بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu majlis berbicara dengan suatu kaum, seorang A'rabiy mendatangi beliau dan bertanya: Kapan datangnya hari kiamat?
Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Maka sebagian dari kaum itu berkata: Beliau mendengar apa yang A'rabi itu tanyakan tapi beliau tidak suka dengan pertanyaan itu. Dan yang lain mengatakan: Justru beliau tidak mendengar pertanyaannya. Sampai beliau selesai berbicara dan bertanya:
«أَيْنَ - أُرَاهُ - السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ»
“Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?”
A'rabiy menjawab: Ini aku wahai Rasulullah!
Beliau menjawab:
«فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
"Ketika amanat itu dilalaikan maka tunggulah datangnya hari kiamat"
A'rabiy bertanya lagi: Bagaimana amanat itu dilalaikan?
Beliau menjawab:
«إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ» [صحيح البخاري]
"Jika urusan disandarkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah datangnya hari kiamat". [Shahih Bukhari]
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
2. Adab berkomunikasi; Tidak memutus pembicaraan orang lain.
3. Memberi udzur kepada orang yang melakukan kekeliruan.
As-Sa'ib bin Yazid rahimahullah berkata: "Ketika aku berdiri di dalam masjid tiba-tiba ada seseorang melempar aku dengan kerikil, dan ternyata setelah aku perhatikan orang itu adalah 'Umar bin Al Khaththab radhiyallahu 'anhu. Dia berkata: "Pergi dan bawalah dua orang ini kepadaku."
Maka aku datang dengan membawa dua orang yang dimaksud, Umar lalu bertanya: "Siapa kalian berdua?" Atau "Dari mana asalnya kalian berdua?”
Keduanya menjawab: "Kami berasal dari Tha'if"
'Umar bin Al Khaththab -radhiyallahu 'anhu- pun berkata:
«لَوْ كُنْتُمَا مِنْ أَهْلِ البَلَدِ لَأَوْجَعْتُكُمَا، تَرْفَعَانِ أَصْوَاتَكُمَا فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» [صحيح البخاري]
"Sekiranya kalian dari penduduk sini maka aku akan hukum kalian berdua! Sebab kalian telah meninggikan suara di Masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." [Sahih Bukhari]
4. Memaafkan orang yang melakukan kesalahan.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang A'raby kencing berdiri dalam mesjid, maka para sahabat ingin memukulnya, lalu Rasulullah bersabda kepada mereka:
«دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ» [صحيح البخاري]
“Biarkan ia menyelesaikan kencingnya, kemudian kalia sirami kencingnya denga seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan ummat, bukan untuk menyusahkannya.” [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain, Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Kemudian Rasulullah memanggilnya seraya berkata kepadanya:
«إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ، وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ»
"Sesungguhnya masjid ini tidak layak dari kencing ini dan tidak pula kotoran tersebut. Ia hanya untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur'an"
Lalu beliau memerintahkan seorang laki-laki dari para sahabat (mengambil air), lalu dia membawa air satu ember dan mengguyurnya." [Sahih Muslim]
Muawiyah bin Al-Hakam As-Sulamiy radiyallahu 'anhu berkata: "Ketika aku sedang shalat bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Lalu aku mengucapkan: "Yarhamukallah (semoga Allah memberi Anda rahmat)". Maka seluruh jamaah menujukan pandangannya kepadaku." Aku berkata, "Aduh, celakalah ibuku! Mengapa anda semua memelototiku?" Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak memakiku. Beliau bersabda:
«إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ»
"Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca al-Qur'an." [Sahih Muslim]
5. Tidak ada yang mengetahui pasti kapan datangnya hari kiamat.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا } [الأحزاب: 63]
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. [Al-Ahzaab:63]
Dari Abu Hurairah; Ketika Jibril –‘alaihissalam- bertanya kapan datangnya hari kiamat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
" مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ، وَسَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا رَأَيْتَ الْمَرْأَةَ تَلِدُ رَبَّهَا، فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا، وَإِذَا رَأَيْتَ الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الصُّمَّ الْبُكْمَ مُلُوكَ الْأَرْضِ، فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا، وَإِذَا رَأَيْتَ رِعَاءَ الْبَهْمِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ، فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا فِي خَمْسٍ مِنَ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللهُ "، ثُمَّ قَرَأَ: {إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللهِ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [لقمان: 34] [صحيح البخاري ومسلم]
'Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih mengetahui jawaban-Nya daripada orang yang bertanya, akan tetapi aku akan menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya; yaitu bila kamu melihat hamba wanita melahirkan tuan-Nya. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Kedua) bila kamu melihat orang yang tanpa alas kaki telanjang, tuli, bisu menjadi pemimpin (manusia) di bumi. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Ketiga) apabila kamu melihat penggembala kambing saling berlomba tinggi-tinggian dalam (mendirikan) bangunan. Itulah salah satu tanda-tandanya dalam lima tanda-tanda dari kegaiban, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah," kemudian beliau membaca: '(Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan-Nya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal) " (Qs. Luqman: 34). [Shahih Bukhari dan Muslim]
