بسم
الله الرحمن الرحيم
1.
Mengharap
rahmat Allah
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ
رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [البقرة:
218]
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
[Al-Baqarah: 218]
2.
Mengharap
bertemu Allah di akhirat
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَنْ كَانَ يَرْجُو
لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [العنكبوت: 5]
Barangsiapa
yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui. [Al-‘Ankabuut:
5]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، أَحَبَّ
اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ»
“Barangsiapa
yang mencintai pertemua dengan Allah maka Allah akan mencintai pertemuan
dengannya, dan barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah maka Allah akan
membenci pertemuan dengannya.”
Aisyah
bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud adalah rasa benci pada
kematian? Padahal kami semua benci dengan kematian!
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«لَيْسَ كَذَلِكِ، وَلَكِنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ
لِقَاءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ
بِعَذَابِ اللهِ وَسَخَطِهِ، كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ» [صحيح مسلم]
“Bukan
yang demikian, akan tetapi seorang mukmin jika diberi berita gembira akan
rahmat Allah, ridha, dan surga-Nya maka ia mencintai pertemuan dengan Allah.
Sedangkan orang kafir jika diberi berita tentang siksaan Allah dan murka-Nya
maka ia membenci pertemuan dengan Allah dan Allah pun membenci pertemuan
dengannya”. [Sahih Muslim]
3.
Sifat
orang yang berharap kepada Allah:
Diantaranya:
1)
Beramal
shalih tanpa syirik
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَمَنْ كَانَ يَرْجُو
لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ
رَبِّهِ أَحَدًا} [الكهف: 110]
Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".
[Al-Kahf:110]
2)
Menjadikan
Rasulullah, para Nabi dan orang-orang shalih sebagai teladan.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]
"Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.
[Al-Ahzaab:21]
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ
فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [الممتحنة: 6]
Sesungguhnya
pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada)
Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah
yang Maha kaya lagi Maha Terpuji. [Al-Mumtahanah: 6]
3)
Berkata
yang baik
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ
عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلًا
مَيْسُورًا} [الإسراء: 28]
Dan
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang
kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. [Al-Israa’: 28]
Lihat: Adab berkomunikasi
4)
Menahan
amarah
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Seseorang datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
dicintai oleh Allah? Dan amalan apa yang paling dicintai oleh Allah?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab:
«أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ
لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى
مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ
عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ
أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا - وَمَنَ
كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ كَظَمَ غَيْظَهُ، وَلَوْ شَاءَ أَنْ
يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلَأَ اللهُ قَلْبَهُ رَجَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ مَشَى
مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَتَهَيَّأَ لَهُ أَثْبَتَ اللهُ قَدَمَهُ يَوْمَ
تَزُولُ الْأَقْدَامِ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]
“Orang yang paling dicintai oleh Allah ta’aalaa
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, dan amalan yang paling dicintai
oleh Allah ta’aalaa adalah kegembiraan yang engkau berikan kepada
seorang muslim, atau engkau menghilangkan kesulitannya, atau engkau membebaskan
utangnya, atau engkau menghilangkan rasa laparnya, dan aku berjalan memenuhi
hajat saudaraku lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di masjid ini -yaitu
masjid Madinah selama sebulan-, dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan
menutupi aibnya, dan siapa yang menahan murkanya padalah jika ia mau ia bisa
melampiaskannya maka Allah akan memenuhi hatinya pengharapan di hari kiamat,
dan siapa yang berjalan memenuhi hajat saudaranya sampai ia menyelesaikannya
maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari banyak kaki yang tergelincir”.
[Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Lihat: Jangan MARAH
4.
