Senin, 18 Januari 2021

Syarah Arba'in hadits (22) Jabir; Jalan menuju surga

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhuma: Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Apa pendapatmu bila saya melaksanakan shalat-shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan sesuatu yang halal, dan mengharamkan sesuatu yang haram, dan aku tidak menambahkan suatu amalan pun atas hal tersebut, apakah aku akan masuk surga?"

Rasulullah menjawab: "Ya."

Dia berkata, "Demi Allah, aku tidak akan menambahkan atas amalan tersebut sedikit pun."

Imam An-Nawawiy -rahimahullah- berkata: Diriwayatkan oleh imam Muslim, dan makna “aku mengharamkan yang haram”: Aku menjauhinya, dan makna “aku menghalalkan yang halal”: Aku melakukannya dengan meyakini kehalalannya.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Jabir bin Abdillah bin ‘Amr bin Haram, Abu Abdillah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Nama sahabat yang bertanya dalam hadits ini disebutkan dalam riwayat lain:

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَعَمْ»

"An-Nu'man bin Qauqal -radhiyallahu ‘anhu- mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengerjakan shalat wajib, mengharamkan sesuatu yang haram dan menghalalkan sesuatu yang halal, apakah aku akan masuk surga? '

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Ya'." [Shahih Muslim]

An-Nu’man bin Qauqal radhiyallahu ‘anhu, salah seorang prajurit perang Badar dan syahid pada perang Uhud.

3.      Semangat sahabat bertanya tentang kebaikan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النحل: 43] [الأنبياء: 7]

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. [An-Nahl:43, Al-Anbiyaa':7]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

"Tidakkah mereka bertanya jika tidak tahu? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya". [Sunan Abi Daud: Hasan]

Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah

4.      Jawaban disesuaikan dengan kondisi si penanya.

Seperti jawaban berliau ketika ditanya tentang amalan yang memasukkan surga, beliau menjawab dengan jawaban yang beragam sesuai dengan kondisi penanya.

Begitu pula ketika ditanya tentang amalan terbaik atau yang paling dicintai Allah, jawaban beliau beragam:

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;

سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ» قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «حَجٌّ مَبْرُورٌ» [صحيح البخاري ومسلم]

Ditanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "'Amal apakah yang paling utama?". Beliau menjawab: "Iman kepada Allah dan rasulNya". Kemudian ditanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Al Jihad fii sabiilillah". Kemudian ditanya lagi: "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab: "Haji mabrur". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، وَبِرُّ الوَالِدَيْنِ، ثُمَّ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Bahwa seorang laki-laki pernah bertanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, amalan apa yang paling utama? ' Nabi menjawab: "Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ، أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الْعَجُّ، وَالثَّجُّ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya; "Amal perbuatan apakah yang paling utama di musim haji?" Beliau menjawab: 'Mengeraskan suara dengan talbiyah dan menyembelih hewan kurban.' [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

5.      Shalat sebagai pintu surga.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (34) أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ} [المعارج: 34، 35]

Dan orang-orang yang memelihara shalat-nya. Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan. [Al-Ma’aarij: 34-35]

Ø  Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ» [سنن أبي داود: صححه الشيخ الألباني]

“Lima shalat, Allah mewajibkannya kepada semua hamba, maka barangsiapa yang mendirikannya, tidak melalaikan satupun darinya karena meremehkan haknya maka untuknya di sisi Allah janji akan memasukkannya syurga, dan barangsiapa yang tidak mendirikannya maka tidak ada untuknya di sisi Allah janji, jika Allah menghendaki akan menyiksanya, dan jika Allah menghendaki Allah akan memasukkannya syurga”. [Sunan Abu Dawud: Sahih]

Ø  Jabir bin Abdullah radhiyaallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ الصَّلَاةُ، وَمِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ» [سنن الترمذي: صحيح لغره]

"Kunci surga adalah shalat, sedang kunci shalat adalah wudhu." [Sunan Tirmidziy: Shahih ligairih]

Lihat: Hadits Tsauban: Keutamaan shalat

6.      Puasa sebagai pintu surga.

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya dalam surga ada pintu yang disebut “Ar-Rayyan”, dari pintu itu orang-orang yang berpuasa masuk di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain mereka, dikatakan: “Mana orang-orang yang berpuasa?” Lalu mereka bangikit, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain mereka, maka setelah mereka semua masuk, pintu itupun ditutup dan tidak ada lagi yang masuk dari pintu itu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bertanya: Wahai Rasulullah, sampaikanlah kepadaku satu amalan yang bisa memasukkanku ke dalam surga?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

" عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ؛ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ " أَوْ قَالَ: " لَا مِثْلَ لَهُ " [مسند أحمد: صحيح]

“Hendaklah engkau berpuasa, karena ia tidak ada samanya”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Puasa melatih untuk menjauhi harta haram

7.      Menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan Allah.

Diantara sebab dimasukkannya hukum “halal” dalam hukum taklif (beban) padahal pada perkara halal tidak ada beban karena seseorang berhak memilih antara melakukan atau tidak.

