بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ مَنْ سَمِعَ شَيْئًا فَلَمْ
يَفْهَمْهُ فَرَاجَعَ فِيهِ حَتَّى يَعْرِفَهُ
“Bab: Orang yang mendengarkan sesuatu namun
ia tidak memahaminya lalu ia mengkonfirmasinya lagi hingga paham”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
bolehnya seseorang menanyakan apa yang ia dengarkan jika belum paham, karena
betapa banyak ucapan yang baik namun menibulkan keburukan karena pemahaman yang
rusak. Untuk itu kita tidak boleh malu untuk bertanya demi kebaikan sebagaimana
dicontohkan oleh sahabat Nabi seperti hadits Aisyah –radhiyallahu
‘anha- yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam bab ini.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
103 - حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنِي [عَبد
الله بن عُبيد الله] ابن أَبِي مُلَيْكَةَ، أَنَّ عَائِشَةَ، زَوْجَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَانَتْ لاَ تَسْمَعُ شَيْئًا لاَ تَعْرِفُهُ،
إِلَّا رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ، وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ
أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا} [الانشقاق: 8] قَالَتْ: فَقَالَ: " إِنَّمَا ذَلِكِ العَرْضُ، وَلَكِنْ: مَنْ
نُوقِشَ الحِسَابَ يَهْلِكْ "
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
Abu Maryam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Umar, ia
berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin ‘Ubaidillah] Ibnu Abu
Mulaikah; Bahwa Aisyah istri Nabi ﷺ
tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada
Nabi ﷺ sampai dia mengerti, dan Nabi ﷺ pernah bersabda, "Siapa yang dihisab
berarti dia disiksa" Aisyah berkata, maka aku bertanya kepada Nabi,
"Bukankah Allah Ta'ala berfirman: {Kelak dia akan dihisab dengan
hisab yang ringan}?! Aisyah berkata, Maka Nabi ﷺ
bersabda, "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan
tetapi barangsiapa yang didebat (ditanyakan dengan detail) hisabnya pasti
celaka".
Penjelasan singkat hadits di atas:
1. Biografi
Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Aisyah binti Abi Bakr dan keistimewaannya
2. Semangat
Aisyah untuk memahami apa yang ia dengarkan.
Aisyah radhiyallahu 'anha
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang firman Allah 'azza wa jalla:
{يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ} [إبراهيم:
48]
Pada hari (ketika) bumi diganti dengan
bumi yang lain dan (demikian pula) langit. [Ibrahim:48]
Lalu di mana manusia pada saat itu, ya
Rasulullah?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab:
«عَلَى الصِّرَاطِ» [صحيح مسلم]
"Di atas titian
shirath". [Sahih Muslim]
Lihat: Sifat mulia ‘Aisyah isti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
3. Anjuran
menanyakan seseuatu yang tidak dipahami.
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata: Ketika ayat ini turun:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ
أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ} [الأنعام: 82]
Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-An'aam:82]
Ayat ini terasa berat bagi umat Islam, maka
sahabat bertanya: Ya Rasulullah, siapakah diantara kami yang tidak mendzalimi
dirinya (dengan maksiat secara umum)?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab:
«لَيْسَ ذَلِكَ إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ أَلَمْ تَسْمَعُوا مَا قَالَ
لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ»
"Bukan kezaliman itu yang
dimaksud akan tetapi kesyirikan, tidakkah kalian mendengar apa yang dikatakan
Luqman kepada anaknya di waktu ia memberi peringatan kepadanya?
{يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
"Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". [Luqman:13] [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Kitab Ilmu bab 26; Bepergian untuk mencari jawaban tentang masalah yang terjadi
4. Seorang
guru tidak marah jika ditanyai oleh muridnya dengan cara yang baik sebagaimana
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى
وَقْتِهَا»، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قَالَ: ثُمَّ
أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ، وَلَوِ
اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Amalan apakah yang paling dicintai oleh
Allah? Rasulullah menjawab: "Shalat tepat pada waktunya !" Ibnu
Mas'ud berkata: Kemudian apa? Rasulullah ﷺ
menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua!" Ibnu Mas'ud berkata:
Kemudian apa? Rasulullah ﷺ menjawab: "Jihad
di jalan Allah!" Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah ﷺ
menyampaikannya kepadaku, dan seandainya aku terus bertanya maka beliau akan
terus menjawabnya! [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
5. Boleh
berdebat dalam memaparkan argument dengan cara yang baik.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [النحل:
125]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. [An-Nahl: 125]
{وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ} [العنكبوت: 46]
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli
kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim
di antara mereka. [Al-'Ankabuut: 46]
Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim
ialah: orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan
penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan
membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
6. Boleh
membandingkan pemahaman antara Al-Qur’an dan hadits.
