بسم الله الرحمن الرحيم
Sa'ad bin Abu Waqash radhiallahu'anhu
berkata;
عَادَنِي
النَّبِيُّ ﷺ عَامَ حَجَّةِ
الوَدَاعِ مِنْ مَرَضٍ أَشْفَيْتُ مِنْهُ عَلَى المَوْتِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، بَلَغَ بِي مِنَ الوَجَعِ مَا تَرَى، وَأَنَا ذُو مَالٍ، وَلاَ يَرِثُنِي
إِلَّا ابْنَةٌ لِي وَاحِدَةٌ، أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي؟ قَالَ: «لاَ»،
قَالَ: فَأَتَصَدَّقُ بِشَطْرِهِ؟ قَالَ: «الثُّلُثُ يَا سَعْدُ، وَالثُّلُثُ
كَثِيرٌ، إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ ذُرِّيَّتَكَ أَغْنِيَاءَ، خَيْرٌ مِنْ أَنْ
تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ وَلَسْتَ بِنَافِقٍ نَفَقَةً
تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ، إِلَّا آجَرَكَ اللَّهُ بِهَا حَتَّى اللُّقْمَةَ
تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُخَلَّفُ بَعْدَ
أَصْحَابِي؟ قَالَ: «إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلًا تَبْتَغِي بِهَا
وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً، وَلَعَلَّكَ تُخَلَّفُ
حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ، وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ، اللَّهُمَّ أَمْضِ
لِأَصْحَابِي هِجْرَتَهُمْ، وَلاَ تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ، لَكِنِ
البَائِسُ سَعْدُ ابْنُ خَوْلَةَ». يَرْثِي لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ تُوُفِّيَ بِمَكَّةَ
"Nabi
ﷺ
menjengukku pada waktu haji wada' (tahun 10 hijriyah) ketika aku sakit yang
aku rasa akan menyebabkan kematian. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku rasakan sakitku
semakin parah, sebagaimana yang engkau lihat, dan aku memiliki banyak harta namun aku
tidak memiliki orang yang akan mewarisinya kecuali satu anak perempuanku.
Apakah aku boleh menyedekahkan dua pertiga hartaku?" Beliau menjawab,
"Tidak." Dia berkata, "Apakah boleh aku bersedekah
seperduanya?" Beliau menjawab, "Sepertiga, wahai Sa'ad. Dan sepertiga
itu sudah banyak. Sesungguhnya bila kamu meninggalkan keturunanmu dalam keadaan
berkecukupan itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin, lalu mereka mengemis meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah kamu
menafkahkan suatu nafaqah (harta) semata-mata mencari wajah (ridha) Allah
melainkan Allah pasti akan memberimu balasannya, sekalipun satu suap makanan
yang kamu berikan pada mulut istrimu." Aku bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-shahabatku? Beliau
bersabda, "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu
beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga
kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari
dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madlorot bagi kaum yang lain. Ya
Allah sempurnakanlah pahala hijrah sahabat-shahabatku dan janganlah Engkau
kembalikan mereka ke belakang. Namun yang celaka adalah Sa'ad bin Khaulah". Rasulullah
ﷺ
bersedih karena dia meningal di Makkah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Nb: Hadits ini telah dijelaskan dalam Syarah Riyadhushalihin, Bab (1): Ikhlash, hadits keenam
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Sa'ad bin Abu Waqash radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Keistimewaan Sa’ad bin Abi Waqqash
2) Keutamaan
menjenguk orang sakit.
Diantaranya:
a.
Salah satu hak muslim atas muslim lainnya.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ،
وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ،
وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam,
menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan
orang yang bersin". [Shahih Bukhari dan Muslim]
b.
