بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah
Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhuma: Bahwa seorang laki-laki bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Apa pendapatmu
bila saya melaksanakan shalat-shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan
sesuatu yang halal, dan mengharamkan sesuatu yang haram, dan aku tidak
menambahkan suatu amalan pun atas hal tersebut, apakah aku akan masuk
surga?"
Rasulullah menjawab: "Ya."
Dia berkata, "Demi Allah, aku tidak akan menambahkan atas amalan tersebut sedikit pun."
Imam An-Nawawiy -rahimahullah- berkata: Diriwayatkan oleh imam Muslim, dan makna “aku mengharamkan yang haram”: Aku menjauhinya, dan makna “aku menghalalkan yang halal”: Aku melakukannya dengan meyakini kehalalannya.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Jabir bin Abdillah bin ‘Amr bin Haram, Abu Abdillah Al-Anshariy radhiyallahu
‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Nama sahabat yang bertanya dalam hadits ini disebutkan
dalam riwayat lain:
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata:
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ
أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَأَحْلَلْتُ
الْحَلَالَ، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «نَعَمْ»
"An-Nu'man bin Qauqal -radhiyallahu
‘anhu- mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya,
'Wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengerjakan shalat wajib,
mengharamkan sesuatu yang haram dan menghalalkan sesuatu yang halal, apakah aku
akan masuk surga? '
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: 'Ya'." [Shahih Muslim]
An-Nu’man bin Qauqal radhiyallahu
‘anhu, salah seorang prajurit perang Badar dan syahid pada perang Uhud.
3.
Semangat sahabat bertanya tentang kebaikan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النحل:
43] [الأنبياء: 7]
Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. [An-Nahl:43,
Al-Anbiyaa':7]
Ø Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ
السُّؤَالُ [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
"Tidakkah mereka bertanya
jika tidak tahu? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya". [Sunan
Abi Daud: Hasan]
Lihat: Kesungguhan Sahabat Nabi mengamalkan As-Sunnah
4.
Jawaban disesuaikan dengan kondisi si penanya.
Seperti jawaban berliau ketika ditanya
tentang amalan yang memasukkan surga, beliau menjawab dengan jawaban yang
beragam sesuai dengan kondisi penanya.
Begitu pula ketika ditanya tentang amalan
terbaik atau yang paling dicintai Allah, jawaban beliau beragam:
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata;
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «إِيمَانٌ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ» قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قِيلَ:
ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «حَجٌّ مَبْرُورٌ» [صحيح
البخاري ومسلم]
Ditanyakan kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam: "'Amal apakah yang paling utama?". Beliau
menjawab: "Iman kepada Allah dan rasulNya". Kemudian ditanya lagi:
"Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Al Jihad fii sabiilillah".
Kemudian ditanya lagi: "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab:
"Haji mabrur". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ
لِوَقْتِهَا، وَبِرُّ الوَالِدَيْنِ، ثُمَّ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa seorang laki-laki pernah bertanya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, amalan apa yang paling utama? ' Nabi
menjawab: "Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua,
dan jihad fi sabilillah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Bakar Ash
Shiddiq radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ، أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الْعَجُّ،
وَالثَّجُّ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
Bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya; "Amal perbuatan
apakah yang paling utama di musim haji?" Beliau menjawab: 'Mengeraskan
suara dengan talbiyah dan menyembelih hewan kurban.' [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
5.
Shalat sebagai pintu surga.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ
يُحَافِظُونَ (34) أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ} [المعارج: 34،
35]
Dan orang-orang yang memelihara shalat-nya.
Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan. [Al-Ma’aarij: 34-35]
Ø
Dari ‘Ubadah bin
Ash-Shamit radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ
عَلَى الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا
بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ
لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ
شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ» [سنن أبي داود: صححه الشيخ الألباني]
“Lima shalat, Allah
mewajibkannya kepada semua hamba, maka barangsiapa yang mendirikannya, tidak
melalaikan satupun darinya karena meremehkan haknya maka untuknya di sisi Allah
janji akan memasukkannya syurga, dan barangsiapa yang tidak mendirikannya maka
tidak ada untuknya di sisi Allah janji, jika Allah menghendaki akan
menyiksanya, dan jika Allah menghendaki Allah akan memasukkannya syurga”.
