بسم الله الرحمن الرحيم
Pada beberapa postingan sebelumnya telah
dibahas tentang masalah takdir:
Orang yang senantiasa meyakini akan adanya tadir
dan ketetapan Allah subhanahu wa ta'aalaa akan merasakan kenikmatan
dalam segala aspek kehidupannya.
1) Menguatkan keyakinan akan maha
luasnya ilmu Allah, mengetahui segala sesuatu di alam semesta. Mengetahui yang
sudah terjadi, dan yang akan terjadi, bahkan mengetahui yang tidak terjadi
sekiranya terjadi.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ
شَيْءٍ عِلْمًا} [الطلاق: 12]
Dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu. [Ath-Thalaaq:12]
{إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا} [طه: 98]
Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang
tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. [Thaahaa: 98]
{ذَلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ} [المائدة: 97]
Demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya
Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[Al-Maidah:97]
2) Menguatkan keyakinan akan
kemaha-kuasaan Allah, tidak ada yang terjadi di alam semesta kecuali di bawah
kendali-Nya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [الزمر: 62]
Allah menciptakan segala sesuatu. [Az-Zumar:62]
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَلَقَ اللهُ كُلَّ صَانِعٍ ، وَصَنْعَتَهُ [مسند
البزار: صحيح]
"Allah
menciptakan semua yang berbuat dan perbuatannya". [Musnad Al-Bazzar: Shahih]
3) Menguatkan keyakinan akan kemaha-adilan
dan luasnya rahmat Allah.
Ibnu Ad-Dailamiy –rahimahullah-
berkata: "Aku mendatangi Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu, lalu aku katakan kepadanya, "Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku
tentang perkara takdir, maka ceritakanlah kepadaku tentang sesuatu semoga Allah
menghilangkan keresahan itu dari dalam hatiku."
Ubay -radhiyallahu 'anhu- menjawab:
«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ
سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ
رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ
أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ
مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ
لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ
عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ» [سنن أبي
داود: صحيح]
"Jika Allah
menyiksa semua makluk yang ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu
kezhaliman yang Dia lakukan atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat
kepada mereka, sesungguhnya rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah
mereka lakukan. Jika engkau bersedekah dengan emas sebesar gunung Uhud di jalan
Allah, maka Allah tidak akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir.
Dan engkau mengetahui bahwa apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak
akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu
tidak akan engkau dapatkan. Jika engkau meninggal bukan di atas keyakinan yang
demikian ini, maka engkau akan masuk neraka."
Abu Ad-Dailamiy berkata, "Kemudian aku
mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu
mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula.
Kemudian aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah
hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu pula." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
4) Tidak berputus-asa atas musibah
dan tidak sombong atas nikmat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ
وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ
ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ
وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ}
[الحديد : 22-23]
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [Al-Hadiid: 22-23]
5) Menguatkan tawakkal dan
senantiasa hanya memohon kepada Allah semata.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ
اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ}
[التوبة : 51]
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan
menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah
Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakal". [At-Taubah: 51]
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Suatu hari aku
duduk di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda:
«يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ،
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ
الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ
إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ
يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ
عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»
“Wahai bocah,
sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah
akan menjagamu, jagalah Allah kau akan mendapati-Nya di hadapanmu, jika kau
meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika kau minta bantuan maka mintalah
kepada Allah, ketahuilah .. sesungguhnya jika semua umat sepakat untuk memberimu
suatu yang bermanfaat, mereka tidak akan memberimu kecuali sesuatu yang sudah
ditakdirkan Allah untukmu, dan seandainya mereka sepakat untuk mencelakaimu
dengan sesuatu, mereka tidak akan bisa mencelakaimu kecuali sesuatu yang sudah
ditakdirkan Allah kepadamu, pena telah diangkat dan lembaran telah kering.
[Sunan Tirmidzi: Sahih]
6) Senantiasa merasa takut dan
penuh harapan kepada Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" احْتَجَّتِ النَّارُ، وَالْجَنَّةُ،
فَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الْجَبَّارُونَ، وَالْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتْ:
هَذِهِ يَدْخُلُنِي الضُّعَفَاءُ، وَالْمَسَاكِينُ، فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
لِهَذِهِ: أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَقَالَ لِهَذِهِ: أَنْتِ
رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا
" [صحيح مسلم]
"Neraka dan
surga berdebat, neraka berkata: Yang masuk kepadaku adalah orang-orang dzalim
dan sombong! Surga berkata: Yang masuk kepadaku adalah kaum lemah dan miskin!
