Kamis, 22 Desember 2022

Kitab Ar-Riqaq, bab 06; Amalan yang diniati mencari wajah Allah ta’aalaa

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ العَمَلِ الَّذِي يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ"

“Bab: Amalan yang diniati mencari wajah Allah ta’aalaa”

Dalam bab ini, imam Bukhari ingin memperjelas bab sebelumnya bahwasanya Allah 'azza wajalla telah memberi udzur kepada orang yang umurnya sudah sampai 60 tahun, tapi Allah ta'aalaa tidak menutup pintu rahmat baginya selama ia mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun.

Kemudian imam Bukhari menyebutkan dalam bab ini satu hadits mu’allaq dari Sa’d bin Abi Waqqash, dan 2 hadits muttashil dari ‘Itban bin Malik dan Abu Hurairah radhiyallahu ta’aalaa ‘anhum.

A.    Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"فِيهِ سَعْدٌ"

“Dalam masalah ini diriwayatkan hadits dari Sa’ad”.

Hadits yang dimaksud oleh Imam Bukhari adalah hadits yang telah ia riwayatkan dengan sanad yang bersambung sebelumnya di beberapa kitab, diantaranya: “Manaqibul Anshar”, kitab “Al-Magaziy”, dan kitab “Ad-Da’awaat”; Sa’ad bin Abi Waqqashradhiyallahu ‘anhu- berkata:

عَادَنِي النَّبِيُّ ﷺ عَامَ حَجَّةِ الوَدَاعِ مِنْ مَرَضٍ أَشْفَيْتُ مِنْهُ عَلَى المَوْتِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بَلَغَ بِي مِنَ الوَجَعِ مَا تَرَى، وَأَنَا ذُو مَالٍ، وَلاَ يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَةٌ لِي وَاحِدَةٌ، أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي؟ قَالَ: «لاَ»، قَالَ: فَأَتَصَدَّقُ بِشَطْرِهِ؟ قَالَ: «الثُّلُثُ يَا سَعْدُ، وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ، إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ ذُرِّيَّتَكَ أَغْنِيَاءَ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ وَلَسْتَ بِنَافِقٍ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ، إِلَّا آجَرَكَ اللَّهُ بِهَا حَتَّى اللُّقْمَةَ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي؟ قَالَ: «إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ، فَتَعْمَلَ عَمَلًا تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً، وَلَعَلَّكَ تُخَلَّفُ حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ، وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ، اللَّهُمَّ أَمْضِ لِأَصْحَابِي هِجْرَتَهُمْ، وَلاَ تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ، لَكِنِ البَائِسُ سَعْدُ ابْنُ خَوْلَةَ». يَرْثِي لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ تُوُفِّيَ بِمَكَّةَ

"Nabi menjengukku pada waktu haji wada' (tahun 10 hijriyah) ketika aku sakit yang tidak menyebabkan kematian. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku rasakan sakitku semakin parah. Begaimana pendapat Anda, aku memiliki banyak harta namun aku tidak memiliki orang yang akan mewarisinya kecuali satu anak perempuanku. Apakah aku boleh menyedekahkan dua pertiga hartaku?" Beliau menjawab, "Tidak." Dia berkata, "Apakah boleh aku bersedekah seperduanya?" Beliau menjawab, "Sepertiga, wahai Sa'ad. Dan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya bila kamu meninggalkan keturunanmu dalam keadaan berkecukupan itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, lalu mereka mengemis meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah kamu menafkahkan suatu nafaqah (harta) semata-mata mencari wajah Allah melainkan Allah pasti akan memberimu balasannya, sekalipun satu suap makanan yang kamu berikan pada mulut istrimu." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-shahabatku? Beliau bersabda, "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madlorot bagi kaum yang lain. Ya Allah sempurnakanlah pahala hijrah sahabat-shahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka ke belakang." Namun Sa'ad bin Khaulah membuat Rasulullah bersedih karena dia meningal di Makkah."

