بسم الله الرحمن الرحيم
Ma’daan bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy rahimahullah berkata:
لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَقُلْتُ: أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْخِلُنِي اللهُ بِهِ الْجَنَّةَ؟
أَوْ قَالَ قُلْتُ: بِأَحَبِّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ، فَسَكَتَ. ثُمَّ
سَأَلْتُهُ فَسَكَتَ. ثُمَّ سَأَلْتُهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ: سَأَلْتُ عَنْ
ذَلِكَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «عَلَيْكَ
بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ، فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا
رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً» قَالَ
مَعْدَانُ: ثُمَّ لَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لِي مِثْلَ مَا
قَالَ لِي ثَوْبَانُ
Aku menemui Tsauban radhiyallahu ‘anhu bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka aku bertanya: Beritahulah aku tentang amalan yang jika aku
amalkan maka Allah akan memasukkanku ke surga! Atau: Amalan yang paling
dicintai oleh Allah!
Maka ia terdiam, kemudian aku menanyainya lagi namun ia tetap diam,
kemudian aku menanyainya yang ke tiga kali maka ia berkata: Aku telah
menanyakan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka
beliau bersabda: “Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah, karena
sesungguhnya engkau tidak sujud kepada Allah satu sujud kecuali Allah
mengangkatmu dengannya satu derajat dan menghapus darimu dengannya satu dosa”
Ma’daan berkata: Kemudian aku menemui Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu ‘anhu, dan aku menanyainya tentang itu, maka ia menjawabku seperti apa yang
dikatakan Tsauban kepadaku. [Sahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Tauban radhiyallahu ‘anhu.
Lihat di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Tsauban tidak
langsung menjawab pertanyaannya bukan karena tidak tahu, tapi kerena beratnya
perkara yang ditanyakan
Mu'adz
bin Jabal radhiyaallahu
'anhu berkata;
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي
بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ: «لَقَدْ
سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ
عَلَيْهِ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ،
وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ»
'Wahai
Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan memasukkanku ke
surga dan menjauhkanku dari neraka.'
Beliau
menjawab: "Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar,
padahal sungguh ia merupakan perkara ringan bagi orang yang telah Allah jadikan
ringan baginya, yaitu: Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu apa pun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, berhaji ke Baitullah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ، أَلَا
إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ»
"Barangsiapa yang takut
maka dia bergegas, dan barangsiapa yang bergegas niscaya dia akan sampai ke
tempat tujuan, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal,
ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
3. Hadits ini menunjukkan keutamaan shalat sebagai kunci
surga
Jabir bin
Abdullah radhiyaallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مِفْتَاحُ
الْجَنَّةِ الصَّلَاةُ، وَمِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ» [سنن الترمذي: صحيح لغره]
"Kunci
surga adalah shalat, sedang kunci shalat adalah wudhu." [Sunan Tirmidziy:
Shahih ligairih]
4. Shalat
amalan yang paling dicintai oleh Allah
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam:
أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى
وَقْتِهَا»، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قَالَ: ثُمَّ
أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ، وَلَوِ
اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?
Rasulullah menjawab: “Shalat tepat pada waktunya!”
Ibnu Mas’ud berkata: Kemudian apa?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Berbakti
kepada kedua orang tua!”
Ibnu Mas’ud berkata: Kemudian apa?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jihad di jalan
Allah!”
Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menyampaikannya kepadaku, dan seandainya aku terus bertanya maka beliau akan
terus menjawabnya! [Sahih Bukhari dan Muslim]
5.
Shalat mengangkat
derajat di dunia dan di akhirat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ» [صحيح مسلم]
"Dan seseorang tidak
bersikap tawadhu demi Alla kecuali Allah akan mengangkat derajatnya".
[Sahih Muslim]
6.
Shalat menghapuskan
dosa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ
إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا
اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ» [صحيح مسلم]
“Shalat lima waktu, shalat
Jum’at ke Jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah
penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa besar”. [Sahih Muslim]
Terlebih lagi kalau dilaksanakan
secara berjama’ah di masjid
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا تَوَضَّأَ، فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ،
ثُمَّ خَرَجَ إِلَى المَسْجِدِ، لاَ يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلاَةُ، لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً،
إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ، وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ» [صحيح البخاري]
“Jika seseorang berwudhu dan
memperbaiki wudhunya kemudian keluar menuju mesjid, ia tidak keluar kecuali
untuk shalat maka ia tidak melangkah satu langkah keculai diangkat derajatnya
(di surga) satu derajat dan dihapus darinya satu dosa”. [Sahih Bukhari]
Lihat: Amalan Penghapus Dosa
7. Keutamaan
lain dari ibadah shalat:
Diantaranya:
1) Tidak ada ibadah yang Allah wajibkan secara langsung
tanpa perantara selain shalat
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
" فُرِضَتْ عَلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ
الصَّلَوَاتُ خَمْسِينَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا، ثُمَّ نُودِيَ:
يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُ لَا يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ، وَإِنَّ لَكَ بِهَذِهِ
الخَمْسِ خَمْسِينَ " [سنن الترمذي: صحيح]
"Di malam isra` Nabi shallallahu
'alaihi wasallam diberi kewajiban untuk melaksanakan shalat sebanyak lima
puluh kali. Kemudian bilangan tersebut dikurangi hingga menjadi lima kali,
beliau lalu diseru, "Wahai Muhammad, sesungguhnya ketentuan yang ada di
sisi-Ku tidak bisa dirubah, maka engkau akan mendapatkan pahala lima puluh
(waktu shalat) dengan lima (waktu shalat) ini." [Sunan At-Tirmidziy:
Shahih]
2) Shalat adalah media komunikasi hamba dengan Tuhannya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي
صَلاَتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ، أَوْ إِنَّ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ القِبْلَةِ،
فَلاَ يَبْزُقَنَّ أَحَدُكُمْ قِبَلَ قِبْلَتِهِ، وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ
قَدَمَيْهِ» [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya seorang dari
kalian jika berdiri dalam shalat-nya maka sesungguhnya ia sedang bermunajat
(berbicara dengan nada rendah) dengan Tuhannya, atau sesungguhnya Tuhannya
berada antara ia dengan kiblat, maka janganlah seorang dari kalian meludah ke
arah kiblatnya, akan tetapi ke arah kirinya atau ke bawah kedua kakinya”.
