بسم الله الرحمن الرحيم
A. Bab
02.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
باب دُعَاؤُكُمْ إِيمَانُكُمْ
لِقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: {قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلاَ دُعَاؤُكُمْ} [الفرقان: 77] وَمَعْنَى الدُّعَاءِ فِي اللُّغَةِ الإِيمَانُ
“Bab: Do’a kalian adalah iman kalian,
karena firman Allah ‘azza wajalla: {Katakanlah (kepada orang-orang musyrik):
"Tuhanku tidak mengindahkan kamu (dengan siksaanNya), seandainya bukan
karena ibadatmu"} [Al-Furqaan: 77], dan makna do’a dalam bahasa Arab
adalah iman”.
Sebagian ulama menjadikan bab ini bagian
dari bab sebelumnya karena hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma sangat
cocok untuk bab sebelumnya, dan dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan bahwa
do’a juga termasuk iman.
Penjelasan tentang ayat 77 surah Al-Furqan
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ
فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا} [الفرقان: 77]
Katakanlah (kepada orang-orang musyrik):
"Tuhanku tidak mengindahkan kamu (dengan siksaanNya), seandainya bukan
karena do’a kalian. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), padahal kamu
sungguh telah mendustakan-Nya? Karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)".
[Al-Furqaan: 77]
Ada tiga penafsiran maka “du’aukum”
(do’a kalian) dalam ayat ini:
a. Do’a bermakna iman.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma tentang firman Allah ta’aalaa:
{مَا يَعْبَأُ بِكُمْ
رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ} [الفرقان: 77] يَقُولُ: "لَوْلَا إِيمَانَكُمْ"
{"Tuhanku tidak mengindahkan kamu
(dengan siksaanNya), seandainya bukan karena do’a kalian"}, ia
berkata: “Seandainya bukan keimanan kalian”. [Tafsir Ath-Thabariy]
b. Do’a bermakna da’wah.
Dari
‘Amr bin Syu’aib –rahimahullah- tentang firman Allah ta’aalaa:
{لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ} [الفرقان: 77] قَالَ: " لَوْلَا أَدْعُوكُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ
فَتَسْتَجِيبَونَ لِي "
{"Tuhanku tidak mengindahkan kamu
(dengan siksaanNya), seandainya bukan karena do’a kalian"}, ia
berkata: “Seandainya bukan aku menda’wahi kalian kepada Islam sehingga kalian
menerima ajakanku”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Ø Dari Mujahid –rahimahullah-
tentang firman Allah ta’aalaa:
{لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ} [الفرقان: 77] قَالَ: " دُعَاؤُهُ إِيَّاكُمْ لِتَعْبُدُوهُ وَتُطِيعُوهُ
"
{"Tuhanku tidak mengindahkan kamu
(dengan siksaanNya), seandainya bukan karena do’a kalian"}, ia
berkata: “Seandainya bukan da’wahnya (Muhammad) kepada kalian agar kalian menyembah-Nya
dan menta’ati-Nya”. [Tafsir Ibnu Abi Hatim]
c. Do’a bermakna ibadah.
Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِين} [غافر: 60] [سنن أبى داود: صححه الألباني]
"Do'a itu adalah ibadah".
{Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina"} [Gaafir:60] [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Amalan penolak bala
Hadits Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
8 - حَدَّثَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ مُوسَى، قَالَ: أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ
عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " بُنِيَ الإِسْلاَمُ
عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ،
وَصَوْمِ رَمَضَانَ "
Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah
bin Musa, dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan,
dari 'Ikrimah bin Khalid, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Islam
dibangun di atas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji
dan puasa Ramadan".
Nb:
Lihat penjelasan hadits ini di Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (3) Ibnu Umar; Rukun Islam
Dalam
riwayat lain disebutkan sebab iradnya hadits ini:
Dari Nafi' –rahimahullah-; Bahwa
seseorang menemui Ibnu 'Umar seraya berkata; 'Wahai Abu 'Abdur Rahman apa yang membuatmu
untuk berhaji dan berumrah setiap tahun dan kamu meninggalkan jihad di jalan
Allah (ketika terjadi fitnah Abdullah bin Az-Zubair) padahal kamu tahu bahwa
Allah sangat menganjurkan hal itu?
