Senin, 04 April 2022

Syarah Riyadhushalihin Bab (07) Yakin dan Tawakkal

بسم الله الرحمن الرحيم

Orang yang bertakwa senantiasa yakin dan bertawakkal kepada Allah 

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَمَّا رَأى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَاناً وَتَسْلِيماً} [الأحزاب: 22]

Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. [Al-Ahzab: 22]

{الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ} [آل عمران: 173-174]

(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar. [Ali 'Imran: 173-174]

Perintah bertawakkal

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ} [الفرقان: 58]

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati. [Al-Furqan: 58]

{اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ} [التغابن: 13] [إبراهيم: 11]

(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja. [At-Tagabun: 13] [Ibrahim: 11]

{فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali Imran: 159]

Keutamaan tawakkal

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق: 3]

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. [Ath-Thalaq: 3]

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ} [لأنفال: 2]

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. [Al-Anfaal: 2]

Lihat: Sifat Tawakkal; Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah

Hadits pertama

1/74- فَالأوَّلَ: عَن ابْن عَبَّاسٍ رضي اللَّهُ عنهما قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صلى اللَّه عليه وآله وسلم: "عُرضَت عليَّ الأمَمُ، فَرَأيْت النَّبِيَّ وَمعَه الرُّهيْطُ والنَّبِيَّ ومَعهُ الرَّجُل وَالرَّجُلانِ، وَالنَّبِيَّ وليْسَ مَعهُ أحدٌ، إِذْ رُفِعَ لِى سوادٌ عظيمٌ فظننتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِى: هَذَا مُوسَى وقومه ولكن انظر إلى الأفق! فَإِذا سَوادٌ عَظِيمٌ، فقيلَ لي: انْظُرْ إِلَى الأفُقِ الآخَرِ! فَإِذَا سَوَادٌ عَظيمٌ، فقيلَ لِي: هَذه أُمَّتُكَ، ومعَهُمْ سبْعُونَ أَلْفاً يَدْخُلُونَ الْجَنَّة بِغَيْرِ حِسَابٍ ولا عَذَابٍ" ثُمَّ نَهَض فَدَخَلَ منْزِلَهُ، فَخَاض النَّاسُ في أُولَئِكَ الَّذينَ يدْخُلُون الْجنَّةَ بِغَيْرِ حسابٍ وَلا عذابٍ، فَقَالَ بعْضهُمْ: فَلَعَلَّهُمْ الَّذينَ صَحِبُوا رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وقَال بعْضهُم: فَلعَلَّهُمْ الَّذينَ وُلِدُوا في الإسْلامِ، فَلَمْ يُشْرِكُوا باللَّه شَيئاً -وذَكَروا أشْياء - فَخرجَ عَلَيْهمْ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: "مَا الَّذي تَخُوضونَ فِيهِ؟" فَأخْبَرُوهُ فَقَالَ: "هُمْ الَّذِينَ لا يرقُونَ، وَلا يَسْتَرْقُونَ، وَلاَ يَتَطيَّرُون، وَعَلَى ربِّهمْ يتَوكَّلُونَ" فقَامَ عُكَّاشةُ بنُ مُحْصِن فَقَالَ: ادْعُ اللَّه أنْ يجْعَلَني مِنْهُمْ، فَقَالَ: "أنْت مِنْهُمْ"، ثُمَّ قَام رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: ادْعُ اللَّه أنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ: "سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ "متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi waalihi wasallam bersabda; "Diperlihatkan padaku seluruh umat, aku melihat seorang Nabi bersama bersama beberapa orang, dan Nabi bersama satu atau dua orang, dan Nabi tidak bersama satu orang pun. Tiba-tiba aku melihat diperlihatkan kerumunan banyak orang ma aku menyangka mereka itu adalah umatku. Maka dikatakan kepadaku: Bukan, ini adalah Musa bersama kaumnya, akan tetapi lihatlah ke ufuk! Maka aku melihat kerumunan orang yang banyak. Dan dikatakan kepadaku: Lihatlah ke ufuk yang lain! Maka aku melihat kerumunan orang yang banyak. Maka dikatakan kepadaku: Mereka itu adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu yang akan masuk surga tanpa dihisab dan disiksa! Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Sebagian lagi berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan pendapat masing-masing. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar, beliau bertanya: "Apa yang kalian bicarakan?" Mereka memberitahu kepada beliau apa yang sedang mereka perbincangkan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta untuk di ruqyah, tidak bertathayyur dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal". Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu 'anhu berdiri dan berkata: 'Berdoalah kepada Allah semoga menjadikanku termasuk di antara mereka.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Engkau termasuk di antara mereka." Kemudian yang lain berdiri dan berkata: 'Berdoalah kepada Allah, semoga menjadikanku bagian dari mereka.' Beliau bersabda: "Kamu telah didahului Ukasyah." [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Hadits Ibnu ‘Abbas; Masuk surga tanpa hisab

