Rabu, 09 Agustus 2023

Kitab Ar-Riqaq, bab 24; Menangis karena takut kepada Allah

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ البُكَاءِ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ"

“Bab: Menangis karena takut kepada Allah”

Dalam bab ini, imam Bukhari mejelaskan tentang keutamaan menangis karena takut kepada Allah ta’aalaa dengan meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Sifat Khasyah; Takut karena pengagungan hanya untuk Allah

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6479 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ [بن عمر العمري]، قَالَ: حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ: رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ "

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id Al-Qathan], dari 'Ubaidullah [bin ‘Umar Al-Umariy], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Khubaib bin Abdurrahman, dari Hafsh bin 'Ashim, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dari Nabi , beliau bersabda, "Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah, (salah satunya) adalah seseorang yang berzikir kepada Allah hingga meneteskan air matanya."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Hadits ini telah diriwayatkan oleh imam Bukhari secara utuh dalam beberapa kitab dari As-Shahih, diantaranya:

Pada kitab Al-Adzan, bab “Orang yang duduk di mesjid menanti shalat”, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: "إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ"، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»

"Ada tujuh yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rab-nya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis". [Shahih Bukhari dan Muslim]

3.      Tujuh golongan yang disebutkan dalam hadits ini melakukan amalan yang berbeda, namun hakikatnya sama.

Yaitu sama-sama berusaha menundukkan dirinya  untuk menahan hawa nafsu yang membutuhkan usaha yang sangat besar karena pendorong yang sangat kuat untuk bermaksiat.

4.      Tujuh golongan yang mendapat naungan di padang mahsyar:

Pertama: Pemimpin yang adil.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [المائدة: 42]

Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. [Al-Maidah:42]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amru radhiallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ، وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ، الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا» [صحيح مسلم]

"Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar Rahman 'azza wajalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka." [Sahih Muslim]

Ø  Dari 'Iyadh bin Himar Al-Mujasyi'iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" أَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ، وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ، وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ " [صحيح مسلم]

"Penghuni surga itu ada tiga; (1) pemilik kekuasaan yang adil, derma dan mendapat pertolongan (dari Allah), (2) seorang yang berbelas kasih, berhati lunak kepada setiap kerabat dan orang muslim, dan (3) seorang yang sangat menjaga diri dan memiliki tanggungan." [Shahih Muslim]

Lihat: Pemimpin yang baik dan yang buruk

Kedua: Pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda kepada seseorang yang beliau nasehati:

«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»

"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu". [Al-Mustadarak karya Al-Hakim: Shahih]

Ø  Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla benar-benar ta'ajub terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki Shabwah (mengikuti hawa nafsu)." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Lihat: Benteng generasi muda dari pergaulan bebas

Ketiga: Laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (36) رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [النور: 36 - 38]

(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat), (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas. [An-Nur: 36 - 38]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَا تَوَطَّنَ رَجُلٌ مُسْلِمٌ الْمَسَاجِدَ لِلصَّلَاةِ وَالذِّكْرِ إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ لَهُ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ إِذَا قَدِمَ عَلَيْهِمْ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

"Seseorang muslim tidak rutin ke mesjid untuk salat dan zikir kecuali Allah gembira untuknya sebagaimana gembira keluarga orang yang yang pergi jauh jika ia kembali kepada mereka". [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Keempat: Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي، الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya Allah berkata pada hari kiamat: "Mana oang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku, di hari tiada naungan selaing naungan-Ku". [Sahih Muslim]

Lihat: Saling mencintai karena Allah

Kelima: Seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah"

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (23) وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ} [يوسف: 23، 24]

Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan Aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih. [Yusuf: 23-24]

{وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى} [النازعات: 40-41]

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). [An-Nazi'at: 40-41]

Lihat: Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua

Keenam: Seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [البقرة: 271]

Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah: 271]

Ø  Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ» [مسند أحمد: صحيح]

"Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya pada hari kiamat sampai selesai perhitungan antara manusia". [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dari Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ صَدَقَةَ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى» [المعجم الأوسط للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]

"Sesungguhnya sedekah yang dirahasiakan dapat meredakan kemarahan Ar-Rabb (Allah) tabaaraka wa ta'aalaa". [Al-Mu'jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

Ketujuh: Seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga menangis.

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ " [سنن الترمذي: صحيح]

"Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bergadang untuk berjaga di jalan Allah. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda:

«لَا يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ، وَلَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Abu Raihanah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«حُرِّمَتِ النَّارُ عَلَى عَيْنٍ دَمَعَتْ أَوْ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَحُرِّمَتِ النَّارُ عَلَى عَيْنٍ سَهِرَتْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Diharamkan neraka atas mata yang menetes atau menangis karena takut kepada takut Allah dan diharamkan neraka atas mata yang berjaga di jalan Allah, " [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Ø  'Uqbah bin 'Amir Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu berkata:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: «امْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ» [سنن الترمذي: صحيح]

Aku bertanya: Wahai Rasulullah apakah kunci keselamatan? Beliau menjawab, "Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu lapang (tidak keluar menuju fitnah), dan menangislah karena dosa-dosamu." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Hadits ‘Uqbah bin ‘Amir; Tiga kunci keselamatan

5.      Selain tujuh golongan di atas, ada lagi yang mendapat naungan di padang mahsyar:

Diantaranya: Orang yang memberi tangguhan kepada yang berutang.