Dari Ummu Mubasysyir, bahwasanya ia
pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda di rumah
Hafshah:
«لَا يَدْخُلُ النَّارَ،
إِنْ شَاءَ اللهُ، مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ، الَّذِينَ بَايَعُوا
تَحْتَهَا» قَالَتْ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللهِ؟! فَانْتَهَرَهَا، فَقَالَتْ
حَفْصَةُ: {وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا} [مريم:
71] فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ:
{ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا} [مريم: 72] [صحيح مسلم]
"Insya Allah tidak akan masuk ke dalam
neraka seorang pun dari orang-orang yang turut serta berbaiat di bawah
pohon." Hafshah berkata; 'Memangnya benar seperti itu ya Rasulullah?'
Rasulullah menegur Hafshah yang berkata seperti itu. Lalu Hafshah membacakan
ayat yang ang berbunyi; {Tak seorang pun darimu melainkan akan mendatangi
neraka itu} (Maryam: 71). Kemudian Rasulullah ﷺ
bersabda, 'Bukankah Allah ‘azza wajalla telah berfirman: {Kemudian
Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang
yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut}' (Maryam (19): 72).
7. Tidak
ada pertentangan secara hakiki antara Al-Qur’an dan hadits shahih.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [النساء:
82]
Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An-Nisaa':82]
Ø Dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ، وَمِثْلَهُ مَعَهُ» [سنن أبي
داود: صحيح]
“Sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang
sepertinya (As-Sunnah)”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
8. Bertanya
untuk meminta penjelasan tidak termasuk pertanyaan yang dilarang.
Yang dilarang adalah pertanyaan yang
sifatnya menentang. Aisyah radhiallahu'anha berkata; Rasulullah ﷺ membaca ayat ini:
{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ
عَلَيْكَ الكِتَابَ، مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الكِتَابِ، وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ، فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا
تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الفِتْنَةِ، وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ، وَمَا
يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ، وَالرَّاسِخُونَ فِي العِلْمِ يَقُولُونَ:
آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو
الأَلْبَابِ}
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab
(Al-Qur'an) kepada kamu. Diantara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat (jelas
maksudnya), itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat (mengandung beberapa pengertian). Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat darinya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang
yang mendalam ilmunya berkata; Kami beriman kepada Al-Qur'an seluruhnya dari
Rabb kami. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang
yang memiliki akal pikiran. (Ali 'Imran: 7)
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
«فَإِذَا رَأَيْتِ الَّذِينَ
يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكِ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ
فَاحْذَرُوهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Apabila kalian melihat orang-orang
yang mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat, maka mereka itulah
adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah, Maka Waspadalah kalian terhadap
mereka!" [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى فِي
امْرَأَتَيْنِ مِنْ هُذَيْلٍ اقْتَتَلَتَا، فَرَمَتْ إِحْدَاهُمَا الأُخْرَى
بِحَجَرٍ، فَأَصَابَ بَطْنَهَا وَهِيَ حَامِلٌ، فَقَتَلَتْ وَلَدَهَا الَّذِي فِي
بَطْنِهَا، فَاخْتَصَمُوا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَقَضَى: أَنَّ دِيَةَ مَا فِي بَطْنِهَا غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ أَمَةٌ، فَقَالَ
وَلِيُّ المَرْأَةِ الَّتِي غَرِمَتْ: كَيْفَ أَغْرَمُ، يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ
لاَ شَرِبَ وَلاَ أَكَلَ، وَلاَ نَطَقَ وَلاَ اسْتَهَلَّ، فَمِثْلُ ذَلِكَ
يُطَلُّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا هَذَا
مِنْ إِخْوَانِ الكُهَّانِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa Rasulullah ﷺ
pernah memutuskan perkara antara dua wanita dari Bani Hudzail yang sedang
berkelahi, salah seorang melempar lawannya dengan batu dan mengenai perutnya
padahal ia sedang hamil, hingga menyebabkan kematian anak yang dikandungnya.
Lalu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Nabi ﷺ.
Beliau memutuskan hukuman (bagi wanita pembunuh) untuk membayar diyat janin
dengan seorang hamba sahaya laki-laki atau perempuan, lantas wali wanita yang
menanggung (diyat) berkata; "Ya Rasulullah, bagaimana saya harus
menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara
ataupun menjerit sama sekali? Maka yang seperti ini tidak ada diyatnya"
Maka Nabi ﷺ bersabda: "Orang ini seperti saudara
paranormal." [Shahih Bukhari dan Muslim]
9. Manusia
berbeda-beda ketika amalannya diperhitungkan pada hari kiamat.
a)
Ada yang dipersulit perhitungan amalannya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ
أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا
عَذَابًا نُكْرًا (8) فَذَاقَتْ وَبَالَ أَمْرِهَا وَكَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهَا
خُسْرًا} [الطلاق: 8، 9]
Dan berapalah banyaknya (penduduk)
negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, Maka kami
hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan kami azab mereka dengan
azab yang mengerikan[di akhirat]. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari
perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.
