بسم الله الرحمن الرحيم
Keberkahan mempelajari, mangamalkan dan
menda'wahkan sunnah.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ
إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]
"Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal:24]
Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
Kelompok orang-orang yang mencela/meninggalkan As-Sunnah.
Diantaranya:
1. Meninggalkan
sunnah secara keseluruhan.
Dari Abu Rafi' radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ
الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ لَا
نَدْرِي مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Sungguh, akan ada salah
seorang dari kalian duduk di atas kursi santainya, lalu datang kepadanya
perkara yang aku perintahkan atau aku larang kemudian ia berkata, "Aku
tidak tahu! Apa yang kami dapatkan dalam kitabullah selalu kami ikuti."
[Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Sunnah Nabi adalah wahyu dari Allah
2. Meninggalkan
sebagian sunnah.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة:
208]
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah:
208]
{أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ
وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا
خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ
الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85) أُولَئِكَ الَّذِينَ
اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ
الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ} [البقرة: 85، 86]
Apakah kamu beriman kepada sebagian
Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan
(yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab
yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan)
akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.
[Al-Baqarah: 85 – 86]
Ø Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ mendengar beberapa orang berselisih, kemudian bersabda:
" إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِهَذَا، ضَرَبُوا
كِتَابَ اللهِ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ، وَإِنَّمَا نَزَلَ كِتَابُ اللهِ يُصَدِّقُ
بَعْضُهُ بَعْضًا، فَلَا تُكَذِّبُوا بَعْضَهُ بِبَعْضٍ، فَمَا عَلِمْتُمْ مِنْهُ
فَقُولُوا، وَمَا جَهِلْتُمْ، فَكِلُوهُ إِلَى عَالِمِهِ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Sesungguhnya umat sebelum
kalian binasa karena ini, mereka membenturkan kitab suci Allah antara sebagian
ayatnya dengan sebagian yang lain, padahal sesungguhnya kitab suci Allah ini
diturunkan untuk membenarkan sebagiannya dengan sebagian yang lain, maka
janganlah kalian mendustakan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Apa yang
kalian ketahui darinya maka sampaikanlah, dan apa yang kalian tidak ketahui
maka serahkanlah kepada orang yang mengetahuinya". [Musnad Ahmad: Sahih]
Lihat: Metode memahami hadits antara tekstual dan kontekstual
3. Meninggalkan
pemahaman sunnah yang benar (pemahaman ulama salaf).
Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma berkata:
«مَنْ كَانَ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، أُولَئِكَ
أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ كَانُوا خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ، أَبَّرَهَا قُلُوبًا،
وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ
لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ ﷺ وَنَقْلِ دِينِهِ، فَتَشَبَّهُوا بِأَخْلَاقِهِمْ
وَطَرَائِقِهِمْ فَهُمْ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ، كَانُوا عَلَى الْهُدَى
الْمُسْتَقِيمِ» [حلية الأولياء]
"Siapa yang mencari tuntunan
maka hendaklah ia mengikuti tuntunan mereka yang sudah wafat, mereka itu adalah
sahabat Muhammad ﷺ, (1) mereka adalah generasi tebaik umat ini, (2) hati mereka
lebih suci, (3) ilmu mereka lebih dalam, dan (4) tidak suka melampaui batas.