[Sunan Abu Dawud: Sahih]
Ø
Jabir bin Abdullah radhiyaallahu
'anhuma berkata, Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مِفْتَاحُ
الْجَنَّةِ الصَّلَاةُ، وَمِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ» [سنن الترمذي: صحيح لغره]
"Kunci surga adalah shalat, sedang kunci shalat
adalah wudhu." [Sunan Tirmidziy: Shahih ligairih]
Lihat: Hadits Tsauban: Keutamaan shalat
6.
Puasa sebagai pintu surga.
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ،
يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ
غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ
أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
" [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya dalam surga ada pintu yang
disebut “Ar-Rayyan”, dari pintu itu orang-orang yang berpuasa masuk di
hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain mereka, dikatakan: “Mana
orang-orang yang berpuasa?” Lalu mereka bangikit, tidak ada yang masuk dari
pintu itu selain mereka, maka setelah mereka semua masuk, pintu itupun ditutup
dan tidak ada lagi yang masuk dari pintu itu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bertanya: Wahai
Rasulullah, sampaikanlah kepadaku satu amalan yang bisa memasukkanku ke dalam
surga?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:
" عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ؛ فَإِنَّهُ لَا
عِدْلَ لَهُ " أَوْ قَالَ: " لَا مِثْلَ لَهُ " [مسند أحمد: صحيح]
“Hendaklah engkau berpuasa, karena ia tidak
ada samanya”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Lihat: Puasa melatih untuk menjauhi harta haram
7.
Menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan mengharamkan apa
yang diharamkan Allah.
Diantara sebab dimasukkannya hukum “halal”
dalam hukum taklif (beban) padahal pada perkara halal tidak ada beban karena
seseorang berhak memilih antara melakukan atau tidak.
Karena pada perkara “halal”, sekalipun
tidak dikerjakan tapi seseorang harus meyakini kehalalannya dan tidak
boleh menghukuminya makruh ataupun haram.
8.
Tidak ada yang punya hak menghalalkan dan mengharamkan
selain Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ
يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ} [الشورى: 21]
Apakah mereka mempunyai
sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan (menetapkan hukum) untuk
mereka agama yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ
تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [التحريم:
1]
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa
yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [At-Tahriim: 1]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ} [المائدة: 87]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas. [Al-Maidah:87]
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ
فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى
اللَّهِ تَفْتَرُون} [يونس: 59]
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku
tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya
haram dan (sebagiannya) halal". Katakanlah: "Apakah Allah telah
memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap
Allah?" [Yunus:59]
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا
أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ
افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ } [الأنعام:
140]
Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh
anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui (bahwa Allahlah yang
memberi rezki kepada hamba-hambaNya) dan mereka mengharamkan apa yang Allah
telah rezki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah.
Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
[Al-An'am:140]
Ø Adiyy bin Hatim radhiyallahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada surah
"Bara-ah":
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ
اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah ...
". [At-Taubah:31]
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ،
وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا
حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya mereka (Yahudi
dan Nashrani) tidak betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi
jika mereka menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga
menghalalkannya, dan jika mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal
mereka juga menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
Ø Salman radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah ditanya tentang mentega, keju dan Al-Fara (sejenis
baju dari kulit)." Beliau lalu menjawab:
«الحَلَالُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ فِي
كِتَابِهِ، وَالحَرَامُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ، وَمَا سَكَتَ عَنْهُ
فَهُوَ مِمَّا عَفَا عَنْهُ»
"Halal adalah sesuatu yang telah Allah
halalkan dalam kitab-Nya, dan haram adalah sesuatu yang telah Allah haramkan
dalam kitab-Nya. Adapun yang Allah diamkan, maka itu adalah sesutau yang Allah
maafkan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
9.
Melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan semua yang
haram adalah syarat keberuntungan di dunia dan di akhirat (masuk surga).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Seorang A’rabiy mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dan bertanya:
دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا
عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الجَنَّةَ
Tunjukanlah kepadaku amalan jika aku
amalkan maka aku akan masuk surga?
Rasulullah menjawab:
«تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ
تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ، وَتُؤَدِّي
الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ»
“Engkau menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, menunaikan
zakat fardhu, dan engkau berpuasa Ramadhan”
A’rabiy itu berkata:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ
أَزِيدُ عَلَى هَذَا
“Demi (Allah) Yang jiwaku di tangan-Nya,
aku tidak akan menambah selain ini”.
