Senin, 04 Desember 2023

Hati yang selamat (qalbun saliim)

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah ‘azza wajalla menilai dari hati.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ» وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ [صحيح مسلم]

"Takwa itu ada di sini", beliau menunjuk dadanya dan mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian". Seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau. [Shahih Muslim]

Lihat: Kitab Iman bab 13 dan 14; Iman harus tertanam dari hati

Pengaruh hati terhadap tubuh.

Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:

" الحَلاَلُ بَيِّنٌ، وَالحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ " [صحيح البخاري ومسلم]

Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Allah ‘azza wajalla menyebutkan beberapa sifat hati dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah “Qalbun Saliim”.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (84) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ (85) أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ (86) فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ} [الصافات: 84 - 87]

(Ingatlah) ketika dia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci, (ingatlah) ketika dia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu? Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu? Maka bagaimana anggapanmu terhadap Tuhan seluruh alam?” [Ash-Shaffat: 84-87]

Lihat: Sifat hati yang baik dan yang buruk dalam Al-Qur’an

Keutamaan hati yang selamat.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [الشعراء: 87 - 89]

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. [Asy-Syu'araa': 87 - 89]

Sifat hati yang selamat:

1.      Mentauhidkan Allah dan jauh dari kesyirikan.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma- menafsirkan firman Allah {Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih}, beliau berkata:

" شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Ø  Qatadahrahimahullah- menafsirkan makna “qalbun salim”, beliau berkata:

«سَلِيمٌ مِنَ الشِّرْكِ» [تفسير عبد الرزاق]

“Selamat dari kesyirikan”. [Tafsir Abdurrazaq]

Ø  Abdurahman bin Zayd rahimahullah- berkata:

" سَلِيمٍ مِنَ الشِّرْكِ، فَأَمَّا الذُّنُوبُ فَلَيْسَ يَسْلَمُ مِنْهَا أَحَدٌ " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Selamat dari kesyirikan, adapun dosa-dosa maka tidak ada satu orang pun yang selamat darinya”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ} [التوبة: 28]

Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis. [At-Taubah: 28]

2.      Berakidah yang benar.

Muhammad bin Sirin rahimahullah- ditanya tentang makna “Qalbun Saliim”, beliau berkata:

«يَعْلَمُ بِأَنَّ اللَّهَ حَقٌّ، وَأَنَّ السَّاعَةَ قَائِمَةٌ، وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ» [تفسير ابن أبي حاتم]

“Mengetahui bahwasanya Allah itu adalah haq (benar adaNya), dan hari kiamat pasti akan terjadi, dan bahwasanya Allah akan membangkitkan siapa yang ada dalam kubur”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ} [النحل: 22]

Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. [An-Nahl: 22]

3.      Selamat dari kekufuran dan kemunafikan.

Sa’id bin Musayyab rahimahullah- berkata:

"الْقَلْبُ السَّلِيمُ هُوَ الصَّحِيحُ، وَهُوَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ لِأَنَّ قَلْبَ الْكَافِرِ وَالْمُنَافِقِ مَرِيضٌ" [تفسير البغوي]

“Hati yang selamat adalah hati yang sehat, yaitu hati orang beriman, karena hati orang kafir dan munafiq adalah hati yang sakit”.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا} [البقرة: 10]

Dalam hati mereka (orang munafiq) ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya. [Al-Baqarah: 10]

4.      Selamat dari keraguan dan syubhat.

Mujahidrahimahullah- menafsirkan makna “qalbun salim”, beliau berkata:

" {بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} لَيْسَ فِيهِ شَكٌّ فِي الْحَقِّ " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Hati yang selamat, tidak ada keraguan padanya dari kebenaran”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ} [التوبة: 45]

Dan hati mereka (orang munafiq) ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. [At-Taubah: 45]

5.      Selamat dari perkara bi’dah.

Abu ‘Utsman An-Naisaburiy rahimahullah- berkata:

"هُوَ الْقَلْبُ الْخَالِي مِنَ الْبِدْعَةِ الْمُطْمَئِنُّ عَلَى السُّنَّةِ" [تفسير البغوي]

“Hati yang selamat adalah hati yang kosong dari bid’ah yang senantiasa tenang di atas As-Sunnah”. [Tafsir Al-Bagawiy]

6.      Selamat dari maksiat dan hawa nafsu.

‘Urwah bin Az-Zubair rahimahullah- menafsirkan firman Allah {Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih}, beliau berkata:

" أَلَّا يَكُونَ لَعَّانًا " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Tidak suka melaknat”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Ø  Al-Husain bin Al-Fadhl rahimahullah- berkata:

"سَلِيمٌ مِنْ آفَةِ الْمَالِ وَالْبَنِينَ". [تفسير الثعلبي]

