Minggu, 20 Agustus 2023

Syarah Riyadhushalihin Bab (17): Wajibnya tunduk pada hukum Allah ta’aalaa, dan apa yang diucapkan oleh orang yang diajak untuk itu, dan diperintahkan pada kebaikan atau dilarang dari keburukan

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayat pertama, Allah ta’aalaa berfirman:

{فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً} [النساء:65]

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". [An-Nisaa:65]

Dalam ayat ini disebutkan tiga tahapan tanda keimanan seseorang:

a.       Berhukum kepada hukum Allah dan RasulNya.

b.       Menerima dengan senang hati.

c.       Melaksanakannya dengan pasrah.

Allah ta’aalaa berfirman:

{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا} [الأحزاب: 36]

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. [Al-Ahzaab:36]

Ayat kedua, Allah ta’aalaa berfirman:

{إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [النور:51] .

Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. [An-Nuur:51]

Berbeda dengan sikap orang munafiq yang tidak mau tunduk kepada hukum Allah ta'aalaa

Allah ta’aalaa berfirman:

{وَيَقُولُونَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (47) وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ (48) وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49) أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [النور: 47 - 50]

Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami mentaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil (bertahkim) kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. [An-Nuur: 47-50]

Lihat: Surah Al-Munaafiquun; Sifat orang munafiq

Dan dalam masalah ini ada beberapa hadits, seperti hadits Abi Hurairah yang telah disebutkan pada awal bab sebelumnya, dan selainnya dari hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah ini.

Hadits Abu Hurairah

1/168- عن أَبِي هريرةَ رضي اللَّه عنه، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى رسولِ اللَّه ﷺ: {لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَو تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [البقرة: 284] اشْتَدَّ ذلكَ عَلَى أَصْحابِ رَسُول اللَّه ﷺ، فأَتوْا رَسُول اللَّه ﷺ، ثُمَّ برَكُوا عَلَى الرُّكَب فَقالُوا: أَيْ رسولَ اللَّه كُلِّفَنَا مِنَ الأَعمالِ مَا نُطِيقُ: الصَّلاَةَ، وَالْجِهادَ، وَالصِّيام، وَالصَّدقةَ، وَقَدَ أُنْزلتْ عليْكَ هَذِهِ الآيَةُ وَلا نُطِيقُهَا. قالَ رسولُ اللَّه ﷺ: " أَتُريدُونَ أَنْ تَقُولوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتابَين مِنْ قَبْلكُمْ: سَمِعْنَا وَعصينَا؟ بَلْ قُولوا: سمِعْنا وَأَطَعْنَا، غُفْرانَك رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمصِيرُ "، فَلَمَّا اقْتَرَأَهَا الْقَومُ، وَذَلّتْ بِهَا أَلْسِنتهُمْ، أَنَزلَ اللَّه تَعَالَى في إِثْرهَا: {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} فَلَمَّا فعَلُوا ذلِكَ نَسَخَهَا اللَّه تَعَالَى، فَأَنْزَلَ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ: {لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا} قَالَ: نَعَمْ {رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا} قَالَ: نعَمْ {رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ} .قَالَ: نَعَمْ {وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} قَالَ: نعَمْ. رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Ketika Rasulullah dituruni ayat: {Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu} [Al-Baqarah:284] Ayat ini terasa berat bagi sahabat Rasulullah maka mereka mendatangi Rasulullah kemudian belutut dan berkata: Ya Rasulullah kami telah dibebani dengan amalan yang kami mampu seperti salat, puasa, jihad, dan sedekah. Dan engkau telah dituruni ayat ini yang kami tidak mampu menjalankannya. Rasulullah bersabda: “Apakah kalian mau mengatakan seperti yang dikatakan oleh umat dua kitab (taurat dan injil) sebelum kalian "kami dengar dan kami membangkang!"? Akan tetapi katakanlah: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Setelah mereka menerimanya dan terus mengucapkannya maka Allah menurunkan setelahnya ayat: {Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."} [Al-Baqarah:285] Setelah mereka melakukan itu, Allah menasakh (menghapuskan hukum) ayat sebelumnya kemudian Allah 'azza wa jalla menurunkan ayat: {Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah"} [Al-Baqarah:286] Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”. {“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami"} [Al-Baqarah:286] Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”. {“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya"} [Al-Baqarah:286] Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”. {“Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"} [Al-Baqarah:286] Allah berfirman: “Iya aku kabulkan”. [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Yahudi dan Nashrani mendengar tapi tidak mau ta’at.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [البقرة: 93]

