Selasa, 09 Juli 2024

10 sebab kelapangan hati menurut syekh Abdurrazaq Al-Badr

بسم الله الرحمن الرحيم

Muqaddimah

Kelapangan hati adalah perolehan yang sangat besar, tujuan yang mulia dan karuniah yang agung dari Allah Rabb alam semesta.

Yang dimaksud dengan kelapangan hati adalah ketenagan dan kedamaiannya, jauh dari kesusahan dan kegelisahan, senantiasa bahagia dalam kehidupan yang mulia dan baik.

Apabila Allah memberikan kelapangan hati kepada seorang hamba maka terpenuhi kebaikan agama dan dunianya, maraih harapan dan tujuannya, dimudahkan dalam beribadah.

Adapun jika hatinya sempit maka kebanyakan urusannya terbengkalai, tidak mampu beramal, tidak semangat dalam kebaikan, bahkan senantiasa resah dan cemas dalam setiap perkara.

Oleh sebab itu ketika Allah memerintahkan NabiNya Musa untuk menghadapi Fir’aun, Musa 'alaihissalam meminta kelapangan hati.

{قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي} [طه: 25 - 28]

Ia berkata: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." [Thahaa: 25-28]

Dan Allah mengingatkan karuniahnya kepada NabiNya Muhammad atas kelapangan hati yang diberikan. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ} [الشرح: 1]

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? [Asy-Syarh: 1]

Secara umum, kelapangan hati diraih dengan dua perkata yang saling berkaitan satu sama lain;

a.       Kelapangan hati tidak diraih kecuali atau taufiq dari Allah dan pertolongan dariNya.

b.       Karuniah ini tidak diraih kecuali dengan melakukan keta’atan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 125]

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [Al-An'aam: 125]

Tanda kelapangan hati ada tiga:

1)      Senantiasa siap menghadapi hari akhirat yang kekal.

2)      Tidak begitu peduli dengan kehidupan dunia yang fana.

3)      Mempersiapkan bekal saat kematian dan setelahnya.

Sebab pertama: Mentauhidkan Allah dan mengikhlashkan agama (ibadah) hanya untukNya.

Hati diciptakan untuk mentauhidkan Allah dan tunduk kepadaNya, apabila ia jauh dari tujuan ini maka ia akan goncang dan dipenuhi oleh kegelisahan, kesedihan dan keburukan sesuai dengan kadar jauhnya dari tauhid dan keiklhasan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56]

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyaat: 56]

{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18]

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. [Al-Jin: 18]

{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan). [Al-Bayyinah: 5]

Sebab kedua: Cahaya (iman) yang Allah tanamkan dalam hati hambaNya.

Apabila cahaya iman masuk ke dalam hati seorang hamba, maka hati itu akan mencadi lapang, damai dan tentram. Dan apa bila cahaya ini tidak ada maka hati menjadi sempit dan sesak. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [الزمر: 22]

Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar: 22]

{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [الحجرات: 7، 8]

Akan tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Al-Hujuraat: 7 - 8]

Ø  Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ، فَيَتْلُو، فَاتْلُوا الْقُرْآنَ يُجَدِّدُ الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]

“Sesungguhnya keimanan itu menjadi usang dalam hati kalian sebagaimana pakaian menjadi usang, maka bacalah Al-Qur'an untuk memperbarui keimanan dalam hati kalian". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

Sebab ketiga: Meraih ilmu yang bermanfaat.

Semakin bertambah ilmu seorang hamba dengan ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits shahih maka akan semakin bertambah kelapangan hatinya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [المجادلة: 11]

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Mujadilah: 11]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ» [صحيح مسلم]

Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga". [Sahih Muslim]

Sebab keempat: Kembali kepada Allah (bertaubat) dan memperbaiki diri menghadap kepadaNya.