Mendekatkan diri kepada Allah.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قَالَ: يَا
رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ؟ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ، قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ
أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ
عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ؟"
Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla
berkata pada hari kiamat: “Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak
menjenguk-Ku?" Jawab anak Adam, "Wahai Rabb-ku, bagaimana mengunjungi
Engkau, padahal Engkau Tuhan semesta alam?" Allah Ta'ala berfirman,
"Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak
mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya kamu kunjungi dia kamu akan
mendapati-Ku di sisinya?" [Shahih Muslim]
c. Mendapatkan tempat di surga
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ
مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا» [سنن
الترمذي: حسن]
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya
semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah
berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau telah memesan sebuah tempat
di surga." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
d.
Mendapatkan do’a para malaikat.
Dari 'Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
" مَا مِنْ مُسْلِمٍ عَادَ أَخَاهُ إِلا ابْتَعَثَ اللهُ لَهُ
سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ مِنْ أَيِّ سَاعَاتِ النَّهَارِ،
كَانَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَمِنْ أَيِّ سَاعَاتِ اللَّيْلِ كَانَ حَتَّى يُصْبِحَ
" [مسند أحمد: صحيح]
"Tidaklah seorang muslim menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan
mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu
siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."
[Musnad Ahmad: Sahih]
3) Segera
bersedekah sebelum ajal datang.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ
أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ
فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ} [المنافقون: 10]
Dan
nafkahkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh" [Al-Munafiquun:10]
Ø
Abu Hurairah radhiallahu'anhu
berkata;
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ
أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ، تَأْمُلُ الغِنَى،
وَتَخْشَى الفَقْرَ، وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ
لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ» [صحيح
البخاري ومسلم]
Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ: Wahai Rasulullah, shadaqah mana yang
lebih utama?" Beliau menjawab, "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam
keadaan sehat dan rakus (membutuhkan), kamu berangan-angan jadi orang kaya dan
takut menjadi faqir. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga ketika nyawamu
berada di tenggorakannmu (kamu baru mau bershadaqah), lalu kamu berkata untuk
si fulan segini dan si fulan segini padahal harta itu telah menjadi milik si
fulan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
4) Batasan
bersedekah adalah sepertiga harta.
Sa'ad
bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُوصِي بِمَالِي كُلِّهِ؟ قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ:
فَالشَّطْرُ، قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ: الثُّلُثُ، قَالَ: «فَالثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ
كَثِيرٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh
hartaku". Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan,
"Setengahnya" Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan lagi,
"Sepertiganya". Beliau bersabda, "Ya, sepertiganya dan sepertiga
itu sudah banyak”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Ka’ab bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ مِنْ
تَوْبَتِي أَنْ أَنْخَلِعَ مِنْ مَالِي صَدَقَةً إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِ
اللَّهِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَمْسِكْ عَلَيْكَ بَعْضَ مَالِكَ فَهُوَ
خَيْرٌ لَكَ»
“Wahai Rasulullah, dikarenakan tobat saya
diterima disisi Allah, saya ingin menyedekahkan seluruh hartaku kepada Allah
dan RasulNya”. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Simpanlah saja hartamu, hal itu lebih baik untukmu”. [Shahih Bukhari]
Boleh bersedekah lebih dari sepertiga untuk orang-orang tertentu yang
keimanan dirinya dan keluarganya kuat.
Umar
bin Khattab radhiyallahu
'anhu berkata:
" أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَوْمًا أَنْ نَتَصَدَّقَ، فَوَافَقَ ذَلِكَ مَالًا عِنْدِي،
فَقُلْتُ: الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، فَجِئْتُ
بِنِصْفِ مَالِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟»،
قُلْتُ: مِثْلَهُ، قَالَ: وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِكُلِّ مَا
عِنْدَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟» قَالَ:
أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قُلْتُ: لَا أُسَابِقُكَ إِلَى شَيْءٍ
أَبَدًا [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
Rasulullah
ﷺ memerintahkan kami agar bersedekah, dan hal
tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya
mengatakan; Apabila aku dapat mendahului Abu Bakr (dalam kebaikan) pada suatu
hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa
setengah hartaku, lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; Harta
yang sama seperti itu.
