Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 2 ayat dan 1 hadits:
1)
Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا
لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [النحل : 120]
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam
yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). [An-Nahl:
120]
2)
Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم
مُّشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ
هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا
وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَٰئِكَ
يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون : 57-61]
Sesungguhnya orang-orang yang
berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang
beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka
tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
[Al-Mu'minuun: 5-61]
■
Hushain bin Abdurrahman radhiyallahu 'anhu berkata:
كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ
فَقَالَ: أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَة؟َ قُلْت:ُ
أَنَا، ثُمَّ قُلْت:ُ أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدِغْت.ُ
قَالَ: فَمَاذَا صَنَعْت؟َ قُلْت:ُ اسْتَرْقَيْتُ! قَال:َ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى
ذَلِكَ؟ قُلْتُ: حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِي!ُّ فَقَال:َ وَمَا حَدَّثَكُمْ
الشَّعْبِيُّ؟ قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ
أَنَّهُ قَال: "َ لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ "
فَقَال:َ قَدْ أَحْسَنَ مَنْ انْتَهَى
إِلَى مَا سَمِع،َ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ
النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْط،ُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ
وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ. إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ
عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُه،ُ وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُق!ِ
فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ. فَقِيلَ لِي: انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ
الْآخَر!ِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيم،ٌ فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُك،َ وَمَعَهُمْ
سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ "
ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ
فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ
حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ. فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.َ وَقَالَ بَعْضُهُم:ْ
فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ.
وَذَكَرُوا أَشْيَاء،َ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَال:َ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيه؟ِ فَأَخْبَرُوهُ
فَقَالَ: " هُمْ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا
يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ "
فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ
فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُم!ْ فَقَال:َ أَنْتَ مِنْهُم.ْ
ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَال:َ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُم!ْ
فَقَالَ: " سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ "
‘Aku sedang bersama Said bin Jubair, dia berkata,
'Siapa di antara kalian yang tadi malam melihat bintang jatuh?’
Aku menjawab; ‘Aku, namun aku tidak dalam
shalat, sebab aku disengat (binatang).'
Sa'id berkata; ‘Lantas apa yang kamu
perbuat?’
Aku menjawab; ‘Aku meminta untuk diruqyah.'
Sa'id bertanya; 'Apa yang membuatmu
melakukan hal itu?’
Aku menjawab; ‘Satu hadits yang diceritakan
Asy Sya'bi.'
Sa'id bertanya; 'Apa yang diceritakan Asy
Sya'bi.'
Aku menjawab; ‘Dia telah menceritakan
kepada kami dari Buraidah bin Hushaib al Aslami, bahwa dia berkata; ‘Tidak ada
ruqyah kecuali disebabkan oleh penyakit ain dan racun."
Sa'id menjawab, "Telah berbuat baik
orang melaksanakan sesuai apa yang telah ia dengar, akan tetapi Ibnu Abbas
-radhiyallahu 'anhu- telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda; Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Maka
aku melihat seorang nabi bersama sekelompok kecil, ada lagi nabi yang disertai
seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak disertai seorang pun.
Tiba-tiba ditunjukkan kepadaku kelompok besar. Aku menyangka mereka adalah
umatku. Namun dijelaskan: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk!’ Aku
memandang ke ufuk, ternyata ada kelompok yang lebih besar. Dijelaskan lagi
kepadaku: Pandanglah ke ufuk yang lain. Ternyata ada sekelompok yang lebih
besar lagi. Dijelaskan padaku: ‘Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada tujuh
puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan siksa.’”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam beranjak dan masuk ke rumahnya. Para sahabat membicarakan siapa
yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Sebagian berkata: Barangkali
mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, Sebagian lagi berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan
dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan pendapat
masing-masing. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar, beliau
bertanya: “Apa yang kalian bicarakan?”
Mereka memberitahu kepada beliau apa yang
sedang mereka perbincangkan, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta untuk di ruqyah, tidak
bertathayyur dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.”
Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu
'anhu berdiri dan berkata: ‘Berdoalah kepada Allah semoga menjadikanku
termasuk di antara mereka.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Engkau termasuk di antara mereka.”
Kemudian yang lain berdiri dan berkata:
‘Berdoalah kepada Allah, semoga menjadikanku bagian dari mereka.’
Beliau bersabda: “Kamu telah didahului
Ukasyah.” [Shahih Muslim]
Dari
ayat dan hadits di atas, syekh menyebutkan 22 faidah:
1.
Mengetahui tingkatan
manusia dalam tauhid.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ
أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا} [الفرقان : 43]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya? [Al-Furqaan: 43]
2. Makna
aplikasi tauhid, yaitu memurnikannya dari segala bentuk syirik.
3. Pujian
Allah kepada Nabi Ibrahim karena tidak menyekutukan Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ
مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا
بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ
وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ ۖ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا
وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ} [الممتحنة : 4]
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang
baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka
berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu
dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan
telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya
sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada
bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku
tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim
berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya
kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".
[Al-Mumtahanah: 4]
4.
Pujian Allah kepada
para wali-Nya karena selamat dari perbuatan syirik.
Aisyah radhiyallahu 'anha,
istri Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ayat ini:
{ وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ }
"Dan orang-orang yang memberikan
apa yang Rabb mereka berikan, dengan hati yang takut" (Al Mu'minuun:
60)
Aisyah bertanya: Apa mereka orang-orang
yang meminum khamar dan mencuri?
Beliau menjawab:
لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ
وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ
يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي
الْخَيْرَاتِ
Bukan, wahai putri Ash-Shiddiq, tapi mereka
adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan
mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan."
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
5.
Diantara bentuk
aplikasi tauhid adalah tidak meminta ruqyah dan tidak berobat dengan api panas
(kai').
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata:
{وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ} [الشعراء : 80]
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku. [Asy-Syu'araa': 80]
6.
Inti aplikasi tauhid
adalah senantiasa tawakkal kepada Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَإِن
تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ} [التوبة: 129]
Jika mereka berpaling (dari keimanan),
maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang
agung". [At-Taubah: 129]
7.
Dalamnya ilmu sahabat
Nabi karena mereka tahu bahwa keutamaan masuk surga tanpa perhitungan (hisab) tidak
bisa didapat kecuali dengan beramal.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَأَن
لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ} [النجم : 39]
Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [An-Najm: 39]
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ
بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ
اللَّهِ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang takut maka dia
berjalan, dan barangsiapa yang berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat
tinggal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal,
ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
8.
Semangat sahabat Nabi
untuk mendapatkan kebaikan.
Dari Sahal bin Sa'ad radhiyallahu
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika perang
Khaibar:
لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا
رَجُلًا يُفْتَحُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ
"Sungguh bendera perang ini akan aku
berikan esok hari kepada seseorang yang peperangan ini akan dimenangkan melalui
tangannya. Orang itu mencintai Allah dan Rosul-Nya dan Allah dan Rosul-Nya juga
mencintainya".
Maka orang-orang melalui malam mereka
dengan bertanya-tanya siapa yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan
harinya setiap orang dari mereka berharap diberikan kepercayaan itu.
Maka Beliau berkata: "Mana 'Ali?"
Dijawab: "Dia sedang sakit kedua
matanya".
Maka (setelah 'Ali datang) Beliau meludahi
kedua matanya lalu mendo'akannya hingga sembuh seakan-akan belum pernah terkena
penyakit sedikitpun. Lalu Beliau memberikan bendera perang kepadanya.
Kemudian Ali bertanya: "Apakah aku
perangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita (Muslim)?".
Beliau menjawab:
انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى
تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا
يَجِبُ عَلَيْهِمْ فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ
مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
"Melangkahlah ke depan hingga kamu
memasuki tempat tinggal mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu
kepada mereka tentang apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada
satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik
bagimu dari pada unta-unta merah (yang paling bagus) ". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
9.
