisihkan
dengan izin-Mu, sesungguhnya Engkau yang memberi hidayah kepada orang yang
Engkau kehendaki ke jalan yang lurus”. [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Meraih surga dengan persaudaraan - Ibadah haji sebagai momentum persatuan ummat Islam - Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan - Faktor perpecahan umat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...