[Ath-Thalaaq: 8-9]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ». [سنن الترمذي: صحيح]
"Barangsiapa yang dihisab maka ia akan
diazab." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
b)
Ada yang dimudahkan.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ
عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ، فَيَقُولُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ
ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ أَيْ رَبِّ، حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ،
وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي
الدُّنْيَا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ اليَوْمَ، فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ،
وَأَمَّا الكَافِرُ وَالمُنَافِقُونَ، فَيَقُولُ الأَشْهَادُ: {هَؤُلاَءِ
الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلاَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ} [هود:
18]»
Sesungguhnya Allah mendekatkan seorang
mu'min (kepada-Nya di hari kiamat) lalu meletakkan tirai-Nya dan menutupinya,
kemudian berkata kapadanya: "Apakah engkau mengetahui dosa ini? Apakah kau
mengetahui dosa ini (yang telah engkau lakukan)?"
Maka ia menjawab: Iya wahai Tuhanku!
Sampai ia mengakui segala dosanya, dan
merasa pada dirinya bahwa ia akan binasa. Allah berkata kepadanya: "Aku
telah menutupinya untukmu di dunia (sehingga tidak ada orang yang
mengetahuinya), dan aku mengampuninya untukmu hari ini".
Kemudian diberikan padanya buku catatan
kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafiq, maka orang-orang yang menyaksikan
berkata: {Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.
Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim}. [Huud:
18] [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Aisyah -radhiyallahu 'anha- berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْحِسَابِ الْيَسِيرِ. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
مَا الْحِسَابُ الْيَسِيرُ؟ فَقَالَ: «الرَّجُلُ تُعْرَضُ عَلَيْهِ ذُنُوبُهُ،
ثُمَّ يُتَجَاوَزُ لَهُ عَنْهَا، إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ، وَلَا
يُصِيبُ عَبْدًا شَوْكَةٌ، فَمَا فَوْقَهَا، إِلَّا قَاصَّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ» [مسند أحمد: إسناده قوي]
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai hisab (perhitungan dihari kiamat)
yang ringan. Aku mengatakan, "Wahai Rasulullah! Apakah maksud hisab yang
ringan itu?" Beliau menjawab, "Yaitu seseorang yang diperlihatkan
dosa-dosanya kemudian dia dimaafkan atas dosa-dosanya. Sesungguhnya siapa yang
dihisab (yang tidak bisa diloransi) maka ia akan binasa, dan tidaklah seorang
hamba tertusuk duri atau lebih dari itu melainkan Allah 'Azza wa Jalla akan
menghapus kesalahannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya kuat]
c)
Ada yang dibebaskan.
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu
'anhuma-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ،
فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْط، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ
وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ. إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ
عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُه، وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُق! ِ
فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ. فَقِيلَ لِي: انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ
الْآخَر! فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيم، فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُك، وَمَعَهُمْ
سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ "
ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ
فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ
حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ. فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم. وَقَالَ بَعْضُهُم:
فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ.
وَذَكَرُوا أَشْيَاء، فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَال: مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيه؟ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ:
"هُمْ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ "
Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Maka
aku melihat seorang nabi bersama sekelompok kecil, ada lagi nabi yang disertai
seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak disertai seorang pun.
Tiba-tiba ditunjukkan kepadaku kelompok besar. Aku menyangka mereka adalah
umatku. Namun dijelaskan: 'Ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk!' Aku
memandang ke ufuk, ternyata ada kelompok yang lebih besar. Dijelaskan lagi
kepadaku: Pandanglah ke ufuk yang lain. Ternyata ada sekelompok yang lebih
besar lagi. Dijelaskan padaku: 'Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada tujuh
puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa.'"
Kemudian Rasulullah ﷺ beranjak dan masuk
ke rumahnya. Para sahabat membicarakan siapa yang masuk surga tanpa hisab dan
tanpa siksa. Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu
menyertai Rasulullah ﷺ, Sebagian lagi
berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan
tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan pendapat masing-masing.
Ketika Rasulullah ﷺ keluar,
beliau bertanya: "Apa yang kalian bicarakan?"
Mereka memberitahu kepada beliau apa yang
sedang mereka perbincangkan, lalu Rasulullah ﷺ
bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta untuk di ruqyah,
tidak bertathayyur dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal." [Shahih
Muslim]
Lihat: Hadits Abu Barzah; 4 pertanggung-jawaban di hadapan Allah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ilmu bab 35; Perlukah menetapkan hari khusus untuk mengajarkan ilmu kepada kaum wanita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...