بسم الله الرحمن الرحيم
Allah ‘azza wajalla
menilai dari hati.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى
صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا
إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ» وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ
إِلَى صَدْرِهِ [صحيح مسلم]
"Takwa itu ada di sini", beliau menunjuk dadanya dan mengucapkannya
sebanyak tiga kali. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan
rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian". Seraya
mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau. [Shahih Muslim]
Lihat:
Kitab Iman bab 13 dan 14; Iman harus tertanam dari hati
Pengaruh hati terhadap tubuh.
Dari An-Nu'man
bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" الحَلاَلُ بَيِّنٌ، وَالحَرَامُ
بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ،
فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ
فِي الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ،
أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ
مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ
القَلْبُ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Yang
halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada
perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka
barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara
agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan)
pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang
menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke
dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa
batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan
ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah
tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia
adalah hati". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Allah ‘azza wajalla
menyebutkan beberapa sifat hati dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah “Qalbun
Saliim”.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِذْ جَاءَ رَبَّهُ
بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (84) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ (85)
أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ (86) فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ
الْعَالَمِينَ} [الصافات: 84 - 87]
(Ingatlah) ketika dia datang
kepada Tuhannya dengan hati yang suci, (ingatlah) ketika dia berkata kepada
ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu? Apakah kamu menghendaki
kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu? Maka bagaimana anggapanmu
terhadap Tuhan seluruh alam?” [Ash-Shaffat: 84-87]
Lihat: Sifat hati yang baik dan yang buruk dalam Al-Qur’an
Keutamaan hati yang
selamat.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87)
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ
سَلِيمٍ} [الشعراء: 87 - 89]
Dan
janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari
harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih.
[Asy-Syu'araa': 87 - 89]
Sifat hati yang selamat:
1. Mentauhidkan
Allah dan jauh dari kesyirikan.
Ibnu
‘Abbas –radhiyallahu
‘anhuma- menafsirkan firman Allah {Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih}, beliau berkata:
" شَهَادَةُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ " [تفسير ابن أبي حاتم]
“Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Ø
Qatadah –rahimahullah- menafsirkan makna “qalbun
salim”, beliau berkata:
«سَلِيمٌ
مِنَ الشِّرْكِ» [تفسير عبد
الرزاق]
“Selamat
dari kesyirikan”. [Tafsir Abdurrazaq]
Ø
Abdurahman bin Zayd –rahimahullah-
berkata:
" سَلِيمٍ مِنَ
الشِّرْكِ، فَأَمَّا الذُّنُوبُ فَلَيْسَ يَسْلَمُ مِنْهَا أَحَدٌ " [تفسير ابن أبي حاتم]
“Selamat
dari kesyirikan, adapun dosa-dosa maka tidak ada satu orang pun yang selamat
darinya”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ} [التوبة: 28]
Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu najis. [At-Taubah: 28]
2. Berakidah
yang benar.
Muhammad
bin Sirin –rahimahullah-
ditanya tentang makna “Qalbun
Saliim”, beliau berkata:
«يَعْلَمُ
بِأَنَّ اللَّهَ حَقٌّ، وَأَنَّ السَّاعَةَ قَائِمَةٌ، وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ
فِي الْقُبُورِ» [تفسير ابن
أبي حاتم]
“Mengetahui
bahwasanya Allah itu adalah haq (benar adaNya), dan hari kiamat pasti akan
terjadi, dan bahwasanya Allah akan membangkitkan siapa yang ada dalam kubur”.
[Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فَالَّذِينَ
لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ} [النحل: 22]
Maka orang-orang yang tidak beriman
kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka
sendiri adalah orang-orang yang sombong. [An-Nahl: 22]
3. Selamat dari
kekufuran dan kemunafikan.
Sa’id
bin Musayyab –rahimahullah-
berkata:
"الْقَلْبُ
السَّلِيمُ هُوَ الصَّحِيحُ، وَهُوَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ لِأَنَّ قَلْبَ الْكَافِرِ
وَالْمُنَافِقِ مَرِيضٌ" [تفسير البغوي]
“Hati
yang selamat adalah hati yang sehat, yaitu hati orang beriman, karena hati
orang kafir dan munafiq adalah hati yang sakit”.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ
مَرَضًا} [البقرة: 10]
Dalam hati mereka (orang munafiq) ada
penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya.
