بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
" بَابُ
مَنْ رَفَعَ صَوْتَهُ بِالعِلْمِ "
Bab: “Orang yang mengangkat suaranya ketika
menyampaikan ilmu”
Dalam bab ini Imam Bukhari ingin memberikan
pengkhususan dari perintah merendahkan suara dan larangan meninggikannya
sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ
إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ}
[لقمان: 19]
Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk
suara ialah suara keledai. [Luqman:19]
Beliau menyebutkan satu hadits dari Abdullah bin
‘Amr radhiyallahu 'anhuma yang menujukkan bolehnya mengangkat suara ketika
menyampaikan ilmu jika dibutuhkan. Beliau berkata:
60
- حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ عَارِمُ [محمد] بْنُ الفَضْلِ، قَالَ: حَدَّثَنَا
أَبُو عَوَانَةَ [الوضاح بن عبد الله]، عَنْ أَبِي بِشْرٍ [جعفر بن إياس]، عَنْ
يُوسُفَ بْنِ مَاهَكَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: تَخَلَّفَ عَنَّا
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرْنَاهَا
فَأَدْرَكَنَا - وَقَدْ أَرْهَقَتْنَا الصَّلاَةُ - وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ،
فَجَعَلْنَا نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا، فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ: «وَيْلٌ
لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ» مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا
Telah
menceritakan kepada kami Abu An Nu'man 'Arim [Muhammad] bin Al Fadhl, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah [Al-Wadhah bin Abdillah],
dari Abu Bisyr [Ja’far bin Iyas], dari Yusuf bin Mahak, dari Abdullah bin
'Amru berkata: Nabi ﷺ
pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga
beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami
berwudhu dengan hanya mengusap kaki kami. Maka Nabi ﷺ berseru dengan suara yang keras: "Celakalah bagi
tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka." Beliau serukan hingga dua
atau tiga kali.
1.
Biografi Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
‘anhuma.
2.
Mengangkat suara ketika
menyampaikan ilmu jika dibutuhkan.
Jabir
bin Abdullah radhiyallahu
'anhu berkata:
" كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ،
وَعَلَا صَوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ، حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ " [صحيح مسلم]
“Apabila
Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah, maka kedua matanya memerah, suaranya
lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang
memberikan komando kepada bala tentaranya”. [Shahih Muslim]
·
An-Nu'man bin Basyir
radhiyallahu 'anhuma berkhutbah seraya berkata, "Aku mendengar
Rasulullah ﷺ berkhutbah, beliau
bersabda:
" أَنْذَرْتُكُمُ
النَّارَ، أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ "، حَتَّى لَوْ أَنَّ رَجُلًا كَانَ
بِالسُّوقِ، لَسَمِعَهُ مِنْ مَقَامِي هَذَا، قَالَ: حَتَّى وَقَعَتْ خَمِيصَةٌ
كَانَتْ عَلَى عَاتِقِهِ عِنْدَ رِجْلَيْهِ [مسند
أحمد: إسناده حسن]
"Aku ingatkan kalian akan (dahsyatnya)
neraka, aku ingatkan kalian akan (dahsyatnya) neraka, aku ingatkan kalian akan
(dahsyatnya) neraka”. Seandainya seseorang berada di pasar, niscaya ia akan
mendengarnya dari tempatku ini." Simak berkata, "Sehingga khamishah
(sejenis pakaian bergaris-garis yang terbuat dari wol) yang ada di pundaknya
jatuh ke kakinya." [Musnad Ahmad: Sanadnya hasan]
3.
Mengulang-ulangi penyampaian agar
lebih dipahami.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
«
كَانَ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ
أَعَادَهَا ثَلاَثًا، حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ، وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ
فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا» [صحيح البخاري]
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam jika berbicara terkadang mengulanginya sebanyak tiga kali sampai
dipahami, dan jika mendatangi satu kaum kemudian memberi salam kepada mereka
maka Rasulullah mengucapkan salam tiga kali”. [Sahih Bukhari]
4.
Menyampaikan ilmu dengan semaksimal
mungkin baik dengan lisan maupun tulisan.
