بسم الله الرحمن الرحيم
Aisyah -Ibu kaum mukminin- radhiyallahu
'anha berkata:
أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مِنَ الوَحْيِ الرُّؤْيَا
الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ، فَكَانَ لاَ يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ
فَلَقِ الصُّبْحِ، ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الخَلاَءُ، وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ
حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ - وَهُوَ التَّعَبُّدُ - اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ العَدَدِ
قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ، وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ
إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا، حَتَّى جَاءَهُ الحَقُّ وَهُوَ فِي
غَارِ حِرَاءٍ، فَجَاءَهُ المَلَكُ فَقَالَ: اقْرَأْ، قَالَ: «مَا أَنَا
بِقَارِئٍ»، قَالَ: " فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الجَهْدَ
ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ: اقْرَأْ، قُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، فَأَخَذَنِي
فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي،
فَقَالَ: اقْرَأْ، فَقُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي
الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ. خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ} [العلق:
2] "
فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَرْجُفُ فُؤَادُهُ، فَدَخَلَ عَلَى
خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَقَالَ: «زَمِّلُونِي
زَمِّلُونِي» فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ، فَقَالَ لِخَدِيجَةَ
وَأَخْبَرَهَا الخَبَرَ: «لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي» فَقَالَتْ خَدِيجَةُ:
كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ،
وَتَحْمِلُ الكَلَّ، وَتَكْسِبُ المَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ
عَلَى نَوَائِبِ الحَقِّ.
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ
نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ العُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ وَكَانَ امْرَأً
تَنَصَّرَ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ يَكْتُبُ الكِتَابَ العِبْرَانِيَّ،
فَيَكْتُبُ مِنَ الإِنْجِيلِ بِالعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ،
وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ، فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ: يَا ابْنَ
عَمِّ، اسْمَعْ مِنَ ابْنِ أَخِيكَ، فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ: يَا ابْنَ أَخِي
مَاذَا تَرَى؟ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ خَبَرَ مَا رَأَى، فَقَالَ لَهُ
وَرَقَةُ: هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى، يَا لَيْتَنِي
فِيهَا جَذَعًا، لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ»، قَالَ: نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ
قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ، وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ
أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا. ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ،
وَفَتَرَ الوَحْيُ
"Permulaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah ﷺ adalah dengan mimpi
yang nyata dalam tidur. Dan tidaklah beliau bermimpi kecuali datang seperti
cahaya Subuh. Kemudian beliau dianugerahi untuk menyendiri, lalu beliau pun
menyendiri gua Hiro dan bertahannuts di dalamnya, yaitu ibadah di malam hari
selang beberapa waktu sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna
mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Beberapa waktu setelahnya,
beliau menemui Khadijah lagi untuk mempersiapkan bekal seperti sebelumnya.
Sampai akhirnya datanglah suatu yang haq kepada beliau saat berada di gua Hiro,
malaikat mendatanginya seraya berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab,
"Aku tidak bisa baca." Nabi ﷺ
menjelaskan: Maka malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat hingga aku
tak berdaya kemudian melepaskanku dan kembali berkata, "Bacalah!"
Beliau menjawab, "Aku tidak bisa baca." Malaikat itu memegangku
kembali dan memelukku untuk kedua kalinya dengan sangat kuat higga aku tak
berdaya lalu melepaskanku dan kembali berkata, "Bacalah!" Beliau
menjawab, "Aku tidak bisa baca." Kemudian Malaikat itu memegangku
kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat hingga aku tak
berdaya, lalu melepaskanku seraya berkata, {Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah}."
Kemudian Nabi ﷺ
pulang menemui Khadijah binti Khuwailid dalam keadaan gelisah dan sangat
ketakutan. Beliau bersabda, "Selimuti aku, selimuti aku!" Beliau pun
diselimuti hingga hilang ketakutannya. Lalu beliau menceritakan peristiwa itu
kepada Khadijah, "Aku sangat mengkhawatirkan diriku." Maka Khadijah
berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karena
engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim, menolong yang lemah, memberi kepada
orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela
kebenaran."."
Khadijah kemudian mengajak beliau untuk
bertemu dengan Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman
Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, ia juga menulis buku dalam
bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah.
Saat itu Waraqah sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata, "Wahai
putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh ponakanmu ini."
Waraqah berkata, "Wahai ponakanku, apa yang tengah engkau alami?"
Maka Rasulullah ﷺ menuturkan peristiwa
yang dialaminya. Waraqah berkata, "Ini adalah Namus, seperti yang pernah
Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup
saat engkau nanti diusir oleh kaummu." Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah aku akan diusir oleh mereka?"
