بسم
الله الرحمن الرحيم
1.
Keutamaan sifat khusyu’
Diantaranya:
1)
Dimudahkan dalam
kebaikan
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ} [البقرة: 45]
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu'. [Al-Baqarah:45]
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ
الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ
وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ
وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ
اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا} [الأحزاب: 35]
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan
yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang
tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki
dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki
dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan
pahala yang besar. [Al-Ahzaab:35]
{وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ
خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ
لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ} [آل عمران: 199]
Dan
sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada
apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka
berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan
harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
Allah amat cepat perhitungan-Nya. [Ali ‘Imran: 199]
2.
Bagaimana cara agar
senantiasa khusyu’?
Diantaranya:
a)
Senantiasa mengingat
Allah subhanahu wata’aalaa
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَلَمْ
يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا
نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ
فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ
فَاسِقُونَ} [الحديد:
16]
Belumkah datang waktunya bagi
orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan
kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti
orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah
masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan di
antara mereka adalah orang-orang yang fasik. [Al-Hadiid:16]
b)
Sering membaca
Al-Qur’an
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَوْ
أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا
مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ} [الحشر:
21]
Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran
Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir. [Al-Hasyr:21]
{إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا (107)
وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا (108)
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا} [الإسراء: 107 - 109]
Sesungguhnya orang-orang yang diberi
pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka
menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata: "Maha
Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Dan mereka
menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
[Al-Israa': 107-109]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
« مَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ » [صحيح
مسلم]
"Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu "rumah
Allah" (mesjid) membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di
antara mereka kecuali Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka
dinaungi dengan rahmat dan malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut
mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya". [Sahih Muslim]
Ø Dari Al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«السَّكِينَةُ
تَنَزَّلَتْ بِالقُرْآنِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Ketenangan turun di saat membaca
Al-Qur'an”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
c)
Meminta kepada Allah
agar diberi hati yang khusyu’
Zaid bin Arqam radhiallahu 'anhu
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering membaca do'a ini
…
اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ. اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا
أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا. اللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ
نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kikir, lemah di hari tua, dan siksaan kubur.
Ya Allah .. berilah jiwaku ini ketakwaannya, dan sucikanlah ia, Engkaulah yang
paling baik utuk mensucikannya, Engkaulah pengatur dan pemiliknya. Ya Allah ..
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati
yang tidak khusyu', jiwa yang tidak puas, dan do'a yang tidak
terkabulkan." [Sahih Muslim]
Ø Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu 'anhu berkata:
اسْتَعِيذُوا
بِاللَّهِ مِنْ خُشُوعِ النِّفَاقِ، قِيلَ لَهُ: وَمَا خُشُوعُ النِّفَاقِ؟ قَالَ:
أَنْ يُرَى الْجَسَدُ خَاشِعًا وَالْقَلْبُ لَيْسَ بِخَاشِعٍ [الزهد لأحمد بن حنبل]
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari
sifat khusyu’ kemunafikan.”
Ia ditanya: Apa itu khusyu’ kemunafikan?
Abu Ad-Darda’ menjawab: Ketika jasadnya
terlihat khusyu’ sedangkan hatinya tidak khusyu’. [Az-Zuhd karya Imam Ahmad]
3.
Khusyu’ ketika berdo’a
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّهُمْ
كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا
وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ} [الأنبياء:
90]
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu' kepada Kami. [Al-Anbiyaa':90]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا
يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Berdo'alah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan
dijawab, dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do'a dari hati
yang lalai (tidak khusyu' dalam berdo'a). [Sunan Tirmidzi: Hasan]
4.
Khusyu’ ketika shalat
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ} [المؤمنون: 1-2]
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalat-nya.
[Al-Mu'minuun: 1-2]
Ø Dari Usman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا
مِنَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا
وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا، إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ
الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ» [صحيح مسلم]
"Tidaklah seorang muslim datang kepadanya waktu shalat
wajib kemudian ia menyempurnakan wudhu-nya, khusyu' dan ruku'nya, kecuali ia
akan menghapuskan yang telah lalu dari dosa-dosanya selama ia tidak melakukan
dosa besar, dan itu untuk setiap masa". [Sahih Muslim]
Khusyu'
dalam shalat hukumnya sunnah (mustahab), bukan rukun (wajib), karena:
a)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tidak mengulang shalatnya ketika kurang khusyu’,
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat memakai kain yang bergambar.
Lalu beliau melihat kepada gambar tersebut. Selesai shalat beliau berkata:
اذْهَبُوا
بِخَمِيصَتِي هَذِهِ إِلَى أَبِي جَهْمٍ وَأْتُونِي بِأَنْبِجَانِيَّةِ أَبِي
جَهْمٍ فَإِنَّهَا أَلْهَتْنِي آنِفًا عَنْ صَلَاتِي
"Pergilah dengan membawa kain ini
kepada Abu Jahm dan gantilah dengan pakaian polos dari Abu Jahm. Sungguh kain
ini tadi telah mengganggu shalatku." [Shahih Bukhari]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa kain
tipis milik 'Aisyah digunakan untuk gorden, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
lalu bersabda:
أَمِيطِي
عَنَّا قِرَامَكِ هَذَا فَإِنَّهُ لَا تَزَالُ تَصَاوِيرُهُ تَعْرِضُ فِي صَلَاتِي
"Singkirkanlah kain ini dari kita,
karena gambar-gambarnya selalu menggangguku dalam shalatku." [Shahih
Bukhari]
b)
Dan Rasulullah
tidak memerintahkan orang yang tidak khusyu’ untuk mengulangi shalatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا
نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ
التَّأْذِينَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ
بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ، حَتَّى
يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ: اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا
لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى
"Jika panggilan shalat (adzan)
dikumandangkan maka setan akan lari sambil mengeluarkan kentut hingga ia tidak
mendengar suara adzan. Apabila panggilan adzan telah selesai maka setan akan
kembali. Dan bila iqamat dikumandangkan setan kembali berlari dan jika iqamat
telah selesai dikumandangkan dia kembali lagi, lalu menyelinap masuk kepada
hati seseorang seraya berkata, 'Ingatlah ini dan itu'. Dan terus saja dia
melakukan godaan ini hingga seseorang tidak menyadari berapa rakaat yang sudah
dia laksanakan dalam shalatnya." [Shahih Bukhari]
Seseorang
mendapatkan pahala shalatnya sesuai kadar khusyu’nya:
'Ammar bin Yasir radhiyallahu
'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا
ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
"Sesungguhnya ada seseorang yang
selesai mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah
sepersepuluh (dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh,
seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, atau seperduanya saja."
[Sunan Abi Daud: Hasan]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...