بسم الله الرحمن الرحيم
Bertakwa dengan
sebenar-benarnya
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ} [آل عمران: 102]
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya. [Ali 'Imran: 102]
{فَاتَّقُوا
اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ} [التغابن: 16]
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. [At-Tagabun: 16]
Ayat ini menjelaskan maksud dari ayat sebelumnya.
Perintah
bertakwa
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} [الأحزاب: 70، 71]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
[Al-Ahzaab: 70-71]
Keutamaan bertakwa
Diantaranya:
1.
Mendapatkan
jalan keluar dan rezki tidak terduga.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ} [الطلاق: 2،3]
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. [Ath-Thalaaq: 2-3]
2. Mendapatkan
furqan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنْ
تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَاناً وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ} [لأنفال: 29]
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa
kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan
dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar. [Al-Anfaal: 29]
Furqan artinya: Petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil,
dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.
Lihat: Keutamaan bertakwa kepada Allah 'azza wajalla
Hadits
pertama:
1/69-
وأَمَّا الأَحَاديثُ فَالأَوَّلُ: عَنْ أبي هُرَيْرَةَ رضي اللَّهُ عنه قَالَ:
قِيلَ: يَا رسولَ اللَّهِ مَن أَكْرَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: "أَتْقَاهُمْ" فقَالُوا:
لَيْسَ عَنْ هَذا نَسْأَلُكَ، قَالَ: "فيُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ ابنُ نَبِيِّ
اللَّهِ ابنِ نَبيِّ اللَّهِ ابنِ خَلِيلِ اللَّهِ". قَالُوا: لَيْسَ عن
هَذَا نَسْأَلُكَ، قَالَ: فعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَب تسْأَلُونِي؟ خِيَارُهُمْ في
الْجاهِليَّةِ خِيَارُهُمْ في الإِسلامِ إذَا فَقُهُوا" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ ditanya, "Wahai
Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?". Beliau menjawab,
"Orang yang paling taqwa". Mereka berkata, "Bukan itu yang kami
tanyakan". Beliau berkata, "Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari
Nabi Allah (Ya’qub), putra dari Nabi Allah (Ishaq), putra Khalilullah (kekasih
Allah, Ibrahim 'alaihissalam)". Mereka berkata lagi, "Bukan
itu yang kami tanyakan". Beliau berkata, "Apakah yang kalian
maksudkan tentang kalangan bangsa Arab? Orang yang terbaik di zaman Jahiliyyah
akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam". [Muttafaqun 'alaihi]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2) Orang
yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [الحجرات: 13]
Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
[Al-Hujuraat:13]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallau
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا
إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ»
"Sesungguhnya Allah tidak
menilai kalian dari lahiriyah dan penampilan, akan tetapi Allah menilai isi
hati kalian". [Sahih Muslim]
3) Keistimewaan
Nabi Yusuf ‘alaihissalam.
Diantaranya:
a)
Manusia pilihan, diajarkan ta’wil mimpi, dan
disempurnakan nikmat kepadanya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَكَذَلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ
وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ} [يوسف: 6]
Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan
mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya)
kepadamu. [Yusuf: 6]
{قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ
تُرْزَقَانِهِ إِلَّا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِ قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَكُمَا
ذَلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّي} [يوسف: 37]
Dia (Yusuf) berkata,
“Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua aku telah dapat
menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari
yang diajarkan Tuhan kepadaku. [Yusuf: 37]
b)
Diberi kekuasaan dan ilmu.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ
حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ} [يوسف: 22]
Dan ketika dia telah
cukup dewasa Kami berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [Yusuf: 22]
{وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ
أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا
مَكِينٌ أَمِينٌ (54) قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ
عَلِيمٌ} [يوسف: 54،
55]
Dan raja berkata,
“Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat)
kepadaku.” Ketika dia (raja) telah
bercakap-cakap dengan dia, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari
ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.”