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma
menjawab;
«يَا ابْنَ أَخِي بُنِيَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ، إِيمَانٍ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَالصَّلاَةِ
الخَمْسِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَأَدَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ» قَالَ
يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ: أَلاَ تَسْمَعُ مَا ذَكَرَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ:
{وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ المُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا،
فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى
تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ} [الحجرات: 9] {قَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ
فِتْنَةٌ} [الأنفال: 39] قَالَ: " فَعَلْنَا عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الإِسْلاَمُ قَلِيلًا،
فَكَانَ الرَّجُلُ يُفْتَنُ فِي دِينِهِ: إِمَّا قَتَلُوهُ، وَإِمَّا
يُعَذِّبُونَهُ، حَتَّى كَثُرَ الإِسْلاَمُ فَلَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ ". [صحيح البخاري]
'Wahai anak saudaraku, Islam ini dibangun
atas lima dasar; Iman kepada Allah dan rasul-Nya, shalat lima waktu, puasa di
bulan Ramadan, menunaikan zakat, dan haji ke baitullah.
Laki-laki itu berkata; 'Wahai Abu
Abdurrahman, apakah kamu tidak mendengar apa yang disebutkan Allah di dalam
kitabnya, {"Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu
berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian
itu kamu perangi sampai kembali pada perintah Allah"}. Juga firman
Allah, {"Perangilah mereka hingga tidak ada fitnah."}
Ibnu Umar menjawab; 'Kami telah melakukan
hal itu pada masa Rasulullah ﷺ ketika Islam masih
sedikit hingga seseorang dari kami difitnah (diuji) karena agamanya, baik
dengan dibunuh maupun disiksa sampai Islam semakin menyebar dan tidak ada lagi
fitnah. [Shahih Bukhari]
B. Bab
03.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
"بَابُ أُمُورِ الإِيمَانِ"
“Bab: Perkara-perkara iman”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
perkara-perkara yang masuk katergori keimanan dengan menyebutkan dua ayat dan
satu hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Ayat pertama, Imam Bukhari -rahimahullah-
berkata:
وَقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {لَيْسَ
البِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، وَلَكِنَّ
البِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالكِتَابِ
وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى المَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي القُرْبَى وَاليَتَامَى
وَالمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ، وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ، وَأَقَامَ
الصَّلاَةَ، وَآتَى الزَّكَاةَ، وَالمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا،
وَالصَّابِرِينَ فِي البَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ البَأْسِ أُولَئِكَ
الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ المُتَّقُونَ} [البقرة:
177]
Dan
Firman Allah ta’aalaa: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa. [Al-Baqarah:177]
Ø
Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam “Al-Mushannaf; Jami’ Ma’mar
bin Rasyid” (11/128) no.20110; Dari Mujahid:
أَنَّ أَبَا ذَرٍّ سَأَلَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْإِيمَانِ، فَقَرَأَ عَلَيْهِ هَذِهِ
الْآيَةَ: {لَيْسَ الْبِرَّأَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ} حَتَّى خَتَمَ الْآيَةَ [البقرة:
177] "
Bahwasanya
Abu Dzar –radhiyallahu ‘anhu- menanyakan kepada Nabi ﷺ tentang iman, maka beliu membacakannya ayat
ini: {Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, … . [Al-Baqarah:177]
Al-Hafidz
Ibnu Hajar –rahimahullah- berkata: “Perawinya tsiqah” [Fathul Bariy
1/65]
Ayat kedua, Imam Bukhari -rahimahullah-
berkata:
وَقَوْلِهِ: {قَدْ أَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ
هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4)
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ
مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى
وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ
وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9)
أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ} [المؤمنون: 1 - 11]
Dan
Firman Allah ta’aalaa: Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat,
dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau
hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi
barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah
orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka
kekal di dalamnya. [Al-Mu'minun: 1-11]
Hadits Abu Hurairah.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
9 - حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الجُعْفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ العَقَدِيُّ
[عبد الملك بن عمرو]، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ [ذكوان السمان]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
«الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ»
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Muhammad Al-Ju'fiy, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al-'Aqadiy
[‘Abdul Malik bin ‘Amr], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman
bin Bilal, dari Abdullah bin Dinar, dari Abu Shalih [Dzakwan As-Samman], dari Abu
Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
"Iman memiliki lebih (3-9) dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian
dari iman".
