بسم
الله الرحمن الرحيم
Setiap yang hidup pasti akan mati
Allah
-subhanahu wata’aalaa- berfirman:
{كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ} [الأنبياء:
35]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa’: 35]
{أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُّشَيَّدَةٍ} [النساء : 78-79]
Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh. [An-Nisaa': 78-79]
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ
سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ} [الأعراف : 34]
Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. [Al-A’raaf: 34]
Tidak ada seseorang pun yang tahu kapan,
bagaimana dan di mana ia mati
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمَا
تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [لقمان: 34]
Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal. [Luqman:34]
Kematian bisa datang secara tiba-tiba
Allah
-subhanahu wata’aalaa- berfirman:
{قَدْ
خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ
السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ
يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]
Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang
kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya
penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil
mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang
mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]
Ø Dari Ubaid bin Khalid As-Sulamiy -radhiyallahu 'anhu-,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَوْتُ الْفَجْأَةِ
أَخْذَةُ أَسَفٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Mati tiba-tiba adalah siksaan karena
kemarahan." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Kiamat sudah dekat
Apa persiapan kita menghadapai kematian?
1)
Perbanyak bekal dengan iman
dan amal shalih
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟
قَالَ: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا». قَالَ: لاَ شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ». قَالَ أَنَسٌ: فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ، فَرَحَنَا بِقَوْلِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» قَالَ
أَنَسٌ: «فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا
بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ، وَإِنْ
لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ»
Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?
Rasulullah balik bertanya: "Apa yang sudah engkau persiapkan
untuk menghadapinya?"
Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang
spesial, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: " Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat
nanti".
Anas berkata: Tidak pernah kami gembira
seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam:"
Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti".
Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakr, dan Umar, dan berharap
bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka sekalipun aku tidak
beramal seperti amalan mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]
2)
Siapkan jawaban 4 pertanyaan
di alam kubur.
Dari Al-Bara' bin Azib -radhiyallahu
'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ
نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ. وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ
فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ، فَيَقُولَانِ لَهُ:
مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا
الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولَانِ: وَمَا يُدْرِيكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ
اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ:
{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ
مَا يَشَاءُ} [إبراهيم: 27] ".
"Sungguh, mayat itu akan dapat
mendengar derap sandal mereka (yang mengantar) saat berlalau pulang. Lalu ada
dua malaikat mendatanginya seranya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya: "Siapa
Rabbmu?" Ia menjawab, "Rabbku adalah Allah." Malaikat
itu bertanya lagi: "Apa agamamu?" Ia menjawab,
"Agamaku adalah Islam." Malaikat itu bertanya lagi: "Siapa
laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ' Ia menjawab, "Dia
adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Malaikat itu
bertanya lagi: "Apa yang membuat kamu mengetahuinya?"
Ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya dan
membenarkannya." Maka inilah makna firman Allah: '(Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu [tauhid] dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki) [Ibrahim: 27] [Sunan Abi Daud:
Shahih]
3)
Siapkan 4 pertanggung-jawaban
di hadapan Allah.
Dari Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Kedua kaki seorang hamba tidak berajak dari tempatnya
di hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya yang ia habiskan dengan
melakukan apa, tentang ilmunya apa yang ia amalkan, tentang hartanya dari mana
ia dapat dan ia nafkahkan untuk apa, dan tentang jasadnya pada hal apa ia
gunakan". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
4)
Jangan dilalaikan
dengan kenikmatan dunia
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ
قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى
أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ
نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون} [المنافقون: 9 - 11]
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan
aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan
Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan. [Al-Munafiquun: 9-11]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا
فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ
أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ
"Sesungguhnya dunia ini adalah kenikmatan yang menggiurkan, dan
sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah (penghuni) di dalamnya, kemudian
meperhatikan bagaimana kalian menjalaninya. Maka hati-hatilah dengan dunia, dan
hati-hatilah dengan wanita, karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa
kaum Bani Israil adalah cobaan wanita." [Sahih Muslim]
Lihat: Hakikat kenikmatan dunia
5)
Jangan menunda-nunda
waktu untuk beramal
Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah memegang pundakku dan bersabda:
«كُنْ فِي الدُّنْيَا
كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ»، وفي
رواية: «وَعُدَّ
نَفْسَكَ فِي أَهْلِ القُبُورِ»
“Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan
orang asing atau seorang pengembara."
Dan dalam riwayat lain: “Dan anggap dirimu
sebagai penghuni kubur”.
Ibnu Umar juga berkata;
إِذَا
أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ
الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
'Bila kamu berada di sore hari, maka
janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi
hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum
sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Shahih Bukhari dan Sunan Tirmidziy]
Ø Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang yang beliau nasehati:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ:
شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ
فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang
lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat
kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum
matimu”. [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]
6)
Sucikan hati dari
kotoran syirik dan dosa.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا
تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88)
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [الشعراء: 87 - 89]
Dan janganlah Engkau hinakan aku pada
hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak
berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
[Asy-Syu'araa': 87 - 89]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, dari Rabbnya ‘Azza Wa Jalla berfirman:
"
لَوْ لَقِيتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا، مَا لَمْ تُشْرِكْ بِي، لَقِيتُكَ
بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً "
“Jika kamu bertemu dengan-Ku membawa dosa
sepenuh bumi selama tidak menyekutukan Aku, maka Aku akan datang
kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Awas ada syirik!
