بسم الله الرحمن الرحيم
Kenapa kita perlu
membahas masalah ini?
Diantaranya:
a) Karena banyak
orang jika ditimpa kesempitan hati mencari solusinya jauh dari petunjuk agama,
padahal segala permasalahan umat manusia telah dibahas dalam agama Islam,
termasuk perkara hati.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ} [المائدة:
3]
Pada
hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]
{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ
تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل:
89]
Dan
Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]
{مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ}
[الأنعام: 38]
Tiadalah
Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab. [Al-An'aam: 38]
Ø Dari Abdullah bin
Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
" أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ
مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ،
وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ
إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ "
“Wahai
sekalian manusia, sungguh tiada sesuatupun amalan yg bisa mendekatkan kalian ke
surga dan menjaukahn kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya
kepada kalian, dan tiada sesuatupun amalan yg bisa mendekatkan kalian ke
nerakan dan menjauhkan kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya dari
kalian”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Shahih]
Ø Salman radhiyallahu 'anhu ditanyakan:
'(Apakah) Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu hingga adab beristinja?
'
Salman
menjawab:
«أَجَلْ، لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ،
أَوْ بَوْلٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ
بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ
بِعَظْمٍ» [صحيح
مسلم]
'Tentu. Sungguh beliau telah melarang kami untuk menghadap kiblat saat
buang air besar, buang air kecil, beristinja' dengan tangan kanan, beristinja'
dengan batu kurang dari tiga buah, atau beristinja' dengan kotoran hewan atau
tulang'." [Shahih Muslim]
Ø Abu Dzar radhiyallahu
'anhu berkata:
«تَرَكَنَا
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَمَا طَائِرٌ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا عِنْدَنَا مِنْهُ
عِلْمٌ» [صحيح ابن
حبان]
“Rasulullah
ﷺ meninggalkan kami dan tidak satu ekor burungpun
yang terbang dengan kedua sayapnya kecuali kami punya ilmu tentangnya”. [Shahih
Ibnu Hibban]
Lihat: Keistimewaan agama Islam
b)
Banyak orang ketika merasakan kesempitan hati, mereka mencari ketenagan
dengan jalan maksiat bahkan kadang bunuh diri. Padahal justru itu hanya akan
semakin mebuat hatinya sempit.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ
قُلُوبَهُمْ} [الصف: 5]
Maka
tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. [Ash-Shaff: 5]
c)
Banyak orang yang merasakan kesempitan hati, dan tidak berusaha
menghilangkannya. Padahal agama Islam datang untuk menghilangkan kesulitan serta dan
melarang bersedih yang tidak mengantar pada kebaikan.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ
لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى} [طه: 1 - 3]
Thaahaa.
Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). [Thaha: 1 - 3]
{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ
إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ
سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا} [التوبة:
40]
Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada
temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah bersama
kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad atau Abu
Bakr) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.
[At-Taubah:40]
{وَلَا تَهِنُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 139]
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan
(pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang
beriman. [Ali 'Imran: 139]
Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga
Hati yang lapang adalah
nikmat dari Allah ta’aalaa.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{أَلَمْ
نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ} [الشرح: 1]
Bukankah Kami telah
melapangkan dadamu (Muhammad)? [Asy-Syarh: 1]
Ø Dari seorang sahabat
Nabi -radhiyallahu 'anhu-; Nabi ﷺ bersabda:
«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى
خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang
yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari
kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra
Keutamaan hati yang
lapang.
Diantaranya:
a. Menjadikan
mudah menerima agama Islam dan mengamalkannya.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ
يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ
ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ
الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 125]
Barangsiapa
yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman. [Al-An'aam: 125]
{أَفَمَنْ
شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ
لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [الزمر: 22]
Maka apakah orang-orang
yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka
celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu
dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar: 22]
b. Menjauhkan
dari perbuatan buruk.
Dari An-Nu'man
bin Basyir radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah ﷺ
bersabda:
«أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ
الْقَلْب»
"Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka
seluruh tubuhnya juga akan baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuhnya juga
akan rusak, sesungguhnya ia adalah HATI". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (6) An-Nu’man; Halal, haram, dan syubhat
Sebab-sebab kelapangan
hati.
Diantaranya:
1.
Beriman
kepada Allah ta’aalaa, mentauhidkanNya, dan beramal hanya untukNya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن
بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [التغابن:
11]
Tidak
ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [At-Tagabun: 11]
{مَا
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِّكَيْلَا
تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ} [الحديد: 22 - 23]
Tiada
suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami
jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang
luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri. [Al-Hadiid:
22 - 23]
Lihat: Keutamaan Tauhid
2.
Berdzikir,
membaca Al-Qur’an, beshalawat.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد:
28]
Orang-orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]
{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى} [طه:
124]
Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. [Thaahaa: 124]
{وَلَقَدْ
نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98) وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ
الْيَقِينُ} [الحجر: 97 -
99]
Dan sungguh, Kami
mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang
bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. [Al-Hijr: 97-99]
Ø Ubaiy bin Ka'b radiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah ﷺ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ
عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ فَقَالَ: «مَا شِئْتَ». قَالَ:
قُلْتُ: الرُّبُعَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»،
قُلْتُ: النِّصْفَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»،
قَالَ: قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ
لَكَ»، قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ،
وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ» [سنن الترمذي: حسن]
Aku banyak berselawat untukmu, berapa banyak aku harus berselawat
untukmu dalam do'aku? Rasulullah ﷺ menjawab: "Sesukamu". Ubai berkata: Aku jadikan seperempatnya?
