Sabtu, 27 Maret 2021

Hadits Usamah; Keutamaan puasa Sya’ban

 بسم الله الرحمن الرحيم

Usamah bin Zaydradhiyallahu ‘anhuma- bertanya kepada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-:

يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: «ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»

Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak menjalankan puasa sebagaimana yang engkau jalankan di bulan Sya'ban?

Rasulullah menjawab: "Itulah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia, bulan antara Rajab dan Ramadhan, adalah bulan dimana semua amalan diangkat kepada Tuhan semesta alam. Olehnya itu, aku senang jika amalanku diangkat di saat aku menjalankan puasa". [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Beberapa fawaid dari hadits ini:

1.      Keutamaan Usamah bin Zayd bin Haritsah radhiyallahu ‘anhuma.

Ia adalah kekasih dan anak kekasih Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ia dan bapaknya adalah maula (mantan budak) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjadikannya pemimpin pasukan perang yang mana salah satu prajuritnya adalah Abu Bakr dan Umar. Ia dan bapaknya ikut dalam perang Mu’tah. Ia wafat tahun 54 hijriyah di Madinah.

Diantara keistimewaannya:

Usamah bin Zayd radhiallahu'anhuma, ia bercerita tentang Nabi ;

«أَنَّهُ كَانَ يَأْخُذُهُ وَالحَسَنَ فَيَقُولُ: اللَّهُمَّ أَحِبَّهُمَا، فَإِنِّي أُحِبُّهُمَا» [صحيح البخاري]

Beliau pernah merangkulnya dan Al-Hasan seraya bersabda, "Ya Allah, cintailah keduanya karena aku mencintai keduanya". [Shahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذُنِي فَيُقْعِدُنِي عَلَى فَخِذِهِ، وَيُقْعِدُ الحَسَنَ عَلَى فَخِذِهِ الأُخْرَى، ثُمَّ يَضُمُّهُمَا، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا» [صحيح البخاري]

“Bahwa Rasulullah pernah mengambilku dan mendudukkanku di atas pangkuannya serta meletakkan Hasan di pangkuan beliau yang satu, lalu beliau mendekap keduanya dan berdoa, "Ya Allah kasihilah keduanya karena aku mengasihi keduanya." [Shahih Bukhari]

Ø  Ibnu Umar radhiallahu'anhuma mengatakan;

بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بَعْثًا، وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَطَعَنَ بَعْضُ النَّاسِ فِي إِمَارَتِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنْ تَطْعُنُوا فِي إِمَارَتِهِ، فَقَدْ كُنْتُمْ تَطْعُنُونَ فِي إِمَارَةِ أَبِيهِ مِنْ قَبْلُ، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كَانَ لَخَلِيقًا لِلْإِمَارَةِ، وَإِنْ كَانَ لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ، وَإِنَّ هَذَا لَمِنْ أَحَبِّ النَّاسِ إِلَيَّ بَعْدَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

Rasulullah mengutus sebuah ekspedisi dan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai panglimanya, kemudian kepemimpinannya dicela habis-habisan oleh para sahabat ketika itu, maka Nabi langsung menegur, "Jikalau kalian mencela kepemimpinanya, dahulu kalian juga mencela kepemimpinan bapaknya, demi Allah, dia sangat ideal memegang kepemimpinan, dan sungguh ayahnya (Zaid bin haritsah) termasuk manusia yang paling kucintai, dan dia (Usamah bin Zaid) termasuk manusia yang paling kucintai sepeninggalnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain;

«فَأُوصِيكُمْ بِهِ فَإِنَّهُ مِنْ صَالِحِيكُمْ» [صحيح مسلم]

“maka aku wasiatkan kepada kalian untuk menaati perintahnya, karena Ia termasuk orang yang baik diantara kalian." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Fathimah binti Qais radhiallahu'anha; Rasulullah pernah bersabda:

«مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa mencintaiku, hendaklah mencintai Usamah." [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain; Bahwa Mu'awiyah, Abu Jahm, dan Usamah bin Zaid datang melamarnya, maka Rasulullah bersabda:

«أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ، لَا مَالَ لَهُ، وَأَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ، وَلَكِنْ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ» فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا: أُسَامَةُ، أُسَامَةُ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَاعَةُ اللهِ، وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ»، قَالَتْ: فَتَزَوَّجْتُهُ، فَاغْتَبَطْتُ [صحيح مسلم]

