Diantara
sifat mulia Asiyah ummul Mu’minin radhiyallahu ‘ana:
1) Kuat
beribadah.
Aisyah radhiyallahu 'anha
bertanya: Ya Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr,
apa yang seharusnya aku katakan pada waktu itu?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: Ucapkan
...
اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
"Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan
Pemurah suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Ø 'Aisyah
Ummul Mukminin radhiyallahu
'anha berkata:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَلاَ نَغْزُو وَنُجَاهِدُ مَعَكُمْ؟ فَقَالَ: «لَكِنَّ أَحْسَنَ
الجِهَادِ وَأَجْمَلَهُ الحَجُّ، حَجٌّ مَبْرُورٌ»، فَقَالَتْ عَائِشَةُ «فَلاَ
أَدَعُ الحَجَّ بَعْدَ إِذْ سَمِعْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» [صحيح البخاري]
"Wahai
Rasulullah, apakah kami tidak boleh ikut berperang dan berjihad bersama
kalian?".
Maka
Beliau menjawab: "Akan tetapi (buat kalian) jihad yang paling baik dan
paling sempurna adalah haji, yaitu haji mabrur".
Maka
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; "Maka aku tidak pernah
meninggalkan haji sejak aku mendengar keterangan ini dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam" [Shahih Bukhari]
Ø 'Abdullah
bin Abi Musa -rahimahullah- berkata;
أَرْسَلَنِي
مُدْرِكٌ، أَوْ ابْنُ مُدْرِكٍ إِلَى عَائِشَةَ أَسْأَلُهَا عَنْ أَشْيَاءَ،
قَالَ: فَأَتَيْتُهَا، فَإِذَا هِيَ تُصَلِّي الضُّحَى، فَقُلْتُ: أَقْعُدُ حَتَّى
تَفْرُغَ، فَقَالُوا: هَيْهَاتَ [مسند أحمد:
صحيح]
Mudrik
atau Ibnu Mudrik -rahimahullah- telah mengutusku kepada Aisyah
supaya saya bertanya beberapa hal kepadanya. Saya pun datang kepadanya dan dia
sedang melakukan shalat dhuha. Kataku: “Saya duduk hingga dia selesai!”
Orang-orangpun
berkata; 'Tidak mungkin.' [Musnad Ahmad: Shahih]
2) Pemurah suka
bersedekah
'Urwah
bin Az-Zubair -rahimahullah- berkata;
كَانَ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ أَحَبَّ البَشَرِ إِلَى عَائِشَةَ بَعْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ، وَكَانَ أَبَرَّ النَّاسِ بِهَا،
وَكَانَتْ لاَ تُمْسِكُ شَيْئًا مِمَّا جَاءَهَا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ إِلَّا
تَصَدَّقَتْ، فَقَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ: يَنْبَغِي أَنْ يُؤْخَذَ عَلَى
يَدَيْهَا، فَقَالَتْ: «أَيُؤْخَذُ عَلَى يَدَيَّ، عَلَيَّ نَذْرٌ إِنْ
كَلَّمْتُهُ»، فَاسْتَشْفَعَ إِلَيْهَا بِرِجَالٍ مِنْ قُرَيْشٍ، وَبِأَخْوَالِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاصَّةً فَامْتَنَعَتْ، فَقَالَ
لَهُ الزُّهْرِيُّونَ أَخْوَالُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
مِنْهُمْ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الأَسْوَدِ بْنِ عَبْدِ يَغُوثَ، وَالمِسْوَرُ
بْنُ مَخْرَمَةَ: إِذَا اسْتَأْذَنَّا فَاقْتَحِمُ الحِجَابَ، فَفَعَلَ فَأَرْسَلَ
إِلَيْهَا بِعَشْرِ رِقَابٍ فَأَعْتَقَتْهُمْ، ثُمَّ لَمْ تَزَلْ تُعْتِقُهُمْ
حَتَّى بَلَغَتْ أَرْبَعِينَ، فَقَالَتْ: «وَدِدْتُ أَنِّي جَعَلْتُ حِينَ
حَلَفْتُ عَمَلًا أَعْمَلُهُ فَأَفْرُغُ مِنْهُ» [صحيح البخاري]
'Abdullah
bin Az-Zubair adalah orang yang paling disayangi oleh 'Aisyah radhiyallahu
'anhu setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr dan
juga orang yang paling banyak berbuat kebajikan kepadanya. 'Aisyah radhiyallahu
'anha tidak pernah menahan sekalipun rejeki Allah, melainkan dia pasti
menshadaqahkannya. Maka suatu kali Ibnu Az-Zubair berkata; "Sebaiknya tangannya
ditahan (dari besedekah)."
