Rabu, 17 April 2024

Pokok-pokok da’wah salaf

بسم الله الرحمن الرحيم

Beberapa perkara penting dan utama yang dida’wahkan para salaf, diantaranya:

Pertama: Mengajak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para salafushalih.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]

{إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [النور: 51]

Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. [An-Nuur:51]

Ø  Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu berkata:

"إِنَّهُ سَيَأْتِي نَاسٌ يُجَادِلُونَكُمْ بِشُبُهَاتِ الْقُرْآنِ، فَخُذُوهُمْ بِالسُّنَنِ، فَإِنَّ أَصْحَابَ السُّنَنِ أَعْلَمُ بِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ" [سنن الدارمي: حسن لغيره]

"Akan datang orang-orang yang akan mendebat kalian dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang mutasyabih. Maka hadapilah dengan mereka dengan sunnah. Sesungguhnya orang-orang yang berpegang teguh pada sunnah (ahli hadits) lebih mengetahui isi Al-Qur'an". [Sunan Ad-Darimiy: Hasan ligairih]

Lihat: Kewajiban mengikuti cara beragama Sahabat Rasulullah

Kedua: Mengajak kepada tauhid dan mengikhlaskan amalan hanya untuk Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"". [Al-Anbiya: 25]

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu"". [An-Nahl: 36]

Ø  Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Ketika Nabi mengutus Mu'adz radhiyallahu 'anhu ke negeri Yaman, Beliau berwasiat:

«إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللَّهِ، فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا فَعَلُوا، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا، فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kamu akan mendatangi Ahlul Kitab, maka hendaklah da'wah yang pertama kali lakukan kepada mereka adalah mengajak mereka untuk ber'ibadah kepada Allah. Jika mereka telah mengenal Allah, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka telah melaksanakannya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang akan diberikan kepada orang-orang faqir dari mereka. Jika mereka telah menaatinya, maka ambillah dari mereka (sesuai ketentuannya) dan berhati-hatilah dari harta terbaik manusia (jangan diambil dengan paksa)". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan Tauhid

Ketiga: Memperingatkan umat dan menjauhkan mereka dari segala bentuk kesyirikan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]

Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". [Luqman:13]

Ø  Ma'qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku berangkat bersama Abu Bakr menemui Rasulullah beliau bersabda:

«يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ»، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَلِ الشِّرْكُ إِلَّا مَنْ جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ : «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟ قُلِ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ "»

 “Wahai Abu Bakr, syirik pada kalian lebih halus dari langkah semut”. Abu Bakr berkata: Bukankah syirik itu hanya bagi orang-orang yang menjadikan Tuhan selain Allah? Rasulullah menjawab:  “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, syirik itu lebih halus dari langkah semut, maukah engkau kutunjuki sesuatu yang jika engkau membacanya, syirik akan jauh darimu sedikit ataupun banyak?” Rasulullah menjawab: Katakan: Ya Allah .. Aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku meminta ampun dengan apa yang tidak aku ketahui”. [Al-Adab Al-Mufrad: Di-Sahih-kan oleh syekh Albaniy rahimahullah]

Lihat: Bahaya Syirik

Keempat: Mengajak untuk mengikuti dalil dan meninggalkan taklid buta.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ. وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ. قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ} [الزخرف: 22 - 24]

Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya". [Az-Zukhruf: 22 - 24]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata;

«تَمَتَّعَ النَّبِيُّ » فَقَالَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ: نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: مَا يَقُولُ عُرَيَّةُ؟ قَالَ: يَقُولُ: نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ عَنِ الْمُتْعَةِ. فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أُرَاهُمْ سَيَهْلِكُونَ أَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ ، وَيَقُولُ: نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ؟! [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Nabi pernah haji tamattu'". Lalu Urwah bin Az-Zubair mengatakan; Abu Bakar dan Umar telah melarang haji tamattu'. Maka Ibnu Abbas berkata; Apa yang dikatakan Urayyah? Ia menjawab; Ia berkata; Abu Bakar dan Umar telah melarang haji tamattu'. Ibnu Abbas berkata; Tampaknya mereka akan binasa. Aku katakan, Nabi bersabda, ia justru berkata; Abu Bakar dan Umar melarang?! [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Lihat: Syarah KitabTauhid bab (38); Mentaati ulama dan umara dalam mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram berarti mempertuhankan mereka

Kelima: Menjauhi perkara bid’ah dan pemikiran yang menyimpang.