Maka Allah 'azza wa jalla berfirman kepada neraka: Engkau adalah
siksaan-Ku, Aku menyiksa denganmu siapapun yang aku inginkan! Dan berfirman
kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati dengamu siapapun yang
Aku inginkan, dan masing-masing dari kalian ada penghuninya". [Sahih
Muslim]
Ø Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Telah bercerita kepada kami Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan dialah orang yang jujur dan berita yang dibawanya
adalah benar:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ
أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ
كَلِمَاتٍ فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ
"Setiap orang dari kalian telah
dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama
empat puluh hari kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula
kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging) selama itu pula kemudian
Allah mengirim malaikat yang diperintahkan dengan empat ketetapan (dan
dikatakan kepadanya): Tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan
bahagianya! Lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang akan ada yang
beramal dengan amal-amal penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya
dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan
taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga kemudian masuk
surga, dan ada juga seseorang yang beramal dengan amal-amal penghuni surga
hingga tak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu
dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan
amalan penghuni neraka lalu dia masuk neraka". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy radhiyallahu
'anhuma;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الْآخَرُونَ
إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا
يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ فَقَالَ: مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلَانٌ! فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَمَا إِنَّهُ مِنْ
أَهْلِ النَّارِ "، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ: أَنَا صَاحِبُهُ قَالَ:
فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ
قَالَ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ
نَصْلَ سَيْفِهِ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى
سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ! قَالَ:
" وَمَا ذَاكَ ؟" قَالَ: الرَّجُلُ الَّذِي ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ
مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ، فَقُلْتُ أَنَا لَكُمْ بِهِ
فَخَرَجْتُ فِي طَلَبِهِ ثُمَّ جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ
فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ فِي الْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ
تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ: " إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ
أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ "
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin lalu saling berperang. Ketika
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara
Beliau dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka, ada di antara
sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorang yang ditemukan
dalam keadaan sendirian terluka sangat parah dan terbunuh oleh pedang. Lalu
setelah itu ada yang berkata: "Hari ini tidak ada seorangpun di antara
kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat Fulan ini".
Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ketahuilah sungguh dia termasuk dari golongan ahlu
neraka".
Lalu ada seseorang lak-laki di tengah orang
banyak menimpal; "Aku ada bersama orang itu, laki-laki itu bercerita bahwa
ia pergi bersama Fulan, hingga apabila dia berhenti diapun ikut berhenti dan
apabila dia maju menyerang iapun ikut menyerang, laki-laki itu berkata; "Lalu
Fulan tersebut terluka sangat parah sehingga mengantarkannya hampir kepada
kematian. Lalu laki-laki itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya
diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri". Maka
orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa Tuan adalah benar-benar
utusan Allah".
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya: "Kenapa kamu berkata begitu?"
Orang ini menjawab: "Karena Fulan yang
Tuan sebutkan tadi benar-benar dia penghuni neraka".
Maka orang-orang kaget mendengar ucapannya
itu. Aku katakan: "Aku menjadi saksinya. Aku telah keluar bersamanya
dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah hampir
menemui ajalnya lalu dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya
diletakkah diantara dua dadanya lalu lnya lalu dia meletakkan pedangnya di
tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu nya lalu dia
meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua
dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri. Maka pada kesempatan itu juga
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada
seseorang yang mengamalkan amalan ahlu surga berdasarkan yang nampak oleh
manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu neraka. Dan ada seseorang
yang mengamalkan amalan ahlu neraka berdasarkan yang nampak oleh manus adalah
dari golongan ahlu neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu
neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari
golongan ahlu surga". [Shahih Bukhari dan Muslim]
7) Tidak mengklaim seseorang dengan
surga atau neraka, ampunan atau murka Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ
يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ (128) وَلِلَّهِ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ
مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [آل عمران :
128-129]
Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam
urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka
karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. Kepunyaan Allah apa yang
ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia
kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. [Ali 'Imran: 128-129]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Bahwa gigi
geraham Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pecah ketika perang
Uhud, dan kepala beliau juga terluka hingga mengalirkan darah, beliau lalu
bersabda:
كَيْفَ يُفْلِحُ قَوْمٌ شَجُّوا نَبِيَّهُمْ
وَكَسَرُوا رَبَاعِيَتَهُ وَهُوَ يَدْعُوهُمْ إِلَى اللَّهِ! فَأَنْزَلَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: { لَيْسَ لَكَ مِنْ الْأَمْرِ شَيْءٌ }
"Bagaimana mungkin suatu kaum akan
beruntung, sedangkan mereka melukai Nabinya dan mematahkan gigi gerahamnya. Sedangkan
ia mengajak mereka untuk beriman kepada Allah! Maka Allah azza wa jalla
menurunkan ayat: '(Kamu tidak memiliki wewenang apa-apa terhadap urusan
mereka…) ' (Qs. Ali Imran: 128). [Shahih Muslim]
Ø Dari Jundab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ
لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ! وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا
الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ
لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
"Pada suatu
ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni si Fulan.' Sementara Allah berfirman: 'Siapa yang bersumpah dengan
kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan?
Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Fulan dan telah memutuskan
amal perbuatanmu."
Kurang lebih begitulah sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. [Shahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ
مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي
الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ
فَيَقُولُ: أَقْصِرْ!
فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي
وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ
لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا
عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا
أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ
فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى
النَّارِ
"Ada dua
orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang dari
mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang
giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia
berkata, "Berhentilah." Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati
suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah." Orang yang
suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau
diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi
Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke
dalam surga." Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya
berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli
ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan
apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa:
"Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan
berkata kepada ahli ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka."
Abu Hurairah berkata:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ
بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ
"Demi Dzat
yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang
mampu merusak dunia dan akhiratnya." [Sunan Abi Daud:Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ
مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا
دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا
يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Sungguh
seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu
kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya
beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat
yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun
dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka." [Shahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ
مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ
الْمَشْرِقِ
"Sesungguhnya
seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke
neraka sejauh antara jarak ke timur." [Shahih Bukhari dan Muslim]
8) Selalu merasa ridha dan yakin.
Meridhai semua yang terjadi, dan yakin
bahwa semuanya dari Allah dan akan memberi yang terbaik bagi hamba-hambaNya
yang beriman.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{قُلْ
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ
بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ
مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ
الْمُتَوَكِّلُونَ} [الزمر: 38]
Katakanlah: "Maka terangkanlah
kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak
mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat
menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku,
apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah
bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. [Az-Zumar:38]
9) Merasa cukup atas pemberian
Allah dan tidak mengharapkan dari selain-Nya.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنِ التَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ
النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنِ التَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ
بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang mencari ridha Allah
sekalipun dibenci oleh manusia maka Allah akan memberinya kecukupan dari
pemberian manusia, dan barangsiapa yang mencari ridha manusia sekalipun dibenci
oleh Allah maka Allah akan membebankan segala urusannya kepada manusia”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
10) Senantiasa merasa hina,
tunduk, dan sangat membutuhkan Allah.
Meyakini bahwa segala yang ia miliki dari
nikmat dunia dan akhirat adalah anugrah Allah semata, tanpa bantuan-Nya maka
semua itu tidak akan ada.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{يَمُنُّونَ
عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ
يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الحجرات: 17]
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu
dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi
nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan
nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah
orang-orang yang benar." [Al-Hujuraat:17]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ»
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا
أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَلاَ
يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ
خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak ada
seorang pun yang masuk surga karena amalannya."
Para sahabat bertanya; "Begitu juga
dengan engkau wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda: "Tidak juga dengan
diriku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku, oleh
karena itu beramallah kalian dengan sempurna dan berusahalah mendekati
kesempurnaan (dalam beramal). Dan janganlah seseorang dari kalian mengharapkan
kematian, jika ia orang baik maka semoga ia menambah kebaikannya, dan jika ia
orang buruk maka semoga ia bertobat". " [Shahih Bukhari dan Muslim]
11) Berpegang teguh pada kebenaran.
Karena senantiasa yakin
bahwa janji Allah pasti terjadi,
Dari Tsauban radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ
خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ» [صحيح
مسلم]
"Senantiasa akan ada sekelompok dari umatku yang menang
di atas kebenaran, tidak dapat membahayakan mereka orang yang menghina mereka,
sampai datang ketetapan Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu".
[Sahih Muslim]
12) Sebagai obat bagi beberapa
penyakit hati, seperti iri dan dengki.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ
قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا
بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا
وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ} [الزخرف:
32]
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. [Az-Zukhruf: 32]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...