Maka
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; "Apakah tanganku akan ditahan? Wajib
atasku nadzar jika aku berbicara dengannya!”.
Maka
Abdullah mencoba untuk meminta pertolongan kepada beberapa orang dari kalangan
Quraisy terutama paman-paman (dari pihak ibu) Nabi Shallalluhu 'alahi wa
salam untuk menekan 'Aisyah. Namun 'Aisyah radhiyallahu 'anha menolak.
Kaum bani Zuhrah, yaitu paman-paman Nabi Shallalluhu 'alahi wa salam
(dari pihak ibu), yang diantaranya adalah 'Abdur Rahman bin Al-Aswad bin 'Abdu
Yaghuts dan Al-Miswar bin Makhramah mengatakan kepada Abdulah bin Az-Zubair:
"Jika kami berdua minta izin menemui Aisyah, maka segeralah engkau
memasuki hijab!”
Maka
Ibnu Az-Zubair melakukannya, kemudian ia mengirimkan sepuluh budak lalu Aisyah
memerdekakan mereka . Aisyah terus saja membebaskan mereka hingga jumlahnya
mencapai empat puluh orang. Lalu 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; "Aku berharap
ketika mengucapkan sumpah (nadzar) aku menentukan amalannya sehingga aku bisa menyelesaikannya."
[Shahih Bukhari]
3) Bersifat
zuhud dari kenikmatan dunia.
'Dari Aisyah radliallahu 'anha; Ketika turun ayat takhyiir
(pilihan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulainya dari Aisyah
sebagai yang pertama dari isteri-isteri Beliau. Beliau berkata:
إِنِّي
ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا وَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي
أَبَوَيْكِ
"Sesungguhnya aku
mengingatkan kamu pada suatu urusan dan tidak perlu kamu tergesa-gesa (memilih)
hingga kamu meminta pendapat kedua orangtuamu".
'Aisyah radliallahu
'anha berkata: "Aku sudah mengetahui bahwa kedua orangtuaku tidaklah
menyuruh aku untuk bercerai dari anda"
Kemudian
Beliau berkata: "Sesungguhnya Allah telah berfirman:
{يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا
جَمِيلًا (28) وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا}
{Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini
kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah
[tunjangan cerai] dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu
sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di
negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat
baik diantaramu pahala yang besar} [Al-Ahzab: 28 - 29].
Aisyah
radliallahu 'anha berkata: "Apakah dengan masalah ini aku minta
pendapat kedua orangtuaku? Sungguh aku lebih memilih Allah, Rasul-Nya dan
kehidupan akhirat".
Kemudian
Beliau meminta para isteri Beliau yang lain untuk memilih, dan mereka berkata,
seperti yang diucapkan 'Aisyah radliallahu 'anha. [Shahih Bukhari]
4) Bersifat
wara’ dan selalu berhati-hati.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;
جَاءَ عَمِّي
مِنَ الرَّضَاعَةِ، فَاسْتَأْذَنَ عَلَيَّ فَأَبَيْتُ أَنْ آذَنَ لَهُ، حَتَّى
أَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَاءَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ:
«إِنَّهُ عَمُّكِ، فَأْذَنِي لَهُ» قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
إِنَّمَا أَرْضَعَتْنِي المَرْأَةُ، وَلَمْ يُرْضِعْنِي الرَّجُلُ، قَالَتْ:
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّهُ عَمُّكِ،
فَلْيَلِجْ عَلَيْكِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
Suatu
ketika pamanku sesusuan datang dan meminta izin kepadaku, namun aku tidak
memperkenankan untuk memberinya izin hingga aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan aku pun bertanya mengenai hal itu, maka beliau bersabda:
"Sesungguhnya ia adalah pamanmu, karena itu izinkanlah ia."
