Kamis, 14 November 2024

Diangkatnya Nabi Muhammad menjadi Rasul

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu'anhuma; Nabi bersabda:

«ثُمَّ فَتَرَ عَنِّي الوَحْيُ فَتْرَةً، فَبَيْنَا أَنَا أَمْشِي، سَمِعْتُ صَوْتًا مِنَ السَّمَاءِ، فَرَفَعْتُ بَصَرِي قِبَلَ السَّمَاءِ، فَإِذَا المَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ، قَاعِدٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَجُئِثْتُ مِنْهُ، حَتَّى هَوَيْتُ إِلَى الأَرْضِ، فَجِئْتُ أَهْلِي فَقُلْتُ: زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى {يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ} [المدثر: 1-5]»، قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: "وَالرِّجْزُ: الأَوْثَانُ" [صحيح البخاري ومسلم]

"(Setelah wahyu pertama turun) kemudian wahyu berhenti turun kepadaku pada masa tertentu hingga ketika aku sedang berjalan, aku mendengar suara dari langit. Maka aku mengarahkan pandanganku menghadap langit yang ternyata ada malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hira sedang duduk di atas Kursiy antara langit dan bumi. Aku menjadi sangat takut karenanya hingga aku ingin lepas dari bumi. Lalu aku mendatangi keluargaku sambil mengatakan, "Selimuti aku, selimuti aku." Maka kemudian Allah ta'ala menurunkan firman-Nya {Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji.} [Al-Muddassir: 1-5] Abu Salamah berkata, "Ar-Rijz artinya berhala-berhala". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Faidah dari hadits ini:

1.      Biografi Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Hikmah terhentinya wahyu untuk sementara.

Diantaranya:

a)       Untuk menenangkan hati Nabi , dan meyakini kebenaran apa yang datang kepadanya.

b)      Menunjukkan bahwa wahyu turun atas kehendak Allah semata bukan kehendak siapapun.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ} [يونس: 15]

Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami dengan jelas, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, “Datangkanlah kitab selain Al-Qur'an ini atau gantilah.” Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah pantas bagiku menggantinya atas kemauanku sendiri. Aku hanya  mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (Kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.” [Yunus: 15]

3.      Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul dengan turunnya awal surah Al-Muddatsir.

Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah berkata:

"نُبِّئَ بـ {اقْرَأ} وأرسل بـ {الْمُدَّثِّر}" [الثلاثة أصول]

“(Nabi Muhammad) diangkat menjadi Nabi dengan turunya awal surah Al-‘Alaq, dan diangkat menjadi Rasul dengan turunnya awal surah Al-Muddatsir”. [Ats-Tsalatsah Ushul]

4.      Pentingnya tahapan untuk mencapai tujuan.

Karena Nabi diawali dengan kecintaan menyendiri, kemudian mimpi yang benar, kemudian diangkat menjadi Nabi, kemudian diangkat menjadi Rasul.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma: Dikala Nabi mengutus Mu'adz ke negeri Yaman, Nabi berpesan:

«إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى، فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا صَلَّوْا، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِي أَمْوَالِهِمْ، تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ، وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ» [صحيح البخاري]

"Wahai Mu'adz, engkau mendatangi kaum ahli kitab, maka jadikanlah materi dakwah pertama-tama yang engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah ta'ala. Jika mereka telah sadar terhadap hal ini, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan lima shalat kepada mereka dalam sehari semalam. Jika mereka telah shalat, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta mereka, yang diambil dari yang kaya, dan diberikan kepada yang miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang demikian, ambilah harta mereka, dan jauhilah harta mereka yang terbaik." [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab tauhid bab 5; Mengajak untuk bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah

5.      Ulama menyebutkan ada empat tingkatan bersuci dari awal surah Al-Muddatsir:

Pertama: Mensucikan badan dari kotoran, najis dan hadats.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ} [المدثر: 4]

Dan bersihkanlah pakaianmu. [Al-Muddassir: 4]

Kedua: Mensucikan tubuh dari perbuatan maksiat.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ } [المدثر: 5]

Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. [Al-Muddassir: 5]

Ketiga: Mensucikan hati dari akhlak yang buruk.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ} [المدثر: 6]

Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. [Al-Muddassir: 6]

Keempat: Mensucikan niat dan tujuan dari selain Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ} [المدثر: 7]

Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. [Al-Muddassir: 7]

6.      Tafsir 7 ayat pertama surah Al-Muddatsir.

Ayat pertama:

{يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ} [المدثر: 1]

Wahai orang yang berkemul (berselimut)!

Allah ta’aalaa memanggil NabiNya Muhammad dengan sifatnya tidak memanggil dengan nama sebagaimana dengan Nabi dan Rasul lainnya. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا (5) إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا} [المزمل: 1 - 6]

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan. [Al-Muzzammil: 1-6]

Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an

Ayat kedua:

{قُمْ فَأَنْذِرْ} [المدثر: 2]

Bangunlah, lalu berilah peringatan!

