بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابٌ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ مِنَ
الإِسْلاَمِ
Bab:
“Memberi makan bagian dari Islam”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
bahwa saling berbagi kebaikan adalah bagian dari amalan Islam seperti memberi
makan dan memberi salam sebagaimana dalam hadiits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
‘anhuma.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
12 - حَدَّثَنَا عَمْرُو
بْنُ خَالِدٍ [الحراني]، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ [بن أبي
حَبيب]، عَنْ أَبِي الخَيْرِ [مَرْثَدُ بنُ عَبْدِ اللهِ اليَزَنِيُّ]، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ:
«تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ
تَعْرِفْ»
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin
Khalid [Al-Harraniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari
Yazid [bin Abi Habib], dari Abu Al-Khair [Martsad bin Abdillah Al-Yazaniy],
dari Abdullah bin 'Amr; Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi ﷺ, "Islam manakah yang paling
baik?" Nabi ﷺ menjawab, "Kamu
memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak
kamu kenal".
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Derajat
Islam dan iman seseorang bertingkat-tingkat, bisa bertambah dan berkurang.
Lihat: Hadits Abu Hurairah; Tingkatan Iman
3. Berbuat
baik kepada orang lain adalah diantara tingkatan Islam yang terbaik.
Lihat: Syarah Arba’in hadits (36) Abu Hurairah; Pertolongan Allah untuk yang suka menolong
4. Sahabat
menanyakan tentang Islam yang terbaik untuk menjadi yang terbaik.
Lihat: Berlomba dalam urusan akhirat
5. Keutamaan
memberi makan.
Diantaranya:
1)
Amalan Islam yang terbaik.
2)
Harta menjadi kekal.
3)
Pahala dilipat-gandakan.
Dari Aisyah
radhiallahu 'anha; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ لَيُرَبِّي لِأَحَدِكُمُ التَّمْرَةَ، وَاللُّقْمَةَ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ
فَلُوَّهُ أَوْ فَصِيلَهُ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ أُحُدٍ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Sesungguhnya
Allah benar-benar akan menggandakan kurma dan suapan makanan untuk kalian,
sebagaimana kalian membesarkan anak kuda atau bayi kalian hingga menjadi
seperti gunung Uhud." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
4)
Melapangkan rezki.
5)
Amalan yang paling dicintai oleh Allah.
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma;
Seseorang datang kepada Nabi ﷺ dan bertanya:
يَا رَسُولَ اللهِ،
أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ وَأَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ فَقَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى
أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ
عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ
تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
- وَمَنَ كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ كَظَمَ غَيْظَهُ، وَلَوْ
شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلَأَ اللهُ قَلْبَهُ رَجَاءً يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَتَهَيَّأَ لَهُ أَثْبَتَ اللهُ قَدَمَهُ
يَوْمَ تَزُولُ الْأَقْدَامِ» [المعجم الكبير
للطبراني: حسن]
Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan amalan apa yang
paling dicintai oleh Allah?
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Orang yang paling dicintai oleh
Allah ta’aalaa adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, dan amalan
yang paling dicintai oleh Allah ta’aalaa adalah kegembiraan yang engkau
berikan kepada seorang muslim, atau engkau menghilangkan kesulitannya, atau
engkau membebaskan utangnya, atau engkau menghilangkan rasa laparnya, dan aku
berjalan memenuhi hajat saudaraku lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di
masjid ini -yaitu masjid Madinah selama sebulan-, dan siapa yang menahan
marahnya maka Allah akan menutupi aibnya, dan siapa yang menahan murkanya
padalah jika ia mau ia bisa melampiaskannya maka Allah akan memenuhi hatinya
pengharapan di hari kiamat, dan siapa yang berjalan memenuhi hajat saudaranya
sampai ia menyelesaikannya maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari banyak
kaki yang tergelincir”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
6)
Tidak termasuk orang yang mendustakan agama.
7)
Bebas dari sifat nifaq.
8)
Selamat dari siksa neraka.
9)
Masuk surga.
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«اعْبُدُوا
الرَّحْمَنَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَأَفْشُوا السَّلَامَ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ
بِسَلَامٍ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Beribadahlah
kalian kepada Ar Rahman, berilah makanan, dan tebarkanlah salam, niscaya kalian
akan masuk surga dengan selamat." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Al-Baraa’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang
Arab Baduwi mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu amalan
yang dapat memasukkanku ke dalam surga."