"Mu'awiyah adalah orang yang miskin harta, sedangkan Abu Jahm suka memukul wanita, sebaiknya kamu memilih Usamah." Maka Fathimah mengelak dan berisyarat dengan tangannya tanda tidak setuju, maka Rasulullah bersabda kepadanya, "Taat kepada Allah dan rasul-Nya adalah lebih baik bagimu." Fathimah berkata; Kemudian saya menikah dengan Usamah, maka orang-orang iri kepadaku. [Shahih Muslim]

Ø  'Aisyah radhiallahu'anha berkata:

عَثَرَ أُسَامَةُ بِعَتَبَةِ الْبَابِ، فَشُجَّ فِي وَجْهِهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمِيطِي عَنْهُ الْأَذَى»، فَتَقَذَّرْتُهُ، فَجَعَلَ يَمُصُّ عَنْهُ الدَّمَ وَيَمُجُّهُ عَنْ وَجْهِهِ، ثُمَّ قَالَ: «لَوْ كَانَ أُسَامَةُ جَارِيَةً لَحَلَّيْتُهُ وَكَسَوْتُهُ حَتَّى أُنَفِّقَهُ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Usamah tergelincir di ambang pintu, sehingga terluka di bagian wajahnya. Lalu Rasulullah bersabda, "Singkirkan yang melukainya." Namun aku merasa jijik. Setelah itu beliau menyedot darahnya dan membersihkan dari mukanya, kemudian bersabda, "Sekiranya Usamah adalah seorang budak perempuan, niscaya aku akan mendandani dan memakaikan gaun untuknya sehingga aku akan membuatnya laku." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Dalam riwayat lain; Tidaklah layak bagi siapapun untuk membenci Usamah, karena saya mendengar sabda Rasulullah :

«مَنْ كَانَ يُحِبُّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولَهُ، فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Barangsiapa beriman kepada Allah 'azza wa jalla dan Rasul-Nya, maka cintailah Usamah." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

2.      Semangat Usamah dalam menuntut ilmu.

Lihat: Kitab Ilmu bab 26; Bepergian untuk mencari jawaban tentang masalah yang terjadi

3.      Sahabat Nabi sangat jeli dalam melihat gerak-gerik Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.

4.      Keutamaan puasa di bulan Sya’ban.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

" مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ "

Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam biasanya berpuasa sampai kami menyangka beliau tidak penah berbuka, dan berbuka sampai kami merasa beliau tidak pernah berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau banyak menjalankan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Sya'ban”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain;

" لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ "

"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tidak pernah mejalankan puasa lebih banyak dari bulan Sya’ban, karena beliau menjalankan puasa Sya'ban sebulan penuh". [Shahih Bukhari]

Ø  Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, dari Nabi ;

«أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Bahwa beliau tidak pernah berpuasa sunah satu bulan penuh kecuali bulan Sya’ban, beliau menyambungnya dengan Ramadhan”. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Puasa Sya’ban

5.      Alasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak puasa di bulan sya’aban.

Hadits ini jelas menyebutkan alasan kenapa Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban yaitu karena bulan Sya'ban banyak dilalaikan orang. Pendapat ini dirajihkan oleh Ibnu Hajar dalam "Fathul Bary" dan Asy-Syaukany dalam "Nailul Authar".

Namun ada beberapa pendapat lain dari ulama yang menjelaskan hikmah mengapa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam banyak menjalankan puasa di bulan Sya'ban. Diantaranya:

1)      Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak sempat menjalankan puasa sunnah tiga hari dalam sebulan karena pepergian (musafir) atau halangan lainnya, dengan demikian Rasulullah menggantikannya di bulan Sya'ban.

2)      Sebagai bentuk penyambutan datangnya bulan Ramadhan.

3)      Karena para istri Rasulullah meng-qadha' puasa Ramadhannya yang terhalang di bulan Sya'ban, dengan demikian beliau mengisinya dengan berpuasa.

4)      Karena kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalankan puasa sunnah di setiap bulan, maka jatah puasa sunnah bulan Ramadhan ditunaikan di bulan Sya'ban.