Waraqah menjawab, "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan
membawa seperti apa yang engkau bawa ini kecuali akan dimusuhi. Seandainya jika
aku masih ada saat kejadian itu nanti, pasti aku akan menolongmu dengan
sekemampuanku." Tak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia, sementara
wahyu terputus selang beberapa waktu. [Shahih Bukhari]
Faidah dari hadits ini:
1. Biografi
Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Sifat mulia ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Wahyu
pertama kali turun di bulan Ramadhan, hari Senin.
Allah subhanahu wata’alaa berfirman:
{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ} [البقرة:
185]
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). [Al-Baqarah:185]
Ø Dari Watsilah bin Al-Asqa' radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي
أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ
مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ،
وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ " [مسند
أحمد: حسنه الألباني]
“Suhuf Ibrahim 'alaihissalam
diturunkan pada awal malam bulan Ramadan, dan Taurat diturunkan pada enam hari
lewat bulan Ramadan, dan Injil pada hari ke-tigabelas Ramadan, dan Al-Qur'an
turun pada duapuluh empat hari lewat Ramadhan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Abu Qatadah Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang puasa
hari Senin?
Rasulullah menjawab:
«ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ - أَوْ أُنْزِلَ
عَلَيَّ فِيهِ -» [صحيح مسلم]
"Itu adalah hari aku
dilahirkan, dan hari aku diutus -atau: aku dituruni wahyu-". [Sahih
Muslim]
3. Mimpi
para Nabi 'alaihimussalam adalah wahyu.
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata:
«رُؤْيَا الْأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ» [المعجم الكبير
للطبراني: حسن]
"
Mimpi para Nabi adalah wahyu" [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Hasan]
Ø
'Ubaid
bin 'Umair -rahimahullah- berkata:
" رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ
وَحْيٌ، ثُمَّ قَرَأَ {إِنِّي أَرَى فِي المَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ} [الصافات:
102] " [صحيح البخاري: معلق]
"Mimpi para Nabi adalah
wahyu", kemudian ia membaca firman Allah: (Ibrahim) berkata, {Wahai
anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu}"
[Ash-Shaffat: 102] [Shahih Bukhari: Mu'allaq]
4. Yang
paling benar mimpinya adalah orang shalih yang jujur dan berkata baik.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الرُّؤْيَا الحَسَنَةُ، مِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ، جُزْءٌ مِنْ
سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ» [صحيح البخاري]
"Mimpi yang baik dari orang yang
shalih adalah bagian dari empatpuluh enam bagian dari kenabian". [Shahih
Bukhari]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ
تَكْذِبُ، وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا، وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ
جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، وَالرُّؤْيَا
ثَلَاثَةٌ: فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللهِ، وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ
الشَّيْطَانِ، وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ، فَإِنْ رَأَى
أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ، وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ
" [صحيح مسلم]
"Apabila hari kiamat telah
dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan mimpi yang
paling benar diantara kalian adalah mimpinya seseorang yang selalu berbicara
jujur. Mimpi seorang muslim adalah bagian dari empat puluh lima macam Nubuwwah
(wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari
Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan. (3)
dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayalan seseorang. Karena
itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian Shalatlah,
dan jangan menceritakannya kepada orang lain." [Shahih Muslim]
5. Keutamaan
berkhalwah (menyendiri) beribadah kepada Allah saat orang-orang lalai dan sibuk
dengan dunia.
Abdullah bin Abu Sha'sha'ah –rahimahullah-
berkata: Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu berkata kepadaku:
إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الغَنَمَ،
وَتَتَّخِذُهَا، فَأَصْلِحْهَا وَأَصْلِحْ رُعَامَهَا، فَإِنِّي سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ «يَأْتِي عَلَى النَّاسِ
زَمَانٌ، تَكُونُ الغَنَمُ فِيهِ خَيْرَ مَالِ المُسْلِمِ، يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ
الجِبَالِ، أَوْ سَعَفَ الجِبَالِ فِي مَوَاقِعِ القَطْرِ، يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنَ
الفِتَنِ» [صحيح البخاري]
"Sungguh aku melihat kamu orang yang
menyukai kambing dan memeliharanya, maka berbuatlah baik untuk kambingmu dan
berbuatlah baik dalam pengembalaannya karena aku pernah mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Akan datang kepada manusia
suatu zaman yang saat itu kambing akan menjadi harta seorang muslim yang paling
baik, dia menggembalakannya di gunung-gunung atau di puncak gunung dan
lembah-lembah tempat turunnya air hujan, karena dia lari menyelamatkan agamanya
untuk menghindari fitnah (krisis agama) ". [Shahih Bukhari]
Ø
Dari Ma'qil bin Yasar
radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ» [صحيح
مسلم]
"Beribadah di waktu haraj
(banyak fitnah dan cobaan) seperti berhijrah kepadaku". [Sahih Muslim]
Ø Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu mengatakan:
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟
قَالَ: " رَجُلٌ جَاهَدَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، وَرَجُلٌ فِي شِعْبٍ مِنَ
الشِّعَابِ: يَعْبُدُ رَبَّهُ، وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ " [صحيح البخاري ومسلم]
Seorang Arab Badui mendatangi Nabi ﷺ dan bertanya; 'Wahai Rasulullah, siapa
manusia terbaik? ' Nabi menjawab, "Seseorang yang berjihad dengan nyawa
dan hartanya, dan seseorang yang mengucilkan diri di sebuah puncak perbukitan
untuk konsentrasi beribadah kepada Tuhannya dan meninggalkan manusia dari
kejahatannya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Berkhalwat
dengan shalat malam dan baca Al-Qur’an.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ
اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ
زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ
قَوْلًا ثَقِيلًا (5) إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ
قِيلًا} [المزمل: 1 - 6]
Wahai orang yang
berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali
sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih
dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh,
bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih
berkesan.
