Jumat, 11 Maret 2022

Syarah hadits “Ampunan Allah di malam nishfu Sya’ban”

بسم الله الرحمن الرحيم

Hadits yang menyebutkan ampunan Allah pada malam seperdua bulan Sya’ban diriwayatkan dari beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya: Mu’adz bin Jabal, Abu Tsa’labah, Abu Hurairah, Abu Bakr Ash-Shiddiiq, Abu Musa Al-Asy’ariy, Abdullah bin ‘Amr, ‘Auf bin Malik, Aisyah, Usman bin Abi Al-‘Ash, Ubay bin Ka’b, Abu Umamah Al-Bahiliy, dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«يَطْلُعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ»

“Allah menengok pada makhlukNya di malam seperdua bulan Sya’ban, kemudian mengampuni semua makhlukNya kecuali yang musyrik dan musyahin (yang memusuhi)”.

Ulama berselisih pendapat tentang derajat hadits ini, ada yang men-shahih-kan sebagian riwayatnya, dan ada juga yang melemahkan semuanya.

Al-Hafidz Abu Al-Khathab Ibnu Dihyah (w.633H) rahimahullah berkata:

قَالَ أَهْلُ التَّعْدِيلِ وَالتَّجْرِيحِ: «وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ حَدِيثٌ يَصِحُّ»

“Ahli “at-ta’diil wa at-tajriih” (ulama hadits) berkata: Tidak ada hadits tentang malam seperdua bulan Sya’ban yang sahih”. ["Ma wadhaha wa stabana fii fadhail syahr Sya'ban" hal.43]

Ibnu Rajab Al-Hambaliy rahimahullah berkata:

وفي فضل ليلة نصف شعبان أحاديث أخر متعددة وقد اختلف فيها فضعفها الأكثرون وصحح ابن حبان بعضها وخرجه في صحيحه

“Dan pada keutamaan malam seperdua bulan Sya’ban beberapa hadits lain yang jumlahnya banyak. Dan ulama berselisih tentangnya, maka kebanyakan melemahkannya, sedangkan Ibnu Hibban men-shahih-kan sebagiannya, dan mengeluarkannya dalam kitab shahih-nya”. [Lathaif Al-Ma’aarif hal.136]

Diantara ulama kontenporer yang menguatkan hadits ini adalah syekh Albaniy dan syekh Syu’aib Al-Arnauth rahimahumallah.

Lihat: Takhrij hadits "Ampunan Allah di malam nishfu Sya’ban"

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Allah tidak memberikan ampunan kepada pelaku kesyirikan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48] [النساء: 116]

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisaa: 48] [An-Nisaa: 116]

Lihat: Awas ada syirik !

2.      Allah tidak memberikan ampunan kepada orang yang bermusuhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا " [صحيح مسلم]

"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang ada permusuhan antara ia dan saudaranya. Maka dikatakan: Tangguhkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tangguhkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tangguhkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا تُرْفَعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا: رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ، وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ " [سنن ابن ماجه: حسن]

"Ada tiga golongan yang tidak diangkat pahala shalatnya sejengkal dari atas kepalanya: Laki-laki yang menjadi imam suatu kaum sementara mereka semua membencinya, dan perempuan yang tidur sementara suaminya memurkainya, dan dua bersaudara yang saling bermusuhan". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ " [مسند أحمد: حسن]

"Sesungguhnya amalan anak cucu Adam diperlihatkan setiapa hari Kamis di malam Jum'at, maka tidak diterima amalan orang yang memutuskan silaturahmi". [Musnad Ahmad: Hasan]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

3.      Sebagian ulama menafsirkan makna “musyahin” adalah ahli bid’ah.

Imam Ahmadrahimahullah- berkata:

«الْمُشَاحِنُ: هُمْ أَهْلُ الْبِدَعِ الَّذِينَ يُشَاحِنُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَيُعَادُونَهُمْ» [الدعاء للطبراني]

“Al-Musyahin: Mereka adalah ahli bid’ah yang memusuhi ahli Islam dan melawan mereka”. [Ad-Du’aa’ karya Ath-Thabaraniy]

Ø  ‘Umair bin Hani’ berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Tsauban tentang makna “Al-Musyahin”, ia menjawab:

«هو التارِكُ لِسنة نبيّه صلى الله عليه وسلم الطاعِنُ على أُمّته، السافِكُ لِدمائِهم» [الترغيب والترهيب لقوام السنة]

“Ia adalah orang yang meninggalkan sunnah Nabinya shallallahu ‘alaihi wasallam, yang menghina umatnya, menumpahkan darahnya”. [At-Targib wa At-Tarhib karya Qawwam As-Sunnah]

