بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Nabi ﷺ bersabda:
"إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنِي
إِسْرائيلَ: أَبْرَصَ، وأَقْرَعَ، وأَعْمَى، أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَليَهُمْ
فَبَعث إِلَيْهِمْ مَلَكاً، فأَتَى الأَبْرَصَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحبُّ
إِلَيْكَ؟ قَالَ: لَوْنٌ حسنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، ويُذْهَبُ عنِّي الَّذي قَدْ
قَذَرنِي النَّاسُ، فَمَسَحهُ فذَهَب عنهُ قذرهُ وَأُعْطِيَ لَوْناً حَسناً
.
قَالَ: فَأَيُّ الْمالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الإِبلُ - أَوْ قَالَ الْبَقَرُ-
شَكَّ الرَّاوِي -فأُعْطِيَ نَاقَةً عُشرَاءَ، فَقَالَ: بارَك اللَّهُ لَكَ فِيها.
فأَتَى الأَقْرعَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحب إِلَيْكَ؟ قَالَ: شَعْرٌ
حسنٌ، ويذْهبُ عنِّي هَذَا الَّذي قَذِرَني النَّاسُ، فَمسحهُ عنْهُ. أُعْطِيَ
شَعراً حَسَناً. قالَ فَأَيُّ الْمَالِ. أَحبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْبَقرُ،
فأُعِطيَ بَقَرَةً حامِلاً، وقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.
فَأَتَى الأَعْمَى فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ:
أَنْ يرُدَّ اللَّهُ إِلَيَّ بَصَري فَأُبْصِرَ النَّاسَ فَمَسَحَهُ فَرَدَّ
اللَّهُ إِلَيْهِ بصَرَهُ. قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِليْكَ؟ قَالَ:
الْغنمُ فَأُعْطِيَ شَاةً والِداً فَأَنْتجَ هذَانِ وَولَّدَ هَذا، فكَانَ لِهَذَا
وَادٍ مِنَ الإِبِلِ، ولَهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَرِ، وَلَهَذَا وَادٍ مِنَ
الْغَنَم.
ثُمَّ إِنَّهُ أتَى الأْبرص في صورَتِهِ وَهَيْئتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ
مِسْكينٌ قدِ انقَطعتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ الْيَوْمَ
إِلاَّ باللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ،
والْجِلْدَ الْحَسَنَ، والْمَالَ، بَعيِراً أَتبلَّغُ بِهِ في سفَرِي، فقالَ:
الحقُوقُ كَثِيرةٌ. فَقَالَ: كَأَنِّي أَعْرفُكُ أَلَمْ تَكُنْ أَبْرصَ يَقْذُرُكَ
النَّاسُ، فَقيراً، فَأَعْطَاكَ اللَّهُ، فقالَ: إِنَّما وَرثْتُ هَذا المالَ
كَابراً عَنْ كابِرٍ، فقالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً فَصَيَّركَ اللَّهُ إِلى مَا
كُنْتَ.
وأَتَى الأَقْرَع في صورتهِ وهيئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ
لهذَا، وَرَدَّ عَلَيْه مِثْلَ مَاردَّ هَذَّا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِباً
فَصَيّرَكَ اللهُ إِليَ مَاكُنْتَ.
وأَتَى الأَعْمَى في صُورتِهِ وهَيْئَتِهِ، فقالَ: رَجُلٌ مِسْكينٌ
وابْنُ سَبِيلٍ انْقَطَعَتْ بِيَ الْحِبَالُ في سَفَرِي، فَلا بَلاغَ لِيَ
اليَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بالَّذي رَدَّ عَلَيْكَ بصرَكَ
شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا في سَفَرِي؟ فقالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ
إِلَيَّ بَصري، فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدعْ مَا شِئْتَ فَوَاللَّهِ ما أَجْهَدُكَ
الْيَوْمَ بِشْيءٍ أَخَذْتَهُ للَّهِ عزَّ وجلَّ. فقالَ: أَمْسِكْ مالَكَ
فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ فَقَدْ رضيَ اللَّهُ عنك، وَسَخَطَ عَلَى
صَاحِبَيْكَ" متفقٌ عَلَيهِ.
"Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani
Israil ada yang kudisan, botak dan buta. Kemudian Allah ingin menguji mereka
semua, lalu Dia mengutus malaikat datang menemui mereka. Lantas ia datang
menemui orang yang mengidap penyakit kudisan seraya berkata, 'Apa yang paling
kamu sukai? ' Ia menjawab, 'Warna kulit yang bagus, kulit yang mulus, serta
sembuhnya penyakit (kudisku ini) yang membuat orang jijik kepadaku."
Rasulullah ﷺ bersabda, "Lalu
iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakit kudisnya, dan diberikan kepadanya
warna kulit yang bagus dan kulit yang mulus. Ia berkata, 'Harta apa yang paling
kamu senangi? ' Ia menjawab, 'Unta atau sapi.' -Perawinya ragu- Lalu ia
memberikannya seekor unta yang sedang hamil tua seraya berkata, 'Semoga Allah
memberkahimu dalam unta itu.'
Selanjutnya ia mendatangi orang botak
kepalanya seraya bertanya kepadanya: 'Apa yang paling kamu sukai? ' Ia
menjawab, 'Rambut yang bagus dan sembuhnya penyakit yang membuatku dihina
orang.' Lalu iapun mengabulkannya, menyembuhkan penyakitnya serta memberinya
rambut yang bagus. Ia bertanya: 'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia
menjawab, 'Sapi.' Lalu diberikanlah kepadanya seekor sapi yang sedang hamil
lantas ia berkata, 'Semoga Allah memberkahimu dalam sapi itu.'
Selanjutnya ia mendatangi orang yang buta
matanya seraya berkata, 'Apa yang paling kamu senangi? ' Ia menjawab, 'Jika
Allah mengembalikan penglihatanku hingga dengannya aku dapat melihat manusia.'
Lalu iapun mengabulkannya dan Allah memulihkan penglihatannya. Ia bertanya:
'Harta apa yang paling kamu inginkan? ' Ia menjawab, 'Kambing.' Maka
diberikanlah seekor kambing yang hendak beranak kepadanya, lalu tidak berapa
lama kambing itupun melahirkan anaknya. Dengan begitu orang ini mempunyai sejumlah
unta, yang ini mempunyai sejumlah sapi, dan yang itu mempunyai sejumlah
kambing.
Kemudian ia mendatangi orang yang (tadinya)
kudisan untuk kedua kalinya dalam bentuk kondisi ia dahulu, lantas berkata,
'Aku adalah seorang lelaki miskin yang sedang berada dalam perjalanan dan tidak
mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai penghidupan kecuali dari Allah
kemudian dari pemberianmu. Dengan nama Dzat yang telah memberimu warna kulit
yang bagus, kulit yang mulus, serta memberimu harta berupa unta, aku memintamu
untuk memberiku suatu pemberian agar aku dapat melanjutkan perjalananku. Iapun
menjawab, 'Hak-hak itu sangat banyak.' Lalu ia berkata, 'Sepertinya aku
mengenalmu, bukankah dulu kamu adalah seorang yang mengidap penyakit kudis yang
mana para manusia selalu mengejekmu, dan kamu adalah seorang yang fakir lalu
Allah memberikan (nikmat-Nya) kepadamu? ' Ia menjawab, 'Sesungguhnya aku
mewarisi harta ini dari nenek moyangku yang kaya.' Iapun berkata, 'Jika kamu
berdusta dalam ucapanmu itu, maka semoga saja Allah menjadikanmu seperti
sediakala.'
Selanjutnya ia mendatangi si botak dalam
bentuknya dahulu, lalu ia berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakannya
kepada orang pertama dan iapun menolaknya sebagaimana orang pertama menolaknya.
Lalu ia berkata, 'Jika kamu berdusta dalam ucapanmu, maka semoga saja Allah
akan menjadikanmu seperti sediakala.'