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha;
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ» [مسند أبي يعلى الموصلي: حسن لغيره]
“Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang diantara
kalian melakukan suatu amalan maka ia melakukannya dengan baik (sempurna)”
[Musnad Abi Ya’la Al-Maushiliy: Hasan ligairih]
5.
Wajib menyempurnakan wudhu.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata saat dia
lewat di hadapan kami, sementara saat itu orang-orang sedang berwudhu dengan
bejana, "Sempurnakanlah wudhu kalian! Sesungguhnya Abul Qasim ﷺ bersabda:
«وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ
مِنَ النَّارِ» [صحيح البخاري]
"Tumit-tumit yang tidak terkena air wudhu akan
masuk neraka." [Shahih Bukhari]
Ø Salim -rahimahullah- mantan budak Syaddad berkata: "Saya
mendatangi Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada
hari wafatnya Sa'd bin Abu Waqqash. Kemudian Abdurrahman bin Abu Bakar masuk
dan berwudhu di sisinya, maka Aisyah berkata, 'Wahai Abdurrahman,
sempurnakanlah wudhumu, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«وَيْلٌ
لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ» [صحيح
مسلم]
"Celakalah bagi tumit-tumit (yang
tidak terbasuh air wudhu) dengan api neraka." [Shahih Muslim]
Ø Dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu,
bahwa seorang laki-laki berwudhu lalu meninggalkan (kering) satu tempat sebesar
kuku di atas kakinya, saat Nabi ﷺ
melihatnya, maka beliau pun bersabda,
«ارْجِعْ فَأَحْسِنْ
وُضُوءَكَ»
"Kembali dan perbaguslah
wudhumu."
Maka dia kembali kemudian melakukan shalat.
[Shahih Muslim]
6.
Bantahan bagi kaum Syi’ah yang
hanya membasuh kaki ketika berwudhu.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ} [المائدة: 6]
Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.
[Al-Maidah:6]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا
تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ - أَوِ الْمُؤْمِنُ - فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ
مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ -
أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ
كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ
الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا
رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - حَتَّى يَخْرُجَ
نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ» [صحيح
مسلم]
"Jika seorang hamba muslim - atau mu'min - berwudhu
kemudian ia mencuci mukanya maka keluar dari mukanya semua dosa yang ia lihat
dengan matanya bersama air - atau bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia
mencuci kedua tangannya maka keluar dari kedua tangannya semua dosa yang
dilakukan oleh kedua tangannya bersama air - atau bersama akhir tetesan air -,
kemudian jika ia mencuci kedua kakinya maka keluar semua dosa yang
dijelajahi oleh kedua kakinya bersama air - atau bersama akhir tetesan air -
sampai keluar semua dan bersih dari dosa-dosa". [Sahih Muslim]
7.
Apabila wudhu tidak sempurna maka
shalat juga tidak sempurna.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا
أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah tidak menerima salat seseorang
dari kalian jika berhadats (tidak suci) sampai ia berwudhu". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
8.
Keutamaan menyempurnakan wudhu.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah subhanahu
wata’aala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَدْرِي فِيمَ يَخْتَصِمُ المَلَأُ
الأَعْلَى؟ قُلْتُ: نَعَمْ، فِي الكَفَّارَاتِ، وَالكَفَّارَاتُ المُكْثُ فِي
المَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، وَالْمَشْيُ عَلَى الْأَقْدَامِ إِلَى
الْجَمَاعَاتِ، وَإِسْبَاغُ الوُضُوءِ فِي المَكَارِهِ، وَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ
عَاشَ بِخَيْرٍ وَمَاتَ بِخَيْرٍ، وَكَانَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ [سنن الترمذي: صحيح]
“Ya Muhammad, apakah kamu tahu apa yang
diperselisihkan oleh para Malaikat? Aku mejawab: Iya, mereka berselisih tentang
"Al-Kafaaraat", dan Al-Kafaaraat adalah tinggal di mesjid setelah
salat, berjalan kaki menuju salat jama'ah, menyempurnakan wudhu dalam kondisi
sulit, dan barangsiapa yang melakukan itu maka ia akan hidup dengan kebaikan
dan mati dengan kebaikan, dan dosa-dosanya dihapuskan seperti saat ia
dilahirkan ibunya. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Keutamaan berwudhu
9.