6. Melalaikan amanat adalah salah satu tanda akan dekatnya kedatangan hari kiamat.
7. Pentingnya manjaga amanah.
a) Perintah menjaga amanah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا} [النساء : 58]
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. [An-Nisaa’: 58]
b) Larangan mengkhianati amanah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ} [الأنفال : 27]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. [Al-Anfaal: 27]
c) Orang beriman senantiasa menjaga amanah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) ... وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8)} [المؤمنون : 1 و8]
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, ... Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. [Al-Mu’minun: 1 dan 8]
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menkhutbahi kami kecuali beliau mengatakan:
" لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ " [مسند أحمد: حسن]
"Tidak sempurna imannya orang yang tidak menjaga amanahnya". [Musnad Ahmad: Hasan]
d) Sifat orang munafiq suka menyalahi amanah.
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Ada empat sifat, barangsiapa yang ada pada dirinya sifat tersebut maka ia adalah munafiq yang murni, dan barangsiapa yang ada padanya salah satu sifat tersebut maka padanya telah ada sifat munafiq sampai ia meninggalkannya: Jia diberi amanah ia berkhianat, jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika bertengkar ia melampaui batas”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
e) Lepas dari sifat berkeluh kesah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) ... وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (32)} [المعارج : 19-22 و32]
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, ... Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. [Al-Ma’arij: 19-22 dan 32]
f) Yang tidak menjalankan amanah tidak akan mencium bau harum surga.
Dari Ma'qil bin Yasar radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً، فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ، إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ» [صحيح البخاري]
"Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga." [Sahih Bukhari]
8. Jenis-jenis amanah:
a. Menjalankan syari’at Islam termasuk amanat.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا} [الأحزاب: 72]
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat (tugas-tugas keagamaan) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. [Al-Ahzaab:72]
b. Jabatan adalah amanah.
Abu Dzar radhiallahu 'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat)?"
Abu Dzar berkata: "Kemudian beliau menepuk bahuku dengan tangan beliau seraya bersabda:
«يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ ضَعِيفٌ، وَإِنَّهَا أَمَانَةُ، وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا، وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا» [صحيح مسلم]
"Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar." [Sahih Muslim]
c. Hubungan suami istri adalah amanah.
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْأَمَانَةِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya amanat yang paling besar di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah seseorang yang bersetubuh dengan istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian dia (suami) menyebarkan rahasianya." [Shahih Muslim]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika khutbah di padang Arafah:
اتَّقُوا اللهَ فِي النِّسَاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ، وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ، فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ [صحيح مسلم]
"Bertakwahlah kalian kepada Allah (jangalah diri kalian) terhadap wanita. Karena kalian mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan kalimat Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka punya hak atasmu, yaitu nafkah dan pakaian yang pantas". [Shahih Muslim]
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Cukuplah seseorang itu berdosa jika menelantarkan orang yang berada dalam tanggungannya”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/Nasehat-pernikahan.html
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/Nasehat-pernikahan.html
d. Rahasia adalah amanah.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ بِالْحَدِيثِ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ» [سنن أبي داود: حسن]
"Jika seorang laki-laki membicarakan hadits lalu ia menoleh (ke kanan dan ke kiri), maka itu adalah orang yang amanah." [Sunan Abi Daud: Hasan]
e. Sebaik-baik pemberi nasehat adalah yang amanah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ} [الأعراف: 68]
“Aku menyampaikan amanat-amanat (risalah) Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu". [Al-A’raaf: 68]
9. Bagaimana amanat diangkat oleh Allah?
Hudzaifah -radhiallahu 'anhu- mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami dua hadits, satunya sudah saya lihat sendiri dan satunya aku sedang menunggu-nunggu (terjadi), beliau menceritakan kepada kami:
أَنَّ الأَمَانَةَ نَزَلَتْ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ، ثُمَّ عَلِمُوا مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ عَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ
"Bahwa Amanat mula-mula turun pada relung hati orang-orang, lantas mereka paham terhadap alquran dan paham terhadap sunnah."
