Selasa, 07 Maret 2023

Sebab-sebab kelapangan hati

بسم الله الرحمن الرحيم

Kenapa kita perlu membahas masalah ini?

Diantaranya:

a)      Karena banyak orang jika ditimpa kesempitan hati mencari solusinya jauh dari petunjuk agama, padahal segala permasalahan umat manusia telah dibahas dalam agama Islam, termasuk perkara hati.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ} [المائدة: 3]

Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]

{مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ} [الأنعام: 38]

Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab. [Al-An'aam: 38]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda:

" أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ وَيُبْعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ "

“Wahai sekalian manusia, sungguh tiada sesuatupun amalan yg bisa mendekatkan kalian ke surga dan menjaukahn kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya kepada kalian, dan tiada sesuatupun amalan yg bisa mendekatkan kalian ke nerakan dan menjauhkan kalian dari surga kecuali aku telah melarangnya dari kalian”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Shahih]

Ø  Salman radhiyallahu 'anhu ditanyakan: '(Apakah) Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu hingga adab beristinja? '

Salman menjawab:

«أَجَلْ، لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ، أَوْ بَوْلٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ» [صحيح مسلم]

'Tentu. Sungguh beliau telah melarang kami untuk menghadap kiblat saat buang air besar, buang air kecil, beristinja' dengan tangan kanan, beristinja' dengan batu kurang dari tiga buah, atau beristinja' dengan kotoran hewan atau tulang'." [Shahih Muslim]

Ø  Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata:

«تَرَكَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَمَا طَائِرٌ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا عِنْدَنَا مِنْهُ عِلْمٌ» [صحيح ابن حبان]

“Rasulullah meninggalkan kami dan tidak satu ekor burungpun yang terbang dengan kedua sayapnya kecuali kami punya ilmu tentangnya”. [Shahih Ibnu Hibban]

Lihat: Keistimewaan agama Islam

b)      Banyak orang ketika merasakan kesempitan hati, mereka mencari ketenagan dengan jalan maksiat bahkan kadang bunuh diri. Padahal justru itu hanya akan semakin mebuat hatinya sempit.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ} [الصف: 5]

Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. [Ash-Shaff: 5]

c)       Banyak orang yang merasakan kesempitan hati, dan tidak berusaha menghilangkannya. Padahal agama Islam datang untuk menghilangkan kesulitan serta dan melarang bersedih yang tidak mengantar pada kebaikan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى} [طه: 1 - 3]

Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). [Thaha: 1 - 3]

{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا} [التوبة: 40]

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad atau Abu Bakr) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya. [At-Taubah:40]

{وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 139]

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. [Ali 'Imran: 139]

Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga

Hati yang lapang adalah nikmat dari Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ} [الشرح: 1]

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? [Asy-Syarh: 1]

Ø  Dari seorang sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhu-; Nabi bersabda:

«لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra

Keutamaan hati yang lapang.

Diantaranya:

a.      Menjadikan mudah menerima agama Islam dan mengamalkannya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 125]

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. [Al-An'aam: 125]

{أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [الزمر: 22]

Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar: 22]

b.      Menjauhkan dari perbuatan buruk.

Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda:

«أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْب»

"Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuhnya juga akan baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuhnya juga akan rusak, sesungguhnya ia adalah HATI". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (6) An-Nu’man; Halal, haram, dan syubhat

Sebab-sebab kelapangan hati.

Diantaranya:

1.      Beriman kepada Allah ta’aalaa, mentauhidkanNya, dan beramal hanya untukNya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [التغابن: 11]

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [At-Tagabun: 11]

{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ} [الحديد: 22 - 23]

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [Al-Hadiid: 22 - 23]

Lihat: Keutamaan Tauhid

2.      Berdzikir, membaca Al-Qur’an, beshalawat.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

{وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى} [طه: 124]

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. [Thaahaa: 124]

{وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ (97) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (98) وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر: 97 - 99]

Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. [Al-Hijr: 97-99]

Ø  Ubaiy bin Ka'b radiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah :

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ فَقَالَ: «مَا شِئْتَ». قَالَ: قُلْتُ: الرُّبُعَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قُلْتُ: النِّصْفَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قَالَ: قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ» [سنن الترمذي: حسن]