7)
Jangan mendzlimi orang
lain sedikitpun.
Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabatnya: "Tahukah kalian apa
itu bangkrut?"
Sahabat menjawab: Orang yang bangkrut
dikalangan kami adalah orang yang tidak
memiliki dirham dan harta benda!
Rasulullah bersabda:
«إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ،
وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا،
وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang
yang datang di hari kiamat dengan pahala salat, puasa, dan zakat. Akan tetapi
ia telah mencaci si Ini, menuduh si Ini, memakan harta si Ini (dengan tidak
halal), meneteskan darah si Ini, dan memukul si Ini. Maka pahala kebaikannya
diberikan kepada si Ini dan si Ini, kemudian jika pahala kebaikannya sudah
habis sebelum menutupi semua kezalimannya maka dosa-dosa mereka diberikan
kepadanya, kemudian ia dijerumuskan ke neraka". [Sahih Muslim]
8)
Perbanyak mengingat
kematian.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْثِرُوا
ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ» [سنن
الترمذي: هذا حديث حسن]
"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus
kenikmatan", yaitu kematian. [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
9)
Senang bertemu Allah.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ،
كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ»
"Barangsiapa yang mencintai pertemuan dengan Allah maka
Allah akan mencintai pertemuan dengannya, dan barangsiapa yang membenci
pertemuan dengan Allah maka Allah akan membenci pertemuan dengannya".
Aisyah bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah
yang dimaksud adalah rasa benci pada kematian? Padahal kami semua benci dengan
kematian!
Rasulullah menjawab:
«لَيْسَ
كَذَلِكِ، وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ
وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَإِنَّ
الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللهِ وَسَخَطِهِ، كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ،
وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ» [صحيح
مسلم]
"Bukan yang demikian, akan tetapi seorang mukmin jika
diberi berita gembira akan rahmat Allah, ridha, dan surga-Nya maka ia mencintai
pertemuan dengan Allah. Sedangkan orang kafir jika diberi berita tentang
siksaan Allah dan murka-Nya maka ia membenci pertemuan dengan Allah dan Allah
pun membenci pertemuan dengannya." [Sahih Muslim]
10)
Berbaik-sangka kepada
Allah
Jabir radhiyallahu 'anhu
berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tiga
hari sebelum beliau wafat:
«لَا يَمُوتَنَّ
أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ» [صحيح مسلم]
"Jangalah salah seorang dari kalian
meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman (dalam hadits qudsi):
"
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ
ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ
ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ
تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ
إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً " [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya aku (memberi) sesuai dengan
prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya di saat ia mengingat-Ku,
Maka jika ia mengingatku dalam dirinya maka Aku pun mengingatnya dalam diri-Ku,
dan jika ia mengingatku di keramaian maka Aku akan mengingatnya pada keramaian
yang lebih baik dari mereka, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal
maka Aku akan mendekat kepadanya satu siku, dan jika ia mendekatkan diri
kepada-Ku satu siku, maka aku akan mendekat kepadanya dengan jarak dua
bentangan tangan. Dan jika ia mendatangiku dengan berjalan biasa maka aku akan
mendatanginya dengan berjalan cepat. [Sahih Bukhari]
Al-Hasan Al-Bashriy -rahimahullah-
berkata:
«إِنَّ الْمُؤْمِنَ أَحْسَنَ الظَّنَّ
بِرَبِّهِ، فَأَحْسَنَ الْعَمَلَ، وَإِنَّ الْمُنَافِقَ أَسَاءَ الظَّنَّ
بِرَبِّهِ، فَأَسَاءَ الْعَمَلَ» [مصنف ابن أبي
شيبة]
“Seorang
mu’min berbaik sangka kepada Rabbnya maka ia beramal dengan baik, sedangkan
seorang munafiq berburuk sangka kepada Rabbnya sehingga ia buruk amalanya”.
[Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Ia
juga berkata:
" إِنَّ قَوْمًا أَلْهَتْهُمْ
أَمَانِيُّ الْمَغْفِرَةِ حَتَّى خَرَجُوا مِنَ الدُّنْيَا وَلَيْسَتْ لَهُمْ
حَسَنَةٌ، يَقُولُ: إِنِّي لَحَسَنُ الظَّنِّ بِرَبِّي، وَكَذَبَ لَوْ أَحْسَنَ
الظَّنَّ بِرَبِّهِ لَأَحْسَنَ الْعَمَلَ " [الوجل
والتوثق بالعمل لابن أبي الدنيا]
“Satu
kaum dilalaikan oleh angan-angan ampunan sampai ia keluar dari duni (mati)
tanpa melakukan kebaikan, ia mengatakan: Aku berbaik sangka kepada Rabbku! Dan
ia telah berdusta (dengan ucapannya itu), seandainya ia berbaik sangka kepada
Rabbnya maka tentu ia akan beramal dengan baik”. [Al-Wajal karya Ibnu Abi
Ad-Dunya]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...