Hudzaifah menceritakan kepada kami bagaimana amanah diangkat, Nabi bersabda;
" يَنَامُ الرَّجُلُ النَّوْمَةَ، فَتُقْبَضُ الأَمَانَةُ مِنْ قَلْبِهِ، فَيَظَلُّ أَثَرُهَا مِثْلَ أَثَرِ الوَكْتِ، ثُمَّ يَنَامُ النَّوْمَةَ فَتُقْبَضُ فَيَبْقَى أَثَرُهَا مِثْلَ المَجْلِ، كَجَمْرٍ دَحْرَجْتَهُ عَلَى رِجْلِكَ فَنَفِطَ، فَتَرَاهُ مُنْتَبِرًا وَلَيْسَ فِيهِ شَيْءٌ، فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُونَ، فَلاَ يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الأَمَانَةَ، فَيُقَالُ: إِنَّ فِي بَنِي فُلاَنٍ رَجُلًا أَمِينًا، وَيُقَالُ لِلرَّجُلِ: مَا أَعْقَلَهُ وَمَا أَظْرَفَهُ وَمَا أَجْلَدَهُ، وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ "
"seseorang tertidur nyenyak kemudian amanat dicerabut dari hatinya, dan masih ada bekasnya seperti bekas yang kecil, kemudian dia tidur lagi dan amanat dicerabut darinya sehingga bekasnya seperti kutu di tangan, sepeti bara yang kau gelindingkan di kakimu sehingga ia memar (beram-beram), maka engkau melihatnya beram-beram (memar) padahal sebenarnya tidak terjadi apa-apa, dan manusia secara beruntun melakukan baiat dan nyaris tak seorang pun menunaikan amanat dengan baik, dan ada berita bahwa di bani fulan ada seseorang yang dapat di percaya, kemudian dikatakan kepada tersebut; 'alangkah cerdasnya dia, alangkah bijaknya dia, alangkah pemberaninya dia, ' padahal tidak ada seberat biji gandum pun iman di dalam hatinya"
Haudzaifah berkata: Pernah datang suatu masa kepadaku yang ketika itu aku tak peduli siapa diantara kalian yang aku temanu jual beli, kalaulah ia muslim, maka keIslamannya akan mengembalikannya kepadaku, dan kalaulah nasrani, penarik pajaknya akan mengembalikannya kepadaku, namun hari ini aku tidak berbisnis selain dengan fulan dan fulan." [Shahih Bukhari dan Muslim]
10. Menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya adalah bentuk pelalaian amanah.
Dari Abu Umayyah Al-Jumahiy radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ثَلَاثًا: إِحْدَاهُنَّ أَنْ يُلْتَمَسَ الْعِلْمُ عِنْدَ الْأَصَاغِرِ " [الزهد والرقائق لابن المبارك]
"Diantara tanda datangnya hari kiamat ada tiga: Salah satunya adalah ketika ilmu agama diambil dari orang-orang yang masih muda (ilmunya sedikit)". [Az-Zuhd karya Ibnu Al-Mubarak]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ»
"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh kedustaan, pendusta dipercaya, dan orang jujur didustakan, penghianat diberi amanah, dan orang amanah dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah turut berbicara"
Ditanyakan: Apa itu ar-rawaibidhah?