Nb: Lihat penjelasan hadits ini di Syarah hadits Abu Hurairah; Tingkatan iman
C. Bab
04.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابٌ: المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Bab: “Seorang muslim adalah orang
yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya”
Judul bab ini adalah potongan dari hadits Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma yang diriwayatkan oleh imam Bukhari
dalam bab ini secara muttasil (sanad bersambung) dan mu’allaq
(sanad terputus), yang menjelaskan bahwa kesempurnaan iman seorang muslim jika
ia mampu menjaga dirinya dari menyakiti orang lain.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
10 - حَدَّثَنَا آدَمُ
بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفَرِ،
وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ [عامر بن شراحيل]، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ
لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ»
Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu
Iyas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah bin Abu
As-Safar, dan Isma'il bin Abu Khalid, dari Asy-Sya'biy [‘Amir bin Syarahiil],
dari Abdullah bin 'Amru, dari Nabi ﷺ,
bersabda, "Seorang muslim (yang hakiki) adalah orang yang kaum muslimin
selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang
meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah".
قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: وَقَالَ
أَبُو مُعَاوِيَةَ [محمد بن خازم الضرير]، حَدَّثَنَا دَاوُدُ هُوَ ابْنُ أَبِي
هِنْدٍ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ عَبْدُ الأَعْلَى [بن
عبد الأعلى]، عَنْ دَاوُدَ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Abu Abdullah (Al-Bukhariy) berkata; Dan Abu
Mu'awiyyah [Muhammad bin Khazim Adh-Dhariir] berkata; Telah menceritakan kepada
kami Daud, dia adalah Ibnu Abi Hind, dari 'Amir, ia berkata; Aku mendengar Abdullah,
maksudnya ibnu 'Amru, dari Nabi ﷺ.
Dan berkata Abdul A'laa [bin Abdil A’la], dari Daud, dari 'Amir, dari Abdullah,
dari Nabi ﷺ.
D. Bab
05.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابٌ: أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟
Bab: “Islam manakah yang paling
utama?"
Judul bab ini juga adalah potongan dari
hadits Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan
oleh imam Bukhari dalam bab ini, yang maknanya mirip dengan hadits Abdullah bin
‘Amr sebelumnya, bahwa ukuran muslim yang terbaik dilihat dari akhlaknya kepada
sesama.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
11 - حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ القُرَشِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ:
حَدَّثَنَا [بُرَيْد] أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ
أَبِي بُرْدَةَ [عامر]، عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ
المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ»
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin
Yahya bin Sa'id Al-Qurasyiy, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami
bapakku, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Buraid] Abu Burdah bin
Abdullah bin Abu Burdah, dari Abu Burdah [Amir], dari Abu Musa berkata,
'Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Siapa yang kaum muslimin
selamat dari lisan dan tangannya".
Penjelasan singkat hadits Abdullah bin ‘Amr dan
Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhum:
1. Biografi
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Biografi
Abu Musa Abdullah bin Qais Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3. Hadits
yang sama diriwayatkan dari beberapa sahabat yang lain.