Kemuliaan umat Islam dengan
kuantitas dan kualitas.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي
الْجَنَّةِ ، وَأَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا " [صحيح مسلم]
“Aku adalah orang yang paling pertama
memberi syafaa'at masuk surga, dan aku adalah Nabi yang paling banyak
pengikutnya”. [Sahih Muslim]
■
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
" أَهْلُ الجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ
صَفٍّ ثَمَانُونَ مِنْهَا مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ وَأَرْبَعُونَ مِنْ سَائِرِ
الأُمَمِ "
“Penduduk surga terdiri dari seratus dua
puluh barisan, delapan puluh dari mereka adalah dari umat ini (Islam), dan
empat puluhnya lagi dari umat-umat yang lain”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
10.
Keutamaan pengikut Nabi
Musa ‘alaihissalam.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنبِيَاءَ
وَجَعَلَكُم مُّلُوكًا وَآتَاكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِّنَ الْعَالَمِينَ} [المائدة : 20]
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata
kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia
mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka,
dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada
seorangpun diantara umat-umat yang lain". [Al-Maidah: 20]
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ
تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ
"Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu
didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan digantikan Nabi
setelahnya. [Shahih Bukhari dan Muslim]
11. Semua
umat diperlihatkan kepada Nabi shallallahu ' alaihi wasallam.
12. Semua
umat masing-masing dibangkitkan dan dikumpulkan bersama Nabinya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَتَرَىٰ
كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ
تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ} [الجاثية : 28]
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap
umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya.
Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.
[Al-Jaatsiyah: 28]
13.
Sedikit orang yang
mengikuti da'wah para Nabi –‘alaihimussalam-.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قُلْ
سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ
كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ} [الروم: 42]
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)." [Ar-Ruum:42]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/2011/08/paling-banyak-vs-paling-sedikit.html
14. Nabi
yang tidak punya pengikut akan datang dengan sendirian.
15. Manfaat
dari mengetahui hal ini adalah tidak terlalu bangga dengan jumlah yang banyak,
dan tidak risih dengan jumlah sedikit.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَإِن
تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ} [الأنعام : 116]
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang
yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.
[Al-An'aam: 116]
16.
Boleh meruqyah dari
penyakit 'ain dan demam (hadits Buraidah).
Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu
'anhu berkata, "'Amir bin Rabi'ah melintasi Sahl bin Hunaif yang
sedang mandi, lalu dia berkata, "Aku tidak pernah melihat seperti hari ini
dan tidak ada kulit yang di sembunyikan."
Maka tidak lama kemudian Sahl bin Hunaif
pun pingsan. Kemudian ia di bawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan di katakan kepada beliau, "Sahl pingsan! " Beliau pun bertanya:
"Siapakah yang anggap tlh menyerangnya (dgn 'ain)?"
Mereka menjawab, "'Amir bin
Rabi'ah."
Beliau bersabda:
عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ لَهُ
بِالْبَرَكَةِ
"Atas perkara apa seseorang dari
kalian menyakiti saudaranya? Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu
yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaknya ia mendo'akan keberkahan
padanya."
Kemudian beliau meminta air dan
memerintahkan 'Amir untuk berwudlu, maka 'Amir lantas membasuh muka dan kedua
tangannya sampai siku, kedua mata kaki dan apa yang ada di dalam bajunya.
Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk
menyiram Sahl (dengan bekas air mandi 'Amir). Beliau memerintahkan supaya
menuangkan tempat air tersebut dari belakang tubuh 'Amir." [Sunan Ibnu
Majah: Shahih]
17.
Kedalaman ilmu ulama
salaf, karena ucapannya: "Telah berbuat baik orang melaksanakan sesuai apa
yang telah ia dengar (ketahui), akan tetapi .... ".
Ia mengetahui bahwa hadits pertama (hadits
Buraidah) tidak bertentangan dengan yang kedua (hadits Ibnu Abbas)
18.