Setelah orang itu berpaling, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ
يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang senang melihat seorang
dari penduduk surga, maka lihatlah orang ini”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
نُهِينَا أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ، فَكَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ يَجِيءَ
الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ الْعَاقِلُ، فَيَسْأَلَهُ، وَنَحْنُ نَسْمَعُ،
فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَتَانَا
رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللهَ أَرْسَلَكَ، قَالَ:
«صَدَقَ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ
الْأَرْضَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، وَجَعَلَ
فِيهَا مَا جَعَلَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ،
وَخَلَقَ الْأَرْضَ، وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، آللَّهُ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ:
«نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي
يَوْمِنَا، وَلَيْلَتِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ،
آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ
عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي
أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ
رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا، قَالَ:
«صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ:
«نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنِ
اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: ثُمَّ وَلَّى، قَالَ:
وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ، وَلَا أَنْقُصُ
مِنْهُنَّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَئِنْ صَدَقَ
لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ» [صحيح مسلم]
"Kami dilarang untuk (banyak) bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang sesuatu, dan kami senang
jika datang seorang laki-laki dari penduduk gurun yang berakal (cerdas), lalu
dia bertanya, sedangkan kami mendengarnya. Lalu seorang laki-laki dari penduduk
gurun datang seraya berkata: 'Wahai Muhammad, utusanmu mendatangi kami, lalu
mengklaim untuk kami bahwa kamu mengklaim bahwa Allah mengutusmu.' Rasulullah
menjawab: 'Benar'. Dia bertanya, 'Siapakah yang menciptakan langit? '
Rasulullah menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Siapakah yang menciptakan bumi? '
Rasulullah menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Siapakah yang memancangkan
gunung-gunung ini dan menjadikan isinya segala sesuatu yang Dia ciptakan? '
Beliau menjawab: 'Allah.' Dia bertanya, 'Maka demi Dzat yang menciptakan
langit, menciptakan bumi, dan memancangkan gunung-gunung ini, apakah Allah yang
mengutusmu? ' Beliau menjawab: 'Ya.' Dia bertanya, 'Utusanmu mengklaim bahwa
kami wajib melakukan shalat lima waktu sehari semalam, (apakah ini benar)? '
Beliau menjawab: 'Benar'. Dia bertanya, 'Demi Dzat yang mengutusmu, apakah
Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ' Beliau menjawab: 'Ya'. Dia bertanya,
'Utusanmu mengklaim bahwa kitab wajib melakukan puasa Ramadlan pada setiap
tahun kita, (apakah ini benar)? ' Beliau menjawab: 'Ya'. Dia bertanya, 'Demi
Dzat yang mengutusmu, apakah Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ' Beliau
menjawab: 'Ya'. Dia bertanya, 'Utusanmu mengklaim bahwa kami wajib melakukan
haji bagi siapa di antara kami yang mampu menempuh jalan-Nya, (apakah ini
benar)? ' Beliau menjawab, 'Ya benar'. Kemudian dia berpaling dan berkata,
'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambah atas
kewajiban tersebut dan tidak akan mengurangi darinya'. Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Jika benar (yang dikatakannya), sungguh dia
akan masuk surga'." [Shahih Muslim]
Ø
Dari Thalhah bin Ubaidillah –radhiyallahu ‘anhu-:
أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ:
«الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي
مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصِّيَامِ؟ فَقَالَ: «شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا
أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ
مِنَ الزَّكَاةِ؟ فَقَالَ: فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ، قَالَ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ، لاَ أَتَطَوَّعُ
شَيْئًا، وَلاَ أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ، أَوْ دَخَلَ
الجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ»
Bahwasanya
seorang A'rabiy (orang yang tinggal di pedalaman) datang kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dengan kondisi rambut yang kusut, kemudian bertanya: Wahai
Rasulullah, sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh Allah atasku
dari amalan shalat?
Maka
Rasulullah menjawab: Shalat lima waktu, kecuali jika engkau ingin shalat
sunnah.
Kemudian
A'rabiy itu bertanya lagi: Sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh
Allah atasku dari amalan puasa?