Hadits kedua

2/75- الثَّانِي: عَنْ ابْن عبَّاس رضي اللَّه عنهما أيْضاً أَنَّ رَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كانَ يقُولُ: "اللَّهُم لَكَ أسْلَمْتُ وبِكَ آمنْتُ، وعليكَ توَكَّلْتُ، وإلَيكَ أنَبْتُ، وبِكَ خاصَمْتُ. اللَّهمَّ أعُوذُ بِعِزَّتِكَ، لا إلَه إلاَّ أنْتَ أنْ تُضِلَّنِي، أنْت الْحيُّ الَّذي لاَ تمُوتُ، وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يمُوتُونَ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering membaca do'a ini "Ya Allah .. hanya kepada-Mu aku tunduk, dan hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri, dan hanya kepada-Mu kembali, dan hanya dengan-Mu aku bersengketa. Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung dengan keagungan-Mu, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, janganlah Engkau membiarkanku sesat, Engkaulah yang Maha Hidup dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia akan mati". [Muttafaqun ‘alaihi]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2.      Do’a tawakkal.

Beberapa do’a yang mengandung makna tawakkal:

a)      Ketika shalat tahajjud

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila berdiri melaksanakan shalat malam (tahajjud), Beliau memulainya dengan membaca doa (iftiftah):

«اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

("Ya Allah bagiMulah segala pujian. Engkaulah Yang Maha Memelihara langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMulah segala pujian, milikMu kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkau cahaya langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkaulah raja di langit dan di bumi serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMulah segala pujian, Engkaulah Al Haq (Yang Maha Benar), dan janjiMu haq (benar adanya), dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar, firmanMu benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, dan para nabiMu benar, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam benar dan hari kiamat benar. Ya Allah, kepadaMulah aku berserah diri, kepadaMulah aku beriman, kepadaMu lah aku bertawakkal, kepadaMulah aku bertaubat (kembali), karena hujah yang Kau berikan kepadaku aku memusuhi siapapun yang menentang (syareat-Mu) dan kepadaMu aku berhukum. Ampunilah aku dari dosa yang lalu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan atau yang aku tampakkan. Engkaulah yang Awal dan yang Akhir dan tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Engkau, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dari Engkau). [Shahih Bukhari dan Muslim]

b)      Ketika ruku’

Dari Jabir bin 'Abdullah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa apabila beliau shallallahu 'alaihi wasallam ruku' maka beliau mengucapkan doa:

«اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، أَنْتَ رَبِّي، خَشَعَ سَمْعِي وَبَصَرِي، وَدَمِي وَلَحْمِي، وَعَظْمِي وَعَصَبِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ» [سنن النسائي: صحيح]

"Ya Allah, kepada-Mu aku ruku' kepada-Mu aku pasrah. dan kepada- Mu aku bertawakal. Pendengaranku, pandanganku, darahku, dagingku, tulangku, dan persendianku semua khusyu ' (tunduk) kepada Allah, Rabb semesta alam." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]

3.      Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ} [الأنعام: 162، 163]

Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya". [Al-An'am:162 - 163]

4.      Boleh meminta perlindungan dengan sifat Allah.

Dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang singgah di sutau tempat, kemudian membaca:

«أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ»

"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dan kejahatan yang diciptakan",

Maka tidak ada sesutau punya yang menyakitinya sampai ia meninggalkan tempatnya itu". [Sahih Muslim]