Aku
berkata, "Wahai Rasulullah, sesunggunguhnya yang menyusuiku hanyalah
seorang wanita dan bukan laki-laki."
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ia adalah
pamanmu, silakan ia masuk."
Aisyah
berkata, "Peristiwa itu terjadi setelah turunnya perintah hijab." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
5) Sangat
pemalu sampai ia malu terhadap orang yang sudah wafat.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
كُنْتُ
أَدْخُلُ بَيْتِي الَّذِي دُفِنَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَأَبِي فَأَضَعُ ثَوْبِي، وَأَقُولُ إِنَّمَا هُوَ زَوْجِي وَأَبِي،
فَلَمَّا دُفِنَ عُمَرُ مَعَهُمْ فَوَاللَّهِ مَا دَخَلْتُهُ إِلَّا وَأَنَا
مَشْدُودَةٌ عَلَيَّ ثِيَابِي، حَيَاءً مِنْ عُمَرَ [مسند أحمد: صحيح]
"Saya
masuk rumahku yang di dalamnya Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam
dikubur beserta ayahku. Saya menaruh kainku dan saya berkata; Mereka hanya
suamiku dan ayahku! Namun ketika Umar dikubur bersama mereka, demi Allah aku
tidak memasukinya melainkan aku tebalkan kainku karena malu kepada Umar."
[Musnad Ahmad: Shahih]
6) Bersifat
tawadhu’.
Syuraih
bin Hani' -rahimahullah- berkata:
سَأَلْتُ عائشةَ، عَنِ الْمَسْحِ عَلَى
الْخُفَّيْنِ، فَقَالَتْ: ائْتِ عَلِيًّا فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي [صحيح مسلم]
"Aku
bertanya kepada Aisyah tentang mengusap bagian atas dua khuf, maka dia
berkata, 'Datanglah kepada Ali, karena dia lebih mengetahui tentang hal
tersebut daripadaku. [Shahih Muslim]
7) Berhati lembut dan khusyu’.
Masruq
-rahimahullah- berkata:
قَرَأْتُ عَلَى عَائِشَةَ هَذِهِ
الْآيَاتِ: {فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ}،
فَبَكَتْ، وَقَالَتْ: «رَبِّ مُنَّ، وَقِنِي عَذَابَ السَّمُومِ» [الرقة والبكاء لابن أبي الدنيا]
Aku membacakan Aisyah ayat ini {Maka Allah
memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka}
(Ath-Thur: 27) lalu ia menangis dan berkata: “Wahai Rabbku, karuniai aku dan
pelihara aku dari azab nerka!” [Ar-Riqah wal Bukaa’ karya Ibnu Abi Ad-Dunya]
8) Bersifat pemberani.
Anas radhiyallahu 'anhu berkata;
" لَمَّا كَانَ
يَوْمُ أُحُدٍ، انْهَزَمَ النَّاسُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، قَالَ: وَلَقَدْ رَأَيْتُ عَائِشَةَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، وَأُمَّ
سُلَيْمٍ وَإِنَّهُمَا لَمُشَمِّرَتَانِ، أَرَى خَدَمَ سُوقِهِمَا تَنْقُلاَنِ
القِرَبَ عَلَى مُتُونِهِمَا، ثُمَّ تُفْرِغَانِهِ فِي أَفْوَاهِ القَوْمِ، ثُمَّ
تَرْجِعَانِ فَتَمْلَآَنِهَا، ثُمَّ تَجِيئَانِ فَتُفْرِغَانِهَا فِي أَفْوَاهِ
القَوْمِ " [صحيح البخاري
ومسلم]
Ketika perang Uhud berkecamuk, orang-orang melarikan
diri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia berkata: "Sungguh
aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Sulaim berjalan dengan
cepat hingga terlihat gelang kaki keduanya sambil membawa qirab (tempat ait
terbuat dari kulit), dengan selendang keduanya lalu menuangkan ke mulut para
pasukan. Kemudian keduanya kembali untuk mengisi air kedalam qirab kemudian
kembali datang menuangkan air ke mulut pasukan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
9) Senantiasa amar ma’ruf nahi mungkar.
