بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بيده الخير كله، وحبب إلينا
الإسلام والإيمان، وألف بين قلوب المؤمنين، وجعل بينهم مودة ورحمة، أشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك، وأشهد أن محمدا رسول الله المبعوث رحمة للعالمين!
Segala puji bagi Allah Yang di TanganNya segala kebaikan, Yang
menanamkan cinta pada diri kita terhadap Islam dan Iman, Yang menyatukan hati
orang beriman, dan menjadikan rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Aku
bersaksi tidak Ilaah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada
sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah yang diutus
sebagai rahmat untuk semesta alam!
Persaudaraan dalam Islam adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba, mencintai saudaranya seiman sama seperti mencintai dirinya sendiri. Ini adalah tanda kesempurnaan dan kuatnya iman seseorang. Maka hendaklah seorang mu’min mensyukuri nikmat ini dan senantiasa berusaha menjaganya.
Berikut ini akan
disebutkan 10 sebab dari sebab-sebab yang bisa menguatkan persaudaraan (ukhuwah)
di atas Islam atas izin Allah subhanahu wata’aalaa:
1. Memohon
kepada Allah ‘azza wajalla agar dikuatkan persaudaraannya di antara
sesama mukmin dan dijauhkan dari segala bentuk perpecahan dan perselisihan.
Karena segala sesuatu di
Tangan Allah ‘azza wajalla, Dia yang berkuasa terhadap hati
hamba-hambaNya, Dia yang menanamkan rasa cinta dan benci dalam hati. Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال: 63]
Dan (Allah) yang mempersatukan hati mereka
(orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang
berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi
Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha
Bijaksana. [Al-Anfaal:63]
Diantara do’a yang
dipanjatkan oleh Nabi ﷺ dan para sahabatnya ketika
meminta agar disatukan hati-hati mereka:
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ
يُعَلِّمُنَاهُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ: «اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ،
وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا،
قَابِلِيهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا» [سنن أبي داود: صحيح]
"Rasulullah ﷺ mengajari kami beberapa kalimat, dan beliau mengajari kami
beberapa kalimat itu berbeda dengan apa yang beliau ajarkan tasyahud kepada
kami, (sabdanya): (Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, damaikanlah orang
bertikai di antara kami, tunjukilah kami jalan yang lurus, selamatkanlah kami
dari kegelapan menuju cahaya, hindarkanlah kami dari perbuatan keji baik yang
nampak maupun yang tersembunyi, berkahilah kami pada pendengaran kami,
penglihatan kami, hati kami, istri-istri kami dan anak cucu kami, terimalah
tobat kami karena Engkau adalah Dzat yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang, jadikanlah kami orang-orang yang pandai bersyukur, terhadap
nikmat-nikmat-Mu kami bersyukur, terimalah dan sempurnakanlah atas kami."
[Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berdo'a
untuk orang mati:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى
خَيْرٍ مِمَّا كَانَ فِيهِ، اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»
"Ya Allah ampunilah yang masih hidup
dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari kami, dan perbaikilah hubungan
kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati orang terbaik dari kami. Ya Allah
ampunilah ia, ya Allah .. rahmatilah ia, ya Allah kembalikanlah ia kepada yang
lebih baik dari pada ia yang dulu, ya Allah kami mengharapkan ampunan-Mu"
[Mushannaf Abdurrazzaaq]
Ø
Dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
berdo'a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ،
وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ
فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ،
وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ»
“Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran,
mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, bila Engkau menghendaki
suatu fitnah pada hamba-hambaMu, wafatkan aku kepadaMu dalam keadaan tidak
terkena fitnah, aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, cinta
pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
2. Menguatkan
keimanan dan amal shalih.
Semakin kuat iman dan amal
shalih seseorang maka Allah semakin memperkuat rasa cinta di antara mereka. Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا} [مريم: 96]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh,
kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang.