Beliau menjawab:
«الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Orang bodoh (hina) berkomentar dalam urusan umum (yang bukan keahlihannya)". [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Dalam riwayat lain:
«السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ» [مسند أحمد: حسن]
"Orang bodoh yang berbicara tentang urusan umum". [Musnad Ahmad: Hasan]
11. Memberikan tugas dan jabatan kepada yang kuat (ahli dibidangnya) dan bersifat amanah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ} [القصص: 26]
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". [Al-Qashash: 26]
{قَالَ اجْعَلْنِي عَلَىٰ خَزَائِنِ الْأَرْضِ ۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ} [يوسف : 55]
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". [Yusuf: 5]
{قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ} [النمل: 39]
Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". [An-Naml: 39]
12. Beberapa tanda dekatnya kedatangan hari kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak akan datang hari kiamat sampai ada orang yang melewati suatu kuburan dan berkata: Seandainya saja aku yang berada di dalam kubur ini.” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَمُرَّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ [صحيح ابن خزيمة]
"Diantara tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah jika seseorang masuk masjid kemudian ia tidak shalat di dalamnya dua raka'at". [Sahih Ibnu Khuzaimah]
Dari 'Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَقُومُ، حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ، لاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلاَ تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمُ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya kiamat tidak akan datang sampai seseorang dari kalian berkeliling membawa sedekahnya, ia tidak mendapatkan orang yang mau menerimanya darinya. Kemudian seseorang dari kalian akan berdiri di hadapan Allah, tidak ada di antara ia dengan Allah hijab dan penerjemah yang menerjemahkan untuknya. Kemudian dikatakan padanya: Tidakkah Aku memberikanmu harta? Maka ia menjawab: Tentu. Kemudian dikatakan lagi padanya: Tidakkah aku mengutus Rasul kepadamu? Maka ia menjawab: Tentu. Kemudian ia melihat di sebelah kanannya, maka ia tidak melihat kecuali neraka, kemudian melihat di sebelah kirinya, maka ia tidak melihat kecuali neraka. Maka hendaklah seorang dari kalian menghidari neraka sekalipun hanya dengan bersedekah setengah biji kurma, dan jika ia tidak punya maka dengan kalimat (ucapan) yang baik". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا، كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ " [صحيح مسلم]
"Tidak akan datang hari kiamat sampai Madinah menghabiskan orang-oran yang buruk di dalamnya sebagaimana tungku api membersihkan kotorang besi". [Sahih Muslim]
13. Hari kiamat pasti akan datang.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{السَّاعَةَ لَآَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ} [غافر: 59]
Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman. [Gaafir:59]
14. Kematian seseorang adalah hari kiamat untuknya.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Ada beberapa laki-laki Arab Badui yang keras perangainya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka bertanya kepada beliau kapan kiamat terjadi?
Kontan beliau melihat yang paling muda di antara mereka sembari mengatakan:
«إِنْ يَعِشْ هَذَا لاَ يُدْرِكْهُ الهَرَمُ حَتَّى تَقُومَ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ»
"Jika anak ini hidup, niscaya belum ia lanjut usia, hingga telah kalian temui kiamat kalian."
Hisyam berkata: Maksudnya “kematian mereka”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
15. Apa yang telah kita persiapkan untuk datangnnya hari kiamat.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [الأنعام: 31]
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. [Al-An'aam:31]
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?
Rasulullah balik bertanya:
«وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا»
"Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"
Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»
"Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti".
Anas berkata: Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr, dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]
16. Tetap beramal walau kiamat sudah datang.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ» [مسند أحمد: صحيح]
"Jika hari kiamat tiba sesaat lagi, dan di tangan salah seorang di antara kalian ada sebatang bibit kurma; jika ia mampu menanamnya sebelum kiyamat tiba, maka hendaklah ia menanamnya segera". [Musnad Ahmad: Shahih]
17. Kiamat datang di hari Jum'at.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ » [صحيح مسلم]
“Hari kiamat tidak akan tiba kecuali pada hari jum'at.” [Sahih Muslim]
Dari Abu Lubabah bin Abdul Mundzir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ...، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيَاحٍ وَلَا جِبَالٍ وَلَا بَحْرٍ إِلَّا وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ [سنن ابن ماجه: حسن]
“Sesungguhnya hari Jum'at adalah tuannya hari, dan paling mulia di sisi Allah. ... Dan pada hari Jum'at hari kiamat tiba, tidak satu malaikat terdekat pun, tidak pula langit, bumi, angin, gunung, dan lautan kecuali mereka takut pada hari Jum'at.” [Ibnu Majah Hasan]
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/Keistimewaan-hari-Jum'at-i.html
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/Keistimewaan-hari-Jum'at-i.html
18. Kenapa datangnya hari kiamat dirahasiakan?
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى} [طه: 15، 16]
Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. [Thahaa:15]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: 4 Sifat orang bertakwa; Tafsir surah Ali 'Imran ayat 133-136 - Berlomba dalam urusan akhirat - Motivasi hijrah di zaman Fitnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...