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«لَئِنْ كُنْتَ
أَقْصَرْتَ الْخُطْبَةَ، لَقَدْ أَعْرَضْتَ الْمَسْأَلَةَ، أَعْتِقِ النَّسَمَةَ، وَفُكَّ
الرَّقَبَةَ» . فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوَلَيْسَتَا بِوَاحِدَةٍ؟ قَالَ:
«لَا، إِنَّ عِتْقَ النَّسَمَةِ أَنْ تَفَرَّدَ بِعِتْقِهَا، وَفَكَّ الرَّقَبَةِ أَنْ
تُعِينَ فِي عِتْقِهَا، وَالْمِنْحَةُ الْوَكُوفُ، وَالْفَيْءُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ
الظَّالِمِ، فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ، فَأَطْعِمِ الْجَائِعَ، وَاسْقِ الظَّمْآنَ،
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ، وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ، فَإِنْ لَمْ تُطِقْ ذَلِكَ، فَكُفَّ
لِسَانَكَ إِلَّا مِنَ الْخَيْرِ» [مسند أحمد: صحيح]
"Jika kamu meringkas materi khutbah, maka sungguh, kamu
telah memaparkan masalah. Karena itu, bebaskanlah satu jiwa dan merdekakan-lah
satu budak."
Laki-laki itu bertanya, "Wahai Rasulullah,
bukankah hal itu satu?"
Beliau
menjawab: "Tidak, An-Nasamah (membebaskan satu jiwa) berarti kamu sendiri
yang membebaskanya. Sedangkan Fakku Ar-Raqabah (memerdekakan budak) adalah kamu
menolong budak tersebut dalam memerdekakan dirinya. Dan memberi tanah untuk
dicocok tanami, atau kambing agar di peras susunya, atau memberi harta Fai`
(harta yang dirampas dari musuh tanpa melalui peperangan) kepada kerabat yang
zalim. Jika kamu tidak mampu melakukannya, maka berilah makan orang yang lapar
dan berikanlah minum kepada orang yang kehausan, menyuruh kepada kebaikan serta
mencegah kemungkaran. Dan jika kamu tidak mampu juga, maka tahanlah lisanmu,
kecuali untuk mengatakan kebaikan." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dari
Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ فِي الْجَنَّةِ
غُرْفَةً يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا أَعَدَّهَا
اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلَانَ الْكَلَامَ، وَتَابَعَ الصِّيَامَ وَصَلَّى
وَالنَّاسُ نِيَامٌ» [مسند أحمد: حسنه
الشيخ الألباني]
"Sesungguhnya di dalam surge ada kamar yang terlihat bahagian luarnya
dari dalam, dan bagian dalamnya dari luar. Allah mempersiapkannya bagi orang
yang memberi makan, lemah lembut dalam berbicara, senantiasa berpuasa, dan
shalat ketika orang-orang tidur". [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Dari
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ فِي الجَنَّةِ
غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا»
"Sesungguhnya di dalam surga ada kamar yang terlihat bagian luarnya dari
dalam dan bagian dalamnya dari luar".
Seorang A'rabiy berdiri dan bertanya: Untuk siapa
kamar itu ya Rasulullah?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«لِمَنْ أَطَابَ
الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ
نِيَامٌ» [سنن الترمذي:
حسن]
“Bagi orang yang baik tutur katanya, memberi makan, selalu
berpuasa, dan salat di malam hari saat orang-orang sedang tidur”. [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
Ø Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«الدَّرَجَاتُ
إِفْشَاءُ السَّلَامِ، وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ
نِيَامٌ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Dan yang meninggikan derajat di surga adalah menyebarkan salam, memberi
makan, dan shalat di malam hari saat orang-orang sedang tidur. [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
10) Mendapatkan ampunan dosa.
Abu
Hurairah radliallahu 'anhu
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا، فَنَزَلَ
فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ،
فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ
بَلَغَ مِنِّي، فَنَزَلَ البِئْرَ فَمَلاَ خُفَّهُ مَاءً، فَسَقَى الكَلْبَ، فَشَكَرَ
اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ "، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّ لَنَا فِي
البَهَائِمِ لَأَجْرًا؟ فَقَالَ: «فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada
seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat
sehingga dia turun ke suatu sumur lalu minum dari air sumur tersebut. Ketika
dia keluar didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya
menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini
sedang kehausan seperti yang aku alami tadi". Maka dia (turun kembali ke
dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya
dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Kemudian dia
bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya". Para sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik
kepada hewan?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
11) Sifat penghuni Al-Maimanah
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{أَوْ
إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14) يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ (15) أَوْ مِسْكِينًا
ذَا مَتْرَبَةٍ (16) ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (17) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ} [البلد: 14 - 18]
Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,
(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat
fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang
beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. [Al-Balad: 14-18]
12) Orang yang
terbaik
Dari
Shuhaib radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«خِيَارُكُمْ
مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ وَرَدَّ السَّلَامَ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Yang
terbaik dari kalian adalah yang memberi makan dan menjawab salam". [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
13) Mendekatkan
diri kepada Allah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah
ﷺ bersabda:
Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berkata pada hari kiamat:
"
يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ؟
وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ، قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي
فُلَانٌ، فَلَمْ تُطْعِمْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ
ذَلِكَ عِنْدِي، يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ، فَلَمْ تَسْقِنِي، قَالَ: يَا رَبِّ
كَيْفَ أَسْقِيكَ؟ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ، قَالَ: اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ
فَلَمْ تَسْقِهِ، أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي " [صحيح مسلم]
"Hai, anak Adam! Aku minta makan kepadamu, mengapa kamu
tidak memberi-Ku makan?" Jawab anak Adam, "Wahai Rabb-ku, Bagaimana
mungkin aku memberi engkau makan, padahal Engkau Tuhan semesta alam?"
