Sabtu, 02 April 2022

Hadits Ibnu ‘Abbas; Masuk surga tanpa hisab

بسم الله الرحمن الرحيم

Hushain bin Abdurrahman As-Sulamiy rahimahullah berkata:

كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، فَقَالَ: أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ؟ قُلْتُ: أَنَا، ثُمَّ قُلْتُ: أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدِغْتُ، قَالَ: فَمَاذَا صَنَعْتَ؟ قُلْتُ: اسْتَرْقَيْتُ، قَالَ: فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ؟ قُلْتُ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ فَقَالَ: وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِيُّ؟ قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ، أَوْ حُمَةٍ، فَقَالَ: قَدْ أَحْسَنَ مَنِ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ، وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ، إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ، وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ، فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي: انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ، فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ "، ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ، وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ؟» فَأَخْبَرُوهُ، فَقَالَ: «هُمُ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ، وَلَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ»، فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ، فَقَالَ: " ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: «أَنْتَ مِنْهُمْ؟» ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ، فَقَالَ: ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، فَقَالَ: «سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ» [صحيح مسلم]

‘Aku sedang bersama Said bin Jubair –rahimahullah-, dia berkata, 'Siapa di antara kalian yang tadi malam melihat bintang jatuh?’

Aku menjawab; ‘Aku, namun aku tidak dalam shalat, sebab aku disengat (binatang).'

Sa'id berkata; ‘Lantas apa yang kamu perbuat?’

Aku menjawab; ‘Aku meminta untuk diruqyah.'

Sa'id bertanya; 'Apa yang membuatmu melakukan hal itu?’

Aku menjawab; ‘Satu hadits yang diceritakan Asy Sya'bi.'

Sa'id bertanya; 'Apa yang diceritakan Asy Sya'bi.'

Aku menjawab; ‘Dia telah menceritakan kepada kami dari Buraidah bin Hushaib al Aslami, bahwa dia berkata; ‘Tidak ada ruqyah kecuali disebabkan oleh penyakit ‘ain dan demam."

Sa'id menjawab, "Telah berbuat baik orang melaksanakan sesuai apa yang telah ia dengar, akan tetapi Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma- telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda; Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Maka aku melihat seorang nabi bersama sekelompok kecil, ada lagi nabi yang disertai seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak disertai seorang pun. Tiba-tiba ditunjukkan kepadaku kelompok besar. Aku menyangka mereka adalah umatku. Namun dijelaskan: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk!’ Aku memandang ke ufuk, ternyata ada kelompok yang lebih besar. Dijelaskan lagi kepadaku: Pandanglah ke ufuk yang lain! Ternyata ada sekelompok yang lebih besar lagi. Dijelaskan padaku: ‘Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa.’”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beranjak dan masuk ke rumahnya. Para sahabat membicarakan siapa yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Sebagian lagi berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan pendapat masing-masing. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar, beliau bertanya: “Apa yang kalian bicarakan?”

Mereka memberitahu kepada beliau apa yang sedang mereka perbincangkan, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta untuk di ruqyah, tidak bertathayyur dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.”

Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu 'anhu berdiri dan berkata: ‘Berdoalah kepada Allah semoga menjadikanku termasuk di antara mereka.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Engkau termasuk di antara mereka.”

Kemudian yang lain berdiri dan berkata: ‘Berdoalah kepada Allah, semoga menjadikanku bagian dari mereka.’

Beliau bersabda: “Kamu telah didahului Ukasyah.” [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2.      Ulama salaf menjauhi pujian manusia atas apa yang mereka tidak lakukan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [آل عمران : 188]

Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan (berupa keburukan) dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. [Ali 'Imran: 188]

Ø  Dari Asma` radhiyallahu 'anha; Bahwa seroang wanita bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki madu (isteri lain dari suaminya), karena itu apakah aku akan mendapat dosa, bila aku menampak-nampakkan kepuasan dari suamiku dengan suatu hal yang tak diberikannya kepadaku?"

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ»

"Seorang yang menampakkan kepuasan dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya adalah seperti halnya seorang yang memakai dua pakaian kepalsuan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

3.      Hadits riwayat Buraidah bin Hushaib Al-Aslamiy radhiyallahu ‘anhu.

Diriwayatkan secara marfu’ oleh Hushain bin Abdirrahman As-Sulamiy, dari Asy-Sya'biy, dari Buraidah, dia berkata, "Rasulullah bersabda:

«لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ، أَوْ حُمَةٍ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Tidak diperbolehkan ruqyah kecuali dari penyakit 'ain atau sengatan kalajengking." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Diriwayatkan juga oleh Hushain, dari Asy-Sya'biy, dari Imran bin Hushain, dari Nabi , beliau bersabda:

«لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ، أَوْ حُمَةٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Tidak ada ruqyah kecuali karena 'ain (pengaruh mata orang yang dengki), atau dari racun." [Sunan Abi Daud: Shahih]

4.      Kedalaman ilmu ulama salaf, karena ucapannya: "Telah berbuat baik orang melaksanakan sesuai apa yang telah ia dengar (ketahui)".

