Jumat, 29 Januari 2021

Syarah Arba’in hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Dzar -radhiallahu 'anhu- juga; Bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa, dan bersedekah dengan sisa harta mereka."

Maka beliau pun bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah, bahkan pada kemaluan seorang dari kalian pun terdapat sedekah."

Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan nafsu syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?"

Beliau menjawab: "Bagaimana menurut kalian sekiranya ia meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah ia berdosa?! Begitu pun sebaliknya, bila ia meletakkannya pada tempat yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala." Diriwayatkan oleh Muslim.

Ø  Dalam riwayat lain:

«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ، تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُهُ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيُهُ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُهُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَبُضْعَتُهُ أَهْلَهُ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِي شَهْوَةً، وَتَكُونُ لَهُ صَدَقَةٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتَ لَوْ وَضَعَهَا فِي غَيْرِ حَقِّهَا أَكَانَ يَأْثَمُ؟» قَالَ: «وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ رَكْعَتَانِ مِنَ الضُّحَى» [سنن أبي داود: صحيح]

"Setiap hari setiap persendian anak Adam harus disedekahi, salam yang diberikan kepada orang yang dijumpainya adalah sedekah, setiap perintahnya kepada kebaikan adalah sedekah, setiap larangannya dari yang munkar adalah sedekah, membuang hal yang mengganggu jalan adalah sedekah, dan persetubuhannya dengan isteri adalah sedekah."

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, mendatangi isteri dengan syahwat juga dihitung sebagai sedekah!"

Beliau menjawab: "Apa pendapatmu jika itu ia lakukan kepada yang bukan haknya, apakah ia berdosa?"

Beliau lalu bersabda lagi: "Dan itu semua bisa diganti dengan dua rakaat dhuha." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain:

«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُكَ الحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالعَظْمَ عَنِ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Abu Dzar Al-Gifaariy Jundab bin Junadah bin Sakan radliallahu ' anhu.

Lihat di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Semangat sahabat Nabi dalam meraih pahala.

Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah

3.      Keutamaan sedekah.

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

4.      Keutamaan orang kaya yang bersyukur.

Lihat: Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar

5.      Anjuran berlomba dalam kebaikan.

Lihat: Berlomba dalam urusan akhirat

6.      Keutamaan tasbih, takbir, tahmid, dan tahlil.

Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir

7.      Keutamaan amar ma’ruh dan nahi mungkar.

Lihat: Keutamaan Amar ma’ruf nahi mungkar

8.      Keutamaan menikah.

Lihat: Keutamaan menikah

9.      Keharaman zina.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا} [الإسراء: 32]

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. [Al-Israa’: 32]

Ø  Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al-Juhaniy -radhiyallahu 'anhuma- berkata; Ada seorang warga Arab datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku bersumpa atas nama Allah kepadamu, bahwa engkau tidak memutuskan perkara diantara kami melainkan dengan Kitab Allah”.

Lalu lawan yang tutur katanya lebih baik dari padanya berkata: "Dia benar, putuskan perkara diantara kami dengan Kitab Allah dan perkenankanlah untukku".

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam besabda: "Katakan".

Seorang berkata: "Sesunguhnya anakku adalah buruh yang bekerja pada orang ini, lalu dia berzina dengan istrinya maka aku diberitahu bahwa anakku harus dirajam. Kemudian aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita, kemudian aku bertanya kepada ahli ilmu lalu mereka memberitahu aku bahwa atas anakku cukup dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun sedangkan untuk istri orang ini dirajam".

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ الْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ وَعَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ اغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى امْرَأَةِ هَذَا فَإِنْ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا»

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan buat kalian berdua dengan menggunakan Kitab Allah. Adapun seorang budak dan kambing seharusnya dikembalikan dan untuk anakmu dikenakan hukum cambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan selama setahun. Adapun kamu, wahai Unais, besok pagi datangilah istri orang ini. Jika dia mengaku maka rajamlah".

Kemudian Unais mendatangi wanita itu dan dia mengakuinya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar wanita itu dirajam. [Shahih Bukhari]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ - وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ - وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ " [صحيح مسلم]

"Ada tiga orang yang mana Allah tidak mengajak mereka berbicara pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong." [Sahih Muslim]

10.  Keutamaan shalat Dhuha

Diantaranya:

a.       Menutupi kewajiban sedekah untuk setiap persendian

Buraidah radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ، مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ» قَالُوا: وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ؟ قَالَ: «النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا، وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Pada diri manusia itu terdapat tiga ratus enam puluh persendian, maka hendaklah ia memberi sedekah untuk setiap persendiannya tersebut."

Para sahabat berkata, "Wahai Nabi Allah, siapa yang akan mampu melakukannya!"