Dari Al-'Irbad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah ketika khutbah mengatakan:

«فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur’an), dan tuntunan terbaik adalah tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan (dalam ibadah), dan semua bi'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain ada tambahan:

«وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ» [سنن النسائي: صححه الألباني]

“Dan semua kesesatan (pelakunya) dalam neraka”. [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]

Ø  Utsman bin Hadlr Al-Azdiy rahimahullah berkata:

دَخَلْتُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، فَقُلْتُ: أَوْصِنِي. فَقَالَ: «نَعَمْ، عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالِاسْتِقَامَةِ، اتَّبِعْ وَلَا تَبْتَدِعْ» [سنن الدارمي]

"Aku pernah datang menemui Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma, kemudian aku berkata kepadanya: 'Berikanlah wasiat untukku.' Ia menjawab, Ya, akan aku berikan wasiat untukmu. Bertakwalah kepada Allah dan bersikaplah istiqomah di jalan-Nya. Ikutilah sunnah dan jangan membuat bid'ah". [Sunan Ad-Darimiy]

Ø  Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

«الْقَصْدُ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الِاجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ» [سنن الدارمي]

"Sederhana (beribadah) di atas sunnah lebih baik dari semangat (banyak beribadah) di atas bid'ah". [Sunan Ad-Darimiy]

Ø  Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu berkata:

«اقْتِصَادٌ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ اجْتِهَادٍ فِي بِدْعَةٍ» [شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة]

"  Sederhana (beribadah) di atas sunnah lebih baik dari semangat (banyak beribadah) di atas bid'ah". [Syar Ushul I'tiqad Ahli Sunnah]

Lihat: 25 bahaya bid'ah

Keenam: Mengejar ilmu yang bermanfaat.

Allah subhanahu waa ta'aalaa berfirman:

{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا} [طه: 114]

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaaha: 114]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Umar radhiyallahu 'anhu berkata:

«تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا»

"Hendaklah kalian belajar sebelum kalian dijadikan pemimpin". [Sunan Ad-Darimiy: Shahih]

Lihat: Keutamaan ilmu, ulama, dan penuntut ilmu

Ketujuh: Tashfiyah (membersihkan penyimpangan dari segala aspek) dan tarbiah (mendidik dengan kebaikan).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ} [آل عمران: 110]

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar". [Ali Imran:110]

Ø  Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa dari kalian yang melihat kemungkaran maka perbaikilah dengan tanganmu, kalau kamu tidak mampu maka dengan lidahmu, kalau kamu tidak bisa maka dengan hatimu, dan itu adalah selemah-lemahnya iman”. [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan Amar ma’ruf nahi mungkar

Kedelapan: Perbaikan akhlak dan karakter.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا} [النساء: 36]

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. [An-Nisaa': 36]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ " [مسند أحمد: صحيح]

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Keutamaan akhlak mulia

Kesembilan: Memperingatkan umat dan menjauhkan mereka dari hadits lemah dan palsu.

Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ يَقُلْ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ» [صحيح البخاري]

“Barangsiapa yang mengatakan sesuatu atas namaku apa yang tidak pernah aku katakana, maka siapkanlah tempat duduknya dari api neraka”. [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ الْحَدِيثِ عَنِّي فَمَنْ قَالَ عَلَيَّ فَلْيَقُلْ حَقًّا أَوْ صِدْقًا وَمَنْ تَقَوَّلَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ» [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]

“Janganlah kalian banyak meriwayatkan hadits dariku, barangsiapa yang berkata tentang aku maka katakanlah yang benar atau jujur, dan barangsiapa yang mengada-adakan perkataan tentang aku apa yang tidak aku katakan maka siapkanlah tempat duduknya dari api neraka”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ø  Dari Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ» [مقدمة صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang menyampaikan satu hadits dariku dan ia mengetahui bahwa itu adalah kebohongan, maka ia adalah salah seorang pembohong”. [Muqaddimah Sahih Muslim]

Lihat: Hadits larangan berdusta atas nama Nabi

Kesepuluh: Menjauhkan dari kelompok dan madzhab yang memecah belah.

Allah subhanahu waa ta'aalaa berfirman:

{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ} [آل عمران: 103]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali 'Imran:103]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya Allah meridhai kalian tiga hal: Kalian menyembahnya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan kalian berpeganglah kepada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai”. [Sahih Muslim]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

Kesebelas: Berusaha menerapkan kehidupan sosial yang Islami.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ} [المائدة: 50]

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? [Al-Maidah:50]

{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا} [النساء: 61]

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. [An-Nisaa': 61]

Lihat: Berhukum dengan selain hukumAllah

Wallahu a’lam!

Referensi:

المختصر الحثيث في بيان أصول منهج السلف أصحاب الحديث، تأليف: عيسى مال الله فرج

Lihat juga: Karakteristik manhaj salaf - 7 Pondasi utama aqidah Ahlissunah wal Jama’ah - Sebab kokohnya aqidah salaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...