Rabu, 08 Februari 2023

Sebab kokohnya aqidah salaf

بسم الله الرحمن الرحيم

Aqidah Islam yang murni adalah pondasi yang mengokohkan seorang mu'min.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ} [إبراهيم: 24 - 26]

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang Telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. [Ibrahim: 24-26]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَنْ يُخْبِرُنِي عَنْ شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ، أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ، تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا؟» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ: هِيَ النَّخْلَةُ، فَمَنَعَنِي مَكَانُ أَبِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «هِيَ النَّخْلَةُ». [صحيح ابن حبان]

"Siapa yang bisa memberitahukan kepadaku tentang pohon yang perumpamaannya sama seperti seorang mu'min, akarnya kuat dan cabangnya menculang ke langit, ia memberi buahnya setiapa saat dengan izin Rabnya? Abdullah berkata: Saya ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma, akan tetapi kedudukan bapakku mencegahku. Maka Rasulullah bersabda: "Itu adalah pohon kurma". [Shahih Ibnu Hibban]

Ø  Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasululah bersabda:

«إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Urgensi Ilmu Aqidah

Perhatian penuh terhadap Aqidah sebagai sumber kebahagiaan hidup.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal:24]

Ø  Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ مَنْصُوْرَةً، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى»

“Akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah taala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah subhanahu wata'aalaa". [Shahih Al-Burqaniy]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»

"Akan datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil sama persis selangkah demi selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina dengan ibunya terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".

Sahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Mereka adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan sunnah sahabatku". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Allah ta'aalaa yang memberi taufiq dengan akidah yang kokoh.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ} [هود: 88]

Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. [Huud: 88]

{وَلَوْلَا أَن ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا} [الإسراء: 74]

Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. [Al-Israa': 74]

Sebab-sebag kokohnya aqidah salaf:

1.      Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan hadits shahih dengan mengimani semua yang ada di dalamnya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا} [الحجرات: 15]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu". [Al-Hujurat: 15]

Ø  Az-Zuhriy rahimahullah- berkata:

«مِنَ اللَّهِ الرِّسَالَةُ، وَعَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ البَلاَغُ، وَعَلَيْنَا التَّسْلِيمُ» [صحيح البخاري معلقا]

“Dari Allah datangnya risalah, dan tugas Rasulullah untuk menyampaikannya, dan kewajiban kita menerimanya”. [Shahih Bukhar: Mu’allaq]

Ø  Rabi’ah bin Abi Abdirrahmanrahimahullah- ditanya tentang firman Allah:

{الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} [طه: 5] كَيْفَ اسْتَوَى؟ قَالَ: «الِاسْتِوَاءُ غَيْرُ مَجْهُوَلٍ وَالْكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُولٍ، وَمِنَ اللَّهِ الرِّسَالَةُ وَعَلَى الرَّسُولِ الْبَلَاغُ، وَعَلَيْنَا التَّصْدِيقُ» [شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة لللالكائي: إسناده صحيح]

{Ar-Rahman beristiwa’ di atas ‘Arsy} [Thahaa: 5] Bagaimana cara beristiwa’? Ia menjawab: “Istiwa’ diketahui maknanya, sedangkan caranya tidak bisa dijangkau oleh akal, dan dari Allah datangnya risalah, tugas Rasul untuk menyampaikannya, dan kewajiban kita membenarkannya”. [Syarh Ushul I’tiqad ahlissunnah wal jama’ah karya Al-Lalakaiy: Sanadnya shahih]

2.      Meyakini bahwa semua yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits shahih adalah kebenaran mutlak yang telah sempurna.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ} [المائدة: 3]

Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]

{وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ (41) لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ} [فصلت: 41، 42]

Dan sesungguhnya Al-Quran itu adalah Kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. [Fushilat: 41-42]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ " [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelum saya diutus kecuali wajib baginya untuk menuntun umatnya kepada kebaikan yang telah ia ketahui untuk mereka, dan mengingatkan bahaya (yang mengancam) yang telah ia ketahui untuk mereka. [Shahih Muslim]

Ø  Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata: "Aku menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah agar aku bisa menghafalnya. Kemudian orang-orang Quraisy melarangku dan mereka berkata, 'Apakah engkau akan menulis segala sesuatu yang engkau dengar, sementara Rasulullah adalah seorang manusia yang berbicara dalam keadaan marah dan senang? ' Aku pun tidak menulis lagi, kemudian hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah .

