بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 1 hadits yang menunjukkan larangan mencaci-maki angin.
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"لاَ تَسُبُّوْا الرِّيْحَ، وَإِذَا
رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُوْنَ فَقُوْلُوْا: اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَخَيْرِ مَا فِيْهَا، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ، وَشَرِّ مَا فِيْهَا، وَشَرِّ مَا
أُمِرَتْ بِهِ"
“Janganlah kamu mencaci maki angin. Apabila
kamu melihat suatu hal yang tidak menyenangkan, maka berdoalah: “Ya Allah,
sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang
ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya diperintahkan, dan kami
berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di
dalamnya, dan keburukan yang untuknya diperintahkan. ” [Sunan Tirmidziy,
dan hadits ini ia nyatakan shahih]
Dari hadits di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 4 poin penting:
1.
Larangan mencaci maki angin.
Sifat seorang mu’min tidak suka
mencaci-maki dan melaknat. Seorang mendatangi Nabi ﷺ dan berkata;
أَوْصِنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ لَهُ: «لَا تَسُبَّنَّ شَيْئًا»،
أَوْ قَالَ: «أَحَدًا» ـ شَكَّ الْحَكَمُ ـ قَالَ: فَمَا سَبَبْتُ بَعِيرًا وَلَا
شَاةً مُنْذُ أَوْصَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat!
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jangan mencela apa pun -atau bersabda, siapa pun-!" Ia berkata;
Setelah Rasulullah ﷺ berwasiat
padaku, aku tidak pernah mencela apa pun, baik unta atau pun kambing-. [Musnad
Ahmad Shahih]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيْسَ المُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّانِ، وَلَا
الفَاحِشِ، وَلَا البَذِيءِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Orang beriman (yang sempurna
imannya) tidak suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berlaku jelek, dan
tidak berkata buruk". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Beberapa
makhluk Allah yang dilarang untuk dicaci-maki:
a) Demam panas.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ تَسُبِّى الْحُمَّى فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ
كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ» [صحيح مسلم]
"Jangan engkau mencaci maki penyakit al-humma
(demam panas), karena penyakit itu menghilangkan dosa-dosa anak cucu Adam
seperti api menghilangkan kotoran besi." [Sahih Muslim]
b) Masa (waktu).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَسُبُّوا
الدَّهْرَ، فَإِنَّ اللهَ هُوَ الدَّهْرُ»
"Janganlah kalian mencaci masa, karena
Allah ta'aalaa adalah Pemilik dan Pengatur masa.". [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (45); Siapa yang mencaci masa maka dia telah menyakiti Allah
c) Ayam jantan.
Zaid bin Khalid radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تَسُبُّوا الدِّيكَ
فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلَاةِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Janganlah kalian mencela ayam jantan,
sebab ia membangunkan (orang) untuk shalat." [Sunan Abi Daud: Shahih]
d) Makanan.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata:
«مَا عَابَ النَّبِيُّ ﷺ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلَّا
تَرَكَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Nabi ﷺ tidak pernah mencela makanan sekalipun, jika ia suka ia
makan, dan jika ia tidak suka ia tinggalkan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Adab makan dalam Islam
e) Syaithan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَسُبُّوا
الشَّيْطَانَ فَإِنَّهُ يَتَغَيَّظُ، وَلَكِنْ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ مِنْ شَرِّهِ» [فوائد تمام: صححه الألباني]
“Jangan kalian mencaci syaitan karena dia
murka, akan tetapi mintalah perlindungan kepada Allah ‘azza wajalla dari
keburukannya”. [Fawaid Tammam: Shahih]
Ø Seorang sahabat radhiyallahu 'anhu berkata:
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ ﷺ، فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ، فَقُلْتُ: تَعِسَ
الشَّيْطَانُ، فَقَالَ: " لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا
قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ، وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي،
وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ اللَّهِ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى
يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ "
Suatu hari aku dibonceng oleh Rasulullah ﷺ tiba-tiba hewan
kendaraannya terjatuh maka aku berkata: Binasalah syaitan! Kemudian
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jangan engkau berkata: Binasalah syaitan!, karena jika kau berkata
demikian maka syaitan akan bertambah besar sampai besarnya seperti rumah dan
syaitan berkata: (Aku menjatuhkan kendaraannya) dengan kekuatanku! Akan tetapi
bacalah: Bismillah, karena jika engkau membacanya syaitan akan bertambah
kecil sampa sekecil lalat”. [Sunan Abu Daud: Shahih]
2.
Petunjuk Rasulullah ﷺ untuk mengucapkan doa, apabila manusia melihat sesuatu yang
tidak menyenangkan (ketika angin sedang bertiup kencang).
Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu
‘anhu; Nabi ﷺ jika
angin bertiup kencang, beliau berdo’a:
«اللَّهُمَّ لَقْحًا لَا
عَقِيمًا» [صحيح ابن حبان]
“Ya Allah, jadikanlah angin ini membawa
manfaat (mengawinkan tanaman) dan bukan yang membinasakan”. [Shahih Ibnu
Hibban]
3.