Hadits ketiga

3/76- الثَّالِثُ: عن ابْنِ عَبَّاس رضي اللَّه عنهما أيضاً قَالَ: "حسْبُنَا اللَّهُ ونِعْمَ الْوكِيلُ قَالَهَا إبْراهِيمُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حينَ أُلْقِى في النَّارِ، وَقالهَا مُحمَّدٌ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حيِنَ قَالُوا: {إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ} [آل عمران: 173] رواه البخارى.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil adalah ucapan Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dilemparkan ke api. Juga diucapkan oleh Muhammad ketika orang-orang kafir berkata, {"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."} [Ali ‘Imran: 173] [Diriwayatkan oleh Bukhari]

وفي رواية لَهُ عن ابْنِ عَبَّاسٍ رضي اللَّه عنهما قَالَ: "كَانَ آخِرَ قَوْل إبْراهِيمَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حِينَ ألْقِي في النَّارِ: "حسْبي اللَّهُ وَنِعمَ الْوَكِيلُ".

Dan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: "Perkataan terakhir yang diucapkan Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dia dilemparkan ke api adalah, "Cukuplah Allah bagiku sebagai Penolong, dan Ia sebaik-baik pelindung."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Keutamaan dzikir “hasbiyallahu”.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ} [الزمر: 38]

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya? Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. [Az-Zumar: 38]

{فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ} [التوبة : 129]

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". [At-Taubah: 129]

Ø  Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu 'anhu berkata: “Barangsiapa yang membaca ketika pagi dan sore:

« حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ»

"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung"; Tujuh kali, maka Allah akan mencukupi apa yang menjadi keperluannya”. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Tahkrij hadits Abu Ad-Dardaa’; Dzikir “Hasbiyallahu”

2.      Siapa yang yakin kepada Allah dan bertawakkal kepadaNya maka Allah akan mencukupinya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق: 3]

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. [Ath-Thalaq: 3]

Hadits keempat

4/77- الرَّابعُ: عَن أبي هُرَيْرةَ رضي اللَّه عنه عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أقْوَامٌ أفْئِدتُهُمْ مِثْلُ أفْئِدَةِ الطَّيْرِ" رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi , beliau bersabda, "Beberapa kaum masuk surga, hati mereka seperti hati burung." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Makna “hati seperti burung”:

a)       Memiliki sikap tawakkal yang kuat seperti tawakkalnya burung yang meninggalkan sarangnya mencari makan. (lihat hadits keenam)

b)      Memiliki hati yang lembut.

Dari ‘Iyadh bin Himar Al-Mujasyi’iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" أَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ، وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ، وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ " [صحيح مسلم]

"Penghuni surga itu ada tiga; (1) pemilik kekuasaan yang adil, derma dan mendapat pertolongan (dari Allah), (2) seorang yang berbelas kasih, berhati lembut kepada setiap kerabat dan orang muslim, dan (3) seorang yang sangat menjaga diri dan memiliki tanggungan." [Shahih Muslim]

3.      Hati yang keras membuat orang menjauh.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali Imran:159]

4.      Celaka bagi yang hatinya keras.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ} [الزمر: 22]

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. [Az-Zumar: 22]

Lihat: Sifat hati yang baik dan yang buruk dalam Al-Qur'an

Hadits kelima

5/78-الْخَامِسُ: عنْ جَابِرٍ رضي اللَّهُ عنه أَنَّهُ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قِبَلَ نَجْدٍ فَلَمَّا قَفَل رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَفَل مَعهُمْ، فأدْركتْهُمُ الْقائِلَةُ في وادٍ كَثِيرِ الْعضَاهِ، فَنَزَلَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وتَفَرَّقَ النَّاسُ يسْتظلُّونَ بالشَّجَرِ، ونَزَلَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم تَحْتَ سمُرَةٍ، فَعَلَّقَ بِهَا سيْفَه، ونِمْنَا نوْمةً، فَإِذَا رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يدْعونَا، وإِذَا عِنْدَهُ أعْرابِيُّ فقَالَ: "إنَّ هَذَا اخْتَرَطَ عَلَيَّ سيْفي وأَنَا نَائِمٌ، فاسْتيقَظتُ وَهُو في يدِهِ صَلْتاً، قالَ: مَنْ يَمْنَعُكَ منِّي؟ قُلْتُ: اللَّه -ثَلاثاً" وَلَمْ يُعاقِبْهُ وَجَلَسَ. متفقٌ عليه.