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” [Yusuf: 54-55]
c)
Dijauhkan dari keburukan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا
عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ
اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
(23) وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا
الْمُخْلَصِينَ} [يوسف: 23،
24]
Dan perempuan yang dia
(Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu
berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada
Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang
yang zalim itu tidak akan beruntung. Dan sungguh, perempuan itu telah
berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya
dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya
keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih. [Yusuf: 23-24]
{قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ
إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ (33) فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ
عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [يوسف: 33، 34]
Yusuf berkata, “Wahai
Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku
tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” Maka
Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya
mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [Yusuf: 33-34]
d)
Berwajah tampan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ
إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ
سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ
وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا
إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ} [يوسف: 31]
Maka ketika perempuan itu
mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan
disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka
diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada
Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika
perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya,
dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata,
“Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang
mulia.” [Yusuf: 31]
e)
Mendapatkan nikmat tauhid.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (38) يَاصَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ
خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (39) مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ
إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ
بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ} [يوسف: 38 -
40]
Dan aku mengikuti agama
nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tidak pantas bagi kami (para nabi)
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah dari karunia Allah
kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa? Apa yang kamu
sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu
sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun
tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Yusuf: 38-40]
f)
Menyayangi saudaranya.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى
إِلَيْهِ أَخَاهُ قَالَ إِنِّي أَنَا أَخُوكَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ} [يوسف: 69]
Dan ketika mereka masuk
ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia
(Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih
hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Yusuf: 69]
g)
Bersifat penyabar dan pemaaf.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ
لَهُ مِنْ قَبْلُ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ
قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ} [يوسف: 77]
Mereka berkata, “Jika dia
mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri.” Maka
Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya
kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru lebih buruk.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.” [Yusuf: 77]
{قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ
يَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ} [يوسف: 92]
Dia (Yusuf) berkata,
“Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni
kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. [Yusuf: 92]
h)
Memuliakan kedua orang tuanya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى
إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (99)
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَاأَبَتِ
هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ
أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ
بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ
لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100) رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي
مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ} [يوسف: 99 - 101]
Maka ketika mereka masuk
ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk) kedua orang
tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam
keadaan aman.” Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan
mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata,
“Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku
telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari
dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.
Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang
Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah
menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku
sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah
pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan
gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.”
[Yusuf: 99-101]
4) Keutamaan
pemahaman agama.
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
Hadits
kedua:
2/70-الثَّانِي:
عَنْ أبي سَعيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي اللَّه عنه عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم قَالَ: "إنَّ الدُّنْيا حُلْوَةٌ خضِرَةٌ، وإنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ
فِيهَا. فينْظُر كَيْفَ تَعْمَلُونَ. فَاتَّقوا الدُّنْيَا واتَّقُوا النِّسَاءِ.
فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنةِ بَنِي إسْرَائيلَ كَانَتْ في النسَاء" رواه مسلم.
Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu
'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya dunia ini adalah kenikmatan yang menggiurkan, dan
sesungguhnya Allah menjadikan kamu khalifah (penghuni) di dalamnya, kemudian
meperhatikan bagaimana kalian menjalaninya. Maka hati-hatilah dengan dunia, dan
hati-hatilah dengan wanita, karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa
kaum Bani Israil adalah cobaan wanita." [Diriwayatkan oleh imam Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Abu Sa’id Sa'ad bin Malik bin Sinan Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Kenikmatan
dunia yang menggiurkan.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ} [آل عمران: 185]
Dan
kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali
Imran: 185]
Lihat:
Hakikat kehidupan dunia
3) Allah
menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ
فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً} [البقرة: 30]
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [Al-Baqarah: 30]
4) Allah
memperhatikan segala perbuatan hambaNya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي
الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ} [يونس: 14]
Kemudian Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (mereka) di bumi
setelah mereka, untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat. [Yunus: 14]
{قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ
وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 129]
Musa menjawab:
"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di
bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu. [Al-An'aam: 128 -
129]
5) Hati-hati
dengan kenikmatan dunia.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ
اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ} [فاطر: 5]
Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah
benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali
janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. [Faathir:5]
6) Bahaya
godaan wanita.
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ
النِّسَاءِ "
"Aku tidak meninggalkan fitnah (cobaan) setelah aku
meninggal lebih berbahaya bagi laki-laki dari cobaan wanita." [Sahih
Bukhari]
Lihat: Godaan wanita
7) Bagaimana
wanita membinasakan kaum Bani Israil.