Mendekatkan diri kepada Allah dan beribadah kepadaNya menjadikan hati tenang dan damai sehingga semakin lapang. Rasulullah berkata kepada Bilal radhiyallahu 'anhu:

«قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Bangkitlah wahai Bilal, dan tenangkanlah kami dengan mendirikan salat!". [Sunan Abu Dawud: Shahih]

Ø  Anas radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«جُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ»

"Dijadikan penyejuk hatiku ada dalam shalat." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Sebeb kelima: Senantiasa berdzikir.

Dzikir adalah ruh dan hidupnya hati, sebab kekuatannya yang mendatangkan segala kebaikan untuknya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

{وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98) وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر: 97 - 99]

Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. [Al-Hijr: 97-99]

Ø  Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ» [صحيح البخاري]

“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dan orang yang tidak mengingat Tuhannya, seperti orang hidup dan orang mati". [Sahih Bukhari]

Sebab keenam: Berbuat baik kepada hamba-hamba Allah.

Semakin banyak ia membantu orang lain dan berbuat baik kepadanya maka Allah ta'aalaa akan membalasnya dengan kebaikan berupa kelapangan hati, kedamaian dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة: 195]

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah: 195]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamta, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong saudaranya". [Shahih Musim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

" مَثَلُ البَخِيلِ وَالمُنْفِقِ، كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ، مِنْ لَدُنْ ثَدْيَيْهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا المُنْفِقُ: فَلاَ يُنْفِقُ شَيْئًا إِلَّا مَادَّتْ عَلَى جِلْدِهِ، حَتَّى تُجِنَّ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا البَخِيلُ: فَلاَ يُرِيدُ يُنْفِقُ إِلَّا لَزِمَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَوْضِعَهَا، فَهُوَ يُوسِعُهَا فَلاَ تَتَّسِعُ " وَيُشِيرُ بِإِصْبَعِهِ إِلَى حَلْقِهِ [صحيح البخاري ومسلم]

"Perumpamaan orang kikir dan orang yang suka berinfak (dermawan) bagaikan dua orang yang memakai dua perisai di atas kedua susunya hingga ke tulang selangkanya. Adapun orang yang suka berinfak, maka ia tidak menginfakkan sesuatu kecuali baju tersebut terasa longgar baginya hingga menutupi jari-jemari kakinya bahkan menghapus jejak kakinya. Dan adapun orang yang kikir maka ia tidak ingin berinfak kecuali setiap lubang dari baju besi itu mencekiknya. Ia berusaha untuk melapangkannya, dia tidak bisa melakukannya", Rasulullah menunjuk dengan telunjukkan ke tenggorokannya. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Sebab ketujuh: Keberanian.

Keberanian memberikan pengaruh yang bersar terhadap ketenangan dan kedamaian hati, sebagaimana sikap pengecut melemahkan dan senantiasa diliputi rasa takut yang merupakan senjata syaitan untuk menyakiti dan menyesatkan orang beriman. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ} [آل عمران: 175]

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. [Ali 'Imran: 175]

Sebab kedelapan: Menjauhi penyakit-penyakit hati.

Semua penyakit hati akan merusak dan mengotorinya, menjauhkannya dari rasa aman dan tentram. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ»

"Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»

“Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Sebab kesembilan: Meninggalkan sikap berlebihan dalam setiap perkara.

Berlebihan dalam perkara mubah (halal) yang tidak bermanfaat akan membuat hati menjadi lalai dan rentang terjerumus pada perkara yang makruh bahkan yang haram. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting baginya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Sebeb kesepuluh: Memperbaiki keteladanannya kepada Nabi .

Rasulullah adalah manusia yang paling lapang hatinya, maka dengan meneladaninya akan meraih kelapangan hati yang menyerupai hati beliau sesuai kadar keteladanannya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab: 21]

Wallahu a’lam!

Referensi:

عشرة أسباب لانشراح الصدر للشيخ عبد الرزاق بن عبد المحسن البدر

Lihat juga: Sebab-sebab kelapangan hati - Sebab-sebab hati menjadi tenang - Hati yang selamat (qalbun saliim) - Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...