[Maryam:96]
Karena hati akan selalu mencintai sesamanya, suka dan
senang berkumpul dengan sesamanya, seperti burung-burung yang hanya bertengker
bersama sejenisnya. Diriwayatkan dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ،
فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَف» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ruh/jiwa
itu memiliki tabiat yang bermacam-macam, jika bertemu dengan tabiat yang sama
maka akan saling mencintai, dan jika bertemu dengan tabiat yang berbeda maka
akan saling bermusuhan”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: 10 Buah Keimanan
3. Menjauhkan
diri dari sifat iri dan dengki ketika melihat nikmat yang ada pada saudaranya.
Dua sifat ini sangat
kuat untuk menghancurkan bangunan persaudaraan, bahkan mampu menghancurkan
agama seseorang. Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [الحشر
: 10]
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang". [Al-Hasyr: 10]
Ø Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا
تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ»
"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki,
saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan
tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا
تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ
اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا
يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ،
وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]
"Janganlah kalian saling mendengki,
saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang
di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim
lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim
yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti,
merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk
dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang telah
dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim
yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan
kehormatannya." [Shahih Muslim]
Lihat: Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara”
4. Mengungkapkan
perasaan cinta kepada saudaranya.
Sebagaimana yang
diperintahkan oleh Nabi ﷺ dalam
satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu
'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ
فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»
"Jika seorang dari kalian
mencintai saudaranya karena Allah maka sampaikanlah kepadanya karena
sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih saying dan menguatkan rasa cinta".
[Silsilah hadits shahih karya syekh Albaniy no.1199]
Begitu pula dianjurkan untuk membalas ungkapan
cinta saudaranya, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
أَنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ
ﷺ، فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا،
فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: «أَعْلَمْتَهُ؟» قَالَ: لَا، قَالَ: «أَعْلِمْهُ»
قَالَ: فَلَحِقَهُ، فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ، فَقَالَ: أَحَبَّكَ
الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ [سنن أبي
داود: حسن]
Seorang lelaki sedang bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba lewat seorang lelaki, dan yang
bersama Rasulullah berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai orang ini
(yang lewat). Nabi ﷺ berkata: Sudahkah
engkau memberitahukan cintamu kepadanya? Ia menjawa: Belum. Rasulullah berkata:
Beritahukan padanya. Lalu ia mendatangi orang itu dan berkata: Aku mencintaimu
demi Allah. Sahabatnya menjawab: Semoga Allah mencintaimu juga. [Sunan Abi Daud: Hasan]
5. Membari
salam dan menemui saudaranya dengan wajah ceria.
Salam akan memberikan
keamanan dan ketenangan dalam hati, sedangkan senyuman memberikan kebahagiaan. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
[صحيح مسلم]
“Kalian tidak akan masuk surga sampai
kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian saling
mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan
maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Shahih
Muslim]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا،
وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]
"Jangan
engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu
dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]
Lihat: Adab memberi dan menjawab salam
6. Menghargai
hak dan privasi saudaranya.
Tidak mengganggu waktu
istirahat saudaranya, tidak mengambil haknya tanpa izin, tidak memaksanya untuk
melakukan sesuatu yang tidak ia senangi. Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى
يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [النور: 28]
Jika kamu tidak menemui seorangpun
didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika
dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah”, maka hendaklah kamu kembali. Itu
bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [An-Nuur:
28]
Ø Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«لَا يُقِيمَنَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ
لْيُخَالِفْ إِلَى مَقْعَدِهِ، فَيَقْعُدَ فِيهِ وَلَكِنْ يَقُولُ افْسَحُوا» [صحيح
مسلم]
"Janganlah seseorang dari kalian
menyuruh saudaranya berdiri pada hari Jum'at kemudian meninggalkan tempat
duduknya lalu ia duduk di situ, akan tetapi katakanlah: Berilah kelonggaran
(untuk duduk)!" [Sahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ يَبِيعُ
الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ، وَلاَ
تَسْأَلُ المَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِي إِنَائِهَا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Rasulullah ﷺ
melarang orang kota membeli dari orang desa yang akan menjual di kota (sebelum
tahu harga hari itu), dan melarang meninggikan penawaran barang (yang sedang
ditawar orang lain dengan maksud menipu), dan melarang seseorang membeli apa
yang dibeli (sedang ditawar) oleh saudaranya, melarang pula seseorang meminang
(wanita) pinangan saudaranya dan melarang seorang wanita meminta suaminya agar
menceraikan isteri lainnya (madunya) dengan maksud periuknya sajalah yang
dipenuhi (agar belanja dirinya lebih banyak) ". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فلَا
يَقُومَنَّ حَتَّى يَسْتَأذِنَهُ "
“Jika seseorang dari kalian menziarahi
saudaranya kemudian ia duduk bersamanya, maka janganlah ia beranjak sampai ia
meminta izinnya". [Silsilah Ash-Shahihah karya syekh Albaniy no.182]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim
7. Saling
memberi (menolong) dan menghargai pemberian saudaranya.