[Al-Baqarah: 10]
4. Selamat dari
keraguan dan syubhat.
Mujahid –rahimahullah- menafsirkan makna “qalbun
salim”, beliau berkata:
" {بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} لَيْسَ فِيهِ
شَكٌّ فِي الْحَقِّ " [تفسير ابن أبي حاتم]
“Hati yang selamat, tidak ada
keraguan padanya dari kebenaran”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ
يَتَرَدَّدُونَ} [التوبة: 45]
Dan hati mereka (orang munafiq) ragu-ragu,
karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.
[At-Taubah: 45]
5. Selamat dari
perkara bi’dah.
Abu
‘Utsman An-Naisaburiy –rahimahullah-
berkata:
"هُوَ
الْقَلْبُ الْخَالِي مِنَ الْبِدْعَةِ الْمُطْمَئِنُّ عَلَى السُّنَّةِ" [تفسير البغوي]
“Hati
yang selamat adalah hati yang kosong dari bid’ah yang senantiasa tenang di atas
As-Sunnah”. [Tafsir Al-Bagawiy]
6. Selamat dari
maksiat dan hawa nafsu.
‘Urwah
bin Az-Zubair –rahimahullah-
menafsirkan firman Allah {Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih}, beliau berkata:
"
أَلَّا يَكُونَ لَعَّانًا " [تفسير ابن أبي حاتم]
“Tidak
suka melaknat”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Ø Al-Husain bin Al-Fadhl –rahimahullah- berkata:
"سَلِيمٌ مِنْ آفَةِ
الْمَالِ وَالْبَنِينَ". [تفسير الثعلبي]
“Selamat dari keburukan harta dan anak”.
[Tafsir Ats-Tsa’labiy]
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} [الجاثية: 23]
Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci-mati
pendengaran dan hatinya ...?
[Al-Jaatsiyah: 23]
7. Selalu
berbuat baik dan selamat dari iri dan dengki.
Adh-Dhahhaq –rahimahullah- menafsirkan firman
Allah {Kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih},
beliau berkata:
"
النَّاصِحُ لِلَّهِ فِي خَلْقِهِ " [تفسير ابن
أبي حاتم]
“Oang yang berbuat kebaikan demi
Allah kepada makhlukNya”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Ø Beliu
juga menafsirkan bahwa orang yang hatinya bersih adalah orang yang ikhlash
(mukhlish). [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Ø At-Tustariy (w.383H) –rahimahullah- memaknai “Qalbun Saliim”,
dengan berkata:
"
لا يكون فيه غلٌّ، ولا حقدٌ، ولا حسدٌ، ولا يكون فيه حظٌ " [تفسير التستري]
“Tidak ada padanya kedengkian, tidak ada kebencian, tidak ada
iri, dan tidak ada ketamakan”. [Tafsir At-Tustariy]
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [الحشر:
10]
Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang." [Al-Hasyr:10]
Ø Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata;
Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ:
أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ
اللِّسَانِ»، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ
الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ،
وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab, "Semua
yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar." Mereka berkata,
"Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari
hati yang bersih?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa dan bersih,
tidak ada kedurhakaan dan kedzaliman padanya, serta kedengkian dan hasad."
[Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Bagaimana hati menjadi
bersih:
1)
Mentauhidkan
Allah ta’aalaa dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.
Dari Jubair
bin Muth'im radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ: إِخْلَاصُ
الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَالنَّصِيحَةُ لِوُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ
جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ " [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Tiga perkara dimana hati orang beriman tidak akan berkhianat kepadanya:
mengikhlaskan perbuatannya hanya karena Allah, memberi nasihat kepada penguasa
kaum muslimin dan bergabung dengan jamaah (kelompok) mereka. Karena doa mereka
akan selalu menyelimuti (meliputi) di belakang mereka." [Sunan Ibnu Majah:
Shahih]
Lihat:
Jaga hatimu saat beramal
2)
Memperbanyak
ibadah, dzikir, mambaca Al-Qur’an.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ
قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد:
28]
Orang-orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ
رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ} [يونس:
57]
Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. [Yunus:57]
3)
Menjauhi
maksiat.