Salim -rahimahullah- mantan
budak Syaddad berkata:
دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ زَوْجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ تُوُفِّيَ سَعْدُ بْنُ أَبِي
وَقَّاصٍ فَدَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ فَتَوَضَّأَ عِنْدَهَا
فَقَالَتْ: يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ أَسْبِغِ الْوُضُوءَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ
النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Saya
mendatangi Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada
hari wafatnya Sa'd bin Abu Waqqash. Kemudian Abdurrahman bin Abu Bakar masuk
dan berwudhu di sisinya, maka Aisyah berkata, 'Wahai Abdurrahman,
sempurnakanlah wudhumu, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Celakalah bagi tumit-tumit (yang tidak terbasuh
air wudhu) dengan api neraka." [Shahih Muslim]
Ø
Diqrah -rahimahallah-
berkata;
كُنْتُ أَمْشِي مَعَ عَائِشَةَ فِي
نِسْوَةٍ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، فَرَأَتِ امْرَأَةً عَلَيْهَا خَمِيصَةٌ
فِيهَا صُلُبٌ، فَقَالَتْ لَهَا عَائِشَةُ: «انْزَعِي هَذَا مِنْ ثَوْبِكِ،
فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَآهُ فِي
ثَوْبٍ قَضَبَهُ» [مسند أحمد: حسن]
"Saya
pernah berjalan bersama Aisyah melalui para wanita yang berada di antara
Shafwah dan Marwah. Saya melihat ada seorang wanita yang mengenakan gamis yang
terdapat gambar salib. Lalu Aisyah berkata kepadanya; 'Lepas salib ini dari
bajumu, karena apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat
di bajunya, beliau merobeknya'." [Musnad Ahmad: Hasan]
10) Berlapang
dada.
Dari ‘Urwah -rahimahullah-;
أَنَّ عُمَرَ
أَرْسَلَ إِلَى عَائِشَةَ: ائْذَنِي لِي أَنْ أُدْفَنَ مَعَ صَاحِبَيَّ،
فَقَالَتْ: «إِي وَاللَّهِ»، قَالَ: وَكَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَرْسَلَ إِلَيْهَا
مِنَ الصَّحَابَةِ، قَالَتْ: «لاَ وَاللَّهِ، لاَ أُوثِرُهُمْ بِأَحَدٍ أَبَدًا» [صحيح البخاري]
Bahwa Umar pernah mengutus utusan kepada
'Aisyah yang isinya, "Maaf, berilah aku ijin agar aku dikuburkan bersama
dua sahabatku (Nabi dan Abu Bakar)!”
Maka Aisyah menjawab: Iya, demi Allah!
Urwah berkata: Padahal hari-hari sebelumnya jika ada
sahabat laki-laki yang mengutus utusan kepada Aisyah (agar dikuburkan bersama
nabi atau Abu bakar), 'Aisyah selalu menjawab "TIDAK, demi Allah,
selamanya aku sama sekali tidak akan memberi kesempatan kepada
seorangpun." [Shahih Bukhari]
11)
Pemaaf.
Dari ‘Urwah -rahimahullah-;
أَنَّ
حَسَّانَ بْنَ ثَابِتٍ، كَانَ مِمَّنْ كَثَّرَ عَلَى عَائِشَةَ فَسَبَبْتُهُ
فَقَالَتْ: يَا ابْنَ أُخْتِي دَعْهُ «فَإِنَّهُ كَانَ يُنَافِحُ عَنْ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa Hassan bin Tsabit adalah termasuk orang yang benyak
menuduh Aisyah (selingkuh pada kisah Al-Ifk), lalu aku mencelanya.