Allah Ta'ala berfirman, "Apakah kamu tidak tahu, bahwa hamba-Ku si Fulan
minta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu
seandainya kamu memberinya makan niscaya engkau mendapatkannya di
sisi-Ku?" "Hai, anak Adam! Aku minta minum kepadamu, mengapa kamu
tidak memberi-Ku minum?" Jawab anak Adam, "Wahai Tuhanku, bagaimana
mungkin aku memberi Engkau minum, padahal Engkau Tuhan semesta alam?"
Allah Ta'ala menjawab, "Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi
kamu tidak memberinya minum. Ketahuilah, seandainya kamu memberinya minum,
niscaya kamu mendapatkannya di sisi-Ku." [Shahih Muslim]
Lihat: Keutamaan memberi makan dan minum
6. Keutamaan
memberi salam.
Diantaranya:
1) Amalan Islam yang terbaik.
2) Menanamkan rasa saling mencintai
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا
حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Kalian tidak akan masuk surga sampai
kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian "saling
mencintai". Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian
lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian”.
[Sahih Muslim]
3) Pahala yang banyak.
Imran bin Hushain radhiyallahu
'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ
السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ،
فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «عِشْرُونَ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ،
فَقَالَ: «ثَلَاثُونَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan mengucapkan, "Assalamu
Alaikum?"
Beliau membalas salam orang tersebut lalu
duduk, Nabi ﷺ kemudian
bersabda: "Sepuluh."
Setelah itu ada seseorang datang dan
mengucapkan salam, "Assalamu Alaikum wa Rahmatullah."
Beliau membalas salam orang tersebut lalu
duduk, beliau bersabda: "Dua puluh."
Setelah itu ada lagi orang datang dan
mengucapakan salam, "Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa
barakatuh."
Beliau membalas salam orang tersebut lalu
duduk, beliau bersabda: "Tiga puluh." [Sunan Abi Daud: Shahih]
4) Tidak tergolong orang yang kikir.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ
بِالسَّلَامِ» [صحيح ابن حبان]
"Orang yang paling kikir
adalah orang yang kikir memberi salam dan orang yang paling lemah adalah orang
yang tidak bisa berdo'a." [Sahih Ibnu Hibban]
5) Yang paling dekat dengan Allah ‘azza wajalla.
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ
بِاللَّهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلَامِ» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Orang yang paling utama di sisi Allah
adalah orang yang memulai dalam mengucapkan salam." [Sunan Abi Daud:
Shahih]
6) Bernilai sedekah.
Dari Abu Dzar
-radhiyallahu 'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ
سُلَامَى مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ، تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Setiap
hari setiap persendian anak Adam harus disedekahi, salam yang diberikan kepada
orang yang dijumpainya adalah sedekah." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa 'anhu:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«عَلَى كُلِّ سُلَامَى
مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ حِينَ يُصْبِحُ» ، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ
"، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ سَلَامَكَ
عَلَى عِبَادِ اللَّهِ صَدَقَةٌ» [مسند أحمد: حسن
لغيره]
"Setiap ruas tulang anak Adam ada
kewajiban untuk disedekahi" Maka hal tersebut membuat sulit kaum muslimin,
lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
salam kamu terhadap hamba-hamba Allah adalah sedekah." [Musnad Ahmad:
Hasan ligairih]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
7. Memberi
salam kepada siapa saja.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ أَنْ يُسَلِّمَ الرَّجُلُ عَلَى الرَّجُلِ، لَا يُسَلِّمُ عَلَيْهِ
إِلَّا لِلْمَعْرِفَةِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Sesungguhnya dari tanda-tanda hari
kiamat adalah seseorang memberi salam kepada seseorang dan tidak memberi salam
kecuali kepada yang dikenal." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Ø Dalam riwayat lain; Al-Aswad bin Yazid berkata: Shalat telah
didirikan di masjid, lalu kami datang bersama Abdullah bin Mas'ud,
tatkala orang-orang rukuk, Abdullah pun ruku dan kami pun rukuk bersamanya,
sementara kami sedang berjalan. Seorang laki-laki lewat di depannya seraya
berkata; (ASSALAMU 'ALAIKA) wahai Abu Abdurrahman. Maka Abdullah pun menjawab,
ketika itu ia sedang rukuk; (SHADAQALLAHU WA RASULUHU) (Mahabenar Allah dan
rasul-Nya) ia melanjutkan; Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ، إِذَا كَانَتِ التَّحِيَّةُ عَلَى الْمَعْرِفَةِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Sesungguhnya dari tanda-tanda kiamat
adalah apabila ucapan salam hanya kepada orang yang dikenal." [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
8. Boleh
laki-laki dan perempuan yang bukan murim saling memberi salam jika aman dari
fitnah (godaan).