Dari Jabir radhiallahu'anhu, bahwa dia pernah ikut perang bersama Rasulullah ke arah Najed. Ketika Rasulullah kembali, dia ikut kembali bersama mereka. Sewaktu hari mulai siang, mereka tiba di dekat lembah yang banyak pepohonan berduri. Lalu Rasulullah singgah, sementara para sahabat berpencar mencari pepohonan untuk berteduh. Rasulullah sendiri singgah di bawah pohon berduri besar sambil menggantungkan pedangnya di pohon tersebut. Maka kami tidur sejenak. Tidak lama kemudian Rasulullah memanggil kami, ternyata di sisi beliau ada seorang Arab Badui. Rasulullah bersabda, "Orang ini telah mengambil pedangku saat aku tidur, lalu aku bangun sedangkan tangannya telah memegang pedang yang terhunus, dia berkata kepadaku, "Siapa yang dapat melindungimu dariku?". Aku jawab, "Allah" –beliau ucapkan tiga kali-. Namun beliau tidak menghukum orang tersebut, dan sekarang dia tengah terduduk lesu."

وفي رواية: قَالَ جابِرٌ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللِّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بذاتِ الرِّقاعِ، فإذَا أَتَيْنَا عَلَى شَجرةٍ ظَلِيلَةٍ تركْنَاهَا لرسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَجاء رجُلٌ مِنَ الْمُشْرِكِين، وَسَيفُ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مُعَلَّقٌ بالشَّجرةِ، فاخْترطهُ فَقَالَ: تَخَافُنِي؟ قَالَ: "لا" قَالَ: فمَنْ يمْنَعُكَ مِنِّي؟ قَالَ: "اللَّه".

Dan dalam riwayat lain, Jabir berkata, "Kami pernah bersama Nabi dalam perang Dzatur Riqa'. Ketika kami mendapatkan pohon sebagai tempat berteduh, kami peruntukkan pohon itu untuk istirahat Nabi . Tiba-tiba seorang laki-laki musyrik datang, sementara pedang Nabi tergantung di pohon tersebut. Laki-laki itu langsung mengambil pedang tersebut sambil berkata, "Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Beliau menjawab, "Tidak". Orang itu berkata lagi, "Siapa yang dapat melindungimu dariku?" Beliau menjawab, "Allah".

وفي رواية أبي بكرٍ الإِسماعيلي في صحيحِهِ؛ قَالَ: منْ يمْنعُكَ مِنِّي؟ قَالَ: "اللَّهُ" قَالَ: فسقَطَ السَّيْفُ مِنْ يدِهِ، فَأخَذَ رسَول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم السَّيْفَ فَقال:"منْ يمنعُكَ مِنِّي؟" فَقال: كُن خَيْرَ آخِذٍ، فَقَالَ: "تَشهدُ أنْ لا إلَه إلاَّ اللَّهُ، وأنِّي رسولُ اللَّه؟" قَالَ: لاَ، ولكِنِّي أعاهِدُك أنْ لا أقَاتِلَكَ، وَلاَ أكُونَ مَعَ قَومٍ يُقَاتِلُونَكَ، فَخلَّى سبِيلهُ، فَأتى أصحابَه فقَالَ: جِئتكُمْ مِنْ عِندِ خيرِ النَّاسِ.

Dan dalam riwayat Abi Bakr Al-Isma’iliy dalam kitab Shahihnya; Orang itu berkata: "Siapa yang dapat melindungimu dariku?" Beliau menjawab, "Allah". Jabir berkata: Maka pedang itu jatuh darinya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil pedang itu dan berkata: "Siapa yang dapat melindungimu dariku?" Maka orang itu berkata: Jadilah orang yang membalas dengan baik. Lalu beliau berkata: Apakah engakau mau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah? Ia menjawab: Tidak, akan tetapi aku berjanji kepadamu untuk tidak memerangimu dan tidak bersama kaum yang memerangimu. Kemudian beliau melepaskannya, lalu ia berkata kepada kaumnya: Aku telah datang kepada kalian dari sisi manusia yang terbaik.

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biogarfi Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Kejadian ini terjadi pada perang Dzatir Riqa’.

