بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam kitab “Al-Wabilu Ash-shaib”
hal.14, Imam Ibnu Al-Qayyim menjelaskan tentang istiqamah; Bahwa seorang
dikatakan istiqamah apabila hati dan tubuhnya istiqamah. Sedangkan hati bisa
istiqamah dengan dua perkara:
Pertama: Cintanya
kepada Allah melebihi cintanya kepada apapun selainNya.
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ
اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ
حُبًّا لِّلَّهِ} [البقرة: 165]
Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. [Al-Baqarah: 165]
Ø Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah
ﷺ bersabda:
" ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ
حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada
tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan mendapatkan nikmatnya iman:
Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya, mencintai seseorang
hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada kekafiran sebagaimana ia tidak
ingin dilemparkan ke dalam neraka". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Apabila ada kecintaan kepada
selain Allah yang sama atau melebihi cintanya kepada Allah, maka itu akan
memalingkan dia dari Allah ta’aalaa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi -shallallhu 'alaihi wasallam- bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ
الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ
سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ»
"Binasalah
hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra, jika diberi maka ia ridha jika tidak
diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia
tidak akan terlepas darinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللهِ بِسَخَطِ
النَّاسِ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا
النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ، سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسُ»
"Barangsiapa
yang mencari Ridha Allah sekalipun berakibat mendapatkan kemarahan manusia,
maka Allah akan meridhainya, dan akan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan
barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan melakukan apa yang menimbulkan
kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya, dan akan menjadikan manusia murka
pula kepadanya." [Shahih Ibnu Hibban]
Kedua: Mengagungkan perintah dan larangan
Allah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ
فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ} [الحج: 32]
Dan barangsiapa mengagungkan
syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
[Al-Hajj:32]
{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ
وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا
مُبِينًا} [الأحزاب: 36]
"Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang
nyata". [Al-Ahzab:36]
Ø Bilal bin Sa'd Ad-Dimasyqiy rahimahullah berkata:
«لاَ تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْخَطِيئَةِ
وَلَكِنِ انْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ» [الطيوريات: رجاله ثقات]
"Jangan
melihat kepada kecilnya satu dosa, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau
berdosa". [Ath-Thuyuriyat: Perawinya tsiqah]
Tanda pengagungan terhadap perintah
Allah yaitu:
1.
Dengan memperhatikan
waktunya, aturannya, memeriksa rukun, wajib, dan kesempurnaannya.
Dari Anas bin Malik radiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ:
بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ» [سنن الترمذي: حسنه
الألباني]
“Barangsiapa yang
shalat demi Allah selama empat puluh hari secara berjama'ah, mendapati takbir
yang pertama (takbiratul ihram) maka akan dicatat untuknya dua kebebasan:
Kebebasan dari neraka dan kebebasan dari sifat munafik”. [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
2.
Semangat melakukannya
dengan sebaik mungkin.
Abu Thalhah mendatangi
Rasululah ﷺ dan berkata: Sesungguhnya Allah
telah berfirman:
{لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى
تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92]
{Kamu sekali-kali
tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sehahagian harta yang kamu cintai} [Ali Imran: 92], dan sesungguhnya harta
yang paling aku cintai adalah "baeruha'" dan aku jadikan sedekah demi
Allah mengharapkan kebaikan dan pahalanya dari Allah, terimalah kebun itu ya
Rasulullah, terserah engkau mau apakan!
Rasulullah ﷺ bersabda:
«بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ
رَابِحٌ، قَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ فِيهَا، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي
الْأَقْرَبِينَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wah,
itu adalah harta yang beruntung, itu adalah harta yang beruntung, aku telah
mendengar apa yang kau katakan, dan aku merasa lebih baik kau bagikan kepada
kerabatmu".
Maka Abu Thalhah membagikannya
kepada kerabatnya dan anak cucu pamanya (saudara bapak). [Bukhari dan Muslim]
Ø Tidak seperti orang-orang munafiq, Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ} [محمد: 9]
Yang demikian itu adalah
karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Quran)
lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. [Muhammad: 9]
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ
قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا}
[النساء: 142]
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali". [An-Nisa':142]
{وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ
تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ
وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا
يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ} [التوبة: 54]
Dan tidak ada yang menghalangi
mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka
kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan
dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa
enggan. [At-Taubah: 54]
3.