“Selamat dari keburukan harta dan anak”. [Tafsir Ats-Tsa’labiy]

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} [الجاثية: 23]

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci-mati pendengaran dan hatinya ...? [Al-Jaatsiyah: 23]

7.      Selalu berbuat baik dan selamat dari iri dan dengki.

Adh-Dhahhaq rahimahullah- menafsirkan firman Allah {Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih}, beliau berkata:

" النَّاصِحُ لِلَّهِ فِي خَلْقِهِ " [تفسير ابن أبي حاتم]

“Oang yang berbuat kebaikan demi Allah kepada makhlukNya”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Ø  Beliu juga menafsirkan bahwa orang yang hatinya bersih adalah orang yang ikhlash (mukhlish). [Tafsir Ibnu Abi Hatim]

Ø  At-Tustariy (w.383H) rahimahullah- memaknai “Qalbun Saliim”, dengan berkata:

" لا يكون فيه غلٌّ، ولا حقدٌ، ولا حسدٌ، ولا يكون فيه حظٌ " [تفسير التستري]

“Tidak ada padanya kedengkian, tidak ada kebencian, tidak ada iri, dan tidak ada ketamakan”. [Tafsir At-Tustariy]

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [الحشر: 10]

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." [Al-Hasyr:10]

Ø  Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah :

أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ اللِّسَانِ»، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab, "Semua yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar." Mereka berkata, "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersih?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta kedengkian dan hasad." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Bagaimana hati menjadi bersih:

1)      Mentauhidkan Allah ta’aalaa dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.

Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:

" ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَالنَّصِيحَةُ لِوُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ " [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tiga perkara dimana hati orang beriman tidak akan berkhianat kepadanya: mengikhlaskan perbuatannya hanya karena Allah, memberi nasihat kepada penguasa kaum muslimin dan bergabung dengan jamaah (kelompok) mereka. Karena doa mereka akan selalu menyelimuti (meliputi) di belakang mereka." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Jaga hatimu saat beramal

2)      Memperbanyak ibadah, dzikir, mambaca Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

 {يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ} [يونس: 57]

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. [Yunus:57]

3)      Menjauhi maksiat.

Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]

"Fitnah akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara satu sama lain). Manapun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang terbalik, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ» [صحيح مسلم]

"Telah ditetapkan bagi anak cucu Adam bagian mereka dari zina, akan menimpa mereka dan tidak akan lapas darinya. Sesungguhnya mata berzina dengan pandangan, telinga berzina dengan pendengaran, lidah bezina dengan ucapan, tangan berzina dengan sentuhan, kaki berzina dengan langkah, hati bernafsu dan mendambakan, kemudian itu dibenarkan (dilakukan) oleh kelamin atau didustakannya (ditinggalkan)." [Shahih Muslim]

4)      Taubat dan istigfar.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»

“Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

5)      Menjaga pandangan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ} [الأحزاب: 53]

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." [Al-Ahzaab: 53]

6)      Menghadiri majelis ilmu.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ} [الفتح: 4]

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). [Al-Fath:4]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» [صحيح مسلم]

"Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah Allah" (mesjid) membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka kecuali Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan rahmat dan malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya". [Sahih Muslim]

7)      Berdo’a kepada Allah meminta hati yang selamat.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ»

“Sesungguhnya hati anak cucu Adam semuanya berada diantara dua jari dari jari-jari Ar-Rahman ibarat satu hati yang Ia gerakkan sesuai kehendak-Nya”.

Kemudian Rasulullah berdo'a:

«اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ» [صحيح مسلم]

"Ya Allah Yang menggerakkan hati, gerakkan hati kami di atas ketaatan-Mu". [Sahih Muslim]

Ø  Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ benyak berdo'a dengan membaca ..

«يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِينِكَ»

"Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu"

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami beriman kepadamu dan apa yang engkau emban, apakah engkau mengkhawatirkan kami?

Rasulullah menjawab:

«نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»

"Iya, sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah azza wajalla, Ia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa: "YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA"

Beliau berkata:

«يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ»

"Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya." [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah ﷺ sering mengucapkan do'a ini  ...

«رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِيْ، وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ، وَأَجِبْ دَعْوَتِيْ، وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ، وَاهْدِ قَلْبِيْ وَسَدِّدْ لِسَانِيْ، وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِيْ»

"Ya Tuhan-ku .. terimalah taubatku, cucilah dosa-dosaku, kabulkanlah do'aku, kuatkanlah argumenku, tunjukilah hatiku, tepatkanlah ucapanku, cabutlah kedengkian hatiku." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Bahaya hati yang tidak selamat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [المائدة: 41]

Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. [Al-Maidah: 41]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati - Penampilan dan Isi hati - Sebab-sebab hati menjadi tenang - Sebab-sebab kelapangan hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...