(5) Mereka adalah generasi yang Allah pilih untuk menemani nabi-Nya ﷺ dan menyampaikan agama-Nya, maka hendaklah kalian mencontoh
akhlak dan metode mereka (dalam beragama), mereka adalah sahabat Muhammad ﷺ, (6) mereka berada di atas petunjuk yang lurus." [Hilyatul
Auliyaa']
Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah
4. Tidak
membedakan mana sunnah shahih dan lemah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا
الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 42]
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang
bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. [Al-Baqarah:42]
{يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [آل عمران:
71]
Hai ahli kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang
haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu
mengetahuinya? [Ali ‘Imran:71]
Ø Dari Samurah bin Jundab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ
الْكَاذِبِينَ» [مقدمة صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang menyampaikan
satu hadits dariku dan ia mengetahui bahwa itu adalah kebohongan, maka ia
adalah salah seorang pembohong". [Muqaddimah Sahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ» [مقدمة
صحيح مسلم]
"Cukuplah seseorang itu
dikatakan telah melakukan kebohongan (kesalahan) jika ia menyampaikan semua
yang ia dengar". [Muqaddimah Sahih Muslim]
Lihat: Kitab Ilmu bab 38; Dosa orang yang berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
5. Mengadakan
perkara baru (bi’dah) dalam agama.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
«مَا
أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلَّا أَحْدَثُوا فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً،
حَتَّى تَحْيَى الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ السُّنَنُ» [المعجم الكبير للطبراني]
“Tidak datang kepada manusia satu tahun kecuali mereka melakukan
bid'ah di dalamnya dan mereka mematikan sunnah, sampai bid'ah hidup (menyebar)
dan sunnah pun mati (ditinggalkan)”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy]
Ø Abu Idris Al-Khaulaniy (w.80H) rahimahullah berkata:
"مَا
أحدثتْ أمةٌ في دينها بدعةً، إلا رُفع بها عنهم سنةٌ" [الاعتصام للشاطبي]
“Satu umat tidak mengadakan suatu bid’ah dalam agamanya kecuali
diangkat dari mereka sunnah karena bid’ah tersebut”. [Al-I’tisham karya
Asy-Syathibiy]
Ø Hassan bin 'Athiyah (w.120H) rahimahullah berkata:
"مَا ابْتَدَعَ
قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ إِلَّا نَزَعَ اللَّهُ مِنْ سُنَّتِهِمْ مِثْلَهَا ثُمَّ
لَا يُعِيدُهَا إِلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ" [سنن الدارمي: صحيح]
“Satu umat tidak mengadakan suatu bid’ah dalam agamanya kecuali
Allah mencabut dari mereka sunnah yang sepertinya, kemudian sunnah tersebut
tidak dikembalikan kepada mereka sampai hari kiamat”. [Sunan Ad-Darimiy: Sahih]
Lihat: Bahaya bid’ah
6. Mencela
para pembawa dan pembela Sunnah (sahabat, perawi dan ahli hadits).
Dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"لَعَنَ
اللَّهُ مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي" [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الألباني]
"Allah melaknat orang yang mencaci sahabatku".
[Al-Mu'jam Al-Kabiir: Hasan]
Ø Abu Hatim Ar-Raziy (w.195) rahimahullah berkata:
" وَعَلَامَةُ
أَهْلِ الْبِدَعِ الْوَقِيعَةُ فِي أَهْلِ الْأَثَرِ، وَعَلَامَةُ الزَّنَادِقَةِ
تَسْمِيَتُهُمْ أَهْلَ السُّنَّةِ حَشْوِيَّةً يُرِيدُونَ إِبْطَالَ الْآثَارِ.
وَعَلَامَةُ الْجَهْمِيَّةِ تَسْمِيَتُهُمْ أَهْلَ السُّنَّةِ مُشَبِّهَةً،
وَعَلَامَةُ الْقَدَرِيَّةِ تَسْمِيَتُهُمْ أَهْلَ الْأَثَرِ مُجَبِّرَةً، وَعَلَامَةُ
الْمُرْجِئَةِ تَسْمِيَتُهُمْ أَهْلَ السُّنَّةِ مُخَالِفَةً وَنُقْصَانِيَّةً،
وَعَلَامَةُ الرَّافِضَةِ تَسْمِيَتُهُمْ أَهْلَ السُّنَّةِ نَاصِبَةً ". [شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة (1/200)]
“Tanda
ahli bid’ah adalah mencela ahli hadits, dan tanda orang munafiq adalah menamai
ahlissunah sebagai hasywiyah (serampangan), mereka ingin menolak hadits,
dan tanda jahmiyah adalah menamai ahlissunah dengan musyabbihah
(yang menyerupakan), dan tanda qadariyah menamai ahli hadits sebagai mujabbirah,
dan tanda murjiah adalah menamai ahlissunah mukhalifah
(menyelisihi) dan nuqshaniyah (kurang), dan tanda sy’ah rafidha adalah
menamai ahlissunah sebagai nashibah (pembenci ahli bait)”. [Syarh Ushul
I’tiqad ahlissunah wal jama’ah]
Ø
Ahmad bin Sinan Al-Qathan (w.259) rahimahullah
berkata:
" لَيْسَ فِي
الدُّنْيَا مُبْتَدع إِلا وَهُوَ يبغض أهل الحَدِيث، فَإِذَا ابتدع الرجل نزعت
حلاوة الحَدِيث من قلبه ". [الحجة في بيان المحجة]
“Tidak
ada di dunia ini seorang ahli bid’ah kecuali ia membenci ahli hadits, jika
seseorang melakukan bid’ah maka akan tercabut kenikmatan hadits dari hatinya”.