Kemudian ia mendatangi orang (yang tadinya)
buta matanya dalam bentuk aslinya seraya berkata, 'Aku adalah seorang lelaki
miskin yang sedang berada dalam perjalanan, dalam perjalananku ini aku tidak
mempunyai pekerjaan sehingga aku tidak mempunyai sumber penghidupan kecuali
dari Allah kemudian dari pemberianmu. Demi Dzat yang telah mengembalikan
penglihatanmu dan memberimu sejumlah kambing, kumohon berikanlah sesuatu
kepadaku sehingga aku dapat melanjutkan perjalananku lagi.' Ia berkata, 'Dulu
mataku buta lalu Allah menyembuhkannya, maka ambillah (hartaku) sesuka hatimu
dan tinggallah apa yang tidak kau sukai. Sungguh Demi Allah, harta yang kau
ambil tidak akan membuatku bersedih.' Maka ia berkata, 'Peliharalah hartamu
karena sesungguhnya kalian sedang diuji. Kamu telah diridhai dan kedua temanmu
telah dimurkai." [Muttafaqun ‘alaihi]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1)
Biografi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2)
Keutamaan
beternak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«الفَخْرُ
وَالخُيَلاَءُ فِي أَهْلِ الخَيْلِ وَالإِبِلِ، وَالفَدَّادِينَ أَهْلِ الوَبَرِ،
وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الغَنَمِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kebanggaan
diri sendiri dan kesombongan terletak pada para pemilik kuda dan unta dan yang
biasa bersuara keras dari para pengembala unta yang berpindah-pindah (badui),
sedangkan ketenangan ada pada para pemilik kambing". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
«مَا
بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الغَنَمَ»، فَقَالَ أَصْحَابُهُ: وَأَنْتَ؟
فَقَالَ: «نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ» [صحيح البخاري]
"Tidaklah
Allah mengutus seorang Nabi melainkan dia menggembalakan kambing". Para
sahabat bertanya, "Termasuk engkau juga?" Maka beliau menjawab,
"Ya, aku pun mengembalakannya dengan upah beberapa qirat (keping dinar)
milik penduduk Makkah". [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مِنْ
خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُمْ، رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ
اللهِ، يَطِيرُ عَلَى مَتْنِهِ، كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً، أَوْ فَزْعَةً طَارَ
عَلَيْهِ، يَبْتَغِي الْقَتْلَ وَالْمَوْتَ مَظَانَّهُ، أَوْ رَجُلٌ فِي غُنَيْمَةٍ
فِي رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هَذِهِ الشَّعَفِ، أَوْ بَطْنِ وَادٍ مِنْ هَذِهِ
الْأَوْدِيَةِ، يُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَيَعْبُدُ رَبَّهُ
حَتَّى يَأْتِيَهُ الْيَقِينُ، لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلَّا فِي خَيْرٍ» [صحيح مسلم]
"Sebaik-baik
kehidupan manusia adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya dan
bergegas untuk berjuang di jalan Allah, setiap kali mendengar suara musuh yang
menakutkan atau sangat mengerikan, ia melompat ke atas punggung kudanya untuk
mengharapkan kematian. Atau seorang laki-laki yang berada dalam kumpulan
kambing yang berada di puncak gunung atau berada di pedalaman lembah ini, ia
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan beribadah kepada Rabb-nya sampai
menemui ajalnya, tidaklah ia menjadi manusia kecuali dalam kebaikan."
[Shahih Muslim]
3)
Keutamaan
unta.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَفَلَا
يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ} [الغاشية: 17]
Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? [Al-Gasyiyah: 17]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
«قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ
عُكْلٍ أَوْ عُرَيْنَةَ، فَاجْتَوَوْا المَدِينَةَ ، فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِقَاحٍ، وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا
وَأَلْبَانِهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
Beberapa orang dari
kabilah 'Ukl atau 'Urainah mendatangai Madinah, kemudian mereka terkena
penyakit. Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan mereka ke tempat pengembalaan onta dan meminum kencing
dan susunya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
4)
Keutamaan
sapi.
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلاَ أُخْبِرُكَ بِإِدَامِهِمْ؟
ثَوْرٌ وَنُونٌ، يَأْكُلُ مِنْ زَائِدَةِ كَبِدِهِمَا سَبْعُونَ أَلْفًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Maukah engkau kuberi
tahu tentang lauk penghuni surga? Sapi dan ikan, bagian yang menempel (tepi)
pada hatinya dimakan oleh 70.000 orang". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Thariq bin Syihab
-rahimahullah-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ
لَهُ شِفَاءً، فَعَلَيْكُمْ بِأَلْبَانِ الْبَقَرِ، فَإِنَّهَا تَرُمُّ مِنْ كُلِّ
الشَّجَرِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Sesungguhnya Allah 'azza
wajalla tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya. Karena itu,
hendaklah kalian minum susu sapi, sebab ia makan dari beragam jenis
dedaunan". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Takhrij hadits "Daging sapi
adalah penyakit"
5)
Keutamaan
kambing.