Karena pemberian akan menumbuhkan rasa cinta dan menguatkannya,
sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«تَهَادُوا
تَحَابُّوا» [الأدب المفرد
للبخاري: حسنه الشيخ الألباني]
"Saling
memberi hadialah kalian agar saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya
Al-Bukhariy: Hasan]
Ø Shafwan bin 'Umayyah radhiyallahu 'anhu berkata:
«أَعْطَانِي رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَوْمَ حُنَيْنٍ، وَإِنَّهُ لَأَبْغَضُ الخَلْقِ إِلَيَّ، فَمَا
زَالَ يُعْطِينِي، حَتَّى إِنَّهُ لَأَحَبُّ الخَلْقِ إِلَيَّ» [سنن
الترمذي: صحيح]
"Rasulullah ﷺ memberiku bagian dari rampasan perang Hunain, padahal waktu itu
beliau adalah orang yang paling saya benci, namun beliau terus saja memberiku
bagian hingga menjadi orang yang paling saya cintai". [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
Ø Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ،
قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ "، ثُمَّ قَالَ
لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن
الكبرى للبيهقي: حسن]
Aku membuatkan makanan untuk Rasulullah ﷺ, kemudian beliau datang bersama
sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang berkata: Aku sedang puasa.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
"Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya menyiapkan hidangan untuk
kalian". Kemudian berliau berkata kepada orang itu:
"Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain sebagai gantinya jika engkau
mau". [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong
8.
Berbaik sangka kepada
saudaranya dan bersabar atas keburukannya.
Tidak mencari-cari kesalahan saudaranya, dan
segera tabayun (minta penjelasan) ketika melihat atau mencapatkan kabar
yang buruk tentangnya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا
تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.
[Al-Hujuraat:12]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ
اللَّهُ، ... وَالرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْجَارُ يُؤْذِيهِ جِوَارُهُ، فَيَصْبِرُ
عَلَى أَذَاهُ حَتَّى يُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا مَوْتٌ أَوْ ظَعْنٌ» [مسند أحمد: صحيح]
'Ada tiga orang yang dicintai oleh Allah …,
dan (3) seorang lelaki yang mempunyai tetangga yang menyakitinya namun dia
bersabar atas perbuatan tetangganya sehingga keduanya dipisahkan oleh kematian,
atau bepergian." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Ar-Rabi’ bin Sulaiman –rahimahullah- berkata:
مَرِضَ
الشَّافِعِيُّ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِ فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، قَوَّى
اللَّهُ ضَعْفَكَ. فَقَالَ: «يَا أَبَا مُحَمَّدٍ لَوْ قَوَّى اللَّهُ ضَعْفِي
عَلَى قُوَّتِي أَهْلَكَنِي». قُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، مَا أَرَدْتُ
إِلَّا الْخَيْرَ. فَقَالَ: «لَوْ دَعَوْتَ اللَّهَ عَلِيَّ لَعَلِمْتُ أَنَّكَ
لَمْ تُرَدْ إِلَّا الْخَيْرَ» [حلية الأولياء لأبي نعيم]
Asy-
Syafi’iy sedang sakit, lalu aku menjenguknya dan berkata: Wahai Abu Abdillah,
semoga Allah menguatkan kelemahanmu! Maka ia berkata: Wahai Abu Muhammad, kalau
Allah menguatkan kelemahanku, maka Allah akan membinasakanku! Aku bekata: Wahai
Abu Abdillah, aku tidak bermaksud kecuali kebaikan. Maka beliau berkata:
Andaipun engkau berdo’a kepada Allah untuk membinasakanku maka aku yakin engkau
tidak bermaksud kecuali kebaikan. [Hilyatul Auliyah karya Abu Nu’aim]
Lihat: Ringkasan 20 Kaidah Bersabar terhadap Gangguan Manusia
9.