[Sahih Bukhari]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي
وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:
{الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي
عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى
عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي
عَبْدِي - وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي - فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي
مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ:
هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ " [صحيح مسلم]
Allah berfirman dalam hadits qudsi: "Aku membagi salat antara Aku
dan hamba-Ku menjadi dua dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta". Maka jika
sang hamba membaca: (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) Allah berkata:
"HambaKu mensyukuriKu", dan jika membaca: (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) Allah berkata:
"HambaKu memujiKu", dan jika membaca:(مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) Allah berkata: "Hamba-Ku pasrah
kepada-Ku", dan jika membaca: (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ)
, Allah berkata: "Ini antara Aku dan
hambaKu, dan untuk hambaKu apa yang ia minta", dan jika membaca:
(اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ) Allah berkata: "Ini untuk hambaKu dan
untuk hambaKu apa yang ia minta". [Sahih Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ
مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ» [صحيح مسلم]
“Saat paling dekat seorang
hamba dari Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo’a”. [Sahih
Muslim]
3) Shalat adalah tiangnya Agama
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ
الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ» [سنن الترمذي:
صحيح]
“Inti agama adalah Islam (dua
kalimat syahadat), tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”. [Sunan
Tirmidzy: Sahih]
Sehingga yang meninggalkan shalat
dihukumi kafir
Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ»
"Perjanjian antara kami dan mereka
adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka dia sungguh telah
kafir'." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
4) Shalat mencegah dari keburukan
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ} [العنكبوت: 45]
Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. [Al-‘Ankabuut: 45]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ فُلَانًا يُصَلِّي بِاللَّيْلِ، فَإِذَا أَصْبَحَ سَرَقَ
قَالَ: " إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُولُ " [مسند أحمد:
صحيح]
Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dan berkata: Sesungguhnya si Fulan mendirikan shalat di
malam hari kemudian jika pagi datang ia mencuri.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Shalatnya akan mencegahnya dari apa yang engkau katakana”. [Musnad
Ahmad: Sahih]
5) Shalat memberikan ketenangan
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ
هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
(21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ} [المعارج: 19 - 23]
Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya. [Al-Ma’aarij: 19-23]
Ø
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam berkata kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu:
«قُمْ
يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Bangkitlah wahai Bilal
(kumandangkan adzan), dan tenangkanlah kami dengan mendirikan shalat!”. [Sunan
Abu Dawud: Sahih]
6) Wasiat terakhir Rasulullah
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda di waktu sakitnya yang membuatnya wafat:
«الصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ»
“Jagalah shalat dan hak harta yang kalian
miliki!”
Dan Rasulullah terus-menerus mengucapkannya
sampai tidak bisa lagi disebutkan oleh lidahnya. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
8. Boleh
menanyakan ulang pertanyaan kepada ulama lain untuk lebih menguatkan.
Ibnu Ad-Dailamiy –rahimahullah- berkata:
"Aku mendatangi Ubay bin Ka'b radhiyallahu 'anhu, lalu aku
katakan kepadanya, "Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku tentang
perkara takdir, maka ceritakanlah kepadaku tentang sesuatu semoga Allah
menghilangkan keresahan itu dari dalam hatiku."
Ubay -radhiyallahu 'anhu- menjawab:
«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ
أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ،
وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ
أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ
مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ
لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ
عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ» [سنن أبي داود:
صحيح]
"Jika Allah menyiksa semua makluk yang ada di langit dan di bumi, maka
itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan atas mereka, dan sekiranya Dia
memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya rahmat-Nya adalah lebih baik dari
amalan yang telah mereka lakukan. Jika engkau bersedekah dengan emas sebesar
gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerimanya hingga engkau
beriman dengan takdir. Dan engkau mengetahui bahwa apa saja yang ditakdirkan
menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan
untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan. Jika engkau meninggal bukan
di atas keyakinan yang demikian ini, maka engkau akan masuk neraka."
Ibnu Ad-Dailamiy berkata, "Kemudian aku
mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu
mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula.
Kemudian aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah
hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu pula." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Keutamaan shalat dalam Al-Qur’an - Keutamaan shalat dalam As-Sunnah - Keutamaan shalat Ashar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...