بسم الله الرحمن الرحيم
Nikmat
kemerdekaan dari Allah 'azza wajalla.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ} [النور: 55]
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka itulah
orang-orang yang fasik". [An-Nur:55]
{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ
أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ} [الأنعام: 82]
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." [Al-An'am:82]
Ø
Dari 'Ubaidillah bin
Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي
جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا"
“Barangsiapa di antara kalian di pagi hari merasa aman di
tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk
sehari-harinya, maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan untuknya." [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Lihat: Hadits 'Ubaidillah bin Mihshan; Nikmat aman, sehat, dan sejahtra
Mensyukuri
nikmat kemerdekaan.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
{فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ
مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ} [قريش: 3، 4]
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan. [Quraisy: 3 - 4]
{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً
مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ
بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا
كَانُوا يَصْنَعُونَ} [النحل: 112]
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri
yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah
dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah;
karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. [An-Nahl: 112]
Kemerdekaan
yang hakiki bagi seorang pemuda:
1.
Merdeka dari penghambaan kepada selain Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
{أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ
اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ} [يوسف: 39]
“Manakah yang baik,
tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa?" [Yusuf:39]
{ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ
شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا
الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [الزمر:
29]
Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang
dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan
seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah
kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui. [Az-Zumar: 29]
Lihat: Awas ada syirik!
2.
Merdeka dari belenggu syaithan.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
{قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ
أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا
قَلِيلًا (62) قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ
جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا (63) وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ
بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي
الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا
غُرُورًا (64) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ
وَكِيلًا} [الإسراء: 62 - 65]
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya
yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh
kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan
keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Tuhan berfirman: "Pergilah,
barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka
Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah
siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah
terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka.
dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan
belaka. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. dan
cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". [Al-Israa': 62-65]
{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ
عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ} [النحل: 98 - 100]
Apabila kamu membaca Al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya
jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
[Al-Nahl: 98-100]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ
نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ
فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا
طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Setan mengikat tengkuk kepala seorang dari kalian ketika ia
tidur sebanyak tiga ikatan, setan menguatkan ikatannya dengan merayu "kamu
masih punya waktu malam yang panjang maka tidurlah terus". Namun jika ia
bangun dan mengingat Allah maka terbuka satu ikatan, lalu jika ia berwudhu
terbuka lagi satu ikatan, kemudian jika ia salat terbuka lagi satu ikatan, maka
ia mendapati waktu pagi dengan penuh semangat dan jiwa yang baik, akan tetapi
jika ia tertidur maka ia akan bangun pagi dengan jiwa yang buruk dan
malas". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an
3.
Merdeka dari belenggu hawa nafsu yang membinasakan.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
{إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ
رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ} [يوسف: 53]
Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali
(nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun,
Maha Penyayang. [Yusuf: 53]
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ
عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ
غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية:
23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
[Al-Jatsiyah: 23]
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا (43) أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ
يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
سَبِيلًا} [الفرقان: 43 - 44]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami
(berakal)? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [Al-Furqaan: 43 -
44]
Ø
Mutharrif bin
Asy-Syikhir rahimahullah berkata:
" لَوْ كَانَتْ هَذِهِ الْأَهْوَاءُ كُلُّهَا هَوًى وَاحِدًا
لَقَالَ الْقَائِلُ: «الْحَقُّ فِيهِ»، فَلَمَّا تَشَعَّبَتْ وَاخْتَلَفَتْ عَرَفَ
كُلُّ ذِي عَقْلٍ أَنَّ الْحَقَّ لَا يَتَفَرَّقُ " [شرح أصول اعتقاد أهل
السنة والجماعة]
“Seandainya hawa nafsu ini semuanya adalah satu, maka orang akan
berkata: "Kebenaran ada padanya!" Namun ketika bercabang-cabang dan
berselisih maka setiap orang berakal mengetahui bahwa kebenaran tidak
terpecah-pecah". [Syarh Ushul I'tiqah Ahlissunah wal Jama'ah]
4.
Merdeka dari kebodohan.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
{فَلَا
تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ} [الأنعام: 35]
Sebab itu janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil. [Al-An'aam:35]
{إِنِّي
أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ} [هود: 46]
Sesungguhnya Aku
memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang jahil. [Huud:46]
{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}
[المجادلة:
11]
Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Mujadilah:11]
Lihat: Cela kebodohan dalam Al-Qur'an
5.
Merdeka dari godaan dunia dan perhiasannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi -shallallhu
'alaihi wasallam- bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ
الْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ
وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ»
“Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra, jika
diberi maka ia ridha jika tidak diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah
ia, jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 07; Waspada dari kegemerlapan duniawi dan berlomba padanya
6.
Merdeka dari perkara yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
“Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang
tidak penting baginya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ
الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَز، ْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ
لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا
شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ»
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
oleh Allah -Subhanahu wa Ta 'ala- daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada
masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa
yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah -Azza wa Jalla- dan
janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu
kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat
begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi
katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan
dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan
membukakan jalan bagi godaan syetan.'" [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (12) Abu Hurairah; Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
7.
Merdeka dari sikap anarkis.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى
يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ»
“Bukanlah orang yang kuat itu adalah orang yang selalu
mengalahkan lawannya, akan tetapi orang kuat itu adalah orang yang mampu
menahan dirinya ketika marah". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Dzar Al-Gifariy
-radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ meriwayatkan dari Allah dalam sebuah hadits Qudsi:
«يَا عِبَادِي، إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ
بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا»
“Wahai hamba-Ku .. sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman bagi
diri-Ku dan Aku haramkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling
mendzalimi." [Shahih Muslim]
Ø
Anas bin Malik -radhiyallahu
'anhu- berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
" اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا،
فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ " [مسند أحمد: حسن
لغيره]
“Berhati-hatilah kalian dari doa orang teraniaya meskipun kafir,
karena doa yang diucapkannya tiada penghalang." [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim
Keutamaan
pemuda yang taat beribadah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ؛ إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ،
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»
"Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat
naungan (perlindungan) dari Allah di bawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang
ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Allah, seorang laki-laki
yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai
karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang
laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu
dia berkata: "Aku takut kepada Allah!", seorang yang bersedekah
dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada
Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena
menangis". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 24; Menangis karena takut kepada Allah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kisah pemuda beriman dan raja yang dzalim - Peran semua pihak mengatasi pergaulan bebas remaja - Benteng generasi muda dari pergaulan bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...