Kemudian
Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta yang ia miliki. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: "Wahai Abu Bakr, apakah yang
engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; saya tinggalkan untuk
mereka Allah dan Rasul-Nya. Maka saya katakan; Saya tidak akan dapat
mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Lihat:
Hadits kisah taubat Ka'b bin Malik radhiyallahu 'anhu
5) Keutaman
meninggalkan anak sebelum wafat dalam keadaan berkecukupan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً
ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ} [النساء: 9]
Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah. [An-Nisaa': 9]
6) Kewajiban
menafkahi keluarga.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ
رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا
إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} [الطلاق:
7]
Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan. [Ath-Thalaaq: 7]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr
radhiallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ» [سنن أبي
داود: حسنه الألباني]
"Cukuplah seseorang itu berdosa jika menelantarkan orang yang berada
dalam tanggungannya". [Sunan Abi Daud: Hasan]
7) Keutamaan
kaya bersyukur dari pada miskin bersabar.
Lihat: Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar
8) Buruknya
meminta-minta.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ
أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang meminta
harta orang lain untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karena
membutuhkan), maka sebenarnya ia telah meminta batu neraka. Maka silahkan ia
mempersedikit atau memperbanyak”. [Sahih Muslim]
Lihat: Meminta, memberi, dan menerima
9) Keutamaan
berinfak.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ
فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ، وَدِينَارٌ
أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى
أَهْلِكَ» [صحيح مسلم]
"Dinar (uang) yang kau infakkan di jalan Allah, dan dinar yang kau
infakkan untuk memerdekakan budak, dan dinar yang kau sedekahkan kepada orang
miskin, dan dinar yang kau nafkahkan kepada keluargamu, yang paling besar
pahalanya adalah yang kau nafkahkan kepada keluargamu". [Sahih Muslim]
10) Keutamaan
menikah.
Dari 'Irbadh
bin Sariyah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
" إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا سَقَى امْرَأَتَهُ مِنَ الْمَاءِ أُجِرَ
" [مسند أحمد: حسن]
"Sesungguhnya seorang suami jika memberi menum istrinya seteguk air akan
diberi pahala"
'Irbadh berkata: Maka aku datangi istriku lalu aku beri minum kemudian
aku sampaikan padanya apa yang aku dengar dari Rasulullah. [Musnad Ahmad:
Hasan]
11) Keutamaan
umur panjang yang disertai amal shalih.
Abu Bakrah radiyallahu
'anhu berkata: Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, siapakah orang yang
paling baik?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
«مَنْ
طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ»
"Orang yang panjang umurnya dan baik
amalannya"
Ia bertanya lagi: Lalu siapakah orang yang
paling buruk?
Rasulullah menjawab:
«مَنْ
طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Orang yang panjang umurnya dan buruk
amalannya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø Ubaid bin Khalid As-Sulamiy radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ mempersaudarakan dua orang kemudian salah satunya terbunuh dan yang
satunya lagi meninggal dalam waktu satu jum'at setelahnya atau sekitar itu.
Lalu kami salat untuknya, kemudian Rasulullah bertanya: Apa yang kalian ucapkan
(dalam shalat)?
Kami menjawab: Kami mendo'akan untuknya, dan
kami membaca: “Ya Allah, ampunilah ia, dan sampaikanlah derajatnya bersama
saudaranya (yang lebih dulu meninggal)!”