[Al-Hujjah fi bayanil mahajjah]
Lihat: Keutamaan Sahabat Rasulullah
7. Mencela
orang mengamalkan sunnah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ
وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
(65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ
طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ} [التوبة:
65 - 66]
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja."
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya
Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa. [At-Taubah: 65 - 66]
Ancaman bagi orang-orang yang
mencela/meninggalkan As-Sunnah:
Diantaranya:
1)
Menafikan keimanan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ
يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا} [الأحزاب:
36]
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang
mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al-Ahzab: 36]
{فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى
يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ
حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء: 65]
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya". [An-Nisaa:65]
Ø
'Abdullah
bin Az-Zubair radhiyallahu 'anhuma menceritakan:
أَنَّ رَجُلًا مِنَ الأَنْصَارِ خَاصَمَ الزُّبَيْرَ عِنْدَ
النَّبِيِّ ﷺ فِي شِرَاجِ الحَرَّةِ، الَّتِي يَسْقُونَ بِهَا النَّخْلَ، فَقَالَ
الأَنْصَارِيُّ: سَرِّحِ المَاءَ يَمُرُّ، فَأَبَى عَلَيْهِ؟ فَاخْتَصَمَا عِنْدَ
النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِلزُّبَيْرِ: «أَسْقِ يَا زُبَيْرُ،
ثُمَّ أَرْسِلِ المَاءَ إِلَى جَارِكَ»، فَغَضِبَ الأَنْصَارِيُّ، فَقَالَ: أَنْ
كَانَ ابْنَ عَمَّتِكَ؟ فَتَلَوَّنَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، ثُمَّ قَالَ:
«اسْقِ يَا زُبَيْرُ، ثُمَّ احْبِسِ المَاءَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الجَدْرِ»،
فَقَالَ الزُّبَيْرُ: " وَاللَّهِ إِنِّي لَأَحْسِبُ هَذِهِ الآيَةَ نَزَلَتْ
فِي ذَلِكَ: {فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ
بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء: 65] "
Bahwa ada seorang dari kalangan Anshar
bersengketa dengan Az-Zubair di hadapan Nabi ﷺ tentang aliran air di
daerah Al-Harrah yang mereka gunakan untuk menyirami pepohonan kurma. Berkata
orang Anshar tersebut: "Bukalah air agar bisa mengalir?"
Az-Zubair menolaknya lalu keduanya bertengkar di hadapan Nabi ﷺ. Maka Rasulullah ﷺ berkata kepada Az
Zubair: "Wahai Zubair, berilah air dan kirimlah buat tetanggamu".
Maka orang Anshar itu marah seraya berkata; "Tentu saja kamu bela dia
karena dia putra bibimu".
Maka wajah Rasulullah ﷺ memerah kemudian berkata: "Wahai Zubair, berilah air
kemudian bendunglah hingga air itu kembali ke dasar ladang".