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
"Bahwasanya Rasulullah ﷺ menuturkan tentang dunia, lalu beliau bersabda:
"
إِنَّ الدُّنْيَا خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَاتَّقُوهَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، ثُمَّ
ذَكَرَ نِسْوَةً ثَلَاثًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ: امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ
تُعْرَفَانِ، وَامْرَأَةً قَصِيرَةً لَا تُعْرَفُ، فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ
خَشَبٍ، وَصَاغَتْ خَاتَمًا، فَحَشَتْهُ مِنْ أَطْيَبِ الطِّيبِ الْمِسْكِ،
وَجَعَلَتْ لَهُ غَلَقًا، فَإِذَا مَرَّتْ بِالْمَلَإِ أَوْ بِالْمَجْلِسِ،
قَالَتْ بِهِ: فَفَتَحَتْهُ، فَفَاحَ رِيحُهُ. [مسند أحمد: صحيح]
"Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis, maka takutlah
kalian darinya dan dari wanita, " kemudian beliau menceritakan tentang
tiga orang wanita dari bani Isra`il, dua orang wanita berbadan tinggi sehingga
mudah dikenal, sedang seorang lagi berbadan pendek sehingga tidak terkenal.
Lalu wanita yang berbadan pendek tersebut memakai kaki buatan dari kayu, ia
mengenakan cincin yang ia beri parfum misik yang terbaik, lalu ia menutupinya
(sehingga tidak terlihat). Jika melewati sekumpulan orang atau majelis, ia
memamerkan cincinnya seraya membukanya hingga mereka mencium bau wanginya."
[Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dalam
riwayat lain;
«كَانَتِ
امْرَأَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، قَصِيرَةٌ تَمْشِي مَعَ امْرَأَتَيْنِ
طَوِيلَتَيْنِ، فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ، وَخَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ
مُغْلَقٌ مُطْبَقٌ، ثُمَّ حَشَتْهُ مِسْكًا، وَهُوَ أَطْيَبُ الطِّيبِ، فَمَرَّتْ
بَيْنَ الْمَرْأَتَيْنِ، فَلَمْ يَعْرِفُوهَا، فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا» [صحيح مسلم]
"Pada masa bani Isra`il ada seorang
wanita yang pendek badannya berjalan bersama dua orang wanita yang tinggi
badannya. Lalu ia membuat kaki palsu dari kayu untuk kedua kakinya, dan memakai
cincin emas yang dia buatnya. Lalu diberi minyak wangi kesturi, sebaik-baik
minyak wangi. Kemudian dia berjalan di antara dua wanita tersebut hingga
orang-orang pun tidak mengenalnya. Wanita itu berkata sambil kedua tangannya
seperti ini (menggerak-gerakkan tangannya). [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain;
«كَانَ
فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ امْرَأَةٌ قَصِيرَةٌ، فَصَنَعَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ،
فَكَانَتْ تَسِيرُ بَيْنَ امْرَأَتَيْنِ قَصِيرَتَيْنِ، وَاتَّخَذَتْ خَاتَمًا
مِنْ ذَهَبٍ، وَحَشَتْ تَحْتَ فَصِّهِ أَطْيَبَ الطِّيبِ الْمِسْكَ، فَكَانَتْ
إِذَا مَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ حَرَّكَتْهُ فَنَفَحَ رِيحَهُ» [مسند أحمد]
"Pada masa bani Isra`il ada seorang
wanita yang pendek bandannya, lalu ia membuat kaki palsu dari kayu untuk
kakinya. Ia berjalan di antara dua wanita yang badannya juga pendek, memakai
cincin emas dan pada batu cincinnya diberi minyak wangi yang paling wangi, dan
jika berjalan melewati sebuah majelis (perkumpulan) ia selalu menggerak-gerakkan
cincinnya hingga mereka dapat mencium bau wanginya." [Musnad Ahmad]
Ø Dalam riwayat lain;
أَنَّ نَبِيَّ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ خُطْبَةً، فَأَطَالَهَا، وَذَكَرَ
فِيهَا أَمْرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، فَذَكَرَ أَنَّ أَوَّلَ مَا هَلَكَ بَنُو
إِسْرَائِيلَ أَنَّ امْرَأَةَ الْفَقِيرِ كَانَتْ تُكَلِّفُهُ مِنَ الثِّيَابِ
أَوِ الصِّبْغِ مَا تُكَلِّفُ امْرَأَةُ الْغَنِيَّ [التوحيد لابن خزيمة: صحيح]
“Bahwasanya Nabi Allah shallallahu
‘alaihi wasallam berkhutbah dan beliau memanjangkan khutbahnya, dan beliau
menyebutkan perkara dunia dan akhirat, lalu beliau menyebutkan bahwa yang
pertama membinasakan Bani Israil adalah adanya seorang wanita miskin yang
berlebihan dalam berpakaian atau berhias sama seperti berlebihannya wanita
kaya”. [At-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah: Shahih]
Ø Dari Humaid bin
Abdurrahman bin 'Auf -rahimahullah-; Bahwa dia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu 'anhuma berkhutbah di atas mimbar ketika
musim haji, sambil memeggang seikat rambut (sambungan rambut) dari tangan
pengawalnya, katanya, "Dimanakah ulama kalian! Aku pernah mendengar
Rasulullah ﷺ melarang dari yang seperti
ini, beliau bersabda:
«إِنَّمَا
هَلَكَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ حِينَ اتَّخَذَ هَذِهِ نِسَاؤُهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Bani
Israil celaka ketika wanita-wanita mereka mengambil (memakai) yang seperti
ini." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø 'Aisyah radhiallahu'anha berkata:
«لَوْ
أَدْرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَحْدَثَ
النِّسَاءُ لَمَنَعَهُنَّ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ» قُلْتُ
لِعَمْرَةَ: أَوَمُنِعْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ [صحيح البخاري ومسلم]
"Seandainya
Rasulullah ﷺ mengetahui apa yang telah
terjadi dengan para wanita sekarang ini, niscaya beliau akan melarang mereka