Karena pada perkara “halal”, sekalipun tidak dikerjakan tapi seseorang harus meyakini kehalalannya dan tidak boleh menghukuminya makruh ataupun haram.

8.      Tidak ada yang punya hak menghalalkan dan mengharamkan selain Allah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ} [الشورى: 21]

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan (menetapkan hukum) untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]

{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [التحريم: 1]

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [At-Tahriim: 1]

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ} [المائدة: 87]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [Al-Maidah:87]

{قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُون} [يونس: 59]

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal". Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" [Yunus:59]

{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ } [الأنعام: 140]

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui (bahwa Allahlah yang memberi rezki kepada hamba-hambaNya) dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. [Al-An'am:140]

Ø  Adiyy bin Hatim radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada surah "Bara-ah":

{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah ... ". [At-Taubah:31]

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن الترمذي: حسن]

"Sesungguhnya mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi jika mereka menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga menghalalkannya, dan jika mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal mereka juga menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]

Ø  Salman radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang mentega, keju dan Al-Fara (sejenis baju dari kulit)." Beliau lalu menjawab:

«الحَلَالُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ، وَالحَرَامُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ، وَمَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ مِمَّا عَفَا عَنْهُ»

"Halal adalah sesuatu yang telah Allah halalkan dalam kitab-Nya, dan haram adalah sesuatu yang telah Allah haramkan dalam kitab-Nya. Adapun yang Allah diamkan, maka itu adalah sesutau yang Allah maafkan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

9.      Melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua yang haram adalah syarat keberuntungan di dunia dan di akhirat (masuk surga).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Seorang A’rabiy mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya:

دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الجَنَّةَ

Tunjukanlah kepadaku amalan jika aku amalkan maka aku akan masuk surga?

Rasulullah menjawab:

«تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ»

“Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, menunaikan zakat fardhu, dan engkau berpuasa Ramadhan”

A’rabiy itu berkata:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا

“Demi (Allah) Yang jiwaku di tangan-Nya, aku tidak akan menambah selain ini”.

Setelah orang itu berpaling, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang senang melihat seorang dari penduduk surga, maka lihatlah orang ini”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

نُهِينَا أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ، فَكَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ يَجِيءَ الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ الْعَاقِلُ، فَيَسْأَلَهُ، وَنَحْنُ نَسْمَعُ، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَتَانَا رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللهَ أَرْسَلَكَ، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، وَجَعَلَ فِيهَا مَا جَعَلَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ، وَخَلَقَ الْأَرْضَ، وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، آللَّهُ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِنَا، وَلَيْلَتِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: ثُمَّ وَلَّى، قَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُنَّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَئِنْ صَدَقَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ» [صحيح مسلم]

"Kami dilarang untuk (banyak) bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang sesuatu, dan kami senang jika datang seorang laki-laki dari penduduk gurun yang berakal (cerdas), lalu dia bertanya, sedangkan kami mendengarnya. Lalu seorang laki-laki dari penduduk gurun datang seraya berkata: 'Wahai Muhammad, utusanmu mendatangi kami, lalu mengklaim untuk kami bahwa kamu mengklaim bahwa Allah mengutusmu.' Rasulullah menjawab: 'Benar'. Dia bertanya, 'Siapakah yang menciptakan langit? ' Rasulullah menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Siapakah yang menciptakan bumi? ' Rasulullah menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Siapakah yang memancangkan gunung-gunung ini dan menjadikan isinya segala sesuatu yang Dia ciptakan? ' Beliau menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Maka demi Dzat yang menciptakan langit, menciptakan bumi, dan memancangkan gunung-gunung ini, apakah Allah yang mengutusmu? ' Beliau menjawab: 'Ya.' Dia bertanya, 'Utusanmu mengklaim bahwa kami wajib melakukan shalat lima waktu sehari semalam, (apakah ini benar)? ' Beliau menjawab: 'Benar'. Dia bertanya, 'Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ' Beliau menjawab: 'Ya'. Dia bertanya, 'Utusanmu mengklaim bahwa kitab wajib melakukan puasa Ramadlan pada setiap tahun kita, (apakah ini benar)? ' Beliau menjawab: 'Ya'. Dia bertanya, 'Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ' Beliau menjawab: 'Ya'. Dia bertanya, 'Utusanmu mengklaim bahwa kami wajib melakukan haji bagi siapa di antara kami yang mampu menempuh jalan-Nya, (apakah ini benar)? ' Beliau menjawab, 'Ya benar'. Kemudian dia berpaling dan berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambah atas kewajiban tersebut dan tidak akan mengurangi darinya'. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika benar (yang dikatakannya), sungguh dia akan masuk surga'." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Thalhah bin Ubaidillahradhiyallahu ‘anhu-:

أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ: «الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصِّيَامِ؟ فَقَالَ: «شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الزَّكَاةِ؟ فَقَالَ: فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ، قَالَ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ، لاَ أَتَطَوَّعُ شَيْئًا، وَلاَ أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ، أَوْ دَخَلَ الجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ»

Bahwasanya seorang A'rabiy (orang yang tinggal di pedalaman) datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan kondisi rambut yang kusut, kemudian bertanya: Wahai Rasulullah, sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh Allah atasku dari amalan shalat?

Maka Rasulullah menjawab: Shalat lima waktu, kecuali jika engkau ingin shalat sunnah.

Kemudian A'rabiy itu bertanya lagi: Sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh Allah atasku dari amalan puasa?

Maka Rasulullah menjawab: Puasa di bulan Ramadhan, kecuali jika engkau ingin puasa sunnah.

Kemudian A'rabiy itu bertanya lagi: Sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh Allah atasku dari amalan zakat?

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kepadanya beberapa syari'at Islam.

A'rabiy itu kemudian berkata: Demi (Allah) Yang telah memuliakanmu, aku tidak akan melakukan amalan sunnah sedikitpun, dan aku tidak akan mengurangi apa yang telah diwajibkan Allah kepadaku sedikitpun.

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ia beruntung jika ia jujur (kepada Allah atas perkataanya itu), atau ia akan masuk surga jika ia jujur. [Shahih Bukhari]

Lihat: Hadits Thalhah bin Ubaidillah; Ia beruntung jika jujur

10.  Boleh tidak melakukan amalan sunnah secara keseluruhan dengan syarat tidak meninggalkan kewajiban sedikitpun dan tidak melakukan yang haram sedikitpun, karena amalan sunnah adalah pelengkap amalan wajib yang kurang.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ " [سنن الترمذي: صحيح]

“Sesungguhnya yang pertama diperiksa pada seorang hamba di hari kiamat dari amalannya adalah shalat-nya, maka jika sempurna maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika rusak maka celakalah ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya, Allah ‘azza wa jalla berfirman: Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka dengannya disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu.” [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Allah mencintai orang yang banyak melakukan amalan sunnah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

"Tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidaklah hamba-ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi". [Sahih Bukhari]

11.  Beribadah mengharap surga.

Ma’daan bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy rahimahullah berkata: Aku menemui Tsauban radhiyallahu ‘anhu bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku bertanya: Beritahulah aku tentang amalan yang jika aku amalkan maka Allah akan memasukkanku ke surga?

Maka ia terdiam, kemudian aku menanyainya lagi namun ia tetap diam, kemudian aku menanyainya yang ke tiga kali maka ia berkata: Aku telah menanyakan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:

«عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ، فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً»

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah, karena sesungguhnya engkau tidak sujud kepada Allah satu sujud kecuali Allah mengangkatmu dengannya satu derajat dan menghapus darimu dengannya satu dosa”. [Sahih Muslim]

Ø  Seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- bertanya: Ajarilah aku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga, tapi jangan terlalu banyak untukku.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam- menjawab: «لَا تَغْضَبْ» "Jangan marah". [Musnad Abu Ya'laa: Sahih]

Lihat: Amalan menuju surga

12.  Syari’at Islam itu mudah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ " [صحيح البخاري]

“Sesungguhnya agama Islam itu mudah (jika mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah dengan baik), dan seseorang tidak mempersulit urusan agama (dengan sesuatu yang tidak disyari’atkan) kecuali ia akan terkalahkan olehnya”. [Sahih Bukhari]

13.  Memberi kemudahan dan kabar gembira ketika berda’wah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا» [صحيح البخاري]

“Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari menjauh”. [Shahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu berkata: Seseorang bertanya: Ya Rasulullah .. Sesungguhnya syari'at Islam terlalu banyak untukku, maka tunjukilah aku sesuatu yang bisa ku jadikan pegangan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

"Biarkan lidahmu senantiasa basah karena berzikir mengingat Allah". [Sunan Tirmizi: Sahih]

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada sahabatnya untuk memperbanyak zikir sehingga syari'at Islam yang dianggap berat bisa menjadi mudah baginya untuk ia jalankan.

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Syarah 'Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...