Maka Az-Zubair berkata: "Demi Allah, sungguh aku menganggap bahwa ayat ini
turun tentang kasus ini, yaitu firman Allah: {Maka demi Tuhanmu, mereka
(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya}. [An-Nisaa':65] [Shahih Bukhari dan Muslim]
2)
Akan ditimpa fitnah dan adzab.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ
فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
[An-Nuur:63]
Ø Al-Musayyib radhiyallahu ‘anhu berkata:
أَنَّ أَبَاهُ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ
فَقَالَ: «مَا اسْمُكَ» قَالَ: حَزْنٌ، قَالَ: «أَنْتَ سَهْلٌ» قَالَ: لاَ
أُغَيِّرُ اسْمًا سَمَّانِيهِ أَبِي!
Bapakku mendatangi Rasulullah ﷺ, kemudian Rasulullah
bertanya: Siapa namamu? Bapakku menjawab: "Hazn" (kesedihan).
Rasulullah berkata: Namamu adalah "Sahl" (kemudahan)! Bapakku menjawab: Aku
tidak mau mengganti nama yang diberikan oleh bapakku.
Sa'id bin Al-Musayyib berkata:
«فَمَا زَالَتِ
الحُزُونَةُ فِينَا بَعْدُ»
“Oleh sebab itu kesedihan terus melanda
keluarga kami”. [Shahih Bukhari]
Ø Salamah bin Al-Akwa' radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ بِشِمَالِهِ، فَقَالَ:
«كُلْ بِيَمِينِكَ»، قَالَ: لَا أَسْتَطِيعُ، قَالَ: «لَا اسْتَطَعْتَ»، مَا
مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ، قَالَ: فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ
Seseorang makan dengan tangan kiri di sisi
Rasulullah ﷺ,
maka Rasulullah berkata kepadanya: "Makanlah dengan tangan kanan".
Orang itu menjawab: Aku tidak bisa. Maka Rasulullah ﷺ berdo'a atasnya:
"Kamu tidak akan bisa". Tidak ada yang menghalangi orang tersebut
makan dengan tangan kanan kecuali rasa sombong, maka iapun tidak mampu
mengangkat tangannya ke mulut. [Sahih Muslim]
Ø Syufyan bin ‘Uyainah –rahimahullah- berkata:
سَمِعْت مَالِكَ بْنَ أَنَسٍ،
وَأَتَاهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ، مِنْ أَيْنَ أُحْرِمُ؟
قَالَ: مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ مِنْ حَيْثُ أَحْرَمَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ:
إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ. فَقَالَ: لَا تَفْعَلْ. قَالَ:
إنِّي أُرِيدُ أَنْ أُحْرِمَ مِنْ الْمَسْجِدِ مِنْ عِنْدِ الْقَبْرِ. قَالَ: لَا
تَفْعَلْ، فَإِنِّي أَخْشَى عَلَيْك الْفِتْنَةَ. قَالَ: وَأَيُّ فِتْنَةٍ فِي
هَذَا؟ إنَّمَا هِيَ أَمْيَالٌ أَزِيدُهَا. قَالَ: وَأَيُّ فِتْنَةٍ أَعْظَمُ مِنْ
أَنْ تَرَى أَنَّك سَبَقْت إلَى فَضِيلَةٍ قَصَّرَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ،
إنِّي سَمِعْتُ اللَّهَ يَقُولُ: {فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ
أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63] [أحكام القرآن لابن العربي (3/ 432)]
Aku mendengar Malik bin Anas saat seseorang
mendatanginya dan bertanya: Wahai Abu Abdillah, dari mana saya harus berihram?
Malik menjawab: Dari Dzil Hulaifah di mana Rasulullah ﷺ berihram. Maka orang itu berkata:
Saya ingin berihram dari Mesjid Nabawiy. Malik berkata: Jangan engkau lakukan.
Orang itu berkata lagi: Saya ingin berihram dari Mesjid di sisi kuburan Nabi.