Rasulullah ﷺ bersabda (mengeritik do'a mereka):
«فَأَيْنَ صَلَاتُهُ بَعْدَ صَلَاتِهِ،
وَصَوْمُهُ بَعْدَ صَوْمِهِ، وَعَمَلُهُ بَعْدَ عَمَلِهِ؟ إِنَّ بَيْنَهُمَا كَمَا
بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Lalu mana salat
saudaranya setelah salatnya (yang belakangan meninggal), puasa saudaranya
setelah puasanya, dan amalan saudaranya setelah amalannya? Sesungguhnya
perbedaan derajat keduanya seperti antara langit dan bumi". [Sunan Abu
Daud: Sahih]
Ø Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Ada dua laki-laki
yang masuk Islam bersama Rasulullah, kemudian salah satunya mati syahid
sedangkan yang satunya lagi mati belakangan setahun kemudian.
Thalhah bin Ubaidillah radiyallahu 'anhu berkata: Kemudian aku bermimpi melihat surga dan aku melihat yang mati
belakangan lebih dahulu dimasukkan ke surga sebelum yang mati syahid, maka aku
heran akan hal itu, kemudian aku bangun dan menceritakan mimpi itu kepada Nabi ﷺ. Maka Rasulullah bersabda:
" أَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ
رَمَضَانَ، وَصَلَّى سِتَّةَ آلَافِ رَكْعَةٍ، أَوْ كَذَا وَكَذَا رَكْعَةً صَلَاةَ
السَّنَةِ ؟ " [مسند أحمد: حسن]
"Bukankah ia telah puasa
setelahnya di bulan Ramadan, dan salat 6.000 raka'at atau beberapa raka'at
salat dalam setahun?" [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat:
Do’a panjang umur
12) Syarat
diterimanya amal adalah ikhals.
Abu
Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu
'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا
يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَالَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا
شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ
إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن
النسائي: صحيح]
Datang seorang laki-laki kepada Nabi ﷺ lalu berkata;
Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan pahala
dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah ﷺ menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa" Lalu
ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan
apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan
kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan
An-Nasa'iy: Shahih]
13) Penetapan
sifat “wajah” bagi Allah subhanahu wata’aalaa, Yang tidak menyerupai
wajah makhlukNya.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو
الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ} [الرحمن: 26 - 27]
Semua
yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah (Dzat) Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. [Ar-Rahman: 26 - 27]
14) Mendo’akan
orang yang sakit ketika menjenguk.
Dari Ibnu
'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda: Jika seseorang datang menjenguk orang sakit maka bacalah:
«اللَّهُمَّ اشْفِ عَبْدَكَ، يَنْكَأُ لَكَ
عَدُوًّا، أَوْ يَمْشِي لَكَ إِلَى صَلَاةٍ»
“Ya
Allah berilah kesembuhan pada hamba-Mu, agar ia dapat melawan musuh demi Engkau,
atau berjalan demi Engkau untuk mendirikan shalat”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat:
Ruqyah, do'a kesembuhan
15) Keutamaan
hijrah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ
مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ
أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} [النساء:
100]
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat
yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nisaa': 100]
16) Larangan
membatalkan hijrah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ} [محمد:
33]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
[Muhammad:33]
Ø Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
«آكِلُ الرِّبَا،
وَمُوكِلُهُ، وَكَاتِبُهُ إِذَا عَلِمُوا ذَلِكَ، وَالْوَاشِمَةُ،
وَالْمَوْشُومَةُ لِلْحُسْنِ، وَلَاوِي الصَّدَقَةِ، وَالْمُرْتَدُّ أَعْرَابِيًّا
بَعْدَ الْهِجْرَةِ مَلْعُونُونَ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ ﷺ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
"Pemakan riba, yang membawakannya dan
yang menulisnya -jika mereka mengetahui-, wanita pentato, wanita yang minta
ditato untuk tampil cantik, penolak zakat, dan orang Badui yang murtad
setelah hijrah, pada hari kiamat mereka akan dilaknat melalui lisan
Muhammad ﷺ." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihag juga: Hadits Handzalah: “Sesaat dan sesaat” (moderasi beragama) - Hadits Ibnu Mas’ud; Malu kepada Allah yang sebenarnya - Hadits Ibnu Mas’ud; Orang sombong tidak masuk surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...