6.      Keutamaan beribadah saat orang-orang lalai.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ» [صحيح مسلم]

“Islam bermula dianggap aneh, dan akan kembali dianggap aneh seperti semula, maka surga thuba bagi orang-orang yang dianggap aneh (karena menjalankan Islam)”. [Sahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain, dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: Siapa mereka wahai Rasulullah?

Rasulullah menjawab:

«الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ»

“Orang-orang yang beramal shaleh ketika orang-orang telah rusak”. [Silsilah Ash-Shahihah 3/267 no.1273]

Ø  Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma berkata; Suatu hari ketika kami sedang berada bersama Rasulullah , beliau bersabda:

«طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ» ، فَقِيلَ: مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أُنَاسٌ صَالِحُونَ، فِي أُنَاسِ سُوءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Beruntunglah orang-orang yang asing."

Maka dikatakan kepada beliau, "Siapakah orang-orang asing itu wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Orang-orang shalih yang berada di tengah-tengah orang-orang jahat yang banyak, yang mengingkari mereka jumlahnya lebih banyak daripada yang menaati mereka." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Ø  Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ» [صحيح مسلم]

“Beribadah di waktu haraj (banyak fitnah dan cobaan) seperti berhijrah kepadaku”. [Sahih Muslim]

7.      Diantara bentuk beribadah saat orang-orang lalai:

Shalat malam ketika kebanyakan orang tidur.

Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِسَلَامٍ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, ber-silaturahmilah, dan salatlah di malam hari saat orang-orang sedang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan keselamatan". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari Abu Ad-Dardaa' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ثلاثةٌ يحبُّهم اللهُ عزّ وجلّ ، ويضحكُ إليهم ، ويستبشرُ بهم: الذي إذا انكَشَفتْ فئةٌ؛ قاتلَ وراءَها بنفسِه لله عزّ وجلّ، فإمّا أنْ يُقتلَ، وإمّا أن يَنصُرَه اللهُ ويكفِيَه، فيقولُ اللهُ: انظرُوا إلى عبدِي كيف صَبَرَ لي نفسَه؟! والذي له امرأة حسناء ، وفراش لين حسن، فيقوم من الليل ، فيقول: يذر شهوتَه، فيذكُرني ويناجيني، ولو شاءَ رقَدَ ! والذِي يكونُ في سَفَرٍ، وكانَ معَه ركْبٌ؛ فسهِرُوا ونصِبُوا ثمّ هَجَعُوا ، فقامَ من السّحرِ في سرّاءَ أو ضرّاءَ» [السلسلة الصحيحة رقم 3478]

“Ada tiga orang yang dicintai oleh Allah 'azza wajalla, tertawa kepada mereka, dan bergembira dengan mereka: (1) Orang yang ketika perang berkecamuk ia bertempur dengan sedirinya demi Allah azza wajalla, kemungkinan ia mati atau Allah memberi pertolongan dan membantunya. Maka Allah berkata: "Lihatlah kepada hamba-Ku, bagaimana ia sabar menahan dirinya untuk-Ku". (2) Dan orang yang memiliki istri yang cantik dan ranjang yang empuk lalu ia bangun salat malam, maka Allah berkata: "Ia meninggalkan syahwatnya kemudian mengingatKu dan bermunajat kepadaKu, dan kalau ia mau ia tidur saja". (3) Dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh bersama satu kelompok, kemudian mereka begadang, mendirikan tenda, dan mereka tidur. Tapi ia bangun shalat di waktu sahur dalam kondisi senang atau susah”. [Silsilah hadits shahih no.3478]

Lihat: Keutamaan salat malam

Membaca do’a ketika masuk pasar pahalanya sangat besar karena kebanyakan orang di pasar lalai dari mengingat Allah.

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ دَخَلَ السُّوقَ، فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ، وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ "

Barangsiapa yang masuk pasar dan membaca: "Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, dan hanya untuknya segala pujian, Ia menghidupkan dan mematikan, dan Ia maha hidup dan tidak akan mati, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu"

Maka akan dicatat untuknya 1.000.000 kebaikan, dihapus darinya 1.000.000 keburukan, dan diangkat derajatnya 1.000.000 derajat. [Sunan Tirmidzi: Dihasankan oleh syekh Albaniy]

Ø  Dalam riwayat lain:

«وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ»

“Dibangunkan untuknya rumah di surga”. [Sunan Tirmidzi: Dihasankan oleh syekh Albaniy]

