بسم الله الرحمن الرحيم
Muqaddimah
Kelapangan hati adalah perolehan yang sangat besar, tujuan yang mulia
dan karuniah yang agung dari Allah Rabb alam semesta.
Yang dimaksud dengan kelapangan hati adalah ketenagan dan kedamaiannya,
jauh dari kesusahan dan kegelisahan, senantiasa bahagia dalam kehidupan yang
mulia dan baik.
Apabila Allah memberikan kelapangan hati kepada seorang hamba maka
terpenuhi kebaikan agama dan dunianya, maraih harapan dan tujuannya, dimudahkan
dalam beribadah.
Adapun jika hatinya sempit maka kebanyakan urusannya terbengkalai, tidak
mampu beramal, tidak semangat dalam kebaikan, bahkan senantiasa resah dan cemas
dalam setiap perkara.
Oleh sebab itu ketika Allah memerintahkan NabiNya Musa untuk menghadapi
Fir’aun, Musa 'alaihissalam meminta kelapangan hati.
{قَالَ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً
مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي} [طه: 25 - 28]
Ia berkata: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku." [Thahaa:
25-28]
Dan Allah mengingatkan karuniahnya kepada NabiNya Muhammad ﷺ
atas kelapangan hati yang
diberikan. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{أَلَمْ
نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ} [الشرح: 1]
Bukankah Kami telah
melapangkan dadamu (Muhammad)? [Asy-Syarh: 1]
Secara umum, kelapangan
hati diraih dengan dua perkata yang saling berkaitan satu sama lain;
a.
Kelapangan hati tidak diraih kecuali atau taufiq dari Allah dan
pertolongan dariNya.
b.
Karuniah ini tidak diraih kecuali dengan melakukan keta’atan.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ
يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا
حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ
الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 125]
Barangsiapa
yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman. [Al-An'aam: 125]
Tanda kelapangan hati
ada tiga:
1)
Senantiasa siap menghadapi hari akhirat yang kekal.
2)
Tidak begitu peduli dengan kehidupan dunia yang fana.
3)
Mempersiapkan bekal saat kematian dan setelahnya.
Sebab pertama: Mentauhidkan Allah dan mengikhlashkan agama (ibadah)
hanya untukNya.
Hati diciptakan untuk mentauhidkan Allah dan tunduk kepadaNya, apabila
ia jauh dari tujuan ini maka ia akan goncang dan dipenuhi oleh kegelisahan, kesedihan
dan keburukan sesuai dengan kadar jauhnya dari tauhid dan keiklhasan. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56]
Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. [Adz-Dzariyaat: 56]
{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن:
18]
Dan
sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. [Al-Jin: 18]
{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan
Allah dan jauh dari kesesatan).
[Al-Bayyinah: 5]
Sebab kedua: Cahaya (iman) yang Allah tanamkan dalam hati
hambaNya.
Apabila cahaya iman masuk ke dalam hati seorang hamba, maka hati itu
akan mencadi lapang, damai dan tentram. Dan apa bila cahaya ini tidak ada maka
hati menjadi sempit dan sesak. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَفَمَنْ
شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ
لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [الزمر: 22]
Maka apakah orang-orang
yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah
mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam
kesesatan yang nyata. [Az-Zumar: 22]
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ
الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ
وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ
اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [الحجرات: 7، 8]
Akan tetapi Allah menjadikan kamu
'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka
Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat
dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Al-Hujuraat: 7
- 8]
Ø Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ
الثَّوْبُ، فَيَتْلُو، فَاتْلُوا الْقُرْآنَ يُجَدِّدُ الْإِيمَانَ فِي
قُلُوبِكُمْ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]
“Sesungguhnya keimanan itu menjadi usang
dalam hati kalian sebagaimana pakaian menjadi usang, maka bacalah Al-Qur'an
untuk memperbarui keimanan dalam hati kalian". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya
Ath-Thabaraniy: Shahih]
Sebab ketiga: Meraih ilmu yang bermanfaat.
Semakin bertambah ilmu seorang hamba dengan ilmu yang bermanfaat yang
bersumber dari Al-Qur’an dan hadits shahih maka akan semakin bertambah
kelapangan hatinya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [المجادلة:
11]
Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. [Al-Mujadilah:
11]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ
بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa
yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga". [Sahih Muslim]
Sebab keempat: Kembali kepada Allah (bertaubat) dan memperbaiki diri
menghadap kepadaNya.