[Al-Muzzammil: 1-6]
Ø Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ
قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ،
وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Hendaklah kalian mendirikan
salat malam, karena itu adalah amalan rutin orang-orang saleh sebelum kalian,
amalan untuk mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus keburukan, dan
mencegah dari perbuatan dosa". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
6. Memaksa
anak kecil ketika belajar membaca Al-Qur’an hanya sampai tiga kali, sebagaimana
Jibril memeluk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiga kali.
Lihat: Tatacara mendidik anak dalam Islam
7. Pentingnya
ilmu dalam beragama.
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
8. Membaca
dan belajar harus dengan nama Allah ikhlash dan mendekatkan diri kepada Allah.
Lihat: Bagaimana menuntut ilmu
9. Allah
ta’aalaa yang mengajarkan ilmu.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ} [البقرة: 32]
Mereka (malaikat) menjawab: "Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (penuh hikmah)". [Al-Baqarah: 32]
10. Tidak
berputus asa dalam menuntut ilmu.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ} [يوسف: 87]
"Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." [Yusuf: 87]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا
تَعْجَزْ" [صحيح مسلم]
"Semangatlah atas apa yang
bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan dari Allah dan jangan lemah".
[Sahih Muslim]
11. Beratnya
wahyu yang diterima Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّا سَنُلْقِي
عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا} [المزمل: 5]
Sesungguhnya Kami
akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.
[Al-Muzzammil: 5]
Ø Dari Aisyah Ummul Mukminin:
أَنَّ الحَارِثَ
بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الوَحْيُ؟ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ
صَلْصَلَةِ الجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ، فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ
وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ المَلَكُ رَجُلًا
فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ» قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا:
وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الوَحْيُ فِي اليَوْمِ الشَّدِيدِ
البَرْدِ، فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا [صحيح البخاري]
Bahwa Al-Harits bin
Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
tanyanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana wahyu turun kepada engkau?"
Maka Rasulullah ﷺ menjawab,
"Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerencing lonceng dan cara ini
yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang
disampaikan. Dan terkadang datang malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu
berbicara kepadaku, lalu aku dapat memahami apa yang diucapkannya."
Aisyah berkata,
"Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada beliau ﷺ pada suatu hari yang sangat dingin, dan saat wahyu terputus
dari beliau, dahi beliau mengucurkan keringat." [Shahih Bukhari]
12. Istri
tempat utama menenangkan hati.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} [الروم:
21]
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum: 21]
13. Keutamaan
istri shalihah.
Lihat: Sifat istri shalihah dan keutamaannya
14. Tidak
menyembunyikan masalah yang dihadapi.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]
Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. [Ali Imran:159]
15. Memberi
ketenangan kepada orang yang sedang takut atau khawatir.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَلَمَّا جَاءَهُ
وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِينَ} [القصص: 25]
Ketika (Musa)
mendatangi ayahnya (sang wanita) dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai
dirinya), dia berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari
orang-orang yang zalim itu.” [Al-Qashash: 25]
16. Lima
sifat mulia yang mesti dimiliki seorang pemimpin dan da’i:
Pertama: Menyambung silaturrahim.
Kedua: Jujur
dalam ucapam (وَتَصْدُقُ الحَدِيثَ) sebagaimana dalam riwayat lain.
Ketiga: Menolong yang lemah.
Keempat: Memberi kepada orang yang
tak punya.
Kelima: Memuliakan tamu.
Keenam: Membela kebenaran.