8.      Rajab dan Ramadhan bulan penuh ibadah.

Lihat: Keutamaan bulan Rajab - Keistimewaan bulan Ramadhan

9.      Amalan diangkat kepada Allah.

Ada tiga tahapan amalan diangkat kepada Allah:

a)      Setiap tahun di bulan Sya’ban.

b)      Setiap pekan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ فِي كُلِّ يَوْمِ خَمِيسٍ وَاثْنَيْنِ، فَيَغْفِرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ، لِكُلِّ امْرِئٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا امْرَأً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: ارْكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، ارْكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا " [صحيح مسلم]

"Seluruh amalan diperlihatkan (kepada Allah ‘azza wajalla) setiap hari Senin dan Kamis. Maka Allah ‘azza wajalla mengampuni dosa setiap hamba-Nya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali orang yang bermusuhan dengan saudaranya (sesama muslim). Maka dikatakan kepada mereka; Tunggulah dahulu kedua orang ini hingga berdamai! Tunggulah dahulu kedua orang ini hingga berdamai!" [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain;

" إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَلَا يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ " [مسند أحمد: حسن]

"Sesungguhnya amalan anak cucu Adam diperlihatkan setiapa hari Kamis di malam Jum'at, maka tidak diterima amalan orang yang memutuskan silaturahmi". [Musnad Ahmad: Hasan]

c)       Setiap hari.

Abu Musa radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah berdiri (berkhutbah) di antara kami (untuk mengingatkan) lima hal:

" إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَنَامُ، وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ، يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ، يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ، وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ، حِجَابُهُ النُّورُ - وَفِي رِوَايَةِ: النَّارُ - لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ ". [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Allah tidak tidur, dan tidak layak bagi-Nya untuk tidur. Dia mengangkat dan menurunkan timbangan mizan, dan amal manusia pada siang hari diangkat kepada-Nya pada malam hari, dan amal manusia pada malam hari diangkat kepadanya pada siang hari, hijabNya adalah cahanya – dalam satu riwayat: api- andai Ia menyikapnya maka keagunganNya akan membakar seluruh yang dilihatNya dari makhlukNya" [Shahih Muslim]

10.  Berpuasa saat amalan diperlihatkan kepada Allah.

Dari mantan budak Usamah bin Zaid, bahwa ia pernah pergi bersama Usamah menuju bukit Al-Qura untuk mencari hartanya, ia berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Kemudian mantan budaknya berkata; Kenapa engkau berpuasa pada hari Senin dan Kamis, padahal engkau seorang yang sudah sangat tua?

Maka Usamah menjawab: Sesungguhnya Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berpuasa pada hari Senin dan Kamis, dan beliau ditanya ditanya mengeani hal tersebut, lalu beliau bersabda:

«إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Amalan diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalanku diperlihatkan saat aku berpuasa”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Keistimewaan hari Senin

11.  Keutamaan puasa.

Lihat: Keutamaan puasa

12.  Keutamaan bulan Sya’ban.

Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ»

Allah tabaraka wata'ala melihat kepada hamba-Nya di malam pertengahan bulan Sya'ban, kemudian memberi ampunan kepada mereka kecuali musyrik atau "musyahin".

Yang dimaksud dengan musyahin adalah yang saling bermusuhan. Imam Al-Auza'y mengatakan: Yang dimaksud adalah ahli bid'ah yang melenceng dari Jama'ah.

Hadits ini diriwayatkan dari beberapa Sahabat, diantaranya: Mu'adz bin Jabal, Abu Tsa'labah Al-Khusyany, Abdullah bin Amr, Abu Musa Al-Asy'ary, Abu Hurairah, Abu Bakr Ash-Shiddiq, Auf bin Malik, dan Aisyah radiyallahu ta'ala 'anhum.

Syekh Albany mengatakan: Hadits ini shahih, diriwayatkan dari beberapa Sahabat yang periwayatanya saling menguatkan. [Silsilah Ash-Shahihah: 1144]

Lihat: Keutamaan bulan Sya’ban - Hadits "Ampunan Allah di malam nishfu Sya’ban"

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Ibnu ‘Abbas; Keutamaan 10 awal Dzulhijjah - Hadits Tsauban: Keutamaan shalat - Syarah hadits “Ramadhan telah tiba”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...