بسم الله الرحمن الرحيم
Rasulullah
shallallau 'alaihi wasallam bersabda:
«ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ،
وَثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ. فَقَالَ: ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى
مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ. وَثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ: خَشْيَةُ
اللهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ، وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى،
وَالْعَدْلُ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا»
"Tiga yang membinasakan dan tiga yang menyelamatkan. Tiga yang
membinasakan: Sifat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman
seseorang terhadap dirinya. Dan tiga yang menyelamatkan: Takut kepada Allah
saat sepi maupun ramai, sederhana saat miskin maupun kaya, dan adil saat marah
maupun ridha". [Hasan ligairih]
Hadits
ini diriwayatkan dari beberapa Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
seperti: Anas bin Malik, Abdullah bin ‘Abbas, Abu Hurairah, Abdullah bin
Abi Aufa, dan Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhum yang sanadnya saling
menguatkan satu sama lain. [Silsilah Ash-Shahihah 4/412 no.1802]
Tiga yang membinasakan:
Pertama: Sifat kikir yang
ditaati.
Diantara
bentuk keburukan sifat kikir:
1. Kikir terhadap diri sendiri.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِ}
[محمد : 38]
Dan siapa yang
kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. [Muhammad: 38]
2. Hidupnya dipersulit.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ (8) وَكَذَّبَ
بِالْحُسْنَىٰ (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ (10) وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ
إِذَا تَرَدَّىٰ} [الليل : 8-11]
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa
dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila
ia telah binasa. [Al-Lail: 8-11]
3. Sifat terburuk.
Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu berkata; saya mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda:
"شَرُّ مَا فِي رَجُلٍ شُحٌّ هَالِعٌ، وَجُبْنٌ
خَالِعٌ"
"Seburuk-buruk perkara yang ada pada seseorang adalah
kekikiran serta ketamakan, dan sifat penakut serta lemah." [Sunan Abi
Daud: Shahih]
4. Bukan sifat orang beriman.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَجْتَمِعُ
الشُّحُّ وَالْإِيمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا» [سنن النسائي: صحيح]
"Tidak akan berkumpul sikap kikir dan keimanan dalam
hati seorang hamba selamanya." [Sunan An-Nasa’i: Shahih]
5. Sifat orang munafiq.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ} [الأحزاب
: 19]
Mereka (orang munafiq) bakhil terhadapmu. [Al-Ahzaab: 19]
6. Dibenci oleh Allah dan diancam siksaan yang pedih.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا
فَخُورًا، الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ
مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ} [النساء: 36-37 ]
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan
menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah
diberikan-Nya kepada mereka. [An-Nisaa': 36-37]
7. Mengajak kepada dusta, dzalim, dan memutuskan
silaturahim.
Dari Abu Hafsh Umar bin Abdirrahman;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إيَّاكُم والظُّلمَ فإنَّ الظُّلمَ ظلُماتٌ يومَ
القيامةِ، والشُّحَّ، فإنَّما أَهْلَكَ مَن كانَ قبلَكُم الشَّحُ أمرَهُم بالكذِبِ
فكذَبوا وأمرَهُم بالظُّلمِ فظَلموا وأمرَهُم بالقطيعةِ فقَطَعوا» [تخريج الحنائيات
للشيخ مشهور: حسن]
“Jauhilah perbuatan dzalim, karena perbuatan dzalim adalah
kegelapan di hari kiamat, dan jauhilah sifat kikir, karena umat sebelum kalian
binasa karena sifat kikir. Sifat kikir memerintahkan mereka untuk berdusta maka
bereka berdusta, memerintakan mereka berbuat dzalim maka mereka berbuat dzalim,
dan memerintahkan mereka untuk memutuskan silaturahim maka mereka
memeutuskannya”. [Takhrij Al-Hinaiyaat karya syekh Masyhur: Hasan]
8. Tidak beruntung.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ} [التغابن : 16]
Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. [At-Tagabun: 16] [Al-Hasyr: 9]
Lihat: Cela sifat kikir dan penakut
Kedua: Hawa nafsu yang
diikuti, mengantar kepada syubhat, berlebihan dalam beragama, dan syahwat.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ
عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ
غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية:
23]
Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [Al-Jatsiyah:23]
{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [القصص:
50]
Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan
tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al-Qashash: 50]
{وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ
الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا
يَوْمَ الْحِسَابِ} [ص: 26]
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan
hari perhitungan. [Shaad: 26]
Ø Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمُ اثْنَتَيْنِ:
اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ، فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ
عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ "
"Sesungguhnya diantara yang
aku khawatirkan pada kalian adalah dua hal: Mengikuti hawa nafsu dan panjang
angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu maka itu akan menghalangi dari kebenaran,
sedangkan panjang angan-angan akan melupakan akhirat". [Az-Zuhd karya
Al-Mu'aafaa]
Ketiga: Kekaguman
seseorang terhadap dirinya dalam perkara akhirat maupun dunia.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا
خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ
فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ
مِنَ الصَّاغِرِينَ} [الأعراف: 12-13]
Allah berfirman: "Apakah yang
menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"
Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api
sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah
kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya,
maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
[Al-A'raaf: 12 - 13]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ
مِنْ كِبْرٍ» قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ
حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ،
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ»
"Tidak akan masuk surga orang
yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan
sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab:
"Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu
adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." [Shahih Muslim]
Lihat: Cela sifat sombong
Tiga
yang menyelamatkan:
Pertama: Takut kepada
Allah saat sepi maupun ramai.
Ciri orang yang memiliki sifat khasyah,
diantaranya:
1)
Berilmu.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ
الْعُلَمَاءُ} [فاطر: 28]
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. [Faathir:28]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi ﷺ melarang mereka bersabda:
«وَاللَّهِ، إِنِّي
لَأَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَخْشَاكُمْ لَهُ» [مسند أحمد: صحيح]
"Demi Allah, aku adalah orang yang
paling tahu dan paling takut di antara kalian terhadap Allah ‘azzawajalla."
[Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Masruuq bin Al-Ajda' (62H) rahimahullah berkata:
"بحسب امرئ من العلم أنْ يخشى الله،
وبحسب امرئ من الجهل أنْ يُعجب بعلمه" [أخلاق العلماء
للآجري]
"Cukuplah seorang itu
dikatakan berilmu apabila dia takut kepada Allah, dan cukuplah seorang itu
dikatakan bodoh apabila dia bangga dengan ilmunya" [Akhlaq Al-'Ulama'
karya Al-Ajurriy]
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
2)
Bergetar hatinya ketika mengingat Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{اللَّهُ نَزَّلَ
أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى
ذِكْرِ اللَّهِ} [الزمر: 23]
Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. [Az-Zumar: 23]
3)
Menjadikan Al-Qur’an sebagai peringatan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{طه (1) مَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى} [طه: 1 - 3]
Thaahaa.
Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). [Thaha: 1-3]
4)
Menjadikan kisah umat terdahulu
sebagai pelajaran.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى} [النازعات: 26]
Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). [An-Nazi’at:
26]
5)
Selalu bergegas dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57)
وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ
بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ
وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي
الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون: 57- 61]
“Sesungguhnya orang-orang yang
berhati-hati Karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang
beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang
memberikan apa yang Telah mereka berikan (berupa ibadah), dengan hati yang
takut (tidak diterima), (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan
kembali kepada Tuhan mereka, Mereka itu bersegera untuk mendapat
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya". [Al-Mu'minun:57-61]
Ø Aisyah radhiyallahu ‘anha -istri Rasulullah ﷺ- berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} ,”Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka
berikan, dengan hati yang takut”, apakah mereka yang dimaksud adalah
peminum khamar dan pencuri?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ
وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ
{أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [سنن
الترمذي: صحيح]
“Bukan wahai putri As-Siddiq, akan tetapi mereka
adalah orang yang puasa puasa, salat, dan sedekah, dan mereka takut ibadah
mereka tidak diterima, Mereka itu adalah orang-orang bersegera untuk mendapat
kebaikan-kebaikan”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
6)
Khusyu’ dalam setiap kondisi.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى
جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ
الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} [الحشر:
21]
Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran
Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir. [Al-Hasyr:21]
Lihat:
Sifat Khasyah; Takut karena pengagungan hanya untuk Allah
Kedua: Sederhana saat
miskin maupun kaya.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«القَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Senantiasalah
bersikap sederhana maka kalian akan sampai." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Buraidah
Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا، عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا،
عَلَيْكُمْ هَدْيًا قَاصِدًا» [مسند أحمد: صحيح]
"Pegangteguhlah petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja,
Pegangteguhlah petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja, Pegangteguhlah
petunjuk agama dengan tenang dan bersahaja." [Musnad Ahmad: Shahih]
Diantara
bentuk kesederhanaan saat miskin ataupun kaya:
a.
Sederhana dalam mempergunakan harta.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ} [الأعراف: 31]
Makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al-A'raaf:31]
{وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا
إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا} [الإسراء:
26 - 27]
Dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.
[Al-Israa': 26 - 27]
b.
Sederhana dalam berinfak.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ
إِلَى التَّهْلُكَةِ} [البقرة: 195]
Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. [Al-Baqarah:195]
c.
Sederhana dalam menyikapi.
Dari Shuhaib
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ،
وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ،
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
[صحيح مسلم]
“Sangat
menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak
terjadi pada siapapun kecuali pada seoran Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia
bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka
itu baik baginya”. [Sahih Muslim]
Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar
Ketiga: Adil saat marah
maupun ridha.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ
حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ} [النساء:
129]
Dan
kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung
(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. [An-Nisa': 129]
{وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى
أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [المائدة: 8]
Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [Al-Maidah:8]
Ø
Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
‘anhuma bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
"مَاذَا
يُبَاعِدُنِي مِنْ غَضَبِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟" قَالَ: «لَا
تَغْضَبْ»
“Amalan
apa yang bisa menjauhkanku dari murka Allah?“ Rasulullah menjawab: "Jangan
marah". [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Seorang
sahabat Nabi ﷺ berkata;
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوْصِنِي؟ قَالَ: «لَا تَغْضَبْ»، قَالَ: قَالَ
الرَّجُلُ: فَفَكَّرْتُ حِينَ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ مَا قَالَ، فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ [مسند أحمد:
صحيح]
Wahai Rasulullah, berwasiatlah padaku! Rasulullah ﷺ bersabda, "Jangan
marah." Orang itu berkata; Lalu aku berfikir saat Nabi ﷺ mengucapkan sabda itu,
ternyata marah menyatukan seluruh keburukan. [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Syarah Arba'in hadits (16) Abu Hurairah; Wasiat untuk menahan marah
Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam berdo’a meminta tiga hal ini:
Ammar bin Yasir radhiyallahu
‘anhuma berkata: Rasulullah ﷺ sering membaca
do'a ini ...
«اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَكَلِمَةَ الْعَدْلِ
وَالْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى»
"Ya Allah .... sesungguhnya aku
meminta kepada-Mu rasa takut kepada-Mu di saat sendiri dan ramai, dan berilah
aku ucapan yang adil dan benar di saat marah dan senang, dan aku meminta
kepada-Mu kesederhanaan di waktu miskin dan kaya." [Sahih Ibnu Hibban]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: 3 Tingkatan sabar - Raih keselamatan dengan bersyukur - Ayat tentang sebab Kebinasaan - Hadits tentang sebab kebinasaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...