Mayoritas ahli sejarah menyebutkan bahwa perang ini terjadi pada tahun 4 hijriyah, akan tetapi kehadiran Abu Musa Al-Asy’ariy dan Abu Hurairah pada perang ini menunjukkan bahwa perang ini terjadi setelah perang Khaebar sekitar tahun 7 hijriyah bulan Rabi’ul Awwal. [Ar-Rahiqul Makhtum hal.261]

Abu Musa radhiallahu'anhu berkata:

«خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ وَنَحْنُ سِتَّةُ نَفَرٍ، بَيْنَنَا بَعِيرٌ نَعْتَقِبُهُ، فَنَقِبَتْ أَقْدَامُنَا، وَنَقِبَتْ قَدَمَايَ، وَسَقَطَتْ أَظْفَارِي، وَكُنَّا نَلُفُّ عَلَى أَرْجُلِنَا الخِرَقَ، فَسُمِّيَتْ غَزْوَةَ ذَاتِ الرِّقَاعِ، لِمَا كُنَّا نَعْصِبُ مِنَ الخِرَقِ عَلَى أَرْجُلِنَا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kami keluar bersama Nabi dalam suatu peperangan. Saat itu kami berjumlah enam orang dan kami hanya memiliki satu ekor unta yang kami gunakan secara bergantian. Kaki-kaki kami menjadi tipis (kerena berjalan) begitu juga kuku menjadi tipis hingga kuku-kuku kakiku tercabut. Kami lalu membungkus kaki-kaki kami dengan khiraq (sobekan-sobekan kain), oleh karena itu perang itu dinamakan perang Dzatur Riqa', karena kami membalut kaki-kaki kami dengan khiraq." [Shahih Bukhari dan Muslim]

3)      Kuatnya keyakinan dan tawakkal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

4)      Semakin kuat seseorang bertawakkal kepada Allah maka semakin kuat pertolongan Allah kepadanya.

5)      Sifat pemaaf Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:

كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيدَةً، حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهِ حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَذْبَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ! فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ فَضَحِكَ، ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ

"Aku pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang ketika itu Beliau mengenakan selendang yang tebal dan kasar buatan Najran. Kemudian seorang Arab Baduy datang lalu menarik Beliau dengan tarikan yang keras hingga aku melihat permukaan pundak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbekas akibat tarikan yang keras itu. Lalu Beliau berkata: "Perintahkanlah, agar aku diberikan harta Allah yang ada padamu". Kemudian Beliau memandang kepada orang Arab Baduy itu dan tertawa Lalu Beliau memerintahkan agar memberinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

6)      Terkadang memaafkan kesalahan orang lain bisa menjadi pintu hidayah baginya.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata:

بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ، فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ أُثَالٍ، فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي المَسْجِدِ، فَخَرَجَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» فَقَالَ: عِنْدِي خَيْرٌ يَا مُحَمَّدُ، إِنْ تَقْتُلْنِي تَقْتُلْ ذَا دَمٍ، وَإِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ، وَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ المَالَ فَسَلْ مِنْهُ مَا شِئْتَ، فَتُرِكَ حَتَّى كَانَ الغَدُ، ثُمَّ قَالَ لَهُ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» قَالَ: مَا قُلْتُ لَكَ: إِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ، فَتَرَكَهُ حَتَّى كَانَ بَعْدَ الغَدِ، فَقَالَ: «مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ؟» فَقَالَ: عِنْدِي مَا قُلْتُ لَكَ، فَقَالَ: «أَطْلِقُوا ثُمَامَةَ» فَانْطَلَقَ إِلَى نَجْلٍ قَرِيبٍ مِنَ المَسْجِدِ، فَاغْتَسَلَ ثُمَّ دَخَلَ المَسْجِدَ، فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، يَا مُحَمَّدُ، وَاللَّهِ مَا كَانَ عَلَى الأَرْضِ وَجْهٌ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ وَجْهِكَ، فَقَدْ أَصْبَحَ وَجْهُكَ أَحَبَّ الوُجُوهِ إِلَيَّ، وَاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ دِينٍ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ دِينِكَ، فَأَصْبَحَ دِينُكَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيَّ، وَاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ بَلَدٍ أَبْغَضُ إِلَيَّ مِنْ بَلَدِكَ، فَأَصْبَحَ بَلَدُكَ أَحَبَّ البِلاَدِ إِلَيَّ، وَإِنَّ خَيْلَكَ أَخَذَتْنِي وَأَنَا أُرِيدُ العُمْرَةَ، فَمَاذَا تَرَى؟ فَبَشَّرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَهُ أَنْ يَعْتَمِرَ، فَلَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ قَالَ لَهُ قَائِلٌ: صَبَوْتَ، قَالَ: لاَ، وَلَكِنْ أَسْلَمْتُ مَعَ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلاَ وَاللَّهِ، لاَ يَأْتِيكُمْ مِنَ اليَمَامَةِ حَبَّةُ حِنْطَةٍ، حَتَّى يَأْذَنَ فِيهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah mengirim pasukan menuju Nejed, lalu mereka menangkap seseorang dari Bani Hanifah, Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah, kemudian mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid, lalu Rasulullah menemuinya dan bersabda kepadanya, "Apa yang kamu miliki hai Tsumamah?" ia menjawab, "Wahai Muhammad, aku memiliki apa yang lebih baik, jika engkau membunuhnya maka engkau telah membunuh yang memiliki darah, dan jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, namun jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa saja yang engkau inginkan." Kemudian Rasulullah meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya, "Apa yang engkau miliki wahai Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau." Lalu Rasulullah meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya lagi, "Apa yang engkau miliki wahai Tsumamah?" ia menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yang bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yang memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yang engkau mau, " Rasulullah kemudian bersabda kepada sahabatnya, "Bawalah Tsumamah" lalu mereka pun membawanya ke sebatang pohon kurma di samping masjid, ia pun mandi dan masuk masjid kembali, kemudian berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah melainkan hanya Allah dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, demi Allah, dahulu tidak ada wajah di atas bumi ini yang lebih aku benci selain wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai daripada yang lain, dan demi Allah, dahulu tidak ada agama yang lebih aku benci selain dari agamamu, namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai di antara yang lain, demi Allah dahulu tidak ada wilayah yang paling aku benci selain tempatmu, namun sekarang ia menjadi wilayah yang paling aku cintai di antara yang lain, sesungguhnya utusanmu telah menangkapku dan aku hendak melaksanakan umrah, bagaimana pendapatmu?" Maka Rasulullah memberinya kabar gembira dan memerintahkannya untuk melakukan umrah, ketika ia sampai di Makkah seseorang berkata kepadanya, "Apakah engkau telah murtad?" Ia menjawab, "Tidak, tetapi aku telah masuk Islam bersama Muhammad , dan demi Allah tidaklah kalian akan mendapatkan gandum dari Yamamah kecuali mendapatkan izin dari Rasulullah ." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Hadits keenam

6/79-السادِسُ: عنْ عمرَ رضي اللَّهُ عنه قالَ: سمعْتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ: "لَوْ أنَّكم تتوكَّلونَ عَلَى اللَّهِ حقَّ تَوكُّلِهِ لرزَقكُم كَما يرزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِماصاً وترُوحُ بِطَاناً" رواه الترمذي، وقال: حديثٌ حسنٌ.

Dari Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Allah akan memberimu rezki seperti Allah memberi rezki kepada burung; keluar rumah dengan perut kosong, dan kembali dengan perut kenyang". [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits ini hasan]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab

2)      Allah yang menanggung rezki semua makhluk.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ} [هود: 6]

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). [Huud: 6]

Lihat: Rezeki hanya dari Allah

3)      Rezki sudah Allah tetapkan, usaha hanya sebagai ibadah.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]

"Sesungguhnya Ruh Al-Qudus membisikkan dalam hatiku bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan tercapai semua rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha, dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya': Sahih]

4)      Tawakkal harus dibarengi dengan usaha.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [الجمعة: 10]

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [Al-Jumu'ah:10]

Hadits ketujuh

7/80- السَّابِعُ: عن أبي عِمَارةَ الْبراءِ بْنِ عازِبٍ رضي اللَّه عنهما قَالَ: قالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "يَا فُلان إذَا أَويْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقُل: اللَّهمَّ أسْلَمْتُ نفْسي إلَيْكَ، ووجَّهْتُ وجْهِي إِلَيْكَ، وفَوَّضْتُ أَمْري إِلَيْكَ، وألْجأْتُ ظهْرِي إلَيْكَ. رغْبَة ورهْبةً إلَيْكَ، لا ملجَأَ ولا منْجى مِنْكَ إلاَّ إلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذي أنْزَلْتَ، وبنبيِّك الَّذي أرْسلتَ، فَإِنَّكَ إنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مِتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ، وإنْ أصْبحْتَ أصَبْتَ خيْراً" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu ‘Imarah Al-Barra' bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: "Rasulullah bersabda, "Hai Fulan, jika engkau mendatangi kasurmu, maka panjatkanlah doa, '(Ya Allah, aku pasrahkan jiwaku kepada-Mu, dan kuhadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku serahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan berharap-harap cemas kepada-Mu, sesungguhnya tidak ada tempat bersandar dan tempat keselamatan selain kepada-Mu, saya beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan Nabi-Mu yang Engkau utus) '. Maka sekiranya engkau meninggal di malammu, engkau meninggal di atas fitrah, dan jika engkau hidup pagi harinya, engkau peroleh kebaikan." [Hadits ini disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]