Bersedih ketika
terlambat atau terlewatkan darinya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَلَا
عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا
أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا
أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ} [التوبة: 92]
Dan tidak ada (pula dosa) atas
orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan
kepada mereka, lalu engkau berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk
membawamu," lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata
karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan
(untuk ikut berperang). [At-Taubah: 92]
4.
Selalu menjaganya dari
perkara-perkara yang bisa merusak pelaksanaan dan menghapuskan pahalanya.
Lihat: 15 pembatal pahala amalan
Adapun tanda pengagungan terhadap
larangan Allah yaitu:
1)
Berusaha menjauhinya dan meninggalkan segala yang bisa
menjerumuskannya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ
يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ
مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ} [النور: 30، 31]
Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Dan
katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, ... ". [An-Nuur: 30 - 31]
{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا} [الإسراء: 32]
Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan
yang buruk. [Al-Israa': 32]
Ø Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ
الآخِرِ فَلَا يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا بِالخَمْرِ» [سنن
الترمذي: حسنه الألباني]
"Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka janganlah ia duduk pada
hidangan yang dihidangkan di atasnya khamar (minuman memabukkan)". [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
2)
Marah ketika larangan Allah dilanggar.
Aisyah radhiyallahu'anha
berkata:
«مَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ حَتَّى يُنْتَهَكَ مِنْ
حُرُمَاتِ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ» [صحيح البخاري]
“Rasulullah ﷺ tidak
pernah marah demi harga dirinya jika ia dihina, kecuali jika sudah melanggar
ketentuan Allah, maka ia marah demi Allah”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ» [صحيح
مسلم]
“Barangsiapa dari
kalian yang melihat kemungkaran maka perbaikilah dengan tanganmu, kalau kamu tidak
mampu maka dengan lidahmu, kalau kamu tidak bisa maka dengan hatimu, dan itu
adalah selemah-lemahnya iman". [Sahih Muslim]
3)
Sedih penuh penyesalan jika melakukannya dan segera
bertaubat.
Diantara sifat orang bertakwah, Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ
وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ
أَجْرُ الْعَامِلِينَ} [آل عمران : 133-136]
Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah
ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal. [Ali ' Imran: 135-136]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«النَّدَمُ تَوْبَةٌ»
" Penyesalan adalah bentuk taubat."
[Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Dan diantara tanda pengagungan terhadap
perintah dan larangan:
a.
Tidak mencari-cari
keringanan untuk meninggalkan perintah atau melakukan larangan.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ
مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ
فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ
بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا} [الأحزاب: 13]
Dan (ingatlah) ketika
segolongan di antara mereka (orang munafiq) berkata: "Hai penduduk Yatsrib
(Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian
dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang tidak ikut perang)
dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada
penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak
lain hanya hendak lari. [Al-Ahzaab: 13]
Ø Dari Ibnu Ummi Maktum radhiyallahu 'anhu;
Bahwasanya dia pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
dia berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي رَجُلٌ
ضَرِيرُ الْبَصَرِ شَاسِعُ الدَّارِ، وَلِي قَائِدٌ لَا يُلَائِمُنِي فَهَلْ لِي
رُخْصَةٌ أَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِي؟، قَالَ: «هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ»، قَالَ:
نَعَمْ، قَالَ: «لَا أَجِدُ لَكَ رُخْصَةً»
Ya Rasulullah, saya adalah seorang yang buta
dan rumahku jauh, sedangkan saya mempunyai orang yang menuntunku tapi dia tidak
membantuku, maka apakah saya mendapatkan keringanan untuk melaksanakan shalat
di rumahku? Beliau bersabda: "Apakah kamu mendengar adzan?" Dia
menjawab; Ya. Beliau bersabda: "Saya tidak mendapatkan keringanan
untukmu!" [Sunan Abi Daud: Shahih]
b.
Tidak pula melakukannya
secara berlebihan di luar batas yang disyari'atkan.