Nb: Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta

B.     Hadits ‘Itban bin Malik Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6422-6423 - حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ أَسَدٍ [المروزي]، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ [بن المبارك]، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي مَحْمُودُ بْنُ الرَّبِيعِ - وَزَعَمَ مَحْمُودٌ أَنَّهُ عَقَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، وَقَالَ: وَعَقَلَ مَجَّةً مَجَّهَا مِنْ دَلْوٍ، كَانَتْ فِي دَارِهِمْ - قَالَ: سَمِعْتُ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ الأَنْصارِيَّ، ثُمَّ أَحَدَ بَنِي سَالِمٍ، قَالَ: غَدَا عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ، فَقَالَ: " لَنْ يُوَافِيَ عَبْدٌ يَوْمَ القِيَامَةِ، يَقُولُ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ "

Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Asad [Al-Marwaziy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah [bin Al-Mubarak], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhriy, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Mahmud bin Ar-Rabi' - dan Mahmud mengaku bahwa dia ingat Rasulullah , Az-Zuhriy berkata, "Dan dia (Mahmud) pernah mengingat air yang beliau semprotkan (melalui mulut) dari ember ketika berada di rumah mereka (kaumnya)- dia berkata: Saya mendengar 'Itban bin Malik Al-Anshariy -dia adalah salah seorang dari Bani Salim- dia berkata, 'Rasulullah pernah menemuiku di pagi hari, lalu beliau bersabda, 'Tidak akan pernah merasa cukup pada hari kiamat kelak, seorang hamba mengucapkan 'Laa ilaaha illallah' dengan mengharap wajah Allah, melainkan Allah akan mengharamkan neraka atasnya.'"

Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara utuh dalam kitab “Ash-Shalaat”, bab “Al-Masajid fiil Buyuut”, kitab “At-Tahajjud” bab “Shalatun Nawafil Jama’atan”, dan kitab “Al-Ath’imah” bab “Al-Khazirah”; Dari 'Itban bin Malik radhiyallahu ‘anhu-:

أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي فَإِذَا كَانَتِ الأَمْطَارُ سَالَ الوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ بِهِمْ، وَوَدِدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَّكَ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ فِي بَيْتِي، فَأَتَّخِذَهُ مُصَلًّى، قَالَ: فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ عِتْبَانُ: فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ البَيْتَ، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ» قَالَ: فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ البَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا فَصَفَّنَا فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ، قَالَ وَحَبَسْنَاهُ عَلَى خَزِيرَةٍ صَنَعْنَاهَا لَهُ، قَالَ: فَآبَ فِي البَيْتِ، رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ ذَوُو عَدَدٍ، فَاجْتَمَعُوا، فَقَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ: أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخَيْشِنِ أَوِ ابْنُ الدُّخْشُنِ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: ذَلِكَ مُنَافِقٌ لاَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " لاَ تَقُلْ ذَلِكَ، أَلاَ تَرَاهُ قَدْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ " قَالَ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ إِلَى المُنَافِقِينَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ"

Dia pernah menemui Rasulullah seraya mengatakan, "Wahai Rasulullah, pandanganku sudah buruk sedang aku ini sering memimpin salat kaumku. Apabila turun hujan, maka air menggenangi lembah yang menghalangi antara aku dan mereka, sehingga aku tidak bisa pergi ke masjid untuk memimpin salat. Aku menginginkan engkau mengunjungi aku lalu salat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai tempat salat." Mahmud berkata, "Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya, "Aku akan lakukan insya Allah." 'Itban berkata, "Maka berangkatlah Rasulullah dan Abu Bakar ketika siang hari, beliau lalu meminta izin lalu aku mengizinkannya, dan beliau tidak duduk hingga beliau masuk ke dalam rumah. Kemudian beliau bersabda, "Mana tempat di rumahmu yang kau inginkan untuk aku pimpin salat." Maka aku tunjukkan tempat di sisi rumah. Nabi lalu berdiri dan takbir. Sementara kami berdiri membuat shaf di belakang beliau, beliau salat dua rakaat kemudian salam." 'Itban melanjutkan, "Lalu kami suguhkan makanan dari daging yang kami masak untuk beliau. Maka berkumpullah warga desa di rumahku dalam jumlah yang banyak. Salah seorang dari mereka lalu berkata, "Mana Malik bin Ad-Dukhaisyin atau Ibnu Ad Dukhsyun?" beberapa orang menjawab, "Dia seorang munafik, iatidak mencintai Allah dan rasul-Nya." Maka Rasulullah pun bersabda, "Janganlah kamu ucapkan seperti itu. Bukankah kamu tahu dia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap wajah Allah?" Orang itu menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu." 'Itban berkata, "Kami lihat pandangan dan nasihat beliau itu untuk kaum munafikin. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap ridha Allah?"