Ulama salaf menjauhi
pujian manusia atas apa yang mereka tidak lakukan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَا
تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا
بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِ ۖ
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [آل عمران : 188]
Janganlah sekali-kali kamu menyangka,
hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan (berupa
keburukan) dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka
kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi
mereka siksa yang pedih. [Ali 'Imran: 188]
Dari Asma` radhiyallahu 'anha;
Bahwa seroang wanita bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
memiliki madu (isteri lain dari suaminya), karena itu apakah aku akan mendapat
dosa, bila aku menampak-nampakkan kepuasan dari suamiku dengan suatu hal yang
tak diberikannya kepadaku?"
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ
كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ
"Seorang yang menampakkan kepuasan
dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya adalah seperti halnya seorang
yang memakai dua pakaian kepalsuan." [Shahih Bukhari dan Muslim]
19.
Sabda Nabi shallallahu
' alaihi wasallam kapada Ukkasyah: "Engkau bagian dari mereka (yang
masuk surga tanpa perhitungan)", ini adalah tanda kenabian yaitu
mengetahui perkara gaib.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{عَالِمُ
الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن
رَّسُولٍ} [الجن : 26-27]
Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang
ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali
kepada rasul yang diridhai-Nya. [Al-Jin: 26-27]
20.
Keistimewaan 'Ukkasyah
bin Mihshan bin Hurtsaan Al-Asadiy, Abu Mihshan -radhiyallahu 'anhu-.
Beliau termasuk sahabat yang terdahulu
memeluk Islam, mengikuti semua peperangan bersama Nabi shallallahu ' alaihi
wasallam. Ia termasuk salah satu lelaki yang tampan.
Wafat tahun 11 hijriyah pada perang melawan
orang yang murtad (ahlurriddah).
21.
Boleh mempergunakan
ucapan "ma'aridh", ucapan yang dimaksudkan tidak sesuai dengan
maksud pendengarnya demi kebaikan.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم
بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ} [البقرة : 235]
Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang
wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini
mereka) dalam hatimu. [Al-Baqarah: 235]
● Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata; Anak dari Abu Tholhah dalam kondisi sakit yang parah. Dan
akhirnya dia meninggal dunia. Saat itu Abu Tholhah sedang bepergian. Ketika
isterinya melihat bahwa dia (anaknya) sudah meninggal, maka dia mengerjakan
sesuatu dan meletakkannya di samping rumah. Ketika Abu Tholhah sudah datang,
dia bertanya: "Bagaimana keadaan anak (kita)?
Isterinya menjawab:
قَدْ هَدَأَتْ نَفْسُهُ وَأَرْجُو أَنْ
يَكُونَ قَدْ اسْتَرَاحَ
"Dia sudah tenang dan aku berharap dia
sudah beristirahat".
Abu Tholhah menganggap bahwa isterinya
berkata, benar adanya. Maka dia tidur pada malam itu. Pada keesokan harinya,
dia mandi. Ketika dia hendak pergi keluar, isterinya memberitahu bahwa anaknya
sudah meninggal dunia. Kemudian dia shalat bersama Nabi shallallahu'alaihiwasallam
lalu dia menceritakan apa yang sudah terjadi antara dia berdua (dengan
isterinya). Maka Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berkata,:
لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُبَارِكَ لَكُمَا
فِي لَيْلَتِكُمَا
"Semoga Allah memberkahi kalian berdua
pada malam kalian itu".
Ada seorang dari kalangan Anshar berkata:
"Kemudian setelah itu aku melihat keduanya memiliki sembilan anak yang
semuanya telah hafal Al Qur'an". [Shahih Bukhari dan Muslim]
22.
Kemuliaan akhlak
RasululIah shallallahu alaihi wa sallam.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
" مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ:
فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إِلَى
قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً
لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ "
"Tidak pernah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu
dipenuhinya. Pada suatu hari datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu
diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke
kampungnya dan berseru kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk Islam-lah
kalian semuanya! Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia
sendiri tidak takut miskin.” [Sahih
Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan Tauhid, dan yang menghapuskan dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...