sebagaimana dilarangnya para wanita Bani Israil." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Hadits ketiga:
3/71-
الثالثُ: عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم كَانَ يَقُولُ: "اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعفافَ والْغِنَى" رواه مسلم.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam sering membaca: “Ya Allah .. sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu hidayah, ketakwaan, menjauhi yang haram, dan kekayaan
hati". [Diriwayatkan oleh imam Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Keutamaan
berdo’a.
Lihat: Mari Berdo'a
3) Berdo’a
meminta hidayah.
Dari
Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
meriwayatkan firman Allah subhanahu wa ta'ala yang berbunyi:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ،
فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ، إِلَّا مَنْ
أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ،
إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ [صحيح مسلم]
"Hai hamba-Ku, kamu sekalian
berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena
itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Hai
hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku
beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan
memberimu makan! Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan
sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah
pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian! [Sahih Muslim]
4) Hidayah
hanya dari Allah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّكَ
لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} [القصص: 56]
Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk (taufiq) kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. [Al-Qashash: 56]
5) Berdo’a
meminta ketakwaan.
6) Berdo’a
meminta sifat ‘iffah (menjaga diri dari yang tercela).
7) Keutamaan
sifat ‘iffah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلْيَسْتَعْفِفِ
الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ}
"Dan orang-orang yang tidak
mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan
mereka dengan karunia-Nya. " [An-Nuur:33]
{لِلْفُقَرَاءِ
الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي
الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ
بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا} [البقرة: 273]
(Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya
karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang dengan cara mendesak.
[Al-Baqarah:273]
Ø Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
Beberapa orang dari kaum Anshar meminta kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka meminta
lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu Rasulullah
memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian bersabda:
«مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ
عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ
اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً
خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Apa yang aku miliki
dari kebaikan maka pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan
barangsiapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya,
dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa
yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi
sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Dari ‘Iyadh
bin Himar Al-Mujasyi’iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
"
أَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ،
وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ، وَعَفِيفٌ
مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ " [صحيح مسلم]
"Penghuni surga itu ada
tiga; (1) pemilik kekuasaan yang sederhana, derma dan penolong, (2) seorang
yang berbelas kasih, berhati lunak kepada setiap kerabat dan orang muslim, dan
(3) seorang yang sangat menjaga diri dan memiliki tanggungan." [Shahih
Muslim]
8) Berdo’a
memita kekayaan hati.
Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: Maukah engkau aku ajarkan
do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadaku,
jika engkau mempunyai utang sebesar gunung "tsabiir" maka Allah akan
melunaskannya darimu. Bacalah
..
«اللهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ»
"Ya Allah .. cukupilah aku dengan rezki-Mu yang
halal (bukan) dari yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniah-Mu
(bukan) dari orang-orang selain-Mu". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
9) Keutamaan
orang kaya yang bersyukur.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahul
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَنِيَّ، الْخَفِيَّ»
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba
yang bertaqwa, kaya, dan tersembunyi (suka menyendiri dengan beribadah)”.
[Sahih Muslim]
Hadits
keempat:
4/72-
الرَّابعُ: عَنْ أبي طَريفٍ عدِيِّ بْنِ حاتمٍ الطائِيِّ رضي اللَّه عنه قالَ:
سَمِعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ: "مَنْ حَلَفَ
عَلَى يمِين ثُمَّ رَأَى أتقَى للَّهِ مِنْها فَلْيَأْتِ التَّقْوَى "رواه
مسلم.