Malik berkata: Jangan engkau lakukan, karena aku khawatir padamu terkena
fitnah. Orang itu bertanya: Fitnah apa yang akan menimpaku dalam hal ini? Ini
hanya beberapa mil yang aku tambahkan. Malik menjawab: Fitnah apa yang lebih
besar daripada engkau merasa bahwa engkau telah lebih dahulu melakukan kebaikan
yang diabaikan oleh Rasulullah ﷺ. Sungguh Aku mendengar Allah berfirman: “Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa
siksa yang pedih.” [An-Nur: 63] [Ahkam Al-Qur’an karya Ibnu Al-‘Arabiy]
Ø Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal –rahimahullah-
berkata:
نَظَرْتُ فِي الْمُصْحَفِ فَوَجَدْتُ
فِيهِ طَاعَةَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِي ثَلَاثَةٍ وَثَلَاثِينَ مَوْضِعًا، ثُمَّ
جَعَلَ يَتْلُو: {فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ
تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور:
63] وَجَعَلَ
يُكَرِّرُهَا، وَيَقُولُ: وَمَا الْفِتْنَةُ الشِّرْكُ، لَعَلَّهُ أَنْ يَقَعَ فِي
قَلْبِهِ شَيْءٌ مِنَ الزَّيْغِ فَيَزِيغَ فَيُهْلِكَهُ، وَجَعَلَ يَتْلُو هَذِهِ
الْآيَةَ: {فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ
بَيْنَهُمْ} [النساء: 65]، «مَنْ رَدَّ حَدِيثَ النَّبِيِّ ﷺ،
فَهُوَ عَلَى شَفَا هَلَكَةٍ» [الإبانة الكبرى لابن بطة (1/260)]
Aku perhatikan dalam mushaf lalu aku dapati
di dalamnya bahwa ta’at kepada Rasulullah ﷺ disebutkan pada tiga puluh tiga
tempat, kemudian ia membaca: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih.”
[An-Nur: 63] dan ia mengulang-ulanginya, dan berkata: Dan tiadalah fitnah itu
selain kesyirikan, bisa jadi terbesik dalam hatinya sesuatu kecondongan pada
kesesatan maka ia sesat kemudian membinasakannya. Dan ia juga membaca: "Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan". [An-Nisaa:65]
Siapa yang menolak hadits Nabi ﷺ maka ia berada di tepi jurang kebinasaan. [Al-Ibanah Al-Kubra
karya Ibnu Bathah]
3)
Menyebabkan perselisihan dan perpecahan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا
تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ
بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون} [الأنعام: 153]
Dan bahwa (yang kami perintahkan ini)
adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
[Al-An'aam:153]
Ø Abu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ memegang bahu kami
sebelum salat dan berkata:
«اسْتَوُوا، وَلَا تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ» [صحيح
مسلم]
"Luruskan shaf kalian, dan
jangan berselisih maka hati kalianpun berselisih".
Abu Mas'ud berkata: Kalian hari ini lebih
besar perselisihannya. [Shahih Muslim]
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
4)
Menyebabkan kekalahan melawan musuh.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ
تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ
وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ
الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ
لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 152]
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi
janji-Nya kepada kamu (di perang Uhud), ketika kamu membunuh mereka dengan
izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan
mendurhakai perintah (rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang
kamu sukai (kemenangan). di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan
diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan
kamu dari (mengalahkan) mereka untuk menguji kamu, dan Sesunguhnya Allah telah
mema'afkan kamu. dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang
orang yang beriman. [Ali 'Imran:152]
Ø Al-Bara' bin 'Azib radhiallahu'anhuma bercerita:
جَعَلَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى
الرَّجَّالَةِ يَوْمَ أُحُدٍ، وَكَانُوا خَمْسِينَ رَجُلًا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ
جُبَيْرٍ، فَقَالَ: «إِنْ رَأَيْتُمُونَا تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلاَ تَبْرَحُوا
مَكَانَكُمْ، هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ، وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا هَزَمْنَا
القَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ، فَلاَ تَبْرَحُوا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ»،
فَهَزَمُوهُمْ، قَالَ: فَأَنَا وَاللَّهِ رَأَيْتُ النِّسَاءَ يَشْتَدِدْنَ، قَدْ