Ubadah bin Al-Walid bin Ubadah bin Ash-Shamit rahimahullah berkata:

خَرَجْتُ أَنَا وَأَبِي نَطْلُبُ الْعِلْمَ فِي هَذَا الْحَيِّ مِنَ الْأَنْصَارِ، قَبْلَ أَنْ يَهْلِكُوا، فَكَانَ أَوَّلُ مَنْ لَقِينَا أَبَا الْيَسَرِ، صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَعَهُ غُلَامٌ لَهُ، مَعَهُ ضِمَامَةٌ مِنْ صُحُفٍ، وَعَلَى أَبِي الْيَسَرِ بُرْدَةٌ وَمَعَافِرِيَّ، وَعَلَى غُلَامِهِ بُرْدَةٌ وَمَعَافِرِيَّ، فَقَالَ لَهُ أَبِي: يَا عَمِّ إِنِّي أَرَى فِي وَجْهِكَ سَفْعَةً مِنْ غَضَبٍ، قَالَ: أَجَلْ، كَانَ لِي عَلَى فُلَانِ ابْنِ فُلَانٍ الْحَرَامِيِّ مَالٌ، فَأَتَيْتُ أَهْلَهُ، فَسَلَّمْتُ، فَقُلْتُ: ثَمَّ هُوَ؟ قَالُوا: لَا، فَخَرَجَ عَلَيَّ ابْنٌ لَهُ جَفْرٌ، فَقُلْتُ لَهُ: أَيْنَ أَبُوكَ؟ قَالَ: سَمِعَ صَوْتَكَ فَدَخَلَ أَرِيكَةَ أُمِّي، فَقُلْتُ: اخْرُجْ إِلَيَّ، فَقَدْ عَلِمْتُ أَيْنَ أَنْتَ، فَخَرَجَ، فَقُلْتُ: مَا حَمَلَكَ عَلَى أَنِ اخْتَبَأْتَ مِنِّي؟ قَالَ: أَنَا، وَاللهِ أُحَدِّثُكَ، ثُمَّ لَا أَكْذِبُكَ، خَشِيتُ وَاللهِ أَنْ أُحَدِّثَكَ فَأَكْذِبَكَ، وَأَنْ أَعِدَكَ فَأُخْلِفَكَ، وَكُنْتَ صَاحِبَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكُنْتُ وَاللهِ مُعْسِرًا قَالَ: قُلْتُ: آللَّهِ قَالَ: اللهِ قُلْتُ: آللَّهِ قَالَ: اللهِ قُلْتُ: آللَّهِ قَالَ: اللهِ قَالَ: فَأَتَى بِصَحِيفَتِهِ فَمَحَاهَا بِيَدِهِ، فَقَالَ: إِنْ وَجَدْتَ قَضَاءً فَاقْضِنِي، وَإِلَّا، أَنْتَ فِي حِلٍّ، فَأَشْهَدُ بَصَرُ عَيْنَيَّ هَاتَيْنِ - وَوَضَعَ إِصْبَعَيْهِ عَلَى عَيْنَيْهِ - وَسَمْعُ أُذُنَيَّ هَاتَيْنِ، وَوَعَاهُ قَلْبِي هَذَا - وَأَشَارَ إِلَى مَنَاطِ قَلْبِهِ - رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ، أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ» [صحيح مسلم]

Aku dan ayahku pergi menuntut ilmu di perkampungan Anshar ini sebelum mereka meninggal. Orang yang pertama kali kami temui adalah Abu Al Yasar, sahabat Rasulullah , ia bersama seorang budak miliknya, ia membawa sekumpulan lembaran, Abu Al Yasar mengenakan selimut Ma'afiri dan budaknya juga mengenakan selimut Ma'afiri. Ayahku berkata padanya: Hai pamanku, sesungguhnya aku melihat tanda bekas marah di wajahmu. Ia berkata, Benar. Fulan bin fulan memiliki utang padaku, aku mendatangi keluarganya, aku mengucapkan salam lalu aku mengucapkan kata-kata lalu ia mereka berkata, Tidak. Kemudian seorang anak berperut buncit keluar, aku bertanya: Mana ayahmu? Ia berkata, Ia mendengar suaramu. Selanjutnya ibuku, Arikah, masuk lalu aku berkata, Keluarlah kemari, aku sudah tahu dimana kamu berada. Aku bertanya: Kenapa kau bersembunyi dariku? Ia menjawab: Aku, demi Allah, akan menceritakan padamu, aku tidak bohong, demi Allah, aku takut bercerita kepadamu lalu aku berdusta dan aku berjanji padamu lalu aku pungkiri. Kau adalah sahabat Rasulullah dan aku, demi Allah, sedang susah. Aku mengucapkan: Demi Allah? Ia menyahut: Demi Allah! Aku mengucapkan: Demi Allah? Ia menyahut: Demi Allah! Aku mengucapkan: Demi Allah? Ia menyahut: Demi Allah! Lalu ia mengambil lembaran kemudian dihapus dengan tangannya, ia berkata, Bila kau punya uang, lunasilah dan bila tidak punya kau bebas. Penglihatan kedua mataku ini -ia meletakkan jari-jarinya ke kedua matanya- pendengaran kedua telingaku ini dan difahami oleh hatiku ini -ia menunjuk ke tempat hatinya- menyaksikan Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menangguhkan orang susah atau membebaskannya dari (utang) nya, Allah akan menaunginya dalam naungan-Nya." [Shahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah berkata radhiyallahu 'anhu: Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا، أَوْ وَضَعَ لَهُ، أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang kesulitan membayar utang atau menggugurkan (membebaskan) nya, niscaya Allah akan memberi naungan kepadanya pada hari di bawah naungan 'Arsy-Nya, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Hati-hati dengan utang

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 23; Menjaga lisan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...