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (2): Keutamaan tauhid dan yang menghapuskan dosa-dosa

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Ma’mud bin Ar-Rabii’ bin Suraqah, Abu Nu’aim Al-Anshariy Al-Khazrajiy radhiyallahu ‘anhu.

Ia lahir tahun 4 hijriyah, melihat dan mengingat Nabi saat ia berumur empat atau lima tahun. Ia wafat tahun 99 hijriyah dengan umur 93 tahun. Kebanyakan hadits yang ia riwayatkan dari sahabat Nabi .

2.      Biografi ‘Itban bin Malik bin ‘Amr Al-Anshariy Al-Khzrajiy As-Salimy radhiyallahu ‘anhu.

Ia seorang sahabat Rasulullah yang pernah ikut perang Badar dari kalangan Anshar, ia mengalami kebutaan di masa Nabi , dan wafat di Madinah pada pertengahan kekhalifahan Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu.

3.      Keringanan shalat fardhu di rumah jika ada halangan.

Lihat: Udzur untuk tidak shalat berjama’ah di mesjid

4.      Ucapan “insyaallah” ketika merencanakan sesuatu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (23) إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ} [الكهف: 23، 24]

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu besok pagi," kecuali (dengan mengatakan), "Insya Allah." [Al-Kahf: 23 - 24]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

" قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ: لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ، تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ غُلاَمًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَقَالَ لَهُ المَلَكُ: قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، فَلَمْ يَقُلْ وَنَسِيَ، فَأَطَافَ بِهِنَّ، وَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا امْرَأَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ " قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: "لَوْ قَالَ: إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ، وَكَانَ أَرْجَى لِحَاجَتِهِ"

Sulaiman bin Dawud 'Alaihimassalam berkata, "Pada malam ini, aku benar-benar akan menggilir seratus orang isteri, sehingga setiap wanita akan melahirkan seorang anak yang berjihad di jalan Allah." Lalu Malaikat pun berkata padanya, "Katakanlah Insya Allah." Namun ternyata ia tidak mengatakannya dan lupa. Kemudian ia pun menggilir pada malam itu, namun tak seorang pun dari mereka yang melahirkan, kecuali seorang wanita yang berbentuk setengah manusia. Nabi bersabda: "Sekiranya ia mengatakan Insya Allah niscaya ia tidak akan membatalkan sumpahnya, dan juga hajatnya akan terkabulkan." [Shahih Bukhari]

5.      Boleh membawa teman ketika diundang jika tuan rumah mengizinkan.

6.      Keutamaan Abu Bakr –radhiyallahu ‘anhu- yang selalu mendampingi Rasulullah .

Lihat: Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

7.      Minta izin kepada tuan rumah ketika ingin masuk, duduk atau shalat di rumahnya.

Lihat: Adab bertamu dalam Islam

8.      Hadits ini dijadikan dalil bahwa Nabi pernah melakukan shalat Dhuha.

Lihat: Syarah hadits tentang shalat dhuha

9.      Boleh sesekali shalat sunnah secara berjama’ah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya neneknya yang bernama Mulaikah mengundang Rasulullah untuk makan makanan yang ia buat untuknya, maka Rasulullah memakannya kemudian berkata:

«قُومُوا فَلِأُصَلِّ لَكُمْ»

"Bangkitlah kalian, lalu aku shalat bersama kalian!"