Maka
Rasulullah menjawab: Puasa di bulan Ramadhan, kecuali jika engkau ingin puasa
sunnah.
Kemudian
A'rabiy itu bertanya lagi: Sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh
Allah atasku dari amalan zakat?
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kepadanya beberapa
syari'at Islam.
A'rabiy
itu kemudian berkata: Demi (Allah) Yang telah memuliakanmu, aku tidak akan
melakukan amalan sunnah sedikitpun, dan aku tidak akan mengurangi apa yang
telah diwajibkan Allah kepadaku sedikitpun.
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ia beruntung jika ia
jujur (kepada Allah atas perkataanya itu), atau ia akan masuk surga jika ia
jujur. [Shahih Bukhari]
Lihat:
Hadits Thalhah bin Ubaidillah;
Ia beruntung jika jujur
10.
Boleh tidak melakukan amalan sunnah secara keseluruhan
dengan syarat tidak meninggalkan kewajiban sedikitpun dan tidak melakukan yang
haram sedikitpun, karena amalan sunnah adalah pelengkap amalan wajib yang
kurang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ
العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ
أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ
مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي
مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ
سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ " [سنن الترمذي:
صحيح]
“Sesungguhnya yang pertama diperiksa pada
seorang hamba di hari kiamat dari amalannya adalah shalat-nya, maka jika
sempurna maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika rusak maka celakalah
ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya,
Allah ‘azza wa jalla berfirman: Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki shalat
sunnah. Maka dengannya disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya.
Kemudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu.” [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
Allah mencintai orang yang banyak melakukan amalan
sunnah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah subhanahu
wata'ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي
بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي
يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ:
كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ،
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ
سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
"Tidak ada ibadah yang dipersembahkan
hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan
tidaklah hamba-ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah
sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran
yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia
pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku
akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku
lindungi". [Sahih Bukhari]
11.
Beribadah mengharap surga.
Ma’daan bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy
rahimahullah berkata: Aku menemui Tsauban radhiyallahu ‘anhu
bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku bertanya:
Beritahulah aku tentang amalan yang jika aku amalkan maka Allah akan
memasukkanku ke surga?
Maka ia terdiam, kemudian aku menanyainya
lagi namun ia tetap diam, kemudian aku menanyainya yang ke tiga kali maka ia
berkata: Aku telah menanyakan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka beliau bersabda:
«عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ
السُّجُودِ لِلَّهِ، فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا رَفَعَكَ
اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً»
“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada
Allah, karena sesungguhnya engkau tidak sujud kepada Allah satu sujud kecuali
Allah mengangkatmu dengannya satu derajat dan menghapus darimu dengannya satu
dosa”. [Sahih Muslim]
Ø Seorang sahabat Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wasallam- bertanya: Ajarilah
aku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga, tapi jangan terlalu banyak
untukku.
Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wasallam- menjawab: «لَا تَغْضَبْ» "Jangan marah". [Musnad Abu Ya'laa: Sahih]
Lihat: Amalan menuju surga
12.
Syari’at Islam itu mudah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ الدِّينَ
يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ " [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah (jika
mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah dengan baik), dan seseorang tidak mempersulit
urusan agama (dengan sesuatu yang tidak disyari’atkan) kecuali ia akan
terkalahkan olehnya”. [Sahih Bukhari]
13.
Memberi kemudahan dan kabar gembira ketika berda’wah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«يَسِّرُوا وَلاَ
تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا» [صحيح
البخاري]
“Berilah kemudahan dan jangan mempersulit,
berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari menjauh”. [Shahih Bukhari]
Ø Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu berkata:
Seseorang bertanya: Ya Rasulullah .. Sesungguhnya syari'at Islam terlalu banyak
untukku, maka tunjukilah aku sesuatu yang bisa ku jadikan pegangan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«لَا يَزَالُ لِسَانُكَ
رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Biarkan lidahmu senantiasa basah
karena berzikir mengingat Allah". [Sunan Tirmizi: Sahih]
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengajarkan kepada sahabatnya untuk memperbanyak zikir
sehingga syari'at Islam yang dianggap berat bisa menjadi mudah baginya untuk ia
jalankan.
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Syarah 'Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...