Ibnu Ad-Daginah berkata kepada Abu Bakr
ketika hendak meninggalkan kota Mekah untuk hijrah:
"فَإِنَّ مِثْلَكَ
يَا أَبَا بَكْرٍ لاَ يَخْرُجُ وَلاَ يُخْرَجُ، إِنَّكَ تَكْسِبُ المَعْدُومَ،
وَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الكَلَّ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى
نَوَائِبِ الحَقِّ" [صحيح البخاري]
“Sungguh orang sepertimu wahai Abu Bakr
tidak keluar dan tidak dikeluarkan dari (Mekah), karena sungguh engkau adalah
orang yang memberi kepada orang yang tak punya, menyambung silaturrahim,
menolong yang lemah, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran."
[Shahih Bukhari]
17. Perbuatan
baik melindungi dari keburukan.
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ
السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ
الألباني]
"Perbuatan baik mencegah
kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb".
[Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
18. Boleh
memuji seseorang di hadapannya jika ada maslahat.
Adapun hadits yang melarang, maka itu jika
pujiannya berlebihan atau dikhawatirkan membuat orang tersebut sombong.
Ø Dari Hammam bin Al-Harits; Bahwa seseorang memuji Utsman lalu Al-Miqdad
menghampirinya kemudian berlutut di atas kedua lututnya, setelah itu menaburkan
pasir diwajahnya.
Utsman berkata padanya: Kamu kenapa?
Al-Miqdad berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا رَأَيْتُمُ
الْمَدَّاحِينَ، فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمِ التُّرَابَ» [صحيح
مسلم]
"Bila kalian melihat orang-orang
memuji, taburkan tanah diwajahnya." [Shahih Muslim]
Ø Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu berkata; Ada
seseorang menyanjung orang lain di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam maka beliau berkata:
«وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ»
مِرَارًا، ثُمَّ قَالَ: «مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ لاَ مَحَالَةَ،
فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلاَنًا، وَاللَّهُ حَسِيبُهُ، وَلاَ أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ
أَحَدًا أَحْسِبُهُ كَذَا وَكَذَا، إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَلِكَ مِنْهُ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Celaka kamu, kamu telah memenggal
leher sahabatmu, kamu telah mememggal leher sahabatmu". Kalimat ini
diucapkan oleh beliau berulang kali, kemudian beliau bersabda: "Siapa
diantara kalian yang ingin memuji saudaranya tidak ada pilihan lain, maka
hendaklah ia mengucapkan; Aku mengira si Fulan, dan Allah yang lebih pantas
menilainya, dan aku tidak memuji seorangpun di hadapan Allah, aku mengira dia
begini begini, jika dia mengetahui hal itu dari saudaranya". [Shahih
Bukhari dan Muslim]
19. Bertanya
kepada orang yang berilmu.
Lihat: Adab bertanya dan jenis pertanyaan
20. Orang
yang berda’wah pada kebenaran pasti akan ada musuhnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ
وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا} [الأنعام:
112]
Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan
jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). [Al-An'am:
112]
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا
لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا}
[الفرقان: 31]
Begitulah, bagi
setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi
cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong. [Al-Furqan: 31]
21.
Pentingnya
kesabaran dalam berda’wah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ} [العصر: 1 -
3]
Dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran. [Al-'Ashr: 3]
{وَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ
تَقُومُ (48) وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ} [الطور: 48، 49]
Dan bersabarlah
(Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam
pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun,
dan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu
terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar). [Ath-Thur: 48-49]
{فَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (24) وَاذْكُرِ
اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا} [الإنسان:
24، 25]
Maka bersabarlah
untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang
berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada
(waktu) pagi dan petang. [Al-Insan: 24-25]
{فَاصْبِرْ
لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ} [القلم: 48]
Maka bersabarlah
engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti
(Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati
sedih. [Al-Qalam: 48]
22.
Keutamaan
niat yang jujur dalam kebaikan.
Lihat: Jujur dalam berda’wah kepada Allah
23.
Biografi
Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdil ‘Uzza Al-Qurasyi Al-Asadiy.
Ia wafat dalam
keadaan beriman, namun diperselisihkan apahak ia termasuk sahabat Nabi atau
bukan.
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
«لَا
تَسُبُّوا وَرَقَةَ فَإِنِّي رَأَيْتُ لَهُ جَنَّةً أَوْ جَنَّتَيْنِ» [المستدرك على الصحيحين للحاكم: جود إسناده الشيخ الألباني]
“Janganlah
kalian mencela Waraqah, karena sungguh aku melihat untuknya satu atau dua
surga”. [Al-Mustadrak Al-Hakim: Sanadnya baik]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Keistimewaan Khadijah binti Khuwailid - Faidah mempelajari sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam - Ramadhan; Bulan Al-Qur’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...