Pemberitahuan Rasulullah ﷺ bahwa angin mendapat perintah dari Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاللَّهُ الَّذِي
أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ
فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ} [فاطر: 9]
Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu
(angin itu) menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang
mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering).
Seperti itulah kebangkitan itu. [Fatir: 9]
Oleh karena itu, mencaci maki angin berarti mencaci
maki Allah Yang menciptakan dan memerintahkannya.
Abu
Hurairah radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda:
«الرِّيحُ مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ، فَرَوْحُ اللَّهِ تَأْتِي بِالرَّحْمَةِ، وَتَأْتِي بِالْعَذَابِ،
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَلَا تَسُبُّوهَا، وَسَلُوا اللَّهَ خَيْرَهَا،
وَاسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا» [سنن
أبي داود: صحيح]
"Angin
itu dari rahmat Allah. Terkadang angin datang bersama rahmat Allah dan
terkadang datang dengan membawa siksa. Maka jika kalian melihatnya janganlah
mencela, mohonlah kepada Allah akan kebaikannya, dan mintalah perlindungan
kepada-Nya dari keburukannya." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
إِنَّ رَجُلًا نَازَعَتْهُ الرِّيحُ
رِدَاءَهُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ فَلَعَنَهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَا
تَلْعَنْهَا، فَإِنَّهَا مَأْمُورَةٌ، وَإِنَّهُ مَنْ لَعَنَ شَيْئًا لَيْسَ لَهُ
بِأَهْلٍ رَجَعَتِ اللَّعْنَةُ عَلَيْهِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Pada masa Nabi ﷺ ada seorang laki-laki yang selendangnya diterbangkan oleh
angin, lalu ia melaknat angit tersebut. Maka Nabi ﷺ
bersabda, "Jangan engkau melaknatnya, karena sesungguhnya ia diperintah.
Sungguh, orang yang melaknat sesuatu padahal ia tidak pantas mendapatkan
laknat, maka laknat tersebut akan kembali kepada dirinya sendiri." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
4.
Angin yang bertiup itu kadang diperintah untuk suatu
kebaikan, dan kadang diperintah untuk suatu keburukan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ
رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا} [الفرقان:
48]
Dan Dialah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami
turunkan dari langit air yang sangat bersih. [Al-Furqan: 48]
{وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ
يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ
الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [الروم: 46]
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah
bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan agar kamu
merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan
perintah-Nya dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan
agar kamu bersyukur. [Ar-Rum: 46]
{وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ
الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا
ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا
بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ} [الأعراف: 57]
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar
gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. [Al-A'raf: 57]
{وَأَرْسَلْنَا
الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ
وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ} [الحجر: 22]
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air)
itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya. [Al-Hijr: 22]
{وَفِي عَادٍ إِذْ
أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ} [الذاريات:
41]
Dan (juga) pada (kisah kaum) ‘Ad, ketika Kami
kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. [Adz-Dzariyat:
41]
{كَذَّبَتْ عَادٌ
فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ (18) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا
صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ (19) تَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ
أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ} [القمر: 18 - 20]
Kaum ‘Ad pun telah mendustakan. Maka betapa
dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku! Sesungguhnya Kami telah menghembuskan
angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus menerus,
yang membuat manusia bergelimpangan, mereka bagaikan pohon-pohon kurma yang
tumbang dengan akar-akarnya.
[Al-Qamar: 18-20]
Ø 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata;
كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا
كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ، عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ، وَأَقْبَلَ
وَأَدْبَرَ، فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ، وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ، قَالَتْ
عَائِشَةُ: فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ: «إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ
عَلَى أُمَّتِي»، وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ: «رَحْمَةٌ» [صحيح مسلم]
Apabila ada angin bertiup kencang sekali,
maka hal itu dapat diketahui dari wajah beliau ﷺ,
beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan turun, maka
beliau pun senang dan hilanglah kekhawatirannya. Aisyah berkata; Maka saya pun
menanyakan hal itu pada beliau, beliau menjawab, "Saya khawatir, bisa jadi
hal itu akan menjadi azab yang ditimpakan kepada umatku." Dan ketika
melihat hujan beliau bersabda, "(ini adalah) rahmat." [Shahih Muslim]
Ø Dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«فِي هَذِهِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ
مِنَ المُسْلِمِينَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَتَى ذَاكَ؟ قَالَ: «إِذَا ظَهَرَتِ
القَيْنَاتُ وَالمَعَازِفُ وَشُرِبَتِ الخُمُورُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Akan terjadi pada umat ini
bencana longsor, digantinya rupanya dan angin ribut yang menghempaskan manusia”. Bertanyalah seseorang dari
kaum muslimin: Wahai Rasulullah, kapan itu terjadi? Beliau menjawab,
"Apabila bermunculan para wanita penyanyi, dan alat alat musik, dan orang
meminum minuman khamar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (57); Ucapan “seandainya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...