Dari Abi Tharif 'Adiy bin Hatim
Ath-Tha’iy radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah ﷺ bersabda: 'Barangsiapa mengucapkan sumpah,
kemudian dia melihat sesuatu yang yang lebih bisa membuatnya takwa kepada
Allah, maka hendaknya dia melakukan sesuatu yang lebih bisa membuatnya takwa
kepada Allah'." [Diriwayatkan oleh imam Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Abu Tharif ‘Adiy bin Hatim Ath-Tha’iy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat biografinya di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Sebab
irad hadits ini:
Tamim bin Tharafah –rahimahullah-
berkata, "Seorang peminta menemui 'Adiy bin Hatim, lalu dia meminta
uang untuk membayar gaji pembantu, maka dia menjawab, "Aku tidak memiliki
sesuatupun untuk membayarkanya kecuali baju besiku dan penutup kepalanya, maka
pergilah kepada keluargaku semoga dia bisa memberikan sedikit kepadamu."
Tamim melanjutkan, "Ternyata laki-laki
itu tidak mau, akhirnya 'Adiy marah sambil berkata, 'Demi Allah, sungguh aku tidak
akan memberikan sesuatu untukmu."
Kemudian laki-laki tersebut rela, lalu Adiy
berkata, "Demi Allah, sekiranya aku tidak pernah mendengar sabda
Rasulullah ﷺ:
«مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ، ثُمَّ رَأَى
أَتْقَى لِلَّهِ مِنْهَا، فَلْيَأْتِ التَّقْوَى»
'Barangsiapa mengucapkan sumpah, kemudian
dia melihat sesuatu yang yang lebih bisa membuatnya takwa kepada Allah, maka hendaknya
dia melakukan sesuatu yang lebih bisa membuatnya takwa kepada Allah', niscaya
aku tidak akan melanggar sumpahku." [Shahih Muslim]
3) Perintah
menepati sumpah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا
عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ
اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ} [النحل: 91]
Dan tepatilah janji
dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah, setelah
diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat. [An-Nahl: 91]
{إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ
ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَا
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا
يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [آل عمران: 77]
Sesungguhnya orang-orang
yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga
yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah
tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada
hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih. [Ali 'Imran: 77]
4) Tidak
boleh bersumpah demi selain Allah.
Dari
'Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ كَانَ حَالِفًا، فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ
لِيَصْمُتْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa yang bersumpah hendaklah dia
bersumpah atas nama Allah atau kalau tidak, lebih baik diam". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berkata:
«مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain
nama Allah, maka sungguh ia telah berbuat syirik." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا
تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ، وَلَا بِأُمَّهَاتِكُمْ، وَلَا بِالْأَنْدَادِ، وَلَا
تَحْلِفُوا إِلَّا بِاللَّهِ، وَلَا تَحْلِفُوا بِاللَّهِ إِلَّا وَأَنْتُمْ
صَادِقُونَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Janganlah
kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian, dan jangan pula dengan nama
ibu-ibu kalian, serta dengan sekutu-sekutu! Dan janganlah kalian bersumpah
kecuali dengan nama Allah, dan janganlah bersumpah dengan nama Allah kecuali
kalian dalam keadaan benar." [Sunan Abi Daud: Shahih]
5) Anjuran
meninggalkan sumpah jika ada yang lebih baik.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا
تَجْعَلُوا اللَّهَ عُرْضَةً لِأَيْمَانِكُمْ أَنْ تَبَرُّوا وَتَتَّقُوا
وَتُصْلِحُوا بَيْنَ النَّاسِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 224]
Dan janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai
penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan menciptakan kedamaian di
antara manusia. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [Al-Baqarah: 224]
Ø
Abdurrahman bin Samurah
radhiallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«إِذَا
حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ، فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ
يَمِينِكَ، وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika kamu melakukan sumpah, kemudian kamu
melihat suatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat sumpahmu dan lakukanlah yang
lebih baik." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Musa
Al-Asy’ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
«إِنِّي وَاللَّهِ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ -
لاَ أَحْلِفُ عَلَى يَمِينٍ، فَأَرَى غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَتَيْتُ
الَّذِي هُوَ خَيْرٌ، وَتَحَلَّلْتُهَا»
"Sungguh saya demi Allah,
insya Allah tidaklah aku bersumpah dengan suatu sumpah, kemudian kulihat ada
sesuatu yang lebih baik daripadanya, selain kulakukan yang lebih baik, dan
kubayar kafarat sumpahku." [Shahih Bukhari dan Muslim]
6) Kaffarah
sumpah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي
أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ
فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ
أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ
فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ
وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [المائدة: 89]
Allah tidak menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar)
sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang
biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian,
maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat
sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu.
Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur
(kepada-Nya). [Al-Maidah: 89]
7) Larangan
banyak bersumpah sumpah.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ} [القلم: 10]
Dan
janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.
[Al-Qalam: 10]
8) Ancaman
bagi yang bersumpah palsu.
Abdullah bin Amru radhiyallahu
'anhuma mengatakan:
جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الكَبَائِرُ؟ قَالَ: «الإِشْرَاكُ
بِاللَّهِ» قَالَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «ثُمَّ عُقُوقُ الوَالِدَيْنِ» قَالَ:
ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: «اليَمِينُ الغَمُوسُ» قُلْتُ: وَمَا اليَمِينُ الغَمُوسُ؟
قَالَ: «الَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ، هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ» [صحيح
البخاري]
Seorang Arab Badui menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa yang dianggap
dosa-dosa besar itu?' Beliau menjawab, "Menyekutukan Allah" 'Lantas
selanjutnya apa?' Tanyanya. Nabi menjawab, "Mendurhakai orang tua."
'Selanjutnya apa?' Tanyanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab, "Sumpah ghamus." Kami bertanya; 'Apa makna ghamus?' Beliau
jawab, "Maknanya sumpah palsu, dusta, yang karena sumpahnya ia bisa
menguasai harta seorang muslim, padahal sumpahnya bohong belaka." [Shahih
Bukhari]
Ø Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radhiyallahu 'anhu;
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabada:
«مَنْ ادَّعَى دَعْوَى كَاذِبَةً لِيَتَكَثَّرَ بِهَا لَمْ يَزِدْهُ
اللهُ إِلَّا قِلَّةً، وَمَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينِ صَبْرٍ فَاجِرَةٍ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa mengklaim dengan
klaim bohong untuk memperbanyak (harta) dengannya, niscaya Allah tidak akan
menambahnya melainkan hanya menjadi sedikit. Dan demikian pula barangsiapa
bersumpah atas sesuatu dengan sumpah sabar (sumpah yang menahan pemiliknya
untuk melakukan kejahatan) dan kekejian." [Shahih Muslim]
Ø Dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ يَقْتَطِعُ
بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ هُوَ عَلَيْهَا فَاجِرٌ لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ
عَلَيْهِ غَضْبَانُ
"Barangsiapa yang bersumpah yang
dengan sumpahnya itu dia bermaksud mengambil harta seorang muslim dan dia
berdusta atas sumpahnya, maka ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan Allah
murka kepadanya". [Shahih Bukhari]
Hadits
kelima:
5/73-
الْخَامِسُ: عنْ أبي أُمَامَةَ صُدَيَّ بْنِ عَجْلانَ الْباهِلِيِّ رضي اللَّهُ
عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَخْطُبُ في
حَجَّةِ الْودَاع فَقَالَ: "اتَّقُوا اللَّه، وصَلُّوا خَمْسكُمْ، وصُومُوا
شَهْرَكمْ، وأَدُّوا زكَاةَ أَمْوَالِكُمْ، وَأَطِيعُوا أُمَرَاءَكُمْ، تَدْخُلُوا
جَنَّةَ رَبِّكُمْ" رواه التِّرْمذيُّ، في آخر كتابِ الصلاةِ وَقالَ: حديثٌ
حسنٌ صحيح.
Dari Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan
Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saya telah mendengar
khutbah Rasulullah ﷺ ketika haji wada' (tahun 10 H), beliau
bersabda, "Bertakwalah kepada Allah Rabb kalian, kerjakanlah shalat lima
waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta kalian, dan
taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian masuk surga Rabb kalian."
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy pada akhir kitab shalat, dan ia berkata: Hadits
ini hasan shahih]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi
Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan Al-Bahiliy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat biografinya di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Perintah
bertakwa dan keutamaannya.
3) Perintah
shalat dan keutamaannya.
Lihat: Keutamaan shalat dalam As-Sunnah
4) Perintah
puasa dan keutamaannya.
Lihat: Keutamaan puasa
5) Perintah
menunaikan zakat dan keutamaannya.
Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
6) Perintah
taat kepada pemimpin dan keutamaannya.
Lihat: Syarah Arba’in hadits (28) Al-'Irbadh; Taat kepada pemimpin
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (05) Muraqabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...