Perintah untuk memberi peringatan tentang bahaya kesyirikan dan segala yang dimurkai oleh Allah subhanahu wata’aalaa, begitupula peringatan tentang hari kiamat, hari kebangkitan dan hari perhitungan. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ} [مريم: 39]

Dan berilah mereka peringatan (Muhammad) tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman. [Maryam: 39]

{وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ (18) يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ} [غافر: 18، 19]

Dan berilah mereka peringatan akan hari yang semakin dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan. Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya). Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada. [Gafir: 18-19]

Ø  Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa dari kalian yang melihat kemungkaran maka perbaikilah dengan tanganmu, kalau kamu tidak mampu maka dengan lidahmu, kalau kamu tidak bisa maka dengan hatimu, dan itu adalah selemah-lemahnya iman". [Sahih Muslim]

Ayat ketiga:

{وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ} [المدثر: 3]

Dan agungkanlah Tuhanmu

Mengagungkan Allah dengan mentauhidkanNya, tidak ada yang lebih besar dan agung dari Allah ta’aalaa. Mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan selainNya. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا} [النساء: 34]

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [An-Nisaa: 34]

{وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: 185]

Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. [Al-Baqarah: 185]

{لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ} [الحج: 37]

Supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. [Al-Hajj: 37]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda: Allah 'azza wajalla berfirman:

«الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Kesombongan adalah selendangKu, dan kebesaran adalah sarungKu, barangsiapa yang mengambil salah satu dari keduanya dariKu, maka ia akan aku lemparkan ke neraka". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ayat keempat dan kelima:

{وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ} [المدثر: 4، 5]

Dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji

Membersihkan diri, pakaian dan tempat, begitupula meninggalkan segala keburukan lahir dan batin. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ} [الحج: 30]

Maka jauhilah olehmu (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta. (Al-Hajj: 30]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

«كُنْتُ أَغْسِلُ الجَنَابَةَ مِنْ ثَوْبِ النَّبِيِّ ، فَيَخْرُجُ إِلَى الصَّلاَةِ، وَإِنَّ بُقَعَ المَاءِ فِي ثَوْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Aku mencuci kain Nabi dari air mani, kemudian beliau keluar untuk shalat, sementara bekas cuciannya masih nampak basah". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ayat keenam:

{وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ} [المدثر: 6]

Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

Tidak menyebut-nyebut kebaikan yang diberikan kepada orang lain, begitu pula idak merasa bahwa sudah berbuat sesuatu untuk Allah dengan ibadahnya, apa yang kita lakukan demi Allah tidak ada bandingannya dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 264]

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. [Al-Baqarah: 264]

{يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُل لَّا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُم بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ} [الحجرات: 17]

Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". [Al-Hujuraat: 17]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«ثَلَاثَةٌ يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ: التَّاجِرُ الْحَلَّافُ، وَالْبَخِيلُ الْمَنَّانُ، وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ» [مسند أحمد: صحيح]

"Ada tiga orang dibenci oleh Allah: Pedagang yang suka mengobral sumpah (palsu), orang yang bakhil yang suka menyebut-nyebut pemberian dan orang fakir yang sombong." [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

" لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ خَمْسٍ: مُدْمِنُ خَمْرٍ، وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ، وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ، وَلَا كَاهِنٌ، وَلَا مَنَّانٌ " [مسند أحمد: حسن لغيره]

"  Lima golongan yang tidak akan masuk surga; Peminum arak, orang yang percaya dengan sihir, pemutus silaturrahim, dukun dan mannan (yang mengungkit-ungkit pemberian)." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Ø  'Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah   bersabda:

" ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمُدْمِنُ عَلَى الْخَمْرِ، وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى " [سنن النسائي: صححه الألباني]

"  Tiga golongan yang tidak akan masuk surga: Anak yang durhaka kepada orang tua, pecandu khamer, dan orang yang selalu menyebut-nyebut pemberiannya." [Sunan An-Nasa'iy: Sahih]

Ayat ketujuh:

{وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ} [المدثر: 7]

Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.

Senantiasa bersabar demi Allah dalam beribadah, berda’wah dan menghadapi ujian-ujian yang Allah timpakan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلًا (23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا} [الإنسان: 23-24]

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur. Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. [Al-Insan: 23-24]

{وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ} [يونس: 109]

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dialah hakim yang terbaik. [Yunus: 109]

{فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ} [الأحقاف: 35]

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar. [Al-Ahqaf: 35]

{وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا} [المزمل: 10]

Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik. [Al-Muzzammil: 10]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Dan barangsiapa yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Bersabar di jalan da'wah

7.      Inti risalah yang diemban oleh Nabi Muhammad :

a)       Tauhid dan pengagungan kepada Allah ta’aalaa.

b)      Iman kepada hari Akhir.

c)       Mensucikan diri dari segala keburukan.

d)      Menyerahkan segala urusan kepada Allah semata.

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah dan Saudah - Kisah wafatnya Abu Thalib - Usaha kaum Musyrikin menggagalkan hijrah ke Habasyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...