Al-Baraa' bin 'Aazib radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ ditanya tentang shalat di kandang kambing, maka Rasulullah ﷺ menjawab:
«صَلُّوا فِيهَا فَإِنَّهَا بَرَكَةٌ»
[سنن أبي داود: صحيح]
"Shalatlah kalian di
kandang kambing, karena kambing adalah berkah". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ الْغَنَمَ مِنْ دَوَابِّ الْجَنَّةِ فَامْسَحُوا رُغَامَهَا
وَصَلُّوا فِي مَرَابِضِهَا " [السنن الكبرى للبيهقي: حسنه الألباني]
"Sesungguhnya kambing adalah
salah satu hewan surga, maka basuhlah ingusnya, dan salatlah kalian di
kandangnya". [As-Sunan Al-Kubraa Al-Baehaqiy: Hasan]
Lihat: Hadits tentang hewan
6)
Tidak
mencela orang lain dengan penyakitnya.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu; Suatu hari ia mengambil siwak dari pohon “araak”, dan ia memiliki
betis yang kecil, kemudian angin bertiup membuatnya miring, maka orang-orang
tertawa melihatnya. Maka Rasulullah ﷺ bertanya:
«مِمَّ تَضْحَكُونَ؟»
“Kenapa kalian tertawa?”
Mereka menjawab: Wahai nabi Allah, karena
betisnya yang kecil.
Maka Rasulullah bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ
مِنْ أُحُدٍ» [مسند أحمد: صحيح]
“Demi yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh
kedua betisnya itu lebih berat dalam timbangan (akhirat) dari gunung Uhud”.
[Musnad Ahmad: Shahih]
7)
Do’a
ketika melihat orang yang ditimpa musibah.
Dari Umar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
مَنْ رَأَى صَاحِبَ بَلَاءٍ، فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا
ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا، إِلَّا
عُوفِيَ مِنْ ذَلِكَ البَلَاءِ كَائِنًا مَا كَانَ مَا عَاشَ " [سنن الترمذي: حسن]
"Barangsiapa
yang melihat orang yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan; (Segala puji
bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang diberikan kepadamu, dan
melebihkanku atas kebanyakan orang yang Dia ciptakan) kecuali ia
diselamatkan dari ujian tersebut, apapun hal tersebut selama ia masih
hidup." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
8)
Meminta
atas nama Allah 'azza wajalla.
Dari Ibnu Umar –radhiyallahu ‘anhuma-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنِ اسْتَعَاذَكُمْ بِاللَّهِ
فَأَعِيذُوهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ» [سنن أبي داود:
صححه الألباني]
“Siapa yang meminta
lindunganmu demi Allah maka lindungilah ia, dan siapa yang meminta sesuatu darimu
demi Allah maka berilah ia. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Adab berdo'a
9)
Bahaya
menolak orang yang meminta atas nama Allah ‘azza wajalla.
Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ النَّاسِ؟»
“Maukah kalian kuberi tahu
orang yang paling buruk?”
Sahabat menjawab: Iya, ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«الَّذِي يُسْأَلُ بِاللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ، وَلَا يُعْطِي بِهِ» [سنن النسائي: صححه الألباني]
“Yaitu orang yang diminta demi
Allah 'azza wajalla kemudian ia tidak memberi”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ø
Dari Abu Musa
Al-Asy’ariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَلْعُونٌ مَنْ سَأَلَ بِوَجْهِ
اللَّهِ، ومَلْعُونٌ مَنْ سُئِلَ بِوَجْهِ اللَّهِ ثُمَّ مَنَعَ سَائِلَهُ مَا لَمْ
يَسْأَلْهُ هُجْرًا» [مسند الروياني: حسنه الألباني]
“Terlaknatlah orang yang meminta atas nama
Allah. Terlaknatlah orang yang diminta atas nama Allah, lalu tidak mengabulkan
permintaan si peminta, selama ia (si peminta) tidak meminta perkara yang
memutuskan persaudaraan”. [Musnad Ar-Ruyaniy: Hasan]
10) Boleh meminta kepada manusia yang mampu
tapi tetap meyakini bahwa yang memberi adalah Allah ‘azza wajalla.
Nabi Musa dan Khidir –‘alaihimassalam-
minta diberi makan oleh penduduk kampung:
{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا
أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا} [الكهف: 77]
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya
sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri
itu. [Al-Kahfi: 77]
Ø Dari Samurah bin Jundab –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ المَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ
بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا، أَوْ فِي أَمْرٍ
لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Sesungguhnya meminta adalah
aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta kepada
penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
Lihat: Sifat ِAl-Isti’anah; Minta pertolongan hanya kepada Allah
11) Anjuran memberi orang yang meminta.
Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ
النَّاسِ؟»
“Maukah kalian kuberi tahu orang yang paling
buruk?”
Sahabat menjawab: Iya, ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«الَّذِي يُسْأَلُ بِاللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا يُعْطِي بِهِ» [سنن النسائي: صححه
الألباني]
“Yaitu orang yang diminta demi Allah 'azza
wajalla kemudian ia tidak memberi”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
12) Tidak boleh menyebut-nyebut pemberian.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ
مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ
صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 264]
Wahai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena
ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi.
Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. [Al-Baqarah: 264]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«ثَلَاثَةٌ
يَشْنَؤُهُمُ اللَّهُ: التَّاجِرُ الْحَلَّافُ، وَالْبَخِيلُ الْمَنَّانُ،
وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ» [مسند أحمد: صحيح]
“Ada tiga orang dibenci oleh Allah: Pedagang yang suka mengobral sumpah, orang
yang bakhil yang suka menyebut-nyebut pemberian dan orang fakir yang
sombong." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata;
Rasulullah ﷺ bersabda:
" لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ
خَمْسٍ: مُدْمِنُ خَمْرٍ، وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ، وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ، وَلَا
كَاهِنٌ، وَلَا مَنَّانٌ " [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Lima
golongan yang tidak akan masuk surga; Peminum arak, orang yang percaya dengan
sihir, pemutus silaturrahim, dukun dan mannan (yang mengungkit-ungkit
pemberian)." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Ø 'Abdullah
bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمُدْمِنُ عَلَى الْخَمْرِ،
وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى " [سنن النسائي:
صححه الألباني]
"Tiga
golongan yang tidak akan masuk surga: Anak yang durhaka kepada orang tua,
pecandu khamer, dan orang yang selalu menyebut-nyebut pemberiannya."
[Sunan An-Nasa'iy: Sahih]
Lihat: Hukum seputar Meminta, Memberi, dan Menerima
13) Beratnya ujian kenikmatan dunia.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق: 6-7]
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia
melihat dirinya serba cukup. [Al-'Alaq: 6-7]
{فَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا
ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ
بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [الزمر: 49]
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru
Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata:
"Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku".
Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. [Az-Zumar: 49]
Lihat:
Hakikat kenikmatan dunia
14) Bahaya mengingkari nikmat Allah 'azza wajalla.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ
آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ
فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ
بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ} [النحل: 112]
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena
itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan
apa yang selalu mereka perbuat. [An-Nahl: 112]
15) Anjuran mensyukuri nikmat Allah 'azza wajalla.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{مَا
يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ
شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
[An-Nisaa': 147]
16) Keutamaan bersedekah.
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ
السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]
"Perbuatan
baik mencegah kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah
Ar-Rabb". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Lihat: Keutamaan zakat, infak, dan sedekah
17) Bahaya sifat kikir.
Dari Abu Hafsh Umar bin
Abdirrahman; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إيَّاكُم والظُّلمَ فإنَّ
الظُّلمَ ظلُماتٌ يومَ القيامةِ، والشُّحَّ، فإنَّما أَهْلَكَ مَن كانَ قبلَكُم
الشَّحُ أمرَهُم بالكذِبِ فكذَبوا وأمرَهُم بالظُّلمِ فظَلموا وأمرَهُم بالقطيعةِ
فقَطَعوا» [تخريج الحنائيات للشيخ مشهور: حسن]
“Jauhilah perbuatan dzalim,
karena perbuatan dzalim adalah kegelapan di hari kiamat, dan jauhilah sifat
kikir, karena umat sebelum kalian binasa karena sifat kikir. Sifat kikir
memerintahkan mereka untuk berdusta maka bereka berdusta, memerintakan mereka berbuat
dzalim maka mereka berbuat dzalim, dan memerintahkan mereka untuk memutuskan
silaturahim maka mereka memeutuskannya”. [Takhrij Al-Hinaiyaat karya syekh
Masyhur: Hasan]
Lihat: Cela sifat kikir dan penakut
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kisah perjalanan Nabi Musa bersama Khidhr ‘alaihimassalam - Kisah kesabaran Ummu Sulaim saat putranya wafat - Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...