بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah para Nabi ‘aihimussalam
adalah kisah terbaik
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{نَحْنُ
نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا
الْقُرْآنَ} [يوسف: 3]
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu. [Yusuf: 3]
Mengambil pelajaran dan
teladan dari kisah para Nabi ‘aihimussalam
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{لَقَدْ
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا
يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [يوسف: 111]
Sungguh, pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.
(Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai)
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. [Yusuf: 111]
{وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ
الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ} [هود: 120]
Dan
semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu.
[Huud: 120]
Keistimewaan Nabi Yusuf
‘alaihissalam
Abu
Hurairah radhiallahu'anhu
berkata:
قِيلَ: يَا رسولَ اللَّهِ مَن أَكْرَمُ النَّاسِ؟ قَالَ:
"أَتْقَاهُمْ" فقَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذا نَسْأَلُكَ، قَالَ:
"فيُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ ابنُ نَبِيِّ اللَّهِ ابنِ نَبيِّ اللَّهِ ابنِ
خَلِيلِ اللَّهِ". قَالُوا: لَيْسَ عن هَذَا نَسْأَلُكَ، قَالَ: فعَنْ
مَعَادِنِ الْعَرَب تسْأَلُونِي؟ خِيَارُهُمْ في الْجاهِليَّةِ خِيَارُهُمْ في
الإِسلامِ إذَا فَقُهُوا"
"Rasulullah
ﷺ ditanya, "Wahai Rasulullah, siapakah
manusia yang paling mulia?". Beliau menjawab, "Orang yang paling taqwa".
Mereka berkata, "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata,
"Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah (Ya'qub), putra dari
Nabi Allah (Ishaq), putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim 'alaihissalam)".
Mereka berkata lagi, "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata,
"Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab? Orang yang
terbaik di zaman Jahiliyyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika
mereka memahami Islam".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (06) Takwa, hadits pertama
Kesabaran Nabi Yusuf ‘alaihissalam
a) Sabar dalam
ketaatan.
Sabar tidak menceritakan nikmat yang Allah
berikan. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{إِذْ قَالَ
يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَاأَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ (4) قَالَ يَابُنَيَّ لَا تَقْصُصْ
رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ
لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [يوسف: 4-5]
(Ingatlah), ketika Yusuf
berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas
bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” Dia (ayahnya)
berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada
saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu.
Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” [Yusuf: 4-5]
Ø Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«اسْتَعِينُوا
عَلَى إِنْجَاحِ حَوَائِجِكُمْ بِالْكِتْمَانِ؛ فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ
مَحْسُودٌ» [المعجم الصغير
للطبراني: حسنه الألباني]
“Ambilah bantuan untuk
mewujudkan hajat kalian dengan merahasiakannya, karena seseunguhnya pada setiap
nikmat itu ada yang iri terhadapnya”. [Al-Mu’jam Al-Shagir karya
Ath-Thabaraniy; Dihasankan oleh syekh Albaniy]
Sabar di atas tauhid dan berda’wah di jalanNya. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{إِنِّي
تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ
كَافِرُونَ (37) وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ
فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَشْكُرُونَ (38) يَاصَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ
اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (39) مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا
أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ
سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ} [يوسف: 37 -
40]
Dia (Yusuf) berkata,
“Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua aku telah dapat
menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari
yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada
hari akhirat. Dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Yakub.
Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Allah. Itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya);
tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Wahai kedua penghuni penjara!
Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha
Esa, Mahaperkasa? Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu
buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak
menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu
hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain
Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Yusuf: 37-40]
Sabar ketika membalas keburukan dengan kebaikan. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{قَالَ هَلْ عَلِمْتُمْ
مَا فَعَلْتُمْ بِيُوسُفَ وَأَخِيهِ إِذْ أَنْتُمْ جَاهِلُونَ (89) قَالُوا أَإِنَّكَ
لَأَنْتَ يُوسُفُ قَالَ أَنَا يُوسُفُ وَهَذَا أَخِي قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا
إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ
الْمُحْسِنِينَ (90) قَالُوا تَاللَّهِ لَقَدْ آثَرَكَ اللَّهُ عَلَيْنَا وَإِنْ
كُنَّا لَخَاطِئِينَ (91) قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ يَغْفِرُ
اللَّهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ} [يوسف:
89 - 92]
Dia (Yusuf)
berkata, “Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf
dan saudaranya karena kamu tidak menyadari (akibat) perbuatanmu itu?” Mereka
berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf
dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami.
Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan
pahala orang yang berbuat baik.” Mereka berkata, “Demi Allah, sungguh Allah
telah melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang yang
bersalah (berdosa).” Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan
terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di
antara para penyayang. [Yusuf: 89-92]
Sabar dengan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى
يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
آمِنِينَ (99) وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا
وَقَالَ يَاأَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي
حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ
الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ
رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100) رَبِّ
قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ
فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ} [يوسف:
99 - 101]
Maka ketika mereka
masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk) kedua
orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam
keadaan aman.” Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan
mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata,
“Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku
telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari
dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.
Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang
Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah
menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku
sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah
pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan
gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” [Yusuf: 99-101]
b) Sabar
terhadap takdir.
Sabar ketika dibenci oleh saudaranya dan
dibuang ke dalam sumur, kemudian jadi budak dan diperjual belikan. Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِذْ قَالُوا
لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ
أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (8) اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا
يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ (9)
قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ
الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ} [يوسف: 8 - 10]
Ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin)
lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang
kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau
buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan
setelah itu kamu menjadi orang yang baik.” Seorang di antara mereka berkata,
“Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukan saja dia ke dasar sumur agar dia
dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat.” [Yusuf: 8-10]
{وَجَاءَتْ
سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَى دَلْوَهُ قَالَ يَابُشْرَى هَذَا
غُلَامٌ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (19)
وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُوا فِيهِ مِنَ
الزَّاهِدِينَ (20) وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِنْ مِصْرَ لِامْرَأَتِهِ
أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَكَذَلِكَ
مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ
وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
(21) وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ} [يوسف: 19 -
22]
Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang pengambil air.
Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh, senangnya, ini ada seorang anak
muda!” Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan
harga rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya.
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi
kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan
kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan
kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengerti. Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami
berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. [Yusuf: 19-22]
Sabar ketika dipenjara dituduh melakukan
kejahatan. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ
رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ
لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ الصَّاغِرِينَ (32) قَالَ رَبِّ السِّجْنُ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي
كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ (33) فَاسْتَجَابَ
لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [يوسف: 32 - 34]
Dia (istri Al-Aziz) berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu
mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sungguh, aku telah menggoda
untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang
aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi
orang yang hina.” Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai
daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya
mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu
aku termasuk orang yang bodoh.” Maka Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia
menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui. [Yusuf: 32-34]
{وَدَخَلَ
مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ قَالَ أَحَدُهُمَا إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا
وَقَالَ الْآخَرُ إِنِّي أَرَانِي أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِي خُبْزًا تَأْكُلُ
الطَّيْرُ مِنْهُ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِ إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
(36) قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِ إِلَّا نَبَّأْتُكُمَا
بِتَأْوِيلِهِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكُمَا ذَلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّي} [يوسف: 36، 37]
Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah
satunya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya
berkata, “Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan
burung.” Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu
termasuk orang yang berbuat baik. Dia (Yusuf) berkata, “Makanan apa pun yang
akan diberikan kepadamu berdua aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum
(makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. [Yusuf: 36-37]
{وَقَالَ
لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِنْهُمَا اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ فَأَنْسَاهُ
الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ} [يوسف: 42]
Dan dia (Yusuf)
berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua,
“Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.” Maka setan menjadikan dia lupa untuk
menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu dia (Yusuf) tetap dalam
penjara beberapa tahun lamanya. [Yusuf:
42]
Sabar ketika mendapatkan hinaan. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ
فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ
يُبْدِهَا لَهُمْ قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا
تَصِفُونَ} [يوسف: 77]
Mereka berkata,
“Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula
mencuri.” Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak
ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru
lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.” [Yusuf: 77]
c) Sabar dari
kemaksiatan (godaan wanita).
