بسم الله الرحمن الرحيم
Musibah adalah ujian dari Allah ‘azza wajalla
untuk menampakkan siapa orang yang benar keimanannya dan siapa yang dusta.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا
أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ
مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت: 1 - 3]
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. [Al-'Ankabuut: 1 - 3]
Sikap orang ketika ditimpa musibah ada empat:
Pertama:
Murka.
Tidak menerima dan marah kepada Allah ‘azza wajalla
atas musibah yang menimpanya, karena tujuan hidup sebenarnya hanya mengejar kenikmatan
dunia yang fana, tidak mengharapkan kehidupan akhirat yang kekal dan tidak
mengharapkan karunia dari Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ
بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الحج: 11]
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di
tepi [tidak dengan penuh keyakinan]; Maka jika ia memperoleh kebajikan,
tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana,
berbaliklah ia ke belakang [kembali kafir lagi]. Rugilah ia di dunia dan di
akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Al-Hajj: 11]
{وَمِنْهُمْ
مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ
يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ} [التوبة: 58]
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi)
zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan
jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka
menjadi marah. [At-Taubah: 58]
{فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ
رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا
إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ} [الفجر:
15 - 16]
Adapun manusia, apabila Tuhannya
mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan
berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata: "Tuhanku
menghinakanku". [Al-Fajr: 15-20]
Lihat: Jangan MARAH
Kedua:
Sabar.
Menahan diri untuk tidak menampakkan rasa kecewa dan
kesedihannya, berusaha untuk tegar menghadapi cobaan yang Allah timpakan
kepadanya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ
صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة:
155 - 157]
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami
kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]
Ø Dari Abu Sa'id
Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ،
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Dan barangsiapa yang berusaha sabar maka Allah
akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik dan
luas daripada kesabaran". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keutamaan orang sabar
Ia bersabar karena ia tahu bahwa musibah ini menimpa
tidak lain karena dosa-dosa yang pernah ia lakukan, apa yang Allah tinpakan
hanya sebagian kecil darinya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).
[Asy-Syuraa: 30]
Lihat: Akibat Maksiat
Ketiga:
Ridha.
Tidak ada sama sekali rasa kecewa dan sedih dalam
hatinya, senantiasa merasakan ketenangan dan kedamaian baik dalam kondisi suka
maupun duka.
Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا
ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن
الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum
akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya keridhaan
Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka Allah". [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«ارْضَ بِمَا قَسَمَ
اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ» [سنن الترمذي: حسن]
“Terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya
kau menjadi orang terkaya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ia ridha karena ia tahu bahwa yang menetapkan musibah
tersebut adalah Allah, Tuhan yang ia sembah, Yang Maha Mengetahui dan
Bijaksana, melakukan apa saja kepada hambaNya apa yang Ia kehendaki.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمٌ} [التغابن: 11]
Tidak ada suatu musibah pun
yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. [At-Tagabun: 11]
Ø Dari Al-'Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«ذَاقَ طَعْمَ
الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُولًا» [صحيح مسلم]
"Merasakan nikmatnya iman, orang yang rela Allah sebagai
Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul". [Sahih Muslim]
Ø Dari seorang pelayan Nabi: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ
أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Tidaklah seorang muslim membaca, (Aku ridha Allah sebagai
Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku).' saat ia
memasuki sore hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, kecuali wajib
bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat." [Musnad Ahmad: Shahih
ligairih]
Keempat:
Syukur.
Senantiasa memuji Allah atas apa yang menimpanya, karena
meyakini bahwa pasti ada begitu banyak kebaikan dan hikmah yang menanti di
balik segala musibah bagi orang yang bersabar.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 216]
Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. [Al-Baqarah: 216]
{فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]
(Maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam jika melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau
mengatakan ..
«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ
تَتِمُّ الصَّالِحَات»
"Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya
sempuna segala amal saleh".
Dan jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya beliau mengatakan ...
«الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ»
"Segala puji bagi Allah atas segala hal".
[Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø Dari Syaddad bin Auws
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
" إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ:
إِنِّي إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنًا، فَحَمِدَنِي عَلَى مَا
ابْتَلَيْتُهُ، فَإِنَّهُ يَقُومُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ مِنَ الْخَطَايَا، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا قَيَّدْتُ
عَبْدِي، وَابْتَلَيْتُهُ، فَأَجْرُوا لَهُ كَمَا كُنْتُمْ تُجْرُونَ لَهُ وَهُوَ
صَحِيحٌ "
“Sesungguhnya Allah 'azza wajalla berfirman
(dalam hadits qudsi): Sesungguhnya jika Aku memberi cobaan (berupa penyakit)
kepada seorang hamba dari hamba-Ku yang beriman lalu ia memuji-Ku atas cobaan
yang kutimpakan padanya, maka (ketika ia sembuh) sesungguhnya ia bangkit dari pembaringannya
seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya bersih dari dosa-dosa. Dan Ar-Rabb 'azza
wajalla berkata (kepada Malaikat): Aku yang menahan hamba-Ku dan Aku yang
memberinya cobaan, maka catatlah untuknya pahala seperti kalian mencatat pahala
untuknya (atas ibadah yang sering ia lakukan) di waktu sehat”. [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«يَوَدُّ أَهْلُ
العَافِيَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ البَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ
أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالمَقَارِيضِ» [سنن
الترمذي: حسن]
"Pada hari kiamat ketika orang-orang yang di uji diberi
pahala, orang-orang yang sehat menginginkan seandainya kulit-kulit mereka di
dunia dipotong dengan gunting." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ø
Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ
اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ
يَوْمَ القِيَامَةِ، إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ»
“Jika Allah
menghendaki untuk hamba-Nya kebaikan maka Allah mempercepat baginya hukuman di
dunia, dan jika Allah menghendaki untuk hamba-Nya keburukan maka Allah menunda
hukuman dosanya sampai ia merasakannya di hari kiamat. Dan sesungguhnya
besarnya pahala tergantung besarnya cobaan". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
« مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً
فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا
خَطِيئَةٌ ». [صحيح مسلم]
"Tidak
seorang muslimpun tertusuk duri atau yang lebih parah kecuali Allah mencatat
untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu dosa". [Sahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kiat tegar di atas Musibah - Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar - Bagaimana kita selamat dari fitnah (cobaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...