Mendekatkan diri kepada Allah
dan beribadah kepadaNya menjadikan hati tenang dan damai sehingga semakin
lapang. Rasulullah ﷺ berkata
kepada Bilal radhiyallahu 'anhu:
«قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Bangkitlah wahai Bilal, dan
tenangkanlah kami dengan mendirikan salat!". [Sunan Abu Dawud: Shahih]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«جُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ»
"Dijadikan penyejuk hatiku
ada dalam shalat." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
Sebeb kelima: Senantiasa berdzikir.
Dzikir adalah ruh dan hidupnya hati, sebab kekuatannya yang mendatangkan
segala kebaikan untuknya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد:
28]
Orang-orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]
{وَلَقَدْ
نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98) وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ} [الحجر: 97 -
99]
Dan sungguh, Kami mengetahui
bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang
bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. [Al-Hijr: 97-99]
Ø Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ،
مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ» [صحيح البخاري]
“Perumpamaan orang yang
mengingat Tuhannya dan orang yang tidak mengingat Tuhannya, seperti orang hidup
dan orang mati". [Sahih Bukhari]
Sebab keenam: Berbuat baik kepada hamba-hamba Allah.
Semakin banyak ia membantu orang lain dan berbuat baik kepadanya maka Allah ta'aalaa akan membalasnya dengan kebaikan berupa kelapangan hati, kedamaian dunia dan
akhirat. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة:
195]
Dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik. [Al-Baqarah: 195]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ
أَخِيهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari
musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah
hari kiamta, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka
Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang
menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut
menulong saudaranya". [Shahih Musim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
" مَثَلُ البَخِيلِ وَالمُنْفِقِ،
كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ، مِنْ لَدُنْ
ثَدْيَيْهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا المُنْفِقُ: فَلاَ يُنْفِقُ شَيْئًا
إِلَّا مَادَّتْ عَلَى جِلْدِهِ، حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ،
وَأَمَّا البَخِيلُ: فَلاَ يُرِيدُ يُنْفِقُ إِلَّا لَزِمَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ
مَوْضِعَهَا، فَهُوَ يُوسِعُهَا فَلاَ تَتَّسِعُ " وَيُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ
إِلَى حَلْقِهِ [صحيح البخاري ومسلم]
"Perumpamaan orang kikir dan orang yang suka berinfak (dermawan) bagaikan
dua orang yang memakai dua perisai di atas kedua susunya hingga ke tulang
selangkanya. Adapun orang yang suka berinfak, maka ia tidak menginfakkan
sesuatu kecuali baju tersebut terasa longgar baginya hingga menutupi
jari-jemari kakinya bahkan menghapus jejak kakinya. Dan adapun orang yang kikir
maka ia tidak ingin berinfak kecuali setiap lubang dari baju besi itu
mencekiknya. Ia berusaha untuk melapangkannya, dia tidak bisa melakukannya",
Rasulullah menunjuk dengan telunjukkan ke tenggorokannya. [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Sebab ketujuh: Keberanian.
Keberanian memberikan pengaruh yang bersar terhadap ketenangan dan
kedamaian hati, sebagaimana sikap pengecut melemahkan dan senantiasa diliputi
rasa takut yang merupakan senjata syaitan untuk menyakiti dan menyesatkan orang
beriman. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا
تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ} [آل عمران: 175]
Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman. [Ali 'Imran: 175]
Sebab kedelapan: Menjauhi penyakit-penyakit hati.
Semua penyakit hati akan merusak dan mengotorinya, menjauhkannya dari
rasa aman dan tentram. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ
طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ»
"Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena
kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan." [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي
قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ،
زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ
رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»
“Sesungguhnya
seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam
hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka
hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam
itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana
yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}".
[Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Sebab kesembilan: Meninggalkan sikap berlebihan dalam setiap
perkara.
Berlebihan dalam perkara mubah (halal) yang tidak bermanfaat akan membuat hati
menjadi lalai dan rentang terjerumus pada perkara yang makruh bahkan yang
haram. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ
مَا لَا يَعْنِيهِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Diantara
kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting
baginya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Sebeb kesepuluh: Memperbaiki keteladanannya kepada Nabi ﷺ.
Rasulullah ﷺ adalah manusia
yang paling lapang hatinya, maka dengan meneladaninya akan meraih kelapangan
hati yang menyerupai hati beliau sesuai kadar keteladanannya. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب:
21]
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. [Al-Ahzaab: 21]
Wallahu a’lam!
Referensi:
عشرة أسباب لانشراح الصدر للشيخ عبد الرزاق بن عبد المحسن البدر
Lihat juga: Sebab-sebab kelapangan hati - Sebab-sebab hati menjadi tenang - Hati yang selamat (qalbun saliim) - Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...