Kamis, 30 Desember 2021

Tingkatan orang yang ditimpa musibah

بسم الله الرحمن الرحيم

Musibah adalah ujian dari Allah ‘azza wajalla untuk menampakkan siapa orang yang benar keimanannya dan siapa yang dusta.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت: 1 - 3]

Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. [Al-'Ankabuut: 1 - 3]

Sikap orang ketika ditimpa musibah ada empat:

Pertama: Murka.

Tidak menerima dan marah kepada Allah ‘azza wajalla atas musibah yang menimpanya, karena tujuan hidup sebenarnya hanya mengejar kenikmatan dunia yang fana, tidak mengharapkan kehidupan akhirat yang kekal dan tidak mengharapkan karunia dari Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الحج: 11]

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi [tidak dengan penuh keyakinan]; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang [kembali kafir lagi]. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Al-Hajj: 11]

{وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ} [التوبة: 58]

Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. [At-Taubah: 58]

{فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ} [الفجر: 15 - 16]

Adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". [Al-Fajr: 15-20]

Lihat: Jangan MARAH

Kedua: Sabar.

Menahan diri untuk tidak menampakkan rasa kecewa dan kesedihannya, berusaha untuk tegar menghadapi cobaan yang Allah timpakan kepadanya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة: 155 - 157]

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Dan barangsiapa yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan orang sabar

Ia bersabar karena ia tahu bahwa musibah ini menimpa tidak lain karena dosa-dosa yang pernah ia lakukan, apa yang Allah tinpakan hanya sebagian kecil darinya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuraa: 30]

Lihat: Akibat Maksiat

Ketiga: Ridha.

Tidak ada sama sekali rasa kecewa dan sedih dalam hatinya, senantiasa merasakan ketenangan dan kedamaian baik dalam kondisi suka maupun duka.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]

"Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka Allah". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ» [سنن الترمذي: حسن]

“Terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ia ridha karena ia tahu bahwa yang menetapkan musibah tersebut adalah Allah, Tuhan yang ia sembah, Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana, melakukan apa saja kepada hambaNya apa yang Ia kehendaki.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ} [التغابن: 11]

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [At-Tagabun: 11]

Ø  Dari Al-'Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا» [صحيح مسلم]

"Merasakan nikmatnya iman, orang yang rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul". [Sahih Muslim]

Ø  Dari seorang pelayan Nabi: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]

"Tidaklah seorang muslim membaca, (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku).' saat ia memasuki sore hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, kecuali wajib bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]

Keempat: Syukur.

Senantiasa memuji Allah atas apa yang menimpanya, karena meyakini bahwa pasti ada begitu banyak kebaikan dan hikmah yang menanti di balik segala musibah bagi orang yang bersabar.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 216]

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Al-Baqarah: 216]

{فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]

(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau mengatakan  ..

«الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَات»

"Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya sempuna segala amal saleh".

Dan jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya beliau mengatakan  ...

«الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ»

"Segala puji bagi Allah atas segala hal". [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Syaddad bin Auws radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: إِنِّي إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنًا، فَحَمِدَنِي عَلَى مَا ابْتَلَيْتُهُ، فَإِنَّهُ يَقُومُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ مِنَ الْخَطَايَا، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا قَيَّدْتُ عَبْدِي، وَابْتَلَيْتُهُ، فَأَجْرُوا لَهُ كَمَا كُنْتُمْ تُجْرُونَ لَهُ وَهُوَ صَحِيحٌ "

Sesungguhnya Allah 'azza wajalla berfirman (dalam hadits qudsi): Sesungguhnya jika Aku memberi cobaan (berupa penyakit) kepada seorang hamba dari hamba-Ku yang beriman lalu ia memuji-Ku atas cobaan yang kutimpakan padanya, maka (ketika ia sembuh) sesungguhnya ia bangkit dari pembaringannya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya bersih dari dosa-dosa. Dan Ar-Rabb 'azza wajalla berkata (kepada Malaikat): Aku yang menahan hamba-Ku dan Aku yang memberinya cobaan, maka catatlah untuknya pahala seperti kalian mencatat pahala untuknya (atas ibadah yang sering ia lakukan) di waktu sehat”. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«يَوَدُّ أَهْلُ العَافِيَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ البَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالمَقَارِيضِ» [سنن الترمذي: حسن]

"Pada hari kiamat ketika orang-orang yang di uji diberi pahala, orang-orang yang sehat menginginkan seandainya kulit-kulit mereka di dunia dipotong dengan gunting." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ، إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ»

“Jika Allah menghendaki untuk hamba-Nya kebaikan maka Allah mempercepat baginya hukuman di dunia, dan jika Allah menghendaki untuk hamba-Nya keburukan maka Allah menunda hukuman dosanya sampai ia merasakannya di hari kiamat. Dan sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ». [صحيح مسلم]

"Tidak seorang muslimpun tertusuk duri atau yang lebih parah kecuali Allah mencatat untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu dosa". [Sahih Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kiat tegar di atas Musibah - Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar - Bagaimana kita selamat dari fitnah (cobaan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...