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي
دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ} [النساء:
171]
Wahai ahli kitab, janganlah
kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar (sesuai dengan wahyu). [An-Nisaa':171]
{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا
فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ} [المائدة: 77]
Katakanlah: "Hai ahli
kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak
benar dalam agamamu". [Al-Maidah:77]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ» قَالَهَا
ثَلَاثًا [صحيح مسلم]
"Binasalah
orang-orang yang terlalu berlebih-lebihan (melampaui batas)". Rasulullah ﷺ mengucapkannya tiga kali. [Sahih Muslim]
Ø Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma berkata:
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ يَسْأَلُهُ عَنِ الْوُضُوءِ، فَأَرَاهُ الْوُضُوءَ ثَلَاثًا
ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «هَكَذَا الْوُضُوءُ، فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ
أَسَاءَ وَتَعَدَّى وَظَلَمَ» [سنن النسائي: حسن صحيح]
"Seorang Badui datang kepada Rasulullah ﷺ
untuk bertanya perihal wudu. Lalu Rasulullah ﷺ memperlihatkan kepadanya cara
berwudu yang semuanya tiga kali - tiga kali. Kemudian beliau bersabda,
'Beginilah cara berwudu.'"Barang siapa menambah lebih dari ini, dia
berbuat kejelekan dan berlebihan, serta berbuat dzalim.'" [Sunan An-Nasa’iy:
Hasan Shahih]
c.
Dan tidak mencari-cari
hikmah disyari'atkannya sebagai jalan untuk bisa ditinggalkan atau dilanggar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَضَى فِي
امْرَأَتَيْنِ مِنْ هُذَيْلٍ اقْتَتَلَتَا، فَرَمَتْ إِحْدَاهُمَا الأُخْرَى بِحَجَرٍ،
فَأَصَابَ بَطْنَهَا وَهِيَ حَامِلٌ، فَقَتَلَتْ وَلَدَهَا الَّذِي فِي بَطْنِهَا،
فَاخْتَصَمُوا إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَضَى: أَنَّ دِيَةَ مَا فِي بَطْنِهَا
غُرَّةٌ عَبْدٌ أَوْ أَمَةٌ، فَقَالَ وَلِيُّ المَرْأَةِ الَّتِي غَرِمَتْ: كَيْفَ
أَغْرَمُ، يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ لاَ شَرِبَ وَلاَ أَكَلَ، وَلاَ نَطَقَ وَلاَ
اسْتَهَلَّ، فَمِثْلُ ذَلِكَ يُطَلُّ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّمَا هَذَا مِنْ
إِخْوَانِ الكُهَّانِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa Rasulullah ﷺ pernah memutuskan perkara antara dua wanita dari Bani Hudzail
yang sedang berkelahi, salah seorang melempar lawannya dengan batu dan mengenai
perutnya padahal ia sedang hamil, hingga menyebabkan kematian anak yang
dikandungnya. Lalu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Nabi ﷺ. Beliau memutuskan hukuman (bagi wanita pembunuh) untuk
membayar diyat janin dengan seorang hamba sahaya laki-laki atau perempuan,
lantas wali wanita yang menanggung (diyat) berkata; "Ya Rasulullah,
bagaimana saya harus menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan
belum bisa berbicara ataupun menjerit sama sekali? Maka yang seperti ini tidak
ada diyatnya" Maka Nabi ﷺ bersabda: "Orang ini seperti saudara paranormal."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Mu'adzah -rahimahullah- berkata:
سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِ
تَقْضِي الصَّوْمَ، وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ. فَقَالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟
قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ، وَلَكِنِّي أَسْأَلُ. قَالَتْ: «كَانَ يُصِيبُنَا
ذَلِكَ، فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ، وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ» [صحيح
مسلم]
"Saya
bertanya kepada Aisyah seraya berkata; 'Kenapa wanita haid mengqadha' puasa dan
tidak mengqadha' shalat?' Aisyah
menjawab; 'Apakah kamu dari golongan Haruriyah?' Aku
menjawab; 'Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.' Dia
menjawab; 'Kami dahulu mengalami haid, kami diperintahkan untuk mengqadha'
puasa dan tidak diperintahkan mengqadha' shalat'. [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah - Apa setelah Ramadhan? - Syarah Riyadhushalihin Bab (15) Menjaga amalan - Kitab Iman bab 33; Pelaksanaan agama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang konsisten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...