Ø  Al-Auza’iyrahimahullah- berkata:

«أَنَّ الْمُشَاحِنَ الْمُبْتَدِعَ الَّذِي يُفَارِقُ أُمَّةً» [مسند إسحاق بن راهويه]

“Sesungguhnya Al-Musyahin adalah ahli bid’ah yang menyelisihi umat”. [Musnad Ishaq bin Rahawaih]

4.      Allah menghalangi ahli bid’ah dari taubat.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ صَاحِبِ كُلِّ بِدْعَةٍ» [المعجم الأوسط: صححه الألباني]

"Sesungguhnya Allah menghalangi taubat bagi semua pelaku bid'ah". [Al-Mu'jam Al-Ausath karya Ath-Thabraniy: Sahih]

Lihat: Bahaya bid'ah

5.      Tidak disyari’atkan menghidupkan malam nishfu Sya’ban dengan ibadah tertentu.

Adapun hadits yang menganjurkan hal itu maka semuanya sangat lemah atau palsu, seperti:

a)       Hadits Kurduus; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ الْعِيدِ، وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ "

“Barangsiapa yang menghidupkan malam ‘ied, dan malam seperdua bulan Sya’ban, maka hatinya tidak akan mati pada hari banyaknya hati yang mati”.

b)      Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" من أحيا الليالي الخمس وجبت له الجنة: ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة النصف من شعبان "

“Barangsiapa yang menghidupkan malam yang lima maka ia wajib masuk surga: Malam tarwiyah, malam ‘Arafah, malam Idul Adha, dan malam pertengahan bulan Sya’ban”.

c)       Ali radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَتَهَا، وَصُومُوا يَوْمَهَا "

"Apabila tiba malam pertengahan bulan Sya'ban, hendaklah kalian mendirikan shalat malam dan menjalakan puasa di siang harinya".

Lihat: Takhrij hadits “Menghidupkan malam nishfu Sya'ban”

6.      Anjuran memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

"  مَا رَأَيْتُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ –صلى الله عليه وسلم- فِي شَعْبَانَ "

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih banyak menjalankan puasa dalam sebulan dari bulan Sya'ban". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

«أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Bahwa beliau tidak pernah berpuasa sunah satu bulan penuh kecuali bulan Sya'ban, beliau menyambungnya dengan Ramadhan". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Anjuran puasa Sya'ban

7.      Amalan diperlihatkan kepada Allah pada bulan Sya’ban.

Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak menjalankan puasa sebagaimana yang engkau jalankan di bulan Sya'ban?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»

"Itulah bulan yang banyak dilalaikan oleh orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan, adalah bulan dimana semua amalan diangkat kepada Tuhan semesta alam. Olehnya itu, aku senang jika amalanku diangkat di saat aku menjalankan puasa" . [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]

Lihat: Syarah hadits Usamah bin Zayd; Keutamaan puasa Sya’ban

8.      Larangan berpuasa setelah nishfu Sya’ban.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا»

"Apabila bulan Sya'ban telah mencapai pertengahan, maka janganlah kalian berpuasa".

                Hadits ini diperselisihkan oleh para ulama, ada yang men-dhaif-kannya seperti Abdurrahman bin Mahdy, Imam Ahmad, Yahya bin Ma'in, Abu Zur'ah dan yang lainnya. Dan ada pula yang men-shahih-kannya, seperti At-Tirmidzi dan syekh Albany -rahimahumullah-.

                Ibnu Hajar mengatakan: "Tidak ada pertentangan antara hadits yang mengisahkan banyaknya buasa Rasulullah di bulan Sya'ban dengan hadits larangan mendahulukan puasa Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya, begitu pula dengan hadits yang melarang puasa setelah pertengahan Sya'ban. Karena semua hadits tersebut bisa dipadukan bahwasanya larangan tersebut bagi mereka yang tidak terbiasa banyak menjalankan puasa di bulan Sya'ban". Karena dikhawatirkan ia tidak akan sanggup menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang.

                Atau, larangan menjalankan puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan untuk menghindari adanya penambahan puasa Ramadhan. Dan larangan menjalankan puasa setelah pertengahan bulan Sya'ban bagi mereka yang tidak berpuasa sebelumnya di awal bulan .

                Dalam shahih Al-Bukhary dan Muslim, Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallahllahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا، فَلْيَصُمْهُ»

"Janganlah kalian mendahulukan Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi mereka yang  bertepatan dengan puasa rutinnya, maka silahkan menjalankannya" .

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Tahkrij hadits-hadits keutamaan bulan Sya’ban - Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan - Ampunan Allah di bulan Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...