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي
بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ
مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ
الظَّالِمُونَ (23) وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ
رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ
عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ (24) وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ
دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ
بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (25) قَالَ هِيَ
رَاوَدَتْنِي عَنْ نَفْسِي وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ أَهْلِهَا إِنْ كَانَ قَمِيصُهُ
قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (26) وَإِنْ كَانَ
قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصَّادِقِينَ (27) فَلَمَّا
رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ كَيْدِكُنَّ إِنَّ
كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ (28) يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ
إِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِئِينَ} [يوسف: 23 - 29]
Dan perempuan yang
dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu,
lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.”
Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung. Dan sungguh, perempuan
itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya,
sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan
darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang
terpilih. Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju
gamisnya (Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami
perempuan itu di depan pintu. Dia (perempuan itu) berkata, “Apakah balasan
terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau
(dihukum) dengan siksa yang pedih?” Dia (Yusuf) berkata, “Dia yang menggodaku
dan merayu diriku.” Seorang saksi dari
keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika baju gamisnya koyak di
bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang
dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah
yang dusta, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang benar.” Maka ketika dia (suami
perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia
berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.” Wahai
Yusuf! ”Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu, karena
engkau termasuk orang yang bersalah.” [Yusuf: 23-29]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
«سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ...
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: "إِنِّي
أَخَافُ اللَّهَ" ... »
"Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan
(perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika
tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; ... , seorang laki-laki yang
diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata,
"aku takut kepada Allah", ... ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: 3 Tingkatan sabar
Kejujuran Nabi Yusuf ‘alaihissalam
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ
أَفْتِنَا فِي سَبْعِ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ
سُنْبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ لَعَلِّي أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ (46) قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا
حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ (47)
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ
لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ (48) ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ
ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ (49) وَقَالَ الْمَلِكُ
ائْتُونِي بِهِ فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ
فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ النِّسْوَةِ اللَّاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ إِنَّ
رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ (50) قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ
يُوسُفَ عَنْ نَفْسِهِ قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ
قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ
نَفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ (51) ذَلِكَ لِيَعْلَمَ أَنِّي
لَمْ أَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ} [يوسف: 46 - 52]
”Yusuf, wahai orang yang
sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh
ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang
kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang
kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.” Dia
(Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut)
sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya
kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat
sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu
akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa
itu mereka memeras (anggur).” Dan raja berkata, “Bawalah dia kepadaku.” Ketika
utusan itu datang kepadanya, dia (Yusuf) berkata, “Kembalilah kepada tuanmu dan
tanyakan kepadanya bagaimana halnya perempuan-perempuan yang telah melukai
tangannya. Sungguh, Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.” Dia (raja)
berkata (kepada perempuan-perempuan itu), “Bagaimana keadaanmu ketika kamu
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” Mereka berkata, “Mahasempurna Allah,
kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.” Istri Al-Aziz berkata,
“Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya
dia termasuk orang yang benar.” (Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar
dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia
tidak ada (di rumah), dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang
berkhianat.
[Yusuf: 46-52]
{وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي
غَفُورٌ رَحِيمٌ (53) وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي
فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ (54) قَالَ
اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (55)
وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ
نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (56)
وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ} [يوسف: 53 - 57]
Dan aku tidak
(menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan raja berkata,
“Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat)
kepadaku.” Ketika dia (raja) telah
bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari
ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.”
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir);
untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang yang
berbuat baik. Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan selalu bertakwa. [Yusuf: 53-57]
a.
Jujur dalam hati dengan mengikhlaskan ibadahnya hanya kepada Allah ta'aalaa.
b.
Jujur pada ucapan dengan berkata benar dan memenuhi janji.
c.
Jujur pada tindakan, tidak melakukan yang haram dan menjaga amanah.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Bakti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kepada orang tuanya - Kisah perjalanan Nabi Musa bersama Khidhr ‘alaihimassalam - Hadits Abu Hurairah; Kisah Nabi Ayyub 'alaihissalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...