Beliau bersabda: "Membersihkan ludah dalam masjid atau sesuatu yang (buruk) engkau sisihkan dari jalan (adalah sedekah), jika tidak mendapatinya maka dua rakaat dhuha sudah cukup bagimu." [Sunan Abi Daud: Shahih]

b.      Mendapat pahala haji dan umrah.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Barangsiapa yang shalat subuh di mesjid berjama'ah kemudian duduk berzikir mengingat Allah sampai matahari terbit, kemudian shalat dua raka'at maka ia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, sempurna”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ، وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ، وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci menuju mesjid untuk salat fardhu maka pahalanya seperti pahala seorang haji yang muhrim, dan barangsiapa yang keluar untuk salat dhuha ia tidak beranjak kecuali untuk itu maka pahalanya seperti pahala orang yang umrah, dan melakukan salat setelah shalat tanpa ada kelalaian diantaranya tercatat di 'illiyyin (kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah)”. [Sunan Abu Daud: Hasan]

c.       Shalat Awwabin

Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu pernah melihat suatu kaum yang tengah mengerjakan shalat dhuha, lalu dia berkata; "Tidakkah mereka tahu bahwa shalat di luar waktu ini lebih utama? Sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ» [صحيح مسلم]

"Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai beranjak karena kepanasan." [Shahih Muslim]

d.      Harta rampasan perang yang paling cepat

Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash -radhiyallahu 'anhuma- berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus satu pasukan lalu mereka pulang dengan cepat dan membawa ghanimah (harta rampasan).

Maka orang-orangpun ribut membicarakan dekatnya medan perang mereka, banyaknya ghonimah yang mereka bawa, serta cepatnya mereka pulang (dari perang), sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda:

«أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى أَقْرَبَ مِنْهُ مَغْزًى، وَأَكْثَرَ غَنِيمَةً، وَأَوْشَكَ رَجْعَةً؟ مَنْ تَوَضَّأَ، ثُمَّ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لِسُبْحَةِ الضُّحَى، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزًى، وَأَكْثَرُ غَنِيمَةً، وَأَوْشَكُ رَجْعَةً» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Maukah kalian aku tunjukkan medan perang yang dekat, banyak ghonimahnya dan dapat pulang dengan cepat? Barangsiapa yang berwudhu lalu ia pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat sunnah dhuha, maka dialah yang telah mendapat tempat perang yang dekat, ghonimah yang banyak dan pulang dengan cepat?" [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

e.       Diberi kecukupan oleh Allah

Dari Nu’aim bin Hammar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ، لَا تُعْجِزْنِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِي أَوَّلِ نَهَارِكَ، أَكْفِكَ آخِرَهُ " [سنن أبي داود: صحيح]

"Allah 'Azza wa Jalla berfirman; Wahai anak Adam, janganlah kamu meninggalkan-Ku (karena tidak mengerjakan) empat rakaat pada permulaan siang, niscaya aku akan mencukupi kebutuhanmu di sore hari." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Ad-Dardaa’ dan Abu Dzar radhiyallahu 'anhuma; dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari Allah tabaraka wa ta’aalaa Dia berfirman:

«ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Wahai anak Adam, ruku'lah kamu kepadaku dipermulaan siang sebanyak empat raka'at, niscaya Aku akan memenuhi kebutuhanmu di akhir siang." [Sunan At-Tirmidziy: Shahih]

11.  Keutamaan memberi salam.

Diantaranya:

1)      Menanamkan rasa saling mencintai

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian "saling mencintai". Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”. [Sahih Muslim]

2)      Islam yang terbaik.

Abdullah bin 'Amru -radhiyallahu 'anhuma-; Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Islam manakah yang paling baik?"

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ»

"Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal". [Shahih Bukhari dan Muslim]

3)      Pahala yang banyak.

Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhuberkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «عِشْرُونَ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «ثَلَاثُونَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengucapkan, "Assalamu Alaikum?"

Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Sepuluh."

Setelah itu ada seseorang datang dan mengucapkan salam, "Assalamu Alaikum wa Rahmatullah."

Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Dua puluh."

Setelah itu ada lagi orang datang dan mengucapakan salam, "Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa barakatuh."

Beliau membalas salam orang tersebut lalu duduk, beliau bersabda: "Tiga puluh." [Sunan Abi Daud: Shahih]

12.  Keutamaan memberi senyuman.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]

"Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]

Ø  Jarir radhiyallahu 'anhu berkata:

مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ، وَلاَ رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي [صحيح البخاري ومسلم]

“Rasulullah tidak pernah menolakku masuk rumahnya sejak aku memeluk Islam, dan beliau tidak pernah melihatku kecuali ia tersenyum di wajahku”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

13.  Keutamaan membantu orang lain dan keutamaan menghilangkan gangguan di jalan.

Nb: Akan dijelaskan pada hadits berikutnya no.26.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...