Rasulullah ﷺ
menjawab: “Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan
seperduanya? Rasulullah ﷺ menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan seperduanya? Rasulullah ﷺ menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan
do'aku seluruhnya dengan bershalawat untukmu. Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika demikian beban pikiranmu akan dicukupi,
dan dosamu akan diampuni". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Keutamaan dzikir
3.
Beribadah
kepada Allah dengan segala bentuk ibadah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً} [النحل: 97]
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik". [An-Nahl: 97]
Ø Dari Abu Hurairah radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ
نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ
فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ
النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Syaithan mengikat bagian belakang
kepala (leher) seorang dari kalian ketika ia tidur dengan tiga ikatan, setiap
ikatan mengatakan "engkau memiliki malam yang panjang, maka
tidurlah". Maka jika ia bangun kemudian mengingat Allah maka satu ikatan
terbuka, kemudian jika ia berwudhu maka terbuka satu ikatan, kemudian jika ia
salat terbuka satu ikatan. Maka ia bangun pagi dengan semangat dan jiwa yang
baik, dan jika tidak maka ia akan bangun pagi dengan jiwa yang buruk lagi
pemalas". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Bilal
radhiyallahu 'anhu:
«قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Bangkitlah wahai Bilal, maka
tenangkanlah kami dengan mendirikan salat!". [Sunan Abu Dawud: Shahih]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«جُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ»
"Dijadikan penyejuk hatiku
ada dalam shalat." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
Ø Huzaifah radiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا حَزَبَهُ
أَمْرٌ، صَلَّى» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Nabi ﷺ jika disusahkan oleh satu urusan, beliau mendirikan shalat”.
[Sunan Abi Daud: Hasan]
Ø Dari Ma'qil bin Yasaar radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
قال رَبّكُمْ تَعَالَى: «ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ
قَلْبَكَ غِنًى وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ رِزْقًا، ابْنَ آدَمَ لَا تَبَاعَدْ مِنِّي
فَأَمْلَأْ قَلْبَكَ فَقْرًا وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ شُغْلًا» [المعجم الكبير
للطبراني: صححه الألباني]
Rab kalian -Ta'aalaa- telah berfirman:
"Wahai anak Adam, gunakanlah waktumu hanya untuk beribadah kepada-Ku,
niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan rasa kecukupan dan memenuhi kedua
tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam, janganlah engkau menjauh dari-Ku
(karena apabila engkau melakukannya), niscaya Aku akan menjadikan hatimu penuh
dengan kefakiran dan menjadikan kedua tanganmu penuh dengan kesibukan".
[Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]
4.
Menuntut
ilmu.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» [صحيح مسلم]
"Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah Allah"
(mesjid) membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka
kecuali Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan
rahmat dan malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa
yang ada di sisi-Nya". [Shahih Muslim]
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
5.
Menjauhi
segala maksiat.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي
قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ،
زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ
رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»
“Sesungguhnya
seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam
hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka
hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam
itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana
yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}".
[Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«تُعْرَضُ الْفِتَنُ
عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا، نُكِتَ
فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ
بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا
فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ
أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ
مُنْكَرًا، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]
"Fitnah akan dipaparkan pada hati
manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara satu
sama lain). Manapun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat
padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak
dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati
tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak
lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan
sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang terbalik,
tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu
yang diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]
Ø An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radhiyallahu 'anhu
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan dan keburukan, dan
Rasulullah menjawab:
«الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ،
وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan
keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak
suka jika orang lain mengetahuinya”. [Sahih Muslim]
Lihat: Akibat Maksiat
6.
Bersyukur
dan bersabar.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاصْبِرْ وَمَا
صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ
مِمَّا يَمْكُرُونَ} [النحل: 127]
Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu
semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati
terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya
yang mereka rencanakan. [An-Nahl: 127]
Ø Dari Shuhaib radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ،
وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ،
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
[صحيح مسلم]
"Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik,
dan itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seoran Mukmin, jika ia
mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah
ia bersabar, maka itu baik baginya". [Sahih Muslim]
Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar
7.
Menolong
orang lain.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ
أَخِيهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari
musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah
hari kiamta, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka
Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang
menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat,
dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong
saudaranya". [Sahih Musim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong
8.
Tidak
sibuk dengan kenikmatan dunia.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{لَا
تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا
تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ } [الحجر: 88]
Jangan sekali-kali engkau
(Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan
kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau
bersedih hati terhadap mereka. [Al-Hijr: 88]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi -shallallhu
'alaihi wasallam- bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ
الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ
وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ»
"Binasalah
hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra, jika diberi maka ia ridha jika tidak
diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia
tidak akan terlepas darinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
9.
Membebaskan
diri dari penyakit-penyakit hati.
Abdullah
bin 'Amru radhiyallahu
'anhuma berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ:
أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ
اللِّسَانِ»، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ
الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ،
وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab,
"Semua yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar."
Mereka berkata, "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah
maksud dari hati yang bersih?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa
dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta kedengkian dan
hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
10. Berdo’a kepada Allah agar diberi hati yang lapang.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي
صَدْرِي} [طه: 25]
Musa berkata: “Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku." [Thahaa: 25]
Lihat: Do'a kesusahan dan kesedihan
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati - Sifat hati yang baik dan yang buruk dalam Al-Qur’an - Peran semua pihak mengatasi pergaulan bebas remaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...