Beliau lalu berisyarat dengan meletakkan jarinya pada mulut, lalu bersabda,

«اكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Tulislah, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, tidaklah keluar darinya (mulut) kecuali kebenaran." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا»

"Sesungguhnya aku tidak mengatakan sesuatu kecuali kebenaran". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

3.      Segala perselisihan dikembalikan kepada Al-Qur'an dan hadits.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]

4.      Fitrah yang selamat dari bisikan syaithan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ} [الروم: 30]

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Ar-Rum: 30]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Nabi -shallallahu'alaihi wasallam- bersabda:

«كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ»

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari ‘Iyadh bin Himar Al-Mujasyi’iy radhiyallahu 'anhu; dari Rasulullah ; Allah berfirman dalam hadits Qudsi:

«إِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya, mereka didatangi oleh setan lalu dijauhkan dari agama mereka”. [Shahih Muslim]

5.      Akal yang sehat yang jauh dari hawa nafsu.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ} [آل عمران: 190]

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. [Ali Imran:190]

{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23]

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [Al-Jatsiyah: 23]

Ø  Mutharrif bin Asy-Syikhir rahimahullah berkata:

" لَوْ كَانَتْ هَذِهِ الْأَهْوَاءُ كُلُّهَا هَوًى وَاحِدًا لَقَالَ الْقَائِلُ: «الْحَقُّ فِيهِ»، فَلَمَّا تَشَعَّبَتْ وَاخْتَلَفَتْ عَرَفَ كُلُّ ذِي عَقْلٍ أَنَّ الْحَقَّ لَا يَتَفَرَّقُ " [شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة]

“Seandainya hawa nafsu ini semuanya adalah satu, maka orang akan berkata: “Kebenaran ada padanya!” Namun ketika bercabang-cabang dan berselisih maka setiap orang berakal mengetahui bahwa kebenaran tidak terpecah-pecah”. [Syarh Ushul I’tiqah Ahlissunah wal Jama’ah]

6.      Hati yang tenang.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra'd: 28]

Ø  Dari Abu Sufyan bin Harb radhiallahu'anhu;

" أَنَّ هِرَقْلَ، قَالَ لَهُ: سَأَلْتُكَ هَلْ يَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ؟ فَزَعَمْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ، وَكَذَلِكَ الإِيمَانُ حَتَّى يَتِمَّ، وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ؟ فَزَعَمْتَ أَنْ لاَ، وَكَذَلِكَ الإِيمَانُ، حِينَ تُخَالِطُ بَشَاشَتُهُ القُلُوبَ لاَ يَسْخَطُهُ أَحَدٌ " [صحيح البخاري ومسلم]

Bahwa Heraqlius berkata kepadanya, "Aku sudah bertanya kepadamu, apakah jumlah mereka bertambah atau berkurang? Maka kamu bertutur bahwa mereka bertambah, dan memang begitulah iman akan terus berkembang hingga sempurna. Dan aku bertanya kepadamu, apakah ada orang yang murtad karena dongkol pada agamanya? Kemudian kamu bertutur; tidak ada, maka begitu juga iman bila sudah tumbuh bersemi dalam hati tidak akan ada yang dongkol kepadanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

7.      Terikat dengan pemahaman salaf dari para Sahabat radhiyallahu 'anhum.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [النساء: 115]

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [An-Nisaa':115]

Ø  Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhuma berkata:

«مَنْ كَانَ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، أُولَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ كَانُوا خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ، أَبَّرَهَا قُلُوبًا، وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ ﷺ وَنَقْلِ دِينِهِ، فَتَشَبَّهُوا بِأَخْلَاقِهِمْ وَطَرَائِقِهِمْ فَهُمْ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ ﷺ، كَانُوا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيمِ» [حلية الأولياء]

“Siapa yang mencari tuntunan maka hendaklah ia mengikuti tuntunan mereka yang sudah wafat, mereka itu adalah sahabat Muhammad , mereka adalah generasi tebaik umat ini, hati mereka lebih suci, ilmu mereka lebih dalam, dan tidak suka melampaui batas. Mereka adalah generasi yang Allah pilih untuk menemani nabi-Nya dan menyampaikan agama-Nya, maka hendaklah kalian mencontoh akhlak dan metode mereka (dalam beribadah), mereka adalah sahabat Muhammad , mereka berada di atas petunjuk yang lurus." [Hilyatul Auliyaa']

Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah

8.      Sikap moderat dan adil.

Allah subhanahu wa ta'aala berfirman:

{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا} [البقرة: 143]

Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan. [Al-Baqarah:143]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«القَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Beramallah sesuai kemampuan maka kalian akan sampai." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Buraidah Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا؛ فَإِنَّهُ مَنْ يُشَادَّ هَذَا الدِّينَ يَغْلِبْهُ» [مسند أحمد: صحيح]

“Pegangteguhlah petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja, Pegangteguhlah petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja, Pegangteguhlah petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja, sebab barangsiapa yang memperberat diri dalam agama ini pasti akan dikalahkan olehnya." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Pilar-pilar moderasi Islam

9.      Tidak mendahulukan akal dari pada Al-Qur'an dan hadits shahih.

Allah subhanahu wa ta'aala berfirman:

 {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الحجرات: 1]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Hujuraat: 1]

10.  Hubungan yang baik dengan Allah ta'alaa.

Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah benyak berdo'a dengan membaca ..

«يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِينِكَ»

"Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu"

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami beriman kepadamu dan apa yang engkau emban, apakah engkau mengkhawatirkan kami?

Rasulullah menjawab:

«نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»

"Iya, sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari Allah azza wajalla, Ia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

11.  Yakin dengan akidah yang benar, dan menghindari berdebatan yang tidak bermanfaat.

Allah subhanahu wa ta'aala berfirman:

{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ} [لقمان: 20]

Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. [Luqman:20]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الجَدَلَ»، ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ هَذِهِ الآيَةَ: {مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ} [الزخرف: 58] [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

"Seseorang tidak sesat setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka suka berbantah-bantahan". Kemudian Rasulullah membaca ayat ini: "Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar". [Az-Zukhruf:58] [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-, Rasulullah bersabda:

«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ، لَا يَلْقَى اللهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ»

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Aku adalah utusan Allah, tidak seorang hamba pun yang bertemu dengan Allah dengan dua kalimat tersebut tanpa keraguan kecuali ia masuk surga". [Shahih Muslim]

12.  Masalah aqidah adalah bagian dari keimanan yang tidak menerima perubahan (nasakh).

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiyaa': 25]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam besabda:

«الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ»

"Para Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu". [Shahih Bukhari dan Muslim]

13.  Akidah yang jelas dan tidak samar.

Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]

“Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Shahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

14.  Mengambil pelajaran dari keadaan pengikut hawa nafsu dan orang-orang yang menyimpang.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَاعْتَبِرُوا يَاأُولِي الْأَبْصَارِ} [الحشر: 2]

Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan! [Al-Hasyr: 2]

15.  Kesatuan kata dan tidak terpecah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [النساء: 82]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An-Nisaa':82]

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا} [آل عمران: 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. [Ali 'Imran:103]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

Wallahu a'lam!

المراجع: كتاب ثبات عقيدة السلف وسلامتها من التغيرات للأستاد الدكتور عبد الرزاق عبد المحسن البدر

Lihat juga: Karakteristik manhaj salaf - Keistimewaan agama Islam - 7 Pondasi utama aqidah Ahlissunah wal Jama’ah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...