بَدَتْ خَلاَخِلُهُنَّ وَأَسْوُقُهُنَّ، رَافِعَاتٍ ثِيَابَهُنَّ، فَقَالَ
أَصْحَابُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُبَيْرٍ: الغَنِيمَةَ أَيْ قَوْمِ الغَنِيمَةَ،
ظَهَرَ أَصْحَابُكُمْ فَمَا تَنْتَظِرُونَ؟ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جُبَيْرٍ:
أَنَسِيتُمْ مَا قَالَ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ؟ قَالُوا: وَاللَّهِ
لَنَأْتِيَنَّ النَّاسَ، فَلَنُصِيبَنَّ مِنَ الغَنِيمَةِ، فَلَمَّا أَتَوْهُمْ
صُرِفَتْ وُجُوهُهُمْ، فَأَقْبَلُوا مُنْهَزِمِينَ [صحيح
البخاري]
Nabi ﷺ
menunjuk 'Abdullah bin Jubair sebagai komandan pasukan pejalan kaki (pemanah)
pada perang Uhud yang berjumlah lima puluh orang. Beliau berpesan, "Jika
kalian melihat kami disambar burung, maka janganlah kalian meninggalkan tempat
kalian ini hingga aku mengirim utusan untuk memberi tahu. Dan jika kalian
melihat kami mengalahkan musuh dan menginjak-injak mereka, maka janganlah
kalian meninggalkan tempat kalian hingga aku mengirim utusan." Akhirnya
kaum muslimin dapat mengalahkan musuh mereka. Al Baro' berkata, "Adapun
aku, sungguh demi Allah, aku melihat para wanita (musuh) berlarian sehingga
nampak perhiasan gelang di kaki-kaki mereka dan betis-betis mereka karena mereka
mengangkat pakaian mereka." Maka para anak buah 'Abdullah bin Jubair
berkata, "Itu ghonimah (rampasan perang), maksudnya para wanita itu
sebagai ghonimah. Para sahabat kalian telah mengalahkan mereka, jadi, apa yang
kalian tunggu?" Maka 'Abdullah bin Jubair berkata, "Apakah kalian
lupa apa pesan Rasulullah ﷺ kepada kalian?"
Mereka menjawab, "Sungguh kita harus mendatangi mereka agar kita
mendapatkan ghonimah." Ketika mereka mendatangi pasukan yang di bawah,
wajah-wajah mereka dipalingkan (dari tujuan utama) hingga mereka menjadi
berlarian kocar-kacir. [Shahih Bukhari]
5)
Jauh dari petunjuk.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{فَإِنْ
آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا
هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 137]
Maka
jika mereka beriman seperti apa yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah
beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.
[Al-Baqarah:137]
{وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ
سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا}
[النساء: 115]
Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [An-Nisaa':115]
6)
Kebinasaan di dunia dan akhirat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«ذَرُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» [صحيح
مسلم]
“Abaikanlah (jangan tanyakan) apa yang aku
tidak ajarkan kepada kalian, karena sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum
kalian karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi mereka”. [Sahih
Muslim]
Ø Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا
كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب
والترهيب]
"Aku telah meninggalkan
kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya,
tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih
At-Targiib wa At-Tarhiib]
Ø Abdullah bin Tsabit -radhiallahu 'anhu- berkata;
Nabi ﷺ
bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَصْبَحَ فِيكُمْ مُوسَى ثُمَّ
اتَّبَعْتُمُوهُ، وَتَرَكْتُمُونِي لَضَلَلْتُمْ، إِنَّكُمْ حَظِّي مِنَ
الْأُمَمِ، وَأَنَا حَظُّكُمْ مِنَ النَّبِيِّينَ» [مسند أحمد: حسن
لغيره]
"Sungguh Demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, kalaulah di antara kalian terdapat Musa, lalu kalian
mengikutinya dan meninggalkanku, sungguh kalian sesat. Sungguh kalian adalah
umat yang diperuntukkan bagiku, dan aku adalah nabi yang diperuntukkan bagi kalian'.
[Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata;
«تَمَتَّعَ النَّبِيُّ ﷺ»
فَقَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ: نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ
الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: مَا يَقُولُ عُرَيَّةُ؟ قَالَ: يَقُولُ:
نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أُرَاهُمْ
سَيَهْلِكُونَ أَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ، وَيَقُولُ: نَهَى أَبُو بَكْرٍ
وَعُمَرُ؟! [مسند أحمد: حسن لغيره]
“Nabi ﷺ pernah haji tamattu'”. Lalu
Urwah bin Az-Zubair mengatakan; Abu Bakar dan Umar telah melarang haji tamattu'.
