Sabtu, 29 Maret 2025

Taubat nashuha sebelum Ramadhan berlalu

بسم الله الرحمن الرحيم

Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ " [سنن الترمذي: صحيح]

“Pada awal malam bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, begitu pula jin yang jahat, pintu-pintu neraka ditutup maka tidak satupun pintu yang terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka maka tidak satu pintu pun yang tertutup, dan ada yang berseru: "Wahai pencari kebaikan, marilah! Dan wahai pencari keburukan, tinggalkanlah!". Dan Allah membebaskan orang-orang dari neraka setiap malamnya”. [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Ø  Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Sesungguhnya Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka di setiap waktu berbuka, dan itu terjadi pada setiap malam” [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang mendirikan shalat di malam lailatul Qadr dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Ampunan Allah di bulan Ramadhan

Amal shalih hanya menggugurkan dosa-dosa kecil

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء: 31]

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [An-Nisaa':31]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ» [صحيح مسلم]

“Shalat lima waktu, shalat Jum'at sampai shalat Jum'at berikutnya, dan puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa yang dilakukan di antara semua itu jika ia meninggalkan dosa besar”. [Sahih Muslim]

Dosa syirik tidak bisa diampuni dengan amal shalih

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48]

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisaa’:48]

Orang yang saling bermusuhan tidak mendapatkan ampunan sampai berdamai

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا " [صحيح مسلم]

"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang ada permusuhan antara ia dan saudaranya. Maka dikatakan: Belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai". [Sahih Muslim]

Harus taubat untuk menggugurkan seluruh dosa termasuk syirik

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر: 53]

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar: 53]

Syarat diterimanya taubat

Pertama: Iklash karena Allah ta’alaa.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [النور: 31]

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [An-Nuur:31]

Kedua: Meninggalkan maksiat.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]»

“Sesungguhnya seorang mu'min jika melakukan suatu dosa akan menjadi titik hitam dalam hatinya. Namun jika ia bertaubat, lalu meninggalkannya, dan minta ampunan maka hatinya menjadi bersih. Akan tetapi jika ia menambah dosanya, maka titik hitam itupun akan bertambah. Itulah yang dinamakan "Ar-Raan" sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya: {Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (maksiat) itu menutupi hati mereka}”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

Ketiga: Menyesali atas perbuatannya.

Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda:

«النَّدَمُ تَوْبَةٌ»

"Penyesalan adalah bentuk taubat." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Keempat: Bertekad untuk tidak kembali melakukannya untuk selamanya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً} [التحريم: 8]

Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. [At-Tahrim: 8]

Kelima: Jika maksiatnya berkaitan dengan hak hamba yang lain, maka ia harus melepaskan diri dari hak orang yang ia dzalimi. Jika berupa harta atau semisalnya maka ia mengembalikan kepadanya. Dan jika berupa hukum had atau semisalnya maka ia menyerahkan diri atau meminta maaf darinya. Dan jika berupa gibah maka ia meminta penghalalan darinya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ» [صحيح البخاري]

"Siapa yang pernah berbuat aniaya (zalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizholiminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [Shahih Bukhari]

Keenam: Taubat sebelum datang hari kiamat atau kematiannya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ} [النساء: 18]

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". [An-Nisaa':18]

Ø  Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi bersabda:

" إِنَّ الله عزَّ وجَلَّ يقْبَلُ توْبة العبْدِ مَا لَم يُغرْغرِ"

"Sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits ini hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

« مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ ». [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang taubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah terima taubatnya”. [Sahih Muslim]

Ø  Dari Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا» [سنن أبي داود: صحيح]

“Tidaklah taubat terputus hingga matahari terbit dari barat." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Rugilah orang yang melewati bulan Ramadhan sebelum bersih dari seluruh dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah bersabda:

«رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

"Hinalah orang yang mendapati bulan Ramadhan dan berlalu sebelum dosanya diampuni". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dalam riwayat lain:

«أَتَانِي جِبْرِيلُ، فقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْتُ: آمِينَ» [صحيح ابن حبان]

“Jibril mendatangiku dan berdo'a: Wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapati bulan Ramadan kemudian ia tidak diampuni dosanya maka Allah menjauhkannya dari rahmat-Nya! Aku berkata: Amiin!” [Sahih Ibnu Hibban]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya Rasulullah menaiki mimbar, dan ketika menaiki anak tangga pertama beliau mengucapkan: Amiin! Kemudian menaiki anak tangga kedua maka beliau mengucapkan: Amiin! Kemudian menaiki anak tangga ketiga maka beliau mengucapkan: Amiin!

Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami mendengarmu mengucapkan “Amiin” tiga kali?

Beliau menjawab:

" لَمَّا رَقِيتُ الدَّرَجَةَ الْأُولَى جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ " [الأدب المفرد: صحيح]

“Ketika aku menaiki anak tangga pertama, Jibril mendatangiku dan berdo’a: “Sengsaralah hamba yang mendapati Ramadhan kemudian berlalu darinya dan dosanya tidak diampuni!” Maka aku mengucapkan: Amiin! Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya lalu keduanya tidak bisa memasukkannya surga (karena tidak berbakti)!” Maka aku mengucapkan: Amiin! Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah hamba yang disebut namamu di sisinya dan ia tidak bershalawat kepadamu!” Maka aku mengucapkan: Amiin!” [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]

Lihat: Hadits “Do'a kesengsaraan dari Jibril kepada 3 golongan”

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Taubat .. Kenapa tidak ? - Kisah taubat pembunuh 100 orang - Hadits Taubat Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu - Syarah Riyadhushalihin Bab (02) Taubat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...