وفي رواية في الصَّحيحين عن الْبرَاء قَالَ: قَالَ لي رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إذَا أتَيْتَ مضجعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ للصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأيْمَنِ وقُلْ: وذَكَر نحْوَه ثُمَّ قَالَ وَاجْعَلْهُنَّ آخرَ ما تَقُولُ ".

Dan dalam satu riwayat di shahih Bukhari dan Muslim, dari Al-Bara', ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka ber-wudhu-lah seperti wudhu-mu untuk shalat kemudian berbaringlah dengan samping kananmu dan baca … dan menyebutkan do’a sepertinya, kemudian bersabda: “Jadikan do'a ini akhir yang kau ucapkan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu ‘Imarah Al-Barra' bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Diantara adab sebelum tidur:

a.       Berwudhu.

b.      Berdo’a.

c.       Tidak berbicara setelah berdo’a.

d.      Tidur dengan sisi kanan.

Lihat: Adab sebelum tidur

3)      Ketika kita tidur, jiwa kita di Tangan Allah subhanahu wata'aalaa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} [الزمر: 42]

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. (Az-Zumar: 42]

Hadits kedelapan

8/81-الثَّامِنُ: عنْ أبي بَكْرٍ الصِّدِّيق -رضي اللَّه عنه- عبدِ اللَّه بنِ عثمانَ بنِ عامِرِ بنِ عُمَرَ بن كعب بنِ سعدِ بْنِ تَيْمِ بْن مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْن لُؤيِّ بْنِ غَالِب الْقُرَشِيِّ التَّيْمِيِّ -رضي اللَّه عنه - وهُو وأبُوهُ وَأُمَّهُ صحابَةٌ، رضي اللَّه عنهم - قَالَ: نظرتُ إِلَى أقْدَامِ المُشْرِكِينَ ونَحنُ في الْغَارِ وهُمْ علَى رُؤُوسِنا فقلتُ: يَا رسولَ اللَّهِ لَوْ أَنَّ أحَدَهمْ نَظرَ تَحتَ قَدميْهِ لأبصرَنا فَقَالَ:"مَا ظَنُّك يَا أَبا بكرٍ باثْنْينِ اللَّهُ ثالثُهما". متفقٌ عَلَيهِ

Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radliallahu 'anhu Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Umar bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Luaiy bin Galib Al-Qurasyiy At-Taimiy radliallahu 'anhu, ia dan bapak dan ibunya adalah shahabiy radliallahu 'anhum- ia berkata; Aku melihat kaki kaum musyrikin saat kami dalam gua dan mereka di atas kepala kami, maka aku berkata; "Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang dari mereka melihat ke bawah kedua kakinya pasti dia melihat kita". Maka beliau berkata: "Bagaimana menurutmu wahai Abu Bakr, jika ada dua orang, dan Allah yang ketiganya?". [Muttafaqun ‘alaihi]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

2.      Abu Bakr khawatir terhadap Nabi, bukan khawatir terhadap dirinya.

3.      Di saat usaha dan daya sudah habis maka akan datang pertolongan Allah tanpa diduga.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [التوبة: 40]

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At-Taubah: 40]

4.      Allah senantiasa bersama hambaNya yang beriman dengan memberi pertolongan dan penjagaan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ (61) قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ} [الشعراء: 61، 62]

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku". [Asy-Syu'araa': 61-62]

Lihat: Bersama Allah 'azza wajalla

Hadits kesembilan dan kesepuluh

9/82- التَّاسِعُ: عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ سلَمَةَ، واسمُهَا هِنْدُ بنْتُ أَبي أُمَيَّةَ حُذَيْفةَ المخزومية رضي اللَّهُ عنها أنَّ النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كانَ إذَا خَرجَ مِنْ بيْتِهِ قالَ: "بِسْمِ اللَّهِ، توكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أعوذُ بِكَ أنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أوْ أُزلَّ، أوْ أظلِمَ أوْ أُظلَم، أوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجهَلَ عَلَيَّ". حديثٌ صحيحٌ رواه أبو داود والتِّرمذيُّ وَغيْرُهُمَا بِأسانِيدَ صحيحةٍ. قالَ التِّرْمذي: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ، وهذا لَفظُ أبي داودَ.