Orang
kafir dan munafiq tidak berharap kepada Allah
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا تَهِنُوا فِي
ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا
تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا
حَكِيمًا} [النساء: 104]
Janganlah
kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak
mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [An-Nisaa’: 104]
{ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
} [يوسف: 87]
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir". [Yusuf:87]
Ø Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu ketika memasuki
negri Syam, ia mensyukuri Allah dan memujiNya, dan ia menyampaikan khutbah dan
berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri
menyampaikan khutbah kepada kami seperti aku berdiri di hadapan kalian, beliau
bersabda:
«أَمَارَةُ الْمُنَافِقِ الَّذِي
لا تَسُؤُهُ سَيِّئَتُهُ، وَلا تَسُرُّهُ حَسَنَتُهُ، إِنْ عَمِلَ خَيْرًا لَمْ يَرْجُو
مِنَ اللَّهِ فِي ذَلِكَ الْخَيْرِ ثَوَابًا، وَإِنْ عَمِلَ شَرًّا لَمْ يَخَفْ مِنَ
اللَّهِ فِي ذَلِكَ الشَّرِّ عُقُوبَةً» [صفة النفاق ونعت المنافقين لأبي نعيم: إسناده حسن]
“Tanda
seorang munafiq adalah orang yang tidak bersedih atas keburukannya, dan tidak
bergembira atas kebaikannya, jika ia beramal satu kebaikan ia tidak mengharap
pahala dari Allah atas kebaikannya itu, dan jika ia melakukan keburukan ia
tidak takut hukuman Allah atas keburukannya itu”. [Shifatun Nifaq karya Abu
Nu’aim: Sanadnya hasan]
5.
Sifat
orang yang tidak mengharapkan Allah
Diantaranya:
1)
Tidak percaya dan menolak Al-Qur’an
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِذَا تُتْلَى
عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ
بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ
مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ إِنِّي أَخَافُ
إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ} [يونس:
15]
Dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang
tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al-Quran
yang lain dari ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Tidaklah patut
bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa
yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku
kepada siksa hari yang besar (kiamat)". [Yunus: 15]
2)
Bersikap sombong dan melampaui batas
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَقَالَ الَّذِينَ لَا
يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى
رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا} [الفرقان: 21]
Berkatalah
orang-orang yang tidak mengharap pertemuan(nya) dengan Kami: "Mengapakah
tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan
kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka (sombong)
dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman". [Al-Furqan: 21]
3)
Tidak berilmu
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ
اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا
يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ} [الزمر: 9]
(Apakah
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [Az-Zumar:9]
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
6.
Ampunan
bagi yang mengharapkan Allah
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ } [الزمر: 53- 54]
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [Az-Zumar:
53-54]
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ
عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي " [سنن
الترمذي: صحيح]
Allah
tabaaraka wa ta'aalaa berfirman: "Wahai anak cucu Adam sesungguhnya
jika engkau meminta dan mengharap kepada-Ku maka akan Aku ampuni semua
dosa yang engkau lakukan tanpa Kupikirkan". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
7.
Ancaman
bagi orang yang tidak mengharap kepada Allah
Diantaranya:
a.
Dibiarkan
dalam kesesatan
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَوْ يُعَجِّلُ
اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ
أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ
يَعْمَهُونَ} [يونس: 11]
Dan
kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan
mereka untuk menyegerakan kebaikan (pada diri mereka), pastilah diakhiri umur
mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami,
bergelimangan di dalam kesesatan mereka. [Yunus:11]
{قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ
رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّون} [الحجر: 56]
Ibrahim
berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali
orang-orang yang sesat".
[Al-Hijr:56]
Lihat: Sebab-sebab kesesatan
b.
Siksaan
api neraka
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ
لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ
هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ (7) أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ} [يونس: 7، 8]
Sesungguhnya
orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya
ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. [Yunus: 7-8]
8.
Do’a
mengharapkan rahmat Allah
Dari
Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: Do'a dalam kesusahan
..
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ
تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya
Allah .. rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau bebankan urusanku
kepada diriku walaupun sekedip mata, dan perbaikilah semua urusanku, tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Engkau”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Wallahu
a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...