Asma binti Yazid radhiyallahu
‘anha berkata:
«مَرَّ عَلَيْنَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا» [سنن أبي داود: صحيح]
"Nabi ﷺ
melewati kami (kaum wanita) lalu mengucapkan salam kepada kami." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
Ø Jarir radhiyallahu ‘anhu berkata:
«مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِنَّ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
“Rasulullah ﷺ
melewati kaum wanita, maka beliau pun mengucapkan salam kepada mereka”. [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
Ø Sahl bin Sa'd radhiyallahu ‘anhuma berkata:
«كَانَتْ فِينَا
امْرَأَةٌ تَجْعَلُ عَلَى أَرْبِعَاءَ فِي مَزْرَعَةٍ لَهَا سِلْقًا، فَكَانَتْ
إِذَا كَانَ يَوْمُ جُمُعَةٍ تَنْزِعُ أُصُولَ السِّلْقِ، فَتَجْعَلُهُ فِي
قِدْرٍ، ثُمَّ تَجْعَلُ عَلَيْهِ قَبْضَةً مِنْ شَعِيرٍ تَطْحَنُهَا، فَتَكُونُ
أُصُولُ السِّلْقِ عَرْقَهُ، وَكُنَّا نَنْصَرِفُ مِنْ صَلاَةِ الجُمُعَةِ،
فَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا، فَتُقَرِّبُ ذَلِكَ الطَّعَامَ إِلَيْنَا، فَنَلْعَقُهُ
وَكُنَّا نَتَمَنَّى يَوْمَ الجُمُعَةِ لِطَعَامِهَا ذَلِكَ» [صحيح البخاري]
"Di tempat kami ada seorang wanita yang
menanam ubi di sela-sela selokan kebunnya. Jika hari Jumat tiba, dia mencabut
pohon ubinya lalu direbusnya dalam periuk yang dicampur dengan segenggam
gandum. Rebusan ubi dijadikan sebagai makanan pengganti sepotong daging.
Setelah kami selesai melaksanakan shalat Jumat, kami datang ke rumah wanita
itu. Kami masuk mengucapkan salam lalu dia menyuguhkan makanan ubinya itu
kepada kami, maka kami pun memakannya. Kami selalu mengharapkan kehadiran hari
Jumat karena ada makanan yang disuguhkannya itu." [Shahih Bukhari]
Lihat: Bahaya godaan wanita
9. Hukum
memberi salam kepada selain muslim.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَبْدَءُوا
الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي
طَرِيقٍ، فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ» [صحيح
مسلم]
"Janganlah kalian mendahului
orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam. Apabila kalian berpapasan dengan
salah seorang di antara mereka di jalan, maka desaklah dia ke jalan yang paling
sempit." [Shahih Muslim]
Ø Abu Abdurrahman Al-Juhaniy radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنِّي رَاكِبٌ
غَدًا إِلَى الْيَهُودِ فَلَا تَبْدَءُوهُمْ بِالسَّلَامِ، فَإِذَا سَلَّمُوا
عَلَيْكُمْ فَقُولُوا: وَعَلَيْكُمْ " [سنن
ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya besok aku akan datang
menemui orang-orang Yahudi, maka janganlah kalian mendahului mereka dengan
salam, dan apabila mereka mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah, 'Wa
'alaikum'." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
10. Yang
lebih dahulu memberi salam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ
عَلَى الكَبِيرِ»
"Hendaknya yang muda memberi salam kepada yang tua”.
Ø
Dalam riwayat lain;
«يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ
عَلَى المَاشِي، وَالمَاشِي عَلَى القَاعِدِ، وَالقَلِيلُ عَلَى الكَثِيرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Hendaknya orang yang berkendara
memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan memberi salam kepada yang
duduk dan (rombongan) yang sedikit kepada (rombongan) yang banyak."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Anas radhiyallahu ‘anhu berkata;
«أَتَى عَلَيَّ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَا أَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ،
قَالَ: فَسَلَّمَ عَلَيْنَا» [صحيح مسلم]
“Saya pernah didatangi oleh Rasulullah ﷺ ketika saya sedang bermain dengan
teman-teman yang lain. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami”. [Shahih
Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Iman bab 02, 03, 04, dan 05; Perkara-perkara iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...