Anas berkata:

فَقُمْتُ إِلَى حَصِيرٍ لَنَا، قَدِ اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ، فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، وَصَفَفْتُ وَاليَتِيمَ وَرَاءَهُ، وَالعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ انْصَرَفَ [صحيح البخاري ومسلم]

"Kemudian aku mengambil tikar kami yang sudah menghitam karena sudah lama dipakai, lalu aku memercikkannya dengan air, lalu Rasulullah berdiri dan aku mendirikan shaf bersama seorang anak yatim di belakangnya, dan perempuan tua di belakang kami, lalu Rasululah shalat bersama kami dua raka'at kemudian pergi". [Sahih Bukhari dan Muslim]

10.  Menghidangkan makanan untuk tamu.

Lihat: Adab menerima tamu dalam Islam

11.  Menanyakan keadaan saudara seiman.

Lihat: Hadits Handzalah: “Sesaat dan sesaat” (moderasi beragama)

12.  Larangan mengkalim munafiq atau kafir kepada seseorang secara person.

Dari Ibnu Umar radiallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda:

«إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا»

"Jika seseorang mengkafirkan saudaranya maka pengkafiran tersebut akan mengenai salah satu dari keduannya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Tsabit bin Adh Dhahhak radiallahu 'anhu; Nabi bersabda:

«مَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran, maka dia seperti membunuhnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

13.  Ikhlash karena Allah ta’aalaa adalah syarat utama diterimanya amal ibadah.

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (01) Ikhlash

14.  Penetapan sifat “Wajah” bagi Allah ‘azza wajalla yang tidak sama dengan makhluk.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ} [القصص: 88]

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah. [Al-Qashash:88]

Lihat: Kaedah nama dan sifat Allah

15.  Buruknya menyerupai sifat orang munafiq dan bergaul dengannya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا} [النساء: 140]

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir dan munafiq), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka mengganti pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. [An-Nisaa': 140]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka." [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Hadits tentang sifat Nifaq dan Munafiq

16.  Keutamaan kalimat tauhid.

Lihat: Keutamaan Tauhid

17.  Menghukumi seseorang secara dzahirnya saja.

Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu berkata:

بَعَثَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي سَرِيَّةٍ، فَصَبَّحْنَا الْحُرَقَاتِ مِنْ جُهَيْنَةَ، فَأَدْرَكْتُ رَجُلًا فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَطَعَنْتُهُ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ، فَذَكَرْتُهُ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَقَتَلْتَهُ؟» قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنَ السِّلَاحِ، قَالَ: «أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا؟» فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذٍ

Rasulullah mengutuskan kami dalam suatu pasukan. Suatu pagi kami sampai di Al-Huraqat, yakni suatu tempat di daerah Juhainah. Kemudian aku berjumpa seorang lelaki, lelaki tersebut lalu mengucakan LAA ILAAHA ILLAALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), namun aku tetap menikamnya. Lalu aku merasa ada ganjalan dalam diriku karena hal tersebut, sehingga kejadian tersebut aku ceritakan kepada Rasulullah . Rasulullah lalu bertanya: 'Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illaahu? ' Aku menjawab, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang." "Sudahkah kamu membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-benar mengucapkan Kalimah Syahadat atau tidak?" Rasulullah terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku hingga menyebabkan aku berandai-andai bahwa aku baru masuk Islam saat itu." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu:

بَعَثَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مِنَ اليَمَنِ بِذُهَيْبَةٍ فِي أَدِيمٍ مَقْرُوظٍ، لَمْ تُحَصَّلْ مِنْ تُرَابِهَا، قَالَ: فَقَسَمَهَا بَيْنَ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ، بَيْنَ عُيَيْنَةَ بْنِ بَدْرٍ، وَأَقْرَعَ بْنِ حابِسٍ، وَزَيْدِ الخَيْلِ، وَالرَّابِعُ: إِمَّا عَلْقَمَةُ، وَإِمَّا عَامِرُ بْنُ الطُّفَيْلِ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ: كُنَّا نَحْنُ أَحَقَّ بِهَذَا مِنْ هَؤُلاَءِ!، قَالَ: فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: «أَلاَ تَأْمَنُونِي وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ، يَأْتِينِي خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً»، قَالَ: فَقَامَ رَجُلٌ غَائِرُ العَيْنَيْنِ، مُشْرِفُ الوَجْنَتَيْنِ، نَاشِزُ الجَبْهَةِ، كَثُّ اللِّحْيَةِ، مَحْلُوقُ الرَّأْسِ، مُشَمَّرُ الإِزَارِ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اتَّقِ اللَّهَ!، قَالَ: «وَيْلَكَ، أَوَلَسْتُ أَحَقَّ أَهْلِ الأَرْضِ أَنْ يَتَّقِيَ اللَّهَ» قَالَ: ثُمَّ وَلَّى الرَّجُلُ، قَالَ خَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلاَ أَضْرِبُ عُنُقَهُ؟ قَالَ: «لاَ، لَعَلَّهُ أَنْ يَكُونَ يُصَلِّي» فَقَالَ خَالِدٌ: وَكَمْ مِنْ مُصَلٍّ يَقُولُ بِلِسَانِهِ مَا لَيْسَ فِي قَلْبِهِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنِّي لَمْ أُومَرْ أَنْ أَنْقُبَ عَنْ قُلُوبِ النَّاسِ وَلاَ أَشُقَّ بُطُونَهُمْ»

Ali bin Abu Thalib mengirimkan sebatang emas yang belum diangkat dari cetakannya kepada Rasulullah .  Rasulullah membagikannya kepada empat orang: 'Uyainah bin Badr, Aqra bin Habis, Zaid Al Khail, dan yang keempat adalah Alqamah atau 'Amir bin Thufail. Melihat hal itu, salah seorang sahabatnya berkata; "Kami lebih berhak atas emas tersebut daripada orang-orang ini." Ketika kabar itu didengar Rasulullah ,  Rasulullah bersabda: 'Tidakkah kalian mempercayaiku padahal aku adalah orang yang terpercaya dari langit (surga)? Aku menerima kabar dari langit, pagi hari maupun sore hari.' Tiba-tiba seorang laki-laki dengan mata cekung, tulang pipi cembung, dahi menonjol, berjanggut lebat, berkepala gundul dan melipat kain sarungnya, ia berdiri dan berkata; 'Ya Rasulullah! Takutlah kepada Allah.' Rasulullah menjawab: "Celakalah engkau, bukankah aku yang lebih pantas menjadi penghuni dunia yang paling bertakwa kepada Allah?" Kemudian orang tersebut pergi, dan Khalid bin Walid berkata: Ya Rasulullah, bagaimana kalau aku penggal leher orang tersebut? Rasulullah berkata: "Jangan, siapa tau ia juga mendirikan shalat". Khalid berkata: Berapa banyak ornag yang shalat, mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatinya. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya aku tidak diperintahkan untuk memeriksa hati manusia, dan tidak pula untuk membelah perutnya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

C.     Hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6424 - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ [الإسكندراني]، عَنْ عَمْرٍو [بن أبي عمرو مولى المطلب]، عَنْ سَعِيدٍ المَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: " يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَا لِعَبْدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ، إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ، إِلَّا الجَنَّةُ "

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman [Al-Iskandaraniy], dari 'Amru [bin Abi ‘Amr maula Al-Muthalib], dari Sa'id Al-Maqburiy, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Tidak ada balasan yang sesuai di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, jika Kucabut nyawa orang yang dicintainya di dunia, lalu ia rida dan bersabar, melainkan baginya surga.'"

Nb: Hadits ini telah dijelaskan dalam Syarah Riyadhushalihin, Bab (3): Sabar, hadits kedelapan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 05; Siapa yang telah mencapai usia enam puluh tahun, maka Allah telah memberikan kesempatan kepadanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...