بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa amalan yang bias melindungi kita
dari fitnah/cabaan yang ada:
1. Berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا} [آل عمران: 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. [Ali 'Imran:103]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]
{فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]
Ø Al-‘Irbadh bin
Sariyah radhiyallahu 'anhu berkata:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً
بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟
فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا،
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا
وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ
كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
shalat bersama kami, kemudian ia memalingkan wajahnya kepada kami dan
menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena, air mata menetes dan hati
bergetar mendengarnya. Kemudian seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya
ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?
Rasululah -shallallahu 'alaihi wa sallam-
bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah serta
patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba dari kaum
Habasyiy, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku
meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah
kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah
dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian
(amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua
yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah
kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«قَدْ
تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ، كِتَابُ اللهِ»
[صحيح مسلم]
"Aku
telah meninggalkan pada kalian sesuatu yang kalian tidak akan tersesat selama
kalian perpegang teguh padanya: Kitabullah (Al-Qur'an)". [Sahih Muslim]
Ø
Abu Syuraih radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah mendatangi kami kemudian bersabda:
«أَبْشِرُوا
وَأَبْشِرُوا، أَلَيْسَ تَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنِّي رَسُولُ
اللَّهِ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «فَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ سَبَبٌ طَرَفُهُ بِيَدِ
اللَّهِ، وَطَرَفُهُ بِأَيْدِيكُمْ، فَتَمَسَّكُوا بِهِ، فَإِنَّكُمْ لَنْ تَضِلُّوا،
وَلَنْ تَهْلِكُوا بَعْدَهُ أَبَدًا» [صحيح ابن حبان]
“Terimalah berita gembira, terimalah berita gembira,
bukankah kalian telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah dan sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah?”
Sahabat menjawab: Iya!
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini
adalah tali yang ujung satunya di tangan Allah dan ujung satunya lagi di tangan
kalian, maka berpegang teguhlah padanya, karena sesungguhnya kalian tidak akan
tersesat dan tidak akan binasa setelahnya selama-lamanya”. [Sahih Ibnu Hibban]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ
فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
" [المستدرك للحاكم:
حسنه الألباني]
"Aku
telah meninggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat selama
kalian perpegang pada keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnahku".
[Mustadrak Al-Hakim: Hasan]
Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
2. Mengikuti
jama’ah kaum muslimin.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا
تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ
وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [آل عمران: 105]
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Ali 'Imran:105]
{إِنَّ الَّذِينَ
فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ
إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ} [الأنعام: 159]
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya
dan mereka menjadi bergolongan (amat fanatik kepada pemimpin-pemimpinnya),
tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka
hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat. [Al-An'am:159]
Ø
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma berkata:
كَانَ النَّاسُ
يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الخَيْرِ، وَكُنْتُ
أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ، فَهَلْ
بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ
مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ» قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ
يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ
ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ
أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُمْ لَنَا؟
فَقَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ: فَمَا
تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ،
قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ تِلْكَ
الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ
وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya
kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya;
"Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan
lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini
akan datang keburukan?".
Beliau menjawab: "Ya".
Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu
akan datang lagi kebaikan?".
Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada
"dakhan" (kotorannya)".
Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?".
Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin
tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari
(amalannya ada yang baik dan ada yang buruk)".
Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan
(yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?".
Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang
mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan
dilemparkan ke dalamnya".
Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan
sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?".
Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari
kalian dan berbicara dengan bahasa kalian".
Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan
kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?".
Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang
(bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka".
Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada
jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?".
Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah
(kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu
dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Jubair bin Muth’im radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dalam mesjid Khief di Mina kemudian
bersabda:
"
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي، فَبَلَّغَهَا، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ،
غَيْرُ فَقِيهٍ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، ثَلَاثٌ
لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَالنَّصِيحَةُ
لِوُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ
مِنْ وَرَائِهِمْ " [سنن ابن ماجه:
صحيح]
'Semoga Allah menyenangkan seseorang yang mendengarkan
perkataanku lalu menyampaikannya. Berapa banyak orang yang membawa berita ilmu
tetapi ia bukanlah orang yang berilmu, dan beberapa banyak orang yang membawa
ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.' Tiga perkara dimana hati orang
beriman tidak akan berkhianat kepadanya: mengikhlaskan perbuatannya hanya
karena Allah, memberi nasihat kepada penguasa kaum muslimin dan bergabung
dengan jamaah (kelompok) mereka. Karena doa mereka akan selalu menyelimuti
(meliputi) di belakang mereka." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"
إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي - أَوْ قَالَ: أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الجَمَاعَةِ " [سنن الترمذي: صحيح]
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan
umatku (atau umat Muhammad ﷺ) berada di atas kesesatan, dan tangan Allah bersama Al Jamaah".
[Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ
الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً» [صحيح البخاري ومسلم]
"Siapapun yang melihat sesuatu dari pemimpinnya yang tak
disukainya, hendaklah ia bersabar terhadapnya, sebab siapa yang memisahkan diri
sejengkal dari jamaah, kecuali dia mati dalam jahiliah." [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Ø
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Siapa
yang meninggalkan jamaah meskipun hanya satu jengkal, sungguh ia telah melepas
ikatan Islam dari lehernya." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø
Dari Al-Harits Al-Asy’ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«وَأَنَا
آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ، السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ وَالجِهَادُ
وَالهِجْرَةُ وَالجَمَاعَةُ، فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ
خَلَعَ رِبْقَةَ الإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنْ ادَّعَى دَعْوَى
الجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ»، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ؟ قَالَ: «وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ، فَادْعُوا بِدَعْوَى اللَّهِ
الَّذِي سَمَّاكُمُ المُسْلِمِينَ المُؤْمِنِينَ، عِبَادَ اللَّهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Dan aku memerintahkan lima hal pada kalian yang
diperintahkan Allah padaku, yaitu; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah,
sebab barangsiapa meninggalkan jamaah barang sejengkal, maka ia telah melepas
tali Islam dari lehernya, kecuali jika ia kembali. Dan barangsiapa menyerukan
seruan jahiliah, maka ia termasuk bangkai neraka jahanam." Seseorang
bertanya, "Wahai Rasulullah, meski ia shalat dan puasa?" Beliau
menjawab, "Meski ia shalat dan puasa, oleh karena itu, serukanlah seruan
Allah yang menyebut kalian sebagai kaum muslimin, mu`minin dan hamba-hamba
Allah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Lihat: Faktor perpecahan umat
3. Memerangi
orang yang berusaha menimbulkan fitnah di antara umat Islam.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَاقْتُلُوهُمْ
حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ
مِنَ الْقَتْلِ وَلَا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ
فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ (191) فَإِنِ
انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (192) وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ
فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى
الظَّالِمِينَ} [البقرة: 191
- 193]
Dan bunuhlah mereka di
mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir
kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu
perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat
itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan
bagi orang kafir. Tetapi jika mereka berhenti, maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi
fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada
(lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim. [Al-Baqarah: 191-193]
{يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ
أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ
حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ
عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: 217]
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah
(dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya,
(menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya,
lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam
daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu
murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia
amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.” [Al-Baqarah: 217]
{وَقَاتِلُوهُمْ
حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا
فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الأنفال: 39]
Dan perangilah mereka itu
sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka
berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan. [Al-Anfal: 39]
Ø
Dari ‘Arfajah bin Syuraih Al-Asyja’iy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"سَيَكُونُ
بَعْدِي هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ، فَمَنْ رَأَيْتُمُوهُ فَارَقَ الْجَمَاعَةِ، أَوْ يُرِيدُ
أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمْرُهُمْ
جَمِيعٌ، فَاقْتُلُوهُ كَائِنًا مَنْ كَانَ، فَإِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ،
وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ من فارق الجماعة يرتكض" [صحيح ابن حبان]
“Akan
terjadi setelahku perkara baru dan kekacauan, maka siapa yang kalian lihat
menyelisihi jama’ah umat Islam atau ingin memecah-belah di antara umat Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan urusan mereka telah disepakati,
maka perangilah mereka bagaimanapun keadaannya. Sesungguhnya tangan Allah
bersama jama'ah, dan sesungguhnya setan bersama orang yang menyalahi al-jama'ah
sambil berlari-lari”. [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia
4. Bersabar.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا
تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131) وَأْمُرْ
أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى} [طه: 131،
132]
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa
yang Telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal. Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa. [Thaahaa: 131-132]
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ
مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ}
[البقرة: 155 - 157]
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah:
155-157]
{إِنْ تَمْسَسْكُمْ
حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا
وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ}
[آل عمران: 120]
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih
hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan. [Ali 'Imran: 120]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«يَأْتِي
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ»
[سنن الترمذي: صحيح]
"Akan datang kepada manusia satu masa dimana
orang yang bersabar di atas agamanya di antara mereka seperti orang yang
menggenggam bara api". [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Lihat: Kiat tegar di atas musibah
5. Kembali
kepada Allah dengan do’a.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قَالَ
رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي
كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ} [يوسف: 33]
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku
sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan
dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang bodoh." [Yusuf:33]
Ø
Dari Mu'adz bin Jabal
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berdo'a ..
اللهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ،
وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي
غَيْرَ مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي
إِلَى حُبِّكَ
"Ya Allah .. sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu amalan-amalan yang baik, meninggalkan perihal munkar,
mencintai orang miskin, dan Engkau memaafkan aku dan merahmati aku. Dan jika
Engkau menginginkan cobaan (pada agama) suatu kaum maka matikanlah aku tanpa
terjerumus dalam cobaan itu, dan aku meminta kepada-Mu cinta dari-Mu, cinta
orang-orang yang mencintai-Mu, dan cinta terhadap amalan yang mendekatkan
kepada cinta-Mu". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengajarkan kepada para sahabat do'a
ini seperti beliau mengajarkan kepada mereka surah Al-Qur'an, beliau berkata: Bacalah
...
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
"Ya
Allah .. kami berlindung kepada-Mu dari siksaan neraka, dan aku berlindung
kepada-Mu dari siksaan kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan Dajjal,
dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan hidup dan mati. [Sahih Muslim]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sering berdo’a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ،
وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ
النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ عَنِّي خَطَايَايَ
بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ
الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ
بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ»
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas,
kepikunan, dosa-dosa dan terlilit hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa
kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka dan dari buruknya fitnah kekayaan,
dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya fitnah kefakiran, serta aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah
kesalahan-kesalahanku dengan air salju dan air embun, sucikanlah hatiku dari
kotoran-kotoran sebagaimana Engkau menyucikan baju yang putih dari kotoran. Dan
jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan
antara timur dan barat." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Mari Berdo'a
6. Memperbanyak
ibadah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَظَنَّ
دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ} [ص: 24]
Dan Daud mengetahui bahwa kami
mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud
(shalat) dan bertaubat. [Shaad:24]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا،
أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا» [صحيح مسلم]
“Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah
seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan
mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam
keadaan mukmin, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan
kenikmatan dunia." [Shahih Muslim]
7. Amar
ma’fur nahi mungkar.
Dari Zainab bint Jahsy radhiyallahu 'anha; Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
mendatanginya pada suatu hari dalam keadaan terkejut dan bersabda:
«لاَ
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ اليَوْمَ
مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ» وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامِ
وَالَّتِي تَلِيهَا، قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ:
أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: «نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tiada Ilah yang berhak disembah
selain Allah, celakalah org Arab dari keburukan yang sudah dekat, telah dibuka
hari ini dinding yg mengurung Ya'juj dan Ma'juj seperti ini".
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
melingkarkan ibu jarinya dengan telunjuk.
Zainab bertanya: Ya Rasulullah, apakah kami
akan dibinasakan padahal diantara kami ada orang-orang yang salih?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab: "Iya, jika keburukan (maksiat) sudah banyak". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (34) Abu Sa’id; Mencegah kemungkaran
8. Melawan
dan menjauhkan diri dari sebab-sebab fitnah.