Maka Ibnu Abbas berkata; Apa yang dikatakan Urayyah? Ia menjawab; Ia berkata;
Abu Bakar dan Umar telah melarang haji tamattu'. Ibnu Abbas berkata; Tampaknya
mereka akan binasa. Aku katakan, Nabi ﷺ
bersabda, ia justru berkata; Abu Bakar dan Umar melarang?! [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
Lihat: Hadits tentang sebab kebinasaan
7)
Terhapus amalannya.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ
وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (8) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ
فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ} [محمد:
8، 9]
Dan orang-orang yang kafir, maka
kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian
itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah
(Al-Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.
[Muhammad: 8 - 9]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (1) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا
أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ
كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا
تَشْعُرُونَ} [الحجرات: 1، 2]
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya
dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang
lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari. [Al-Hujurat: 1-2]
8)
Terhalang masuk surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»، قَالُوا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ،
وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»
"Semua umatku akan masuk
surga kecuali yang tidak mau" Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapa yang tidak mau? Beliau menjawab: "Barangsiapa
yang mentaatiku maka ia akan masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku
maka ia telah tidak mau". [Sahih Bukhari]
9)
Berhak mendapatkan perlakuan keras dan djiauhi.
Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَا تَمْنَعُوا
نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا» قَالَ: فَقَالَ
بِلَالُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: وَاللهِ لَنَمْنَعُهُنَّ، قَالَ: فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ
عَبْدُ اللهِ: فَسَبَّهُ سَبًّا سَيِّئًا مَا سَمِعْتُهُ سَبَّهُ مِثْلَهُ قَطُّ
وَقَالَ: " أُخْبِرُكَ عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَتَقُولُ: وَاللهِ
لَنَمْنَعُهُنَّ "
"Janganlah kalian menghalangi
istri-istri kalian ke masjid apabila mereka meminta izin kepadanya."
Perawi berkata, " Bilal bin Abdullah berkata, 'Demi Allah, sungguh kami
akan melarang mereka.'" Perawi berkata, "Maka Abdullah menghadapnya,
lalu mencelanya dengan celaan yang jelek yang aku tidak pernah mendengarnya
mencelanya seperti itu sama sekali, seraya dia berkata, 'Aku mengabarkan
kepadamu dari Rasulullah ﷺ, tetapi kamu malah
(menentang) dengan berkata, 'Demi Allah, kami akan menghalangi mereka.'"
[Shahih Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
فَقَالَ ابْنٌ
لَهُ: يُقَالُ لَهُ وَاقِدٌ: إِذَنْ يَتَّخِذْنَهُ دَغَلًا. قَالَ: فَضَرَبَ فِي
صَدْرِهِ وَقَالَ: "أُحَدِّثُكَ عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ، وَتَقُولُ:
لَا"
Lalu
putra Ibnu Umar yang bernama Waqid berkata kepadanya, 'Kalau dibolehkan, siapa
tahu dijadikan kesempatan melakukan kejahatan.'" Lalu Ibn Umar memukul
dada puteranya atas pembangkangannya. Dan dia berkata, 'Aku menceritakan
kepadamu hadits dari Rasulullah ﷺ, namun kamu malahan mengatakan
tidak.'" [Shahih Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
"فَمَا
كَلَّمَهُ عَبْدُ اللهِ حَتَّى مَاتَ" [مسند أحمد: صحيح الإسناد]
“Maka
Abdullah tidak mau berbicara dengannya sampai ia meninggal”. [Musnad Ahmad:
Sanadnya shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Berkah mengamalkan sunnah Rasulullah dan bahaya menyelisihinya - Syarah Riyadhushalihin Bab (16) Perintah menjaga As-Sunnah dan adab-adabnya - Bagaimana menghukumi hadits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...