Diantaranya:
a) Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma; Nabi ﷺ bersabda:
«الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ» [صحيح
مسلم]
"Seorang muslim (yang sejati) adalah
orang yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan
tangannya." [Shahih Muslim]
b) Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ
عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Seorang muslim (yang sejati) adalah
orang yang mana orang muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya,
dan seorang mukmin (yang sejati) adalah orang yang mana manusia lainnya selamat
dari (bahayanya) pada darah dan harta mereka." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
c) Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
"الْمُؤْمِنُ مَنْ
أَمِنَهُ النَّاسُ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ
وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ السُّوءَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَبْدٌ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ " [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Yang dinamakan mukmin adalah yang
manusia merasa aman dari gangguannya, sedang yang dinamakan muslim adalah yang
kqum muslimin merasa selamat dari lisan dan tangannya. Dan muhajir adalah yang
berhijrah dari kejelekan. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak
masuk surga seorang hamba yang tetangganya merasa tidak aman dari tingkah
buruknya." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
d) Mu’adz bin Anas radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
" الْمُسْلِمُ مَنْ
سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ " [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Seorang muslim sejati adalah orang
yang manusia lainnya selamat dari lidah dan tangannya". [Musnad Ahmad: Hasan
ligairih]
e) Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda saat haji wada':
" أَلَا
أُخْبِرُكُمْ مَنِ الْمُسْلِمُ؟ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ
وَيَدِهِ، وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ
وَأَنْفُسِهِمْ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذَّنُوبَ،
وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Maukah kalian aku beritahukan
siapakah orang muslim itu, (orang muslim adalah) orang yang (membuat) orang
lain terhindar dari (bahaya) lidah dan tangannya, orang mukmin, (orang mukmin
adalah) orang yang (membuat) orang lain aman atas harta dan diri mereka,
muhajir adalah orang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa mujahid
adalah orang yang memerangi diri sendiri dalam menaati Allah 'Azza wa Jalla."
[Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
f)
'Amr bin
'Abasah radhiyallahu ‘anhu; Ia berkata;
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: «أَنْ يُسْلِمَ قَلْبُكَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَنْ
يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ»، قَالَ: فَأَيُّ الْإِسْلَامِ
أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الْإِيمَانُ»، قَالَ: وَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: «تُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ»،
قَالَ: فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الْهِجْرَةُ»، قَالَ: فَمَا
الْهِجْرَةُ؟ قَالَ: «تَهْجُرُ السُّوءَ»، قَالَ: فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟
قَالَ: «الْجِهَادُ»، قَالَ: وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ: «أَنْ تُقَاتِلَ
الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ»، قَالَ: فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
«مَنْ عُقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيقَ دَمُهُ»، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إِلَّا
مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ " [مسند أحمد: حسن لغيره]
Ada seorang laki-laki berkata, "Wahai
Rasulullah, apa maksud Islam?" beliau menjawab, "Kamu menyerahkan
hatimu kepada Allah 'Azza wa Jalla dan orang muslim selamat dari lidah
dan tanganmu." Dia bertanya, "Islam manakah yang paling utama?"
Beliau menjawab, "Iman." Dia bertanya, "Apa maksud iman?"
Beliau bersabda, "Kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan kebangkitan setelah mati." Dia
bertanya lagi, "Iman apa yang paling utama?" beliau bersabda,
"Hijrah." dia bertanya, "Apa maksud hijrah itu?" beliau
bersabda, "Kamu meninggalkan kejelekan." Dia bertanya, "Hijrah
apa yang paling utama?." Beliau menjawab, "Jihad." Dia bertanya,
"Apakah jihad itu?" beliau bersabda, "Kamu memerangi orang kafir
jika kamu menemui mereka." dia bertanya, "Jihad apa yang paling
utama?" beliau menjawab, "Barangsiapa yang kudanya disembelih dan
darahnya ditumpahkan." Rasulullah ﷺ
bersabda, "Ada dua amalan yang kedua amalan itu adalah paling utama
kecuali orang itu melakukan amalan semisal, haji mabrur atau umrah."
[Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Ø Dalam riwayat lain; Amru bin 'Asabah radhiyallahu
‘anhu berkata;
أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ مَعَكَ عَلَى هَذَا
الْأَمْرِ؟ قَالَ: «حُرٌّ وَعَبْدٌ» قُلْتُ: مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: «طِيبُ
الْكَلَامِ، وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ» . قُلْتُ: مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ:
«الصَّبْرُ وَالسَّمَاحَةُ» . قَالَ: قُلْتُ: أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
«مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ» . قَالَ: قُلْتُ: أَيُّ
الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «خُلُقٌ حَسَنٌ» . قَالَ: قُلْتُ: أَيُّ الصَّلَاةِ
أَفْضَلُ؟ قَالَ: «طُولُ الْقُنُوتِ» . قَالَ: قُلْتُ: أَيُّ الْهِجْرَةِ
أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أَنْ تَهْجُرَ مَا كَرِهَ رَبُّكَ عَزَّ وَجَلَّ» . قَالَ:
قُلْتُ: فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ عُقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيقَ
دَمُهُ» . [مسند أحمد: حسن لغيره]
Saya mendatangi Rasulullah ﷺ dan bertanya, "Wahai Rasulullah,
siapa saja yang mengikuti Anda di atas perkara (Din Islam) ini?" beliau
menjawab, "Yaitu seorang yang merdeka dan seorang budak." Saya
bertanya lagi, "Apakah Islam itu?" beliau menjawab, "Yaitu
berkata-kata yang baik dan memberi makanan." Saya bertanya lagi,
"Apakah iman itu?" beliau menjawab, "Yaitu sabar dan As Samaahah
(murah hati)." Saya bertanya kembali, "Islam seperti apakah yang
paling utama?" beliau menjawab, "Yaitu seseorang yang kaum muslimin
selamat dari lisan dan tangannya." aku bertanya lagi, "Iman seperti
apakah yang paling utama?" beliau menjawab, "Yaitu akhlak yang
baik." Saya berta lagi, "Shalat apakah yang paling utama?"
beliau menjawab, "Yaitu shalat dengan berdiri lama." Saya bertanya
lagi, "Hijrah yang manakah yang paling utama?" beliau menjawab,
"Yaitu kamu berhijrah dari apa-apa yang dibenci oleh Rabb-mu 'Azza wa
Jalla." Saya bertanya kembali, "Jihad yang manakah yang paling
utama?" beliau menjawab, "Yaitu siapa yang kuda perang miliknya
terluka dan darahnya mencucur." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
4. Derajat
Iman dan Islam bertingkat-tingkat, bisa bertambah dan berkurang.
5. Berusaha
melakukan yang terbaik dalam segala hal.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ
أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ» [مسند أبي يعلى الموصلي: حسن لغيره]
"Sesungguhnya Allah mencintai jika
seseorang diantara kalian melakukan suatu amalan maka ia melakukannya dengan
baik (sempurna)" [Musnad Abi Ya'la Al-Maushiliy: Hasan ligairih]
Lihat: Berlomba dalam kebaikan
6. Kualitas
iman dan islam seseorang dilihat dari akhlaknya.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ
أَخْلاَقًا» [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya yang paling baik
diantara kalian adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Shahih Bukhari]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا
أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» [سنن أبي داود: صحيح]
“Orang beriman yang paling
sempurna keimanannya adalah yang paling mulia akhlaknya”. [Sunan Abi Daud:
Shahih]
Ø
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَكْمَلِ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ» [سنن الترمذي: حسن لغيره]
"Sesungguhnya termasuk
orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan
paling lembut terhadap keluarganya." [Sunan Tirmidziy: Hasan ligairih]
Ø
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Saya bersama dengan Rasulullah ﷺ,
tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan
salam kepada Nabi ﷺ dan bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
«أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» [سنن ابن ماجه: حسن]
"Ya Rasulullah,
bagaimanakah orang mukmin yang utama?" Beliau menjawab, "Orang yang
paling baik akhlaknya”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø
Dari Jabir bin Samurah
radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ
إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد:
صحيح]
“Sesungguhnya orang yang
paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya”. [Musnad Ahmad:
Shahih]
Lihat: Keutamaan akhlak mulia
7. Hijrah
yang sesungguhnya adalah meninggalkan larangan Allah.
Dari Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ، وَلَا
تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Tidaklah hijrah terputus hingga taubat terputus, dan tidaklah taubat terputus hingga matahari terbit dari barat." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Kisah taubat pembunuh 100 orang
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Iman bab 01; “Islam dibangun atas lima (rukun)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...