Dari Ummul Mu’minin Ummu Salamah, namanya Hindu bint Abi Umayyah Hudzaifah Al-Makhzumiyah radhiyallahu ‘anha; Nabi jika keluar dari rumahnya beliau berdoa, (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketersesatan atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi dan membodohi atau dibodohi)." [Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidziy dan selainya keduanya dengan sanad yang shahih. At-Tirmidziy berkata: “Hadits ini hasan shahih”. Dan ini adalah lafadz hadits Abi Daud]

10/83- الْعَاشِرُ: عنْ أنسٍ رضيَ اللَّهُ عنه قَالَ: قالَ: رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَنْ قَالَ -يعنِي إِذَا خَرَج مِنْ بيْتِهِ -: بِسْم اللَّهِ، توكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، وَلا حوْلَ وَلا قُوةَ إلاَّ بِاللَّهِ، يقالُ لهُ هُديتَ وَكُفِيت ووُقِيتَ، وتنحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ ". رواه أبو داودَ والترمذيُّ، والنِّسائِيُّ وغيرُهمِ: وَقالَ الترمذيُّ: حديثٌ حسنٌ، زاد أبو داود: "فيقول: -يعْنِي الشَّيْطَانَ -لِشَيْطانٍ آخر: كيْفَ لَكَ بِرجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفي وَوُقِى؟ ".

Dari Anasradhiyallahu ‘anhu-, ia berkata: Rasulullah bersabda: "Siapa yang membaca – maksudnya jika ia keluar dari rumahnya-: (Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah). ' Maka pada saat itu akan dikatakan kepadanya, 'Kamu telah mendapat petunjuk, telah diberi kecukupan dan mendapat penjagaan', dan setan-setan menjauh darinya”. Diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidziy, An-Nasa’iy, dan selainnya. At-Tirmidziy berkata: Hadits ini hasan. Dan Abu Daud menambahkan: Lalu setan berkata kepada setan yang lainnya: "Bagaimana (engkau akan mengoda) seorang laki-laki yang telah mendapat petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!"

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Keistimewaan Ummu Salamah

2)      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3)      Anjuran berdo’a sebelum keluar rumah.

4)      Keutamaan tawakkal; Mendapatkan petunjuk, kecukupan, dan penjagaan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ} [النحل: 98 - 100]

Apabila kamu membaca Al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. [Al-Nahl: 98-100]

Hadits kesebelas

11/84- وَعنْ أنَسٍ رضي اللَّهُ عنه قَالَ: كَان أخوانِ عَلَى عهْدِ النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وكَانَ أَحدُهُما يأْتِي النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، والآخَرُ يحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أخَاهُ للنبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: "لَعلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ". رواه التِّرْمذيُّ بإسناد صحيحٍ عَلَى شرطِ مسلمٍ.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Ada dua orang bersaudara di masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seorang dari mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (menuntut ilmu) dan yang lainnya mencari nafkah. Maka yang mencari nafkah mengadukan saudaranya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabi bersabda: “Semoga engkau mendapat rezki karenanya". [Diriwayatkan oleh Tirmidziy dengan sanad yang shahih sesuai standar imam Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Boleh mengkhususkan diri untuk menuntut ilmu tanpa mencari nafkah jika ada yang akan menanggungnya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 273]

(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui. [Al-Baqarah: 273]

2.      Keutamaan memberi nafkah kepada penuntut ilmu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ} [سبأ: 39]

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. [Saba':39]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Allah 'azza wa jalla berfirman: Berinfaqlah maka Aku akan berinfaq kepadamu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

3.      Ada hak orang lain dalam harta kita.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ} [الذاريات: 19]

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta). [Adz-Dzaariyaat:19]

{وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ} [المعارج: 24، 25]

Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). [Al-Ma'arij: 24-25]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (06) Takwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...