Dari Hudzaifah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«تُعْرَضُ الْفِتَنُ
عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا، نُكِتَ
فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ
بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا
فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ
أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا
يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]
"Fitnah akan dipaparkan pada hati
manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara tegak menyilang antara satu
sama lain). Manapun hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat
padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun hati yang tidak
dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati
tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak
lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan
sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang terbalik,
tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali sesuatu
yang diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ
لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا
الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ،
وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ
ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ» [صحيح مسلم]
"Telah ditetapkan bagi anak
cucu Adam bagian mereka dari zina, akan menimpa mereka dan tidak akan lapas
darinya. Sesungguhnya mata berzina dengan pandangan, telinga berzina dengan
pendengaran, lidah bezina dengan ucapan, tangan berzina dengan sentuhan, kaki
berzina dengan langkah, hati bernafsu dan mendambakan, kemudian itu dibenarkan
(dilakukan) oleh kelamin atau didustakannya (ditinggalkan)." [Shahih
Muslim]
4)
Taubat
dan istigfar.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي
قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ،
زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ
رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»
“Sesungguhnya
seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam
hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka
hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam
itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana
yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}".
[Sunan Ibnu Majah: Hasan]
5)
Menjaga
pandangan.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا
فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ
وَقُلُوبِهِنَّ} [الأحزاب: 53]
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri
Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu dan hati mereka." [Al-Ahzaab: 53]
6)
Menghadiri
majelis ilmu.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي
قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ} [الفتح: 4]
Dia-lah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). [Al-Fath:4]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ
اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ» [صحيح مسلم]
"Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah Allah"
(mesjid) membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka
kecuali Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan
rahmat dan malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa
yang ada di sisi-Nya". [Sahih Muslim]
7)
Berdo’a
kepada Allah meminta hati yang selamat.
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ
إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ
يَشَاءُ»
“Sesungguhnya
hati anak cucu Adam semuanya berada diantara dua jari dari jari-jari Ar-Rahman
ibarat satu hati yang Ia gerakkan sesuai kehendak-Nya”.
Kemudian
Rasulullah berdo'a:
«اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ» [صحيح
مسلم]
"Ya Allah Yang menggerakkan hati, gerakkan hati kami di atas
ketaatan-Mu". [Sahih Muslim]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ
benyak berdo'a dengan membaca ..
«يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِينِكَ»
"Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu"
Sahabat
bertanya: Ya Rasulullah kami beriman kepadamu dan apa yang engkau emban, apakah
engkau mengkhawatirkan kami?
Rasulullah
menjawab:
«نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ
يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»
"Iya, sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari
Allah azza wajalla, Ia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya". [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Ø Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, betapa sering anda
berdoa: "YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA"
Beliau
berkata:
«يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ
بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ
أَزَاغَ»
"Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan
hatinya berada diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang
Allah kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah
kehendaki maka Dia akan membelokkannya." [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah
ﷺ sering mengucapkan do'a ini ...
«رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِيْ، وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ، وَأَجِبْ
دَعْوَتِيْ، وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ، وَاهْدِ قَلْبِيْ وَسَدِّدْ لِسَانِيْ،
وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِيْ»
"Ya Tuhan-ku .. terimalah taubatku, cucilah dosa-dosaku, kabulkanlah
do'aku, kuatkanlah argumenku, tunjukilah hatiku, tepatkanlah ucapanku, cabutlah
kedengkian hatiku." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Bahaya hati yang tidak
selamat.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَنْ يُرِدِ
اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ الَّذِينَ
لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ
فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [المائدة: 41]
Barangsiapa
yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan
mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah
orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh
kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. [Al-Maidah: 41]
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati - Penampilan dan Isi hati - Sebab-sebab hati menjadi tenang - Sebab-sebab kelapangan hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...