Ancaman bagi orang yang melalaikan
shalat.
Apabila orang yang tidak sempurna wudhunya
kemudian shalat diancam dengan kecelakaan, maka yang tidak berwudhu dan tidak
shalat sama sekali ancamannya lebih berat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ} [الماعون: 4، 5]
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalat-nya. [Al-Maa'uun: 4-5]
10.
Melakukan sesuatu dengan
tergesa-gesa terkadang hasilnya tidak sempurna.
Abdullah
bin Amru radhiyallahu
'anhuma berkata:
رَجَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى إِذَا كُنَّا
بِمَاءٍ بِالطَّرِيقِ تَعَجَّلَ قَوْمٌ عِنْدَ الْعَصْرِ، فَتَوَضَّئُوا وَهُمْ
عِجَالٌ فَانْتَهَيْنَا إِلَيْهِمْ وَأَعْقَابُهُمْ تَلُوحُ لَمْ يَمَسَّهَا
الْمَاءُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَيْلٌ
لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ» [صحيح
مسلم]
‘Suatu
hari, kami pulang bersama Rasulullah ﷺ dari Makkah menuju Madinah. Di pertengahan
jalan, ketika kami tiba di suatu tempat yang terdapat air, kami dapati
sekelompok orang tergesa-gesa mengambil wudhu karena waktu Asar hampir habis.
Ketika kami menghampiri mereka, kami dapati tumit-tumit mereka kering tidak
terbasahi air. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Celakalah bagi tumit-tumit
(yang tidak terbasuh dengan air wudhu) dengan api Neraka. Sempurnakanlah wudhu
kalian dengan baik."
Ø Sa'd bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«التُّؤَدَةُ
فِي كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا فِي عَمَلِ الْآخِرَةِ»
"Berhati-hati
(tidak tergesa-gesa) dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam beramal untuk
akhirat." [Sunan Abi Daud: Shahih]
11.
Sebab sahabat terlambat menunaikan
shalat sehingga terburu-buru ketika berwudhu.
Ibnu
Bathal -rahimahullah- berkata:
إنما ترك أصحاب الرسول (صلى الله عليه
وسلم) الصلاة فى الوقت الفاضل، والله أعلم، لأنهم كانوا على طمع من أن يأتى الرسول
ليصلوا معه، لفضل الصلاة معه، فلما ضاق عليهم الوقت وخشوا فواته توضئوا مستعجلين [شرح صحيح
البخارى لابن بطال (1/ 139)]
“Sahabat
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- meninggalkan shalat pada
wakhutnya yang terbaik (di awal) -dan Allah lebih mengetahui- karena mereka
sangat berharap kedatangan Rasulullah untuk shalat bersamanya, karena kemuliaan
shalat bersamanya, maka ketika waktu sudah sempit bagi mereka dan khawatir akan
terlewatkan maka mereka berwudhu dengan tergesa-gesa”. [Syarh Shahih Bukhari
karya Ibnu Bathal 1/139]
12.
Menunggu imam untuk shalat
berjama’ah.
Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ بِلَالٌ يُؤَذِّنُ
إِذَا دَحَضَتْ، فَلَا يُقِيمُ حَتَّى يَخْرُجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَإِذَا خَرَجَ أَقَامَ الصَّلَاةَ حِينَ يَرَاهُ» [صحيح مسلم]
"Bilal pernah mengumandangkan azan
ketika matahari condong ke sebelah barat, sementara ia tidak mengumandangkan
iqamat hingga Nabi ﷺ muncul. Ketika beliau
muncul, maka Bilal mengumandangkan iqamat yaitu ketika ia melihat beliau."
[Shahih Muslim]
13.
Jangan menyepelekan satu keburukan
atau kebaikan, karena bisa jadi itu suatu yang besar di sisi Allah ‘azza
wajalla.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ
حَتَّى يُهْلِكْنَهُ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang diremehkan,
karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada seseorang sampai
membinasakannya".
[Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا
تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ
طَلْقٍ» [صحيح
مسلم]
"Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun,
walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih
Muslim]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...