Dari Abdullah bin Abu Sha’sha’ah –rahimahullah-;
Bahwasanya Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu
berkata kepadanya: Sungguh aku melihatmu mencintai kambing dan engkau
memeliharanya, maka rawatlah dan perbaikilah gembalaannya, karena sesungguhnya
aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ،
تَكُونُ الغَنَمُ فِيهِ خَيْرَ مَالِ المُسْلِمِ، يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الجِبَالِ،
أَوْ سَعَفَ الجِبَالِ فِي مَوَاقِعِ القَطْرِ، يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنَ الفِتَنِ» [صحيح البخاري]
"Akan
datang kepada manusia suatu zaman yang saat itu kambing akan menjadi harta
seorang muslim yang paling baik, dia menggembalakannya di gunung-gunung atau di
puncak gunung dan lembah-lembah tempat turunnya air hujan, karena dia lari
menyelamatkan agamanya untuk menghindari fitnah (krisis agama) ". [Shahih
Bukhari]
Ø
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«تُعْرَضُ
الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا،
نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا، نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ
بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ، عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا
تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا
كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا، إِلَّا
مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ» [صحيح مسلم]
"Fitnah
akan dipaparkan pada hati manusia bagai tikar yang dipaparkan perutas (secara
tegak menyilang antara satu sama lain). Mana pun hati yang dihinggapi oleh
fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana pun
hati yang tidak dihinggapinya, maka akan terlekat padanya bintik-bintik putih
sehingga hati tersebut terbagi dua: sebagian menjadi putih bagaikan batu licin
yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada.
Sedangkan sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti cangkir yang
terbalik, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran kecuali
sesuatu yang diserap oleh hawa nafsunya." [Shahih Muslim]
9. Berhati-hati
terhadap musuh.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ
إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ
سَمَّاعُونَ لَهُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ . لَقَدِ ابْتَغَوُا
الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ
وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ} [التوبة: 47-48]
Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya
mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan
bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan
di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka
mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan
mereka mengatur berbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah
kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak
menyukainya. [At-Taubah: 47-48]
{وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا} [الإسراء: 73]
Dan mereka hampir
memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar
engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami; dan jika demikian tentu mereka
menjadikan engkau sahabat yang setia.
[Al-Isra': 73]
10. Berjaga dari segala gangguan musuh.
Salman radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ
صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ
يَعْمَلُهُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، وَأَمِنَ الْفَتَّانَ» [صحيح
مسلم]
"Ribath (berjaga-jaga di perbatasan)
sehari semalam lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan penuh, jika
dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah dia
amalkan, mengalir pula rezekinya dan terbebas dari fitnah (dalam kubur)." [Shahih
Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أَجْرَى عَلَيْهِ أَجْرَ عَمَلِهِ الصَّالِحِ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُ، وَأَجْرَى
عَلَيْهِ رِزْقَهُ، وَأَمِنَ مِنَ الْفَتَّانِ، وَبَعَثَهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ آمِنًا مِنَ الْفَزَعِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Barangsiapa meninggal dunia dalam
keadaan ribath (berjaga) di jalan Allah, maka ia akan diberikan pahala sesuai
dengan pahala amal saleh yang ia lakukan, diberikan kepadanya rezeki dan
diamankan dari fitnah (cobaan dalam kubur) dan Allah subhanahu wa ta'ala
akan mengutusnya di hari kiamat dalam keadaan aman dari rasa takut."
[Sunan Ibnu Majah: Shahih]
11. Berhati-hati terhadap berita dan media.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَإِذَا
جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى
الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ
مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ
إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 83]
Dan
apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
ulil Amri (ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri).
kalau tidaklah Karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). [An-Nisaa':83]
12. Yakin dengan pertolongan Allah 'azza wajalla.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ} [الحج: 40]
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Al-Hajj: 40-41]
{هُوَ الَّذِي
أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ} [التوبة: 33]
Dialah yang telah
mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk
diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. [At-Taubah: 33]
{إِنَّا
لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ
الْأَشْهَادُ} [غافر: 51]
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para
saksi (hari Kiamat). [Gafir: 51]
Lihat: Sifat ِAl-Isti’anah; Minta pertolongan hanya kepada Allah
Wallahu a’lam!
Referensi:
سبل النجاة من الفتنة
Lihat
juga: Macam-macam fitnah (ujian) dalam Al-Qur’an - Hadits Hudzaifah; Umar bertanya tentang fitnah yang dahsyat - Motivasi hijrah di zaman Fitnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...