Kemudian Aisyah berkata; 'Wahai kemenakanku,
biarkan saja, sesungguhnya dulu dia telah membela Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam.' [Shahih
Bukhari dan Muslim]
12) Rendah hati.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata ketika orang-orang yang menuduhnya
mengatakan apa yang mereka katakan:
فَاضْطَجَعْتُ عَلَى فِرَاشِي وَأَنَا حِينَئِذٍ
أَعْلَمُ أَنِّي بَرِيئَةٌ، وَأَنَّ اللَّهَ يُبَرِّئُنِي، وَلَكِنِّي وَاللَّهِ مَا
كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ اللَّهَ يُنْزِلُ فِي شَأْنِي وَحْيًا يُتْلَى، وَلَشَأْنِي فِي
نَفْسِي كَانَ أَحْقَرَ مِنْ أَنْ يَتَكَلَّمَ اللَّهُ فِيَّ بِأَمْرٍ يُتْلَى، وَأَنْزَلَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ} العَشْرَ
الآيَاتِ كُلَّهَا [صحيح البخاري ومسلم]
Kemudian aku berbaring di atas ranjangku dan aku saat
itu lebih tahu bahwa aku bebas dari tuduhan itu dan sesungguhnya Allah akan
membebaskan tuduhan itu terhadapku, akan tetapi demi Allah, aku tidak menyangka
bahwasanya Allah akan menurunkan dalam urusanku ini satu wahyu yang dibaca
(ayat Al-Qur’an), dan sungguh urusanku ini menurut diriku sendiri lebih rendah
daripada Allah berfirman tentang aku dalam satu urusan yang akan dibaca (dalam
Al-Qur’an). Dan Allah menurunkan ayat: {Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah
baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang
dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar
dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar} Sepuluh ayat seterusnya (dari surah An-Nuur 11-20.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
13) Tidak suka dipuji.
Ibnu Abu Mulaikah -rahimahullah- berkata;
اسْتَأْذَنَ
ابْنُ عَبَّاسٍ قَبْلَ مَوْتِهَا عَلَى عَائِشَةَ وَهِيَ مَغْلُوبَةٌ، قَالَتْ:
أَخْشَى أَنْ يُثْنِيَ عَلَيَّ، فَقِيلَ: ابْنُ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمِنْ وُجُوهِ المُسْلِمِينَ، قَالَتْ: ائْذَنُوا لَهُ،
فَقَالَ: كَيْفَ تَجِدِينَكِ؟ قَالَتْ: بِخَيْرٍ إِنِ اتَّقَيْتُ، قَالَ:
«فَأَنْتِ بِخَيْرٍ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، زَوْجَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَنْكِحْ بِكْرًا غَيْرَكِ، وَنَزَلَ عُذْرُكِ مِنَ السَّمَاءِ»
وَدَخَلَ ابْنُ الزُّبَيْرِ خِلاَفَهُ، فَقَالَتْ: دَخَلَ ابْنُ عَبَّاسٍ
فَأَثْنَى عَلَيَّ، وَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ نِسْيًا مَنْسِيًّا [صحيح البخاري]
Sebelum wafat Aisyah, Ibnu 'Abbas meminta izin
untuk menemuinya yang pada waktu itu Aisyah dalam keadan sangat lemah. Aisyah
berkata; Aku takut ia akan memujiku.
Lalu di katakan kepadanya, ia adalah putra paman
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan pembesar kaum muslimin.
Maka Aisyah pun berkata; “Izinkanlah ia masuk.”
Setelah masuk Ibnu Abbas berkata; “Bagaimana keadaamu?”
Aisyah menjawab; “Saya dalam keadaan baik-baik jika
saya bertakwa.”
Ibnu Abbas berkata; “Sebagai istri Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, Insya Allah engkau dalam akan selalu dalam keadaan baik,
beliau tidak menikahi seorang perawan selain engkau. Dan dari langit Allah
telah membebaskanmu dari tuduhan keji.”
Ketika Ibnu Abbas pulang, Ibnu Jubair masuk. Lalu
Aisyah berkata; “Barusan Ibnu Abbas masuk, dan ia telah memujiku. Aku ingin
sekali menjadi seorang yang tidak berarti lagi dilupakan! [Shahih Bukhari]
Ø
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata kepada
Abdullah bin Zubair:
«ادْفِنِّي
مَعَ صَوَاحِبِي، وَلاَ تَدْفِنِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي البَيْتِ، فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُزَكَّى» [صحيح البخاري]
"Kuburkanlah aku bersama-sama sahabatku, dan
jangan kuburkan aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumah,
sebab aku tidak suka dipuji-puji." [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Referensi:
عائشة أم
المؤمنين موسوعة علمية عن حياتها وفضلها ومكانتها العلمية وعلاقتها بآل البيت
تأليف: مجموعة من الباحثين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...