Aku banyak berselawat untukmu, berapa banyak aku harus berselawat untukmu dalam do'aku? Rasulullah menjawab: "Sesukamu". Ubai berkata: Aku jadikan seperempatnya? Rasulullah menjawab: “Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan seperduanya? Rasulullah menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan seperduanya? Rasulullah menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan do'aku seluruhnya dengan bershalawat untukmu. Rasulullah bersabda: "Jika demikian beban pikiranmu akan dicukupi, dan dosamu akan diampuni". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Keutamaan dzikir

3.      Beribadah kepada Allah dengan segala bentuk ibadah.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً} [النحل: 97]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik". [An-Nahl: 97]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Syaithan mengikat bagian belakang kepala (leher) seorang dari kalian ketika ia tidur dengan tiga ikatan, setiap ikatan mengatakan "engkau memiliki malam yang panjang, maka tidurlah". Maka jika ia bangun kemudian mengingat Allah maka satu ikatan terbuka, kemudian jika ia berwudhu maka terbuka satu ikatan, kemudian jika ia salat terbuka satu ikatan. Maka ia bangun pagi dengan semangat dan jiwa yang baik, dan jika tidak maka ia akan bangun pagi dengan jiwa yang buruk lagi pemalas". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu 'anhu:

«قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Bangkitlah wahai Bilal, maka tenangkanlah kami dengan mendirikan salat!". [Sunan Abu Dawud: Shahih]

Ø  Anas radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«جُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ»

"Dijadikan penyejuk hatiku ada dalam shalat." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Ø  Huzaifah radiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ النَّبِيُّ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Nabi jika disusahkan oleh satu urusan, beliau mendirikan shalat”. [Sunan Abi Daud: Hasan]

Ø  Dari Ma'qil bin Yasaar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

قال رَبّكُمْ تَعَالَى: «ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ قَلْبَكَ غِنًى وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ رِزْقًا، ابْنَ آدَمَ لَا تَبَاعَدْ مِنِّي فَأَمْلَأْ قَلْبَكَ فَقْرًا وَأَمْلَأْ يَدَيْكَ شُغْلًا» [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]

Rab kalian -Ta'aalaa- telah berfirman: "Wahai anak Adam, gunakanlah waktumu hanya untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan rasa kecukupan dan memenuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam, janganlah engkau menjauh dari-Ku (karena apabila engkau melakukannya), niscaya Aku akan menjadikan hatimu penuh dengan kefakiran dan menjadikan kedua tanganmu penuh dengan kesibukan". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

4.      Menuntut ilmu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» [صحيح مسلم]

"Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah Allah" (mesjid) membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka kecuali Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan rahmat dan malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya". [Shahih Muslim]

Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama

5.      Menjauhi segala maksiat.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»

“Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]

"Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara satu sama lain). Manapun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang terbalik, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]

Ø  An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radhiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:

«الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]

“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya”. [Sahih Muslim]

Lihat: Akibat Maksiat

6.      Bersyukur dan bersabar.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ} [النحل: 127]

Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan. [An-Nahl: 127]

Ø  Dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]

"Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seoran Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik baginya". [Sahih Muslim]

Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar

7.      Menolong orang lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamta, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong saudaranya". [Sahih Musim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong

8.      Tidak sibuk dengan kenikmatan dunia.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ } [الحجر: 88]

Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka. [Al-Hijr: 88]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi -shallallhu 'alaihi wasallam- bersabda:

«تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ»

"Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra, jika diberi maka ia ridha jika tidak diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

9.      Membebaskan diri dari penyakit-penyakit hati.

Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah :

أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ اللِّسَانِ»، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab, "Semua yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar." Mereka berkata, "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersih?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta kedengkian dan hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

10.  Berdo’a kepada Allah agar diberi hati yang lapang.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي} [طه: 25]

Musa berkata: Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku." [Thahaa: 25]

Lihat: Do'a kesusahan dan kesedihan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati - Sifat hati yang baik dan yang buruk dalam Al-Qur’an - Peran semua pihak mengatasi pergaulan bebas remaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...