بسم
الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- tidak mencantukan judul, akan tetapi langsung menyebutkan
2 ayat dan 3 hadits yang menunjukkan larangan meminta pertolongan kepada orang
shalih yang sudah wafat:
1.
Firman Allah subhanahu
wata'aalaa:
{أَيُشْرِكُونَ
مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ . وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ
نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ} [الأعراف: 191-192]
Apakah mereka mempersekutukan (Allah
dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan
berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. [Al-A'raaf: 191-192]
2.
Firman Allah subhanahu
wata'aalaa:
{وَالَّذِينَ
تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا
يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ
الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ} [فاطر: 13-14]
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari (dari biji
kurma). Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau
mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari
kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi
keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.
[Fathir: 13 - 14]
a) Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Bahwa gigi geraham
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah ketika perang Uhud, dan
kepala beliau juga terluka hingga mengalirkan darah, beliau lalu bersabda:
كَيْفَ
يُفْلِحُ قَوْمٌ شَجُّوا نَبِيَّهُمْ وَكَسَرُوا رَبَاعِيَتَهُ وَهُوَ يَدْعُوهُمْ
إِلَى اللَّهِ! فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ
شَيْءٌ} [آل عمران: 128]
"Bagaimana bisa suatu kaum akan beruntung, sedangkan
mereka melukai Nabinya dan mematahkan gigi gerahamnya. Sedangkan ia mengajak
mereka untuk beriman kepada Allah! Maka Allah ‘azza wa jalla menurunkan ayat: '{Kamu tidak memiliki
wewenang apa-apa terhadap urusan mereka ... }' (Ali Imran: 128). [Shahih
Muslim]
b) Dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma:
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ مِنَ الرَّكْعَةِ
الآخِرَةِ مِنَ الفَجْرِ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ العَنْ فُلاَنًا وَفُلاَنًا
وَفُلاَنًا» بَعْدَ مَا يَقُولُ «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ
الحَمْدُ» فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ
عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ} [آل
عمران: 128]
Bahwasanya ia mendengar saat Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengangkat kepalanya dari rukuk di rakaat terakhir shalat
Subuh, beliau mengucapkan: "Ya Allah, laknatlah Fulan, Fulan dan Fulan"
yaitu setelah beliau mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah, rabbanaa
walakalhamdu." Setelah itu Allah menurunkan ayat: '{Tak ada
sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau
Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka
itu orang-orang yang zalim}
' (Ali Imran: 128) [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
" كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عَلَى
صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ، وَسُهَيْلِ بْنِ عَمْرٍو، وَالحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ،
فَنَزَلَتْ {لَيْسَ لَكَ مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ} - إِلَى قَوْلِهِ - {فَإِنَّهُمْ
ظَالِمُونَ} " [آل عمران: 128]
"Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah mendoakan (kejelekkan) kepada Shafwan bin Umayyah, Suhail
bin 'Amru dan Al-Harits bin Hisyam, lalu turunlah ayat: '{Tak
ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu}
-hingga firmanNya- {Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim)
' (Qs. Ali Imran: 128). [Shahih
Bukhari]
c)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَأَنْذِرْ
عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ} [الشعراء: 214]، قَالَ: «يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ - أَوْ
كَلِمَةً نَحْوَهَا - اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ، لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ
شَيْئًا، يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا،
يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ المُطَّلِبِ لاَ أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا،
وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ
شَيْئًا، وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لاَ
أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا» [صحيح البخاري
ومسلم]
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berdiri ketika diturunkan kepadanya ayat: {Dan
peringatkanlah keluargamu yang terdekat} (Asy-Syu'ara: 214). Beliau
bersabda: "Wahai orang-orang Quraisy, -atau ucapan yang serupa dengannya-
belilah diri kalian dari Allah, saya tidak mampu
menolong kalian sedikitpun dari Allah, wahai Bani Abd Manaf, saya tidak
mampu menolong kalian sedikitpun dari Allah, wahai Abbas bin Abdul Muththalib,
saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah, wahai Shafiyah bibi
Rasulullah, saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah, wahai
Fathimah binti Muhammad mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan dari hartaku,
saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Dari ayat dan hadits di
atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 13 poin penting:
1)
Tafsir dua ayat di atas.
Lima
alasan tidak boleh meminta dan menyembah selain Allah:
a.
Mereka tidak bisa menciptakan dan memiliki sesuatu sekecil apapun.
b.
Mereka semua adalah makhluk Allah subhanahu wata’aalaa.
c.
Tidak mampu memberi pertolongan pada selainnya.
d.
Tidak mampu menolong dirinya sendiri.
e.