Menutupi aib saudaranya dan berusaha memberinya udzur.
Mencari teman yang sempurna tanpa kesalahan
adalah suatu yang mustahil, bersabarlah dari kekurangan saudarmu dan teruslah
memberikan nasehat agar lebih baik. Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ
اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ»
"Barangsiapa menutupi
aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat".
[Shahih Muslim]
Ø Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah ﷺ menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ
بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا
الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ،
فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ
عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ
رَحْلِهِ»
"Wahai sekalian orang
yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya,
janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok
mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang
siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki
aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah
akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Ø Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata:
" إِذَا بَلَغَكَ عَنْ
أَخِيكَ شَيْءٌ، فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ لَهُ عُذْرًا،
فَقُلْ: لَعَلَّ لَهُ عُذْرًا " [التوبيخ
والتنبيه لأبي الشيخ الأصبهاني]
“Jika
sampai kepadamu berita buruk tentang saudaramu maka carikanlah alasan untuknya,
jika kamu tidak mendapatkan udzur untuknya maka katakan: Mungkin dia punya
udzur”. [At-Taubikh wa At-Tanbih karya Abu Asy-Syaikh]
Ø Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata:
" إِذَا بَلَغَكَ
عَنْ أَخِيكَ الشَّيْءُ تُنْكِرُهُ فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا وَاحِدًا إِلَى
سَبْعِينَ عُذْرًا، فَإِنْ أَصَبْتَهُ وَإِلَّا قُلْ: لَعَلَّ لَهُ عُذْرًا لَا
أَعْرِفُهُ " [شعب الإيمان للبيهقي]
“Jika
sampai kepadamu berita tentang saudaramu suatu yang engkau ingkari maka
carikanlah untuknya satu sampai tujuhpuluh alasan. Jika udzur yang kau berikan
untuknya tepat maka baiklah, dan jika tidak mendapatkan udzur untuknya maka
katakan: Mungkin dia punya udzur yang aku tidak ketahui”. [At-Taubikh wa
At-Tanbih karya Abu Asy-Syaikh]
10. Bersikap lemah lembut dan tawadhu (merendah)
kepada saudaranya.
Apapun yang dilakukan dengan cara yang lemah lembut akan nampak indah
dan memberikan banyak kebaikan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ
لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ
عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ} [آل عمران: 159]
Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. [Ali Imran:159]
Ø Dari Abdullah bin
Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا
بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا بِأَيْدِي إِخْوَانِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Luruskan
shaf kalian, sejajarkan setiap bahu, isi yang kosong, bersikap lembutlah
terhadap saudaramu". [Sunan Abu Daud: Shahih]
Wallahu a’lam!
Semoga Allah ta’alaa
senantiasa menguatkan keimanan dan persaudaraan di antara kaum muslimin dan
menjauhkan kita dari segala sebab dan bentuk perpecahan yang membinasakan.
Amin!
وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Lihat juga: Ni'mat persatuan dan persaudaraan dalam Islam - Indahnya persaudaraan di atas Islam - Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman - Meraih surga dengan persaudaraan
Jazakallahukhoir faedahnya ustadz
BalasHapusWa jazaakallahu mitslah, baarakallahu fiik
Hapus