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 286]

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [Al-Baqarah: 286]

5.      Semua umat masing-masing dibangkitkan dan dikumpulkan bersama Nabinya.

6.      Sedikit orang yang mengikuti da'wah para Nabi –‘alaihimussalam-.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ} [الروم: 42]

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." [Ar-Ruum:42]

7.      Jangan bersedih ketika berda’wah hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang mendengarkan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا} [الكهف: 6]

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan Ini (Al-Quran). [Al-Kahfi: 6]

8.      Jangan terlalu bangga dengan jumlah yang banyak.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ} [الأنعام : 116]

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Al-An'aam: 116]

9.      Keutamaan pengikut Nabi Musa ‘alaihissalam.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنبِيَاءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا وَآتَاكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ الْعَالَمِينَ} [المائدة : 20]

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain". [Al-Maidah: 20]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda:

«كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ»

"Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan digantikan Nabi setelahnya. [Shahih Bukhari dan Muslim]

10.  Kemuliaan umat Islam dengan kuantitas dan kualitas.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ ، وَأَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا " [صحيح مسلم]

“Aku adalah orang yang paling pertama memberi syafaa'at masuk surga, dan aku adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

" أَهْلُ الجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ صَفٍّ ثَمَانُونَ مِنْهَا مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَأَرْبَعُونَ مِنْ سَائِرِ الأُمَمِ "

“Penduduk surga terdiri dari seratus dua puluh barisan, delapan puluh dari mereka adalah dari umat ini (Islam), dan empat puluhnya lagi dari umat-umat yang lain”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Keistimewaan Umat Islam

11.  Tambahan untuk 70.000 tersebut.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«وَعَدَنِي رَبِّي أَنْ يُدْخِلَ الجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلَا عَذَابَ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا وَثَلَاثُ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Tuhanku berjanji padaku bahwa akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu orang tanpa ada perhitungan bagi mereka dan tanpa siksaan, setiap seribu dari mereka ikut bersamanya tujuh puluh ribu orang, dan tiga genggaman dari genggaman-Nya". [Sunna Tirmidziy: Sahih]

12.  Dalamnya ilmu sahabat Nabi karena mereka tahu bahwa keutamaan masuk surga tanpa perhitungan (hisab) tidak bisa didapat kecuali dengan beramal.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ} [النجم : 39]

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [An-Najm: 39]

13.  Semangat sahabat Nabi untuk mendapatkan kebaikan.

Dari Sahal bin Sa'ad radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika perang Khaibar:

«لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُفْتَحُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ»

"Sungguh bendera perang ini akan aku berikan esok hari kepada seseorang yang peperangan ini akan dimenangkan melalui tangannya. Orang itu mencintai Allah dan Rosul-Nya dan Allah dan Rosul-Nya juga mencintainya".

Maka orang-orang melalui malam mereka dengan bertanya-tanya siapa yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya setiap orang dari mereka berharap diberikan kepercayaan itu. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Ali mencintai dan dicintai Allah dan RasulNya

14.  Tidak boleh meruqyah dengan sesuatu yang mengandung syirik.

Auf bin Malik Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu berkata: Dulu kami meruqyah pada masa Jahiliyah, maka kami bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang itu?

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ» [صحيح مسلم]

"Perlihatkanlah kepadaku ruqyah kalian, tidak mengapa dengan ruqyah selama tidak terkandung dalamnya satu kesyirikan". [Sahih Muslim]

Lihat: Kitab tauhid bab 8; Pembahasan tentang Ruqya dan jimat

15.  Sebaiknya tidak meminta untuk diruqyah.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata:

{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء : 80]

Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]

16.  Tidak melakukan thiyarah (pemali).

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، ثَلَاثًا، وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

"At-Thiyarah adalah syirik -Rasulullah mengulanginya tiga kali-, dan tidaklah seseorang dari kita kecuali merasakan hal itu, tapi Allah menghilangkannya dengan bertawakkal". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Larangan mempercayai Thiyarah dan Tasyaum (Pemali)

17.  Sabda Nabi shallallahu ' alaihi wasallam kapada Ukkasyah: "Engkau bagian dari mereka (yang masuk surga tanpa perhitungan)", ini adalah tanda kenabian yaitu mengetahui perkara gaib.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ} [الجن : 26-27]

Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. [Al-Jin: 26-27]

18.  Keistimewaan 'Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsaan Al-Asadiy, Abu Mihshan -radhiyallahu 'anhu-.

Beliau termasuk sahabat yang terdahulu memeluk Islam, mengikuti semua peperangan bersama Nabi shallallahu ' alaihi wasallam. Ia termasuk salah satu lelaki yang tampan.

Wafat tahun 11 hijriyah pada perang melawan orang yang murtad (ahlurriddah).

19.  Boleh mempergunakan ucapan "ma'aridh", ucapan yang dimaksudkan tidak sesuai dengan maksud pendengarnya demi kebaikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ} [البقرة : 235]

Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. [Al-Baqarah: 235]

Lihat: Kisah kesabaran Ummu Sulaim saat putranya wafat

20.  Kemuliaan akhlak RasululIah shallallahu alaihi wa sallam, tidak menolak dengan langsung.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

" مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ  "

"Tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke kampungnya dan berseru kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk Islam-lah kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia sendiri tidak takut miskin.”  [Sahih Bukhari]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab 3; Siapa yang mengaplikasikan tauhid akan masuk surga tanpa perhitungan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits 'Ubadah bin Ash-Shamith; Masuk surga melalui 8 pintu - Hadits Abu Hurairah; Panggilan di pintu surga - Syarah Arba'in hadits (22) Jabir; Jalan menuju surga - Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...