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab, “Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati.” Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah, “Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepadamu jika kamu orang-orang beriman!” [Al-Baqarah: 93]

{مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 46]

(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali. [An-Nisa': 46]

3.      Besarnya ketundukan sahabat terhadap hukum Allah dan RasulNya.

Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah 

4.      Allah ‘azza wajalla memaafkan keburukan yang terbesik dalam hati.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang dikatakan oleh hati mereka, selama tidak melakukan atau pun mengungkapnya." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman ...

«مَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ تُكْتَبْ شَيْئًا، فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ سَيِّئَةً وَاحِدَةً» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan tetapi tidak melakukannya maka tidak dicatat baginya sesuatu pun, dan jika ia melakukannya maka dicatat baginya satu keburukan". [Shahih Muslim]

5.      Allah memberi kemudahan kepada hamba yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepadaNya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]

Dan orang-orang yang berjihad (berusaha dengan sungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-'Ankabuut:69]

6.      Keistimewaan umat Islam dibandingkan dengan umat terdahulu.

Lihat: Keistimewaan Umat Islam 

7.      Keutamaan akhir surah Al-Baqarah.

Diantaranya:

a)      Do'a mustajab.

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Ketika Jibril 'alaihissalam duduk di sisi Rasulullah , ia mendengar suara dari atas lalu mengankat kepalanya dan berkata:

" هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ "

"Ini adalah suara pintu langit yang dibuka hari ini dan tidak akan dibuka selamanya kecuali hari ini".

Kemudian turun malaikat, lalu Jibril berkata:

" هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ "

"Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak akan turun kecuali hari ini!"

Lalu malaikat itu memberi salam dan berkata:

" أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةُ الْكِتَابِ، وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيتَهُ " [صحيح مسلم]

"Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu yang tidak diberikan kepada nabi sebelum kamu: Surah Al-Fatihah dan penutup (akhri) surah Al-Baqarah, kamu tidak membacanya kecuali engkau akan diberi (atas do'a yang terkandung dalam ayat-ayatnya)". [Shahih Muslim]

b)      Diberi pada malam mi'raj ke langit.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

" فَأُعْطِيَ رَسُولُ اللهِ ثَلَاثًا: أُعْطِيَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وَأُعْطِيَ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَغُفِرَ لِمَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللهِ مِنْ أُمَّتِهِ شَيْئًا، الْمُقْحِمَاتُ " [صحيح مسلم]

Pada saat mi'raj di sidratul muntaha Rasulullah diberi tiga hal: Ia diberi salat lima waktu, penutup surah Al-Baqarah, dan diampuni dosa-dosa umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun. [Shahih Muslim]

c)       Rumah dari harta terpendam di bawah Al-Arsy.

Dari Abu Dzar dan Hudzaifah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ، وَلَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِي " [مسند أحمد: صححه الألباني]

"Aku diberi penutup surah Al-Baqarah (ayat 285-286) dari harta terpendam di bawah Al-Arsy yang tidak diberikan kepada nabi sebelumku". [Musnad Ahmad: Shahih]

d)      Memberi kecukupan.

Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang membaca dua ayat akhir surah Al-Baqarah di malam hari, maka keduanya akan mencukupinya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Kedua ayat ini akan mencukupi orang yang membacanya di malam hari dari:

1. Kejahatan syaitan, jin, dan manusia.

2. Salat tahajud.

3. Membaca Al-Qur'an.

4. Semua yang berhubungan dengan aqidah.

5. Pahala.

Ø  Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ، أَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ خَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَلَا يُقْرَآنِ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبُهَا شَيْطَانٌ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

"Sesungguhnya Allah menulis satu buku sebelum menciptakan langit dan bumi selama dua ribu tahun, Allah menurunkan darinya dua ayat dan menjadikannya penutup surah Al-Baqarah, dan tidaklah keduanya dibaca pada suatu rumah selama tiga malam lalu setan mendekatinya". [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Lihat: Keutamaan surah Al-Baqarah

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (16) Perintah menjaga As-Sunnah dan adab-adabnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...