Nanti akan menginkari orang yang menyembahnya.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَالَّذِينَ يَدْعُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ} [النحل: 20]
Dan
berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu
apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. [An-Nahl: 20]
{قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ
مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا
فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ
ظَهِيرٍ} [سبأ: 22]
Katakanlah:
"Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka
tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka
tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan
sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. [Saba’: 22]
{وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً
لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ
ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا} [الفرقان: 3]
Kemudian
mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang
tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan
tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula
untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan,
menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. [Al-Furqan: 3]
{وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ
آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (74) لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ} [يس: 74، 75]
Mereka
mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.
Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka. [Yasin: 74-75]
{لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ
يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ
كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ
الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ} [الرعد: 14]
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan)
doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat
memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan
kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air
itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu,
hanyalah sia-sia belaka.
[Ar-Ra’d: 14]
2)
Kisah perang Uhud.
Terjadi pada tahun 3 hijriyah ketika
musyrikin Mekkah hendak membalas kekalahan mereka pada perang Badr dengan
mendatangi Madinah. Tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersama
sahabatnya keluar menahan mereka di kaki gunung Uhud.
Awalnya umat Islam memenangkan peperangan,
akan tetapi setelah beberapa sahabat menyelisihi perintah Nabi shallallau
‘alaihi wasallam untuk tidak meninggalkan bukit sampai ada perintah,
akhirnya umat Islam dikalahkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
terluka dan beberapa sahabatnya syahid diantaranya Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu
‘anhu.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَلَقَدْ
صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا
فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ
مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ
الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ
وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 152]
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi
janji-Nya kepada kamu (di perang Uhud), ketika kamu membunuh mereka dengan
izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu
(pelaksanaan perintah nabi Muhammad) dan mendurhakai perintah (rasul) sesudah
Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai (kemenangan). Di antaramu ada
orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki
akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari (mengalahkan) mereka untuk
menguji kamu, dan sesunguhnya Allah Telah mema'afkan kamu. dan Allah mempunyai
karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman. [Ali 'Imran:152]
3)
Rasulullah, pemimpin para Rasul melakukan qunut dan para
sahabat pemimpin para wali Allah mengaminkan dalam shalat.
Ini menunjukkan bahwa semua makhluk
membutuhkan Allah subhanahu wata’aalaa maka tidak pantas memohon kepada
selainNya sakalipun kepada makhluk yang paling mulia. Allah subhanahu
wata'ala berfriman:
{أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ
مَحْذُورًا} [الإسراء:
57]
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka
sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih
dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. [Al-Israa':
57]
{إِنَّ
الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الأعراف: 194]
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu
seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu.
Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan
permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. [Al-A'raaf: 194]
4)
Yang dido’akan laknat atas mereka adalah orang kafir.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ
وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (161) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ
عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ} [البقرة:
161، 162]
Sesungguhnya
orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat
laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam
laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka
diberi tangguh.
[Al-Baqarah: 161-162]
{وَعَدَ
اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ
مُقِيمٌ} [التوبة:
68]
Allah
mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir
dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi
mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. [At-Taubah: 67-68]
5)
Mereka telah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan oleh
umumnya orang kafir, antara lain mereka melukai Nabi mereka, berupaya
membunuhnya, dan mengoyak-ngoyak tubuh para korban padahal yang terbunuh itu
adalah sanak family mereka.
'Aisyah radhiyallahu 'anha,
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bercerita bahwa dia pernah
bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ
أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ، قَالَ: " لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا
لَقِيتُ، وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ العَقَبَةِ، إِذْ عَرَضْتُ
نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلاَلٍ، فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى
مَا أَرَدْتُ، فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي، فَلَمْ أَسْتَفِقْ
إِلَّا وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي، فَإِذَا أَنَا
بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي، فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ، فَنَادَانِي
فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَمَا رَدُّوا
عَلَيْكَ، وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ
فِيهِمْ، فَنَادَانِي مَلَكُ الجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ، ثُمَّ قَالَ: يَا
مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ
الأَخْشَبَيْنِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَلْ
أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ
وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا " [صحيح
البخاري ومسلم]
"Apakah baginda pernah mengalami
peristiwa yang lebih berat dari kejadian perang Uhud?".
Beliau menjawab: "Sungguh aku sering
mengalami peristiwa dari kaummu. Dan peristiwa yang paling berat yang pernah
aku alami dalam menghadapi mereka adalah ketika peristiwa Al-'Aqabah, saat aku
menawarkan diriku kepada Ibnu 'Abdi Yalil bin 'Abdu Kulal agar membantuku namun
dia tidak mau memenuhi keinginanku hingga akhirnya aku pergi dengan wajah
gelisah dan aku tidak menjadi tenang kecuali ketika berada di Qarnu
Ats-Tsa'aalib (Qarnu Al-Manazil). Aku mendongakkan kepalaku ternyata aku berada
di bawah awan yang memayungiku lalu aku melihat ke arah sana dan ternyata ada
malaikat Jibril yang kemudian memanggilku seraya berkata; "Sesungguhnya
Allah mendengar ucapan kaummu kepadamu dan apa yang mereka timpakan kepadamu.
Dan Allah telah mengirim kepadamu malaikat gunung yang siap diperintah apa saja
sesuai kehendakmu".
Maka malaikat gunung berseru dan memberi
salam kepadaku kemudian berkata; "Wahai Muhammad". Maka dia berkata;
"apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu kehendaki, aku timpakan
kepada mereka dua gunung ini".
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidak. Bahkan aku berharap Allah akan memunculkan dari anak
keturunan mereka orang yang menyembah Allah satu-satunya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun". [Shahih Bukhari dan Muslim]
6)
Terhadap peristiwa itulah Allah menurunkan firmanNya kepada
beliau: {Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu} [Ali ‘Imran: 128]
Urusan
azab dan rahmat Allah tidak diwakilkan kepada siapapun walau ia seorang Rasul
paling mulia. Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 129]
Kepunyaan Allah apa yang ada di langit
dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia
menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Ali 'Imran: 129]
Ø Dari Jundab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bercerita:
أَنَّ
رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ! وَإِنَّ اللَّهَ
تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ
لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
"Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi
Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si Fulan.' Sementara Allah
berfirman: 'Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya
Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah
mengampuni si Fulan dan telah memutuskan amal perbuatanmu."
Kurang lebih begitulah sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. [Shahih Muslim]
7)
Allah berfirman: {atau Allah menerima taubat mereka,
atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim},
kemudian Allah pun menerima taubat mereka, dan mereka menjadi beriman.
Diantara mereka yang bertaubat dan beriman:
Shafwan bin Umayyah, Suhail bin 'Amru, Al-Harits bin Hisyam, Khalid bin Walid dan
selainnya radhiyallahu ‘anhum. Allah
subhanahu wata'ala berfriman:
{وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى
مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [التوبة:
15]
Dan Allah menerima taubat orang yang
dikehendaki-Nya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [At-Taubah: 15]
Lihat:
Taubat, kenapa tidak?!
8)
Anjuran qunut ketika umat Islam ditimpa musibah.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ رِعْلٌ، وَذَكْوَانُ، وَعُصَيَّةُ، وَبَنُو لَحْيَانَ،
فَزَعَمُوا أَنَّهُمْ قَدْ أَسْلَمُوا، وَاسْتَمَدُّوهُ عَلَى قَوْمِهِمْ،
«فَأَمَدَّهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعِينَ مِنَ
الأَنْصَارِ»، قَالَ أَنَسٌ: كُنَّا نُسَمِّيهِمُ القُرَّاءَ، يَحْطِبُونَ
بِالنَّهَارِ وَيُصَلُّونَ بِاللَّيْلِ، فَانْطَلَقُوا بِهِمْ، حَتَّى بَلَغُوا
بِئْرَ مَعُونَةَ، غَدَرُوا بِهِمْ وَقَتَلُوهُمْ، فَقَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى
رِعْلٍ، وَذَكْوَانَ، وَبَنِي لَحْيَانَ [صحيح
البخاري ومسلم]
Bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh (utusan) suku Ri'l,
Dzakwan dan Banu Lahyan yang mengaku memeluk Islam lalu mereka meminta Beliau shallallahu
'alaihi wasallam agar membimbing (keIslaman) mereka. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pun membimbing keIslaman mereka dengan mengutus tujuh
puluh orang kalangan Anshar yang mereka kami sebut Al Qurra', yaitu orang-orang
yang bekerja keras di siang hari dan mendirikan shalat di malam hari. Maka
berangkatlah mereka bersama utusan para suku itu, hingga ketika sampai di Bi'ru
Ma'unah para suku itu mengkhiyanati dan membunuh para qurra' tersebut. Kemudian
Beliau melakukan qunut selama satu bulan untuk mendoakan kebinasaan suku Ri'la,
Dzakwan dan Banu Lahyan. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Apakah dianjurkan qunut ketika umat Islam ditimpa wabah penyakit?
Ulama
berselisih dalam masalah ini:
Yang tidak
membolehkan beralasan bahwa tidak dinukil dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam begitu pula dari sahabatnya mereka qunut ketika ada wabah penyakit
menular.
Yang
berpendapat boleh dan dianjurkan beralasan dengan anjuran berdo’a
meminta perlindungan dari penyakit sedangkan qunut termasuk do’a. Dan wabah
penyakit menular termasuk nazilah (musibah) yang menimpa umat Islam.
Lihat: https://www.alukah.net/
9)
Menyebut nama-nama mereka beserta nama orang tua mereka
ketika dido’akan laknat dalam shalat.
10)
Boleh melaknat orang kafir tertentu dalam qunut.
Yang tepat: Tidak boleh melaknat orang kafir secara person tertentu
karena dalam hadits Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditegur
oleh Allah subhanahu wata’aalaa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى
أَحَدٍ أَوْ يَدْعُوَ لِأَحَدٍ، قَنَتَ بَعْدَ الرُّكُوعِ، فَرُبَّمَا قَالَ:
" إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ
الحَمْدُ اللَّهُمَّ أَنْجِ الوَلِيدَ بْنَ الوَلِيدِ، وَسَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ،
وَعَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ، اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ،
وَاجْعَلْهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ " يَجْهَرُ بِذَلِكَ، وَكَانَ يَقُولُ
فِي بَعْضِ صَلاَتِهِ فِي صَلاَةِ الفَجْرِ: «اللَّهُمَّ العَنْ فُلاَنًا
وَفُلاَنًا، لِأَحْيَاءٍ مِنَ العَرَبِ» حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ: {لَيْسَ لَكَ
مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ} [آل عمران:
128] الآيَةَ [صحيح البخاري]
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
jika ingin mendoakan kecelakaan kepada seseorang atau berdoa keselamatan kepada
seseorang beliau selalu qunut setelah rukuk." Terkadang beliau ketika
selesai mengucapkan: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH" beliau
berdoa: "Wahai Rabb kami bagi-Mu segala pujian, Ya Allah selamatkanlah
Al-Walid bin Al-Walid, Salamah bin Hisyam, dan 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah. Ya
Allah keraskanlah hukuman-Mu atas Mudhar, dan timpakanlah kepada mereka
tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun pada masa Yusuf." Beliau
mengeraskan bacaan tersebut, beliau juga membaca pada sebagian shalat yang
lainnya, beliau membaca pada shalat Subuh: "Ya Allah, laknatlah si
Fulan dan si Fulan dari penduduk Arab." Sampai akhirnya Allah ‘Azza
Wa Jalla mewahyukan kepada beliau: {Tak ada sedikitpun campur tanganmu
dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka
karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim} (Ali Imran:
128)." [Shahih Bukhari]
11)
Kisah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika diturunkan
kepadanya firman Allah {Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat}
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. [At-Tahriim:6]
12)
Kesungguhan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam
masalah ini, sehingga beliau melakukan sesuatu yang menyebabkan dirinya dituduh
gila, demikian pula halnya jika dilakukan oleh orang beriman pada masa
sekarang.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو
آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ} [الصافات: 35،
36]
Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah"
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash-Shaffaat: 35-36]
{كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ} [الذاريات: 52]
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang
datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan:
"Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila".
[Adz-Dzariyaat: 52]
13)
Peringatan beliau kepada kerabat jauh dan dekatnya “saya
tidak mampu menolong kalian sedikitpun dari Allah”, sampai beliau bersabda:
“wahai Fathimah binti Muhammad saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun
dari Allah”.
Jika beliau sebagai pemimpin para Rasul telah
berterus-terang tidak bisa membela putrinya sendiri pemimpin kaum wanita di
jagat raya ini, dan jika orang mengimani bahwa beliau tidak mengatakan sesuatu
kecuali yang benar, kemudian kita memperhatikan apa yang ada pada hati
orang-orang tertentu (yang dijadikan panutan) pada hari ini maka tampak baginya
bahwa tauhid telah ditinggalkan dan agama sudah menjadi asing.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا
أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (20) قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
(21) قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ
مُلْتَحَدًا (22) إِلَّا بَلَاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالَاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا} [الجن: 20 - 23]
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya
menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".
Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu
kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan".
Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat
melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat
berlindung selain daripada-Nya". Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan
(peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. [Al-Jin: 20-23]
Wallahu a’lam!
Assalamulaikum....sudi kira nya pak ustad mengunjungi blog saya untuk baca-baca dan mengoreksi nya
BalasHapusSyukran
https://bincangislam.wordpress.com/2020/07/04/menafsir-ulang-jihad-ofensif/
Wa'alaikum salam, alhamdulillah sudah berkunjung, baarakallahu fiik, semoga Allah subhanahu wata'aalaa senantiasa membimbing kita agar senantiasa berada dalam taufiqNya. Amiin!
HapusAamiin terimakasih ustad atas kunjungan nya ke blog saya...saya juga sangat suka blog ustad yang padat dalil2 sahih di sertai takhrij2 hadist nya dan arab nya...saya tunggu pos2'selanjut nya
Hapussyukran
Semoga Allah subhanahu wata'